Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN DISPEPSIA

PADA Ny “S” DI RUANGAN MERPATI


Di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

DI SUSUN OLEH :
RAHMI
17.04.083

CI LAHAN CI INSTITUSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2018
I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan
refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam
lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2007)
Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari kelainan saluran
makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas, perih, mual, yang
kadang¬kadang disertai rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksia,
kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam dari mulut (Hadi, 2009).
Sedangkan menurut Mansjoer, Triyanti, Savitri, Wardhani dan Setiowulan, (2008)
dispepsia merupakan kumpulan keluhan gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak
atau sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.
B. Etiologi
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
6. Gastritis
C. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti
nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi
kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi
pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi
asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls
muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.
D. Manifestasi klinis
1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
E. Penatalaksanaan medik
1. Penatalaksanaan non farmakologis
a. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
b. Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang
berlebihan, nikotin rokok, dan stress
c. Atur pola makan
2. Penatalaksanaan farmakologis
a. Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam
mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross
patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus
DF reponsif terhadap placebo.
b. Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung)
golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik
(mencegah terjadinya muntah).
F. Pemeriksaan diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya
pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan
penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan
penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani,
juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain
1. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan
untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik,
diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil
laboratorium dalam batas normal Radiologis Pemeriksaan radiologis banyak
menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya perlu
dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan
sebaiknya menggunakan kontras ganda.
2. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi) Sesuai dengan definisi bahwa pada
dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.
3. USG (ultrasonografi) Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini
makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu
penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan
setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan.
4. Waktu Pengosongan Lambung Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan
pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada
30 - 40 % kasus.
G. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan pada penderita dispepsia adalah :
1. Suportif
Ditujukan terhadap perubahan pola kebiasaan terutama mengenai jenis makanan yang
berpengaruh.
2. Medikamentosa
Pemakaian antasid dalam jangka pendek dapat mengurangi keluhan pasien. Obat-
obat golongan anti asam yang bekerja sebagai penghambat pompa proton dengan
dosis optimal pada saat awal terapi dan dilanjutkan setengah dosis pada tahap
berikutnya.
H. Pencengahan
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan
yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat
karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak
mengganggu fungsi lambung.
ASUHAN KEPERAWATAN
HARI/TANGGAL : Senin/05 Maret 20I8
JAM : 08.I5
PENGKAJI : Rahmi
RUANG : Merpati
1. INDENTITAS
PASIEN
a. Nama : Ny “S”
b. Jenis kelamin: Perempuan
c. Umur : 68 Thn
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan: Sudah Kawin
f. Pekerjaan : IRT
g. Pendidikan terakhir: SD
h. Alamat : Manunggal 3I
i. No. CM :
j. Diagnostik medis: Dispepsia
k. Gangguan KDM : Gangguan rasa aman dan nyaman nyeri
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Ny “B”
b. Umur : 47 Thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan :
e. Alamat : Manunggal 3I

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
1. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengalami nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu
2. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah di rawat tiga bulan yang lalu dengan penyakit gastritis
3. Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita seperti yang di alami oleh klien.
b. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Genogram

Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Tinggal serumah

c. PENGKAJIAN BIOLOGIS
1) Rasa aman dan nyaman
Pasien merasakan nyeri pada bagian abdomen siang dan malam hari
2) Aktivitas istirahat-tidur
 Mulai tidur : jam 22.00 terkadang bangun kalau merasakan nyeri
 Lamanya tidur 7 jam
3) Cairan
Pasein terpasang cairan RL
4) Nutrisi
 Porsi makan : 3 x/hari
 Jenis makan : bubur, nasi +lauk
5) Eliminasi
 Warna urin : kuning
 Kelainan : tidak ada
6) Kebutuhan oksigenasi dan karbodioksida pernafasan
Pasien tidak terpasang oksigen dan pernapasan pasien normal : 23x/menit.
7) Kardiovaskuler : pasien tidak ada masalah kardiovakuler
8) Personal hygiene : bersih
9) Sex :-
10) Pengkajian psikososial dan spiritual : -
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : sakit/nyeri
TTV:
TD: 130/80 MmHg, S: 36 0C,
N : 88 x/m P : 24 x/m
b. Pemeriksaan kepala kaudal
1) Kulit
 Warna kulit : sawo matang
 Tekstur kulit : keribut dan bersih
2) Kuku
 Keadaan : bersih
 Warna : putih
3) Kepala
 Bentuk kepala : simestris
 Keadaan rambut : bersih,beruban
 Kulit kepala : bersih
4) Mata
 Refleks cahaya : normal, ditandai pada saat dilakukan reflex cahaya mata pasien
langsung berkedip
 Kelainan : tidak ada
5) Hidung
 Fungsi : normal
 Bentuk : simestris
 Kelainan : tidak ada
6) Telinga
 Fungsi : normal, di tandai bisa mendengar pertanyaan perawat
 Bentuk simestris
 Keadaan : bersih
7) Mulut
 Fungsi pengecapan : normal, ditandai bisa memebdakan rasa asin dan manis
 Kebersihan gigi : bersih
 Kelainan bibir : tidak ada
8) Dada paru-paru
 Bentuk : simestris
 Frekuensi nafas : normal,23x/menit
9) Abdomen
 Nyeri : ada nyeri pada bagian epigastrium
10) Genitalia : -

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium :-
b. Radiologi :-
5. TERAPI YANG DIBERIKAN : -
Klasifikasi data

Data subjektif Data objektif


1. Klien menyatakan nyeri uluhati sejak 1. Keadaan umum lemah 2.
dua hari yang lalu 2. Nyeri tekan epigastrium kuadran kanan
2. Klien menyatakan nyeri di rasakan atas
siang dan malam 3. Skala nyeri 3-4
3. Klien menyatakan nyeri timbul pada 4. Klien tampak meringis
saat tidur 5. Penurunan berat badan sebelum sakit kg
4. Klien menyatakan nyeri di rasakan dan setelah sakit kg
seperti tertusuk-tusuk TTV : TD: 130/80 mmHg, S:36 0 C,
5. Klien menyatakan takut tentang N: 88 x/m, P: 24 x/m
penyakitnya 6. Klien nampak cemas
6. Klien menyatakan menyatakan susah 7. Terpasang infuse RL
tidur akibat kondisi lingkungan yang 8. Klien nampak gelisa
kurang mendukung 9. Warna kulit pucat
7. Klien menyatakan kurang nafsu makan 10. Porsi makan tidak dihabiskan
8. Klien menyatakan BAB 1 Kali/ hari
Analisa data

No. Data Masalah Etiologi


1. Ds : Nyeri Tress fisik
 Klien menyatakan nyeri
uluhati sejak satu hari yang Pola makan yang kurang sehat
lalu
 Klien menyatakan nyeri di Penggunaan obat-obatan/jamu,gol
rasakan siang dan malam aspirin,alcohol
 Klien menyatakan nyeri
timbul pada saat tidur Penghancurkan epitel sawar

 Klien menyatakan nyeri di


rasakan seperti tertusuk- Defusi asam kemukosa lambung

tusuk
Do : Kerusakan Integritas mukosa lambung

 Ku lemah
 Klien nampak meringis Pelepasan mediator kimia > sel rady
(histamine, bradikin,serotonin)
 Skala nyeri 3-4
 Klien nampak memegang
Medulla spinalis, Cortex serebri
daerah yang sakit
TTV:
Nyeri
TD: 130/80 MmHg, S: 36 0C,
N : 88 x/m P : 24 x/m
2. Ds : Ansietas Perubahan status
 Klien mengatakan takut
terhdapa penyakitnya kesehatan Respon psikologis
 Klien mengatakan cemas
dengan kondisinya saat ini Ansietas
Do:
 Klien cemas
 Klien nampak gelisah
 Klien selalu bertanya tentang
penyakitnya
TTV:
TD: 130/80 MmHg, S: 36 0C,
N : 88 x/m P : 24 x/m
 Akral hangat
Diagnosa keperawatan

No Diagnosa
1. Diagnosa : Nyeri akut (00132)
Domain 12 kenyamanan
Kelas 1 : kenyamanan fisik
 Klien menyatakan nyeri uluhati sejak satu hari yang lalu
 Klien menyatakan nyeri di rasakan siang dan malam
 Klien menyatakan nyeri timbul pada saat tidur
 Klien menyatakan nyeri di rasakan seperti tertusuk-tusuk
Do :
 Ku lemah
 Klien nampak meringis
 Skala nyeri 3-4
 Klien nampak memegang daerah yang sakit
TTV:
TD: 130/80 MmHg, S: 36 0C,
N : 88 x/m P : 24 x/m
Faktor yang berhubungan
 Agen cedera ( kerusakan integritas mukosa lambung)
2. Diagnosa : Ansietas (00146)
Domain 9 : koping/toleransi stres
Kelas 2 : respons koping
Ds :
 Klien mengatakan takut terhdapa penyakitnya
 Klien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini
Do:
 Klien cemas
 Klien nampak gelisah
 Klien selalu bertanya tentang penyakitnya
TTV:
TD: 130/80 MmHg, S: 36 0C,
N : 88 x/m P : 24 x/m
 Akral hangat
Faktor yang berhubungan
 Perubahan status kesehatan
Rencana keperawatan

No Tujuan dan Intervensi keperawatan Rasional Paraf


kriteria hasil (NOC) (NIC)
1. Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tingkat nyeri a. Berguna dalam pengawasan
keperawatan di harapkan b. Observasi TTV tiap 24 keefektifan obat kemajuan
nyeri berkurang/hilang jam penyembuhan.
dengan kriteria hasil : c. Beri istirahat dengan b. Sebagai indikator untuk
 Nyeri berkurang posisi semi fowler melanjutkan intervensi selanjutnya
dengan skala nyeri d. Anjurkan klien untuk c. Dengan posisi semi fowler dapat
 KU baik menghindari makanan menghilangkan tegangan abdomen
 Klien rileks yang dapat meningkatkan yang bertambah dengan posisi
kerja asam lambung. terlentang.
e. Diskusikan dan ajarkan d. Mencegah terjadi perih pada ulu
tehnik relaksasi. hati/ epigastrium.
f. Kolaborasi dengan tim e. Mengurangi rasa nyeri/ dapat
medis dalm pemberian terkontrol.
obat f. Menghilangkan rasa nyeri dan
mempermudah kerjasama dengan
intervensi terapi lain.
2. Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tingkat kecemasan a. Mengetahui sejauh mana tingkat
keperawatan di harapkan b. Berikan dorongan dan kecemasan oleh klien sehingga
pasien berikan waktu untuk memudahkan dalam tindakan
mendomenstrasikan koping mengungkapkan pikiran selanjutnya.
yang positif dan dan dengarkan keluhanya b. Klien merasa ada yang
mengungkapkan c. Berikan dorongan memperhatikan sehingga klien
penurunan kecemasan spiritual merasa aman dalam segala hal
dengan kriteria hasil: d. Berikan HE (penyuluhan) tindakan yang di berikan
 Klien menyatakan kepada klien dan c. Bahwa segala tindakan yang
memahami tentang keluarganya tentang diberikan untuk proses
penyakitny proses penyakit yang penyembuhan penyakitnya
di alami masih ada yang berkuasa
menyembuhkan yaitu tuhan yang
maha esa.
d. Agar pasien daan keluarga dapat
memahami penyebab dari
penyakitnya.
Implementasi

Hari/TGL Diagnosa Implementasi dan hasil


Senin/05-03- Nyeri Implementasi :
a. Mengkaji tingkat nyeri. Hasil : skala nyeri 3-
2018
4
b. Mengobservasi TTV. Hasil : TD: 130/80
MmHg, S: 36 0C,
N : 88 x/m P : 24 x/m
c. Memberi istiraht dengan posisi semi fowler.
Hasil : posisi klien semi fowler.
d. Menganjurkan klien untuk menghindari makanan
yang dapat meningkatkan kerja asam lambung
seperti makanan pedas (Lombok),makanan bergas
seperti kol dll, yang boleh makanan Lunak (bubur)
e. Mendiskusikan dan mengajarkan tehnik relaksasi
Hasil : klien melakukan tehnik relaksasi dengan
cara menarik nafas dalam dari hidung kemudian
dihembuskan melalui mulut secara perlahan- lahan
jika nyeri terasa
f. Kaloborasi dengan tim medis dalam pemberian
obat. Hasil : injeksi ranitidine 1 amp/8 jam.
Selasa/06-03- Nyeri Implementasi :
a. Mengkaji tingkat nyeri. Hasil : skala nyeri 2-
2018
3
b. Mengobservasi TTV. Hasil : TD: 130/80
MmHg, S: 36 0C,
N : 88 x/m P : 24 x/m
c. Memberi istiraht dengan posisi semi fowler.
Hasil : posisi klien semi fowler.
d. Menganjurkan klien untuk menghindari makanan
yang dapat meningkatkan kerja asam lambung
seperti makanan pedas (Lombok),makanan bergas
seperti kol dll, yang boleh makanan Lunak (bubur)
e. Mendiskusikan dan mengajarkan tehnik relaksasi
Hasil : klien melakukan tehnik relaksasi dengan
cara menarik nafas dalam dari hidung kemudian
dihembuskan melalui mulut secara perlahan- lahan
jika nyeri terasa
f. Kaloborasi dengan tim medis dalam pemberian
obat. Hasil : injeksi ranitidine 1 amp/8 jam.
Rabu/07-03- Nyeri Implementasi :
a. Mengkaji tingkat nyeri. Hasil : skala nyeri 0-
2018
1
b. Mengobservasi TTV. Hasil : TD: 130/80
MmHg, S: 36 0C,
N : 88 x/m P : 24 x/m
c. Memberi istiraht dengan posisi semi fowler.
Hasil : posisi klien semi fowler.
d. Menganjurkan klien untuk menghindari makanan
yang dapat meningkatkan kerja asam lambung
seperti makanan pedas (Lombok),makanan bergas
seperti kol dll, yang boleh makanan Lunak (bubur)
e. Mendiskusikan dan mengajarkan tehnik relaksasi
Hasil : klien melakukan tehnik relaksasi dengan
cara menarik nafas dalam dari hidung kemudian
dihembuskan melalui mulut secara perlahan- lahan
jika nyeri terasa
f. Hentikan kolaborasi dengan tim medis utk
pengobatan, pasien pulang.
Senin/05-03- Ansietas a. Kaji tingkat kecemasan. Hasil : klien masih cemas
2018 b. Berikan dorongan dan berikan waktu untuk
mengungkapkan pikiran dan dengarkan keluhanya.
Hasil: klien mencerikan alasan dan keluh kesannya.
c. Ajari pasein teknik menenagkan diri. Hasil :
pasien belum tenang
d. Berikan HE (penyuluhan) kepada klien dan
keluarganya tentang proses penyakit yang di
alami. Hasil : klien belum mengerti dan
masih cemas
Selasa/06-03- Ansietas a. Kaji tingkat kecemasan. Hasil : klien masih cemas
2018 b. Berikan dorongan dan berikan waktu untuk
mengungkapkan pikiran dan dengarkan keluhanya.
Hasil: klien mencerikan alasan dan keluh kesannya
c. Ajari pasein teknik menenagkan diri. Hasil :
pasien belum tenang
d. Berikan HE (penyuluhan) kepada klien dan
keluarganya tentang proses penyakit yang di
alami. Hasil : klien belum mengerti dan
masih cemas
Rabu/07-03- Ansietas a. Kaji tingkat kecemasan. Hasil :
2018 b. Berikan dorongan dan berikan waktu untuk
mengungkapkan pikiran dan dengarkan keluhanya.
Hasil: klien mencerikan alasan dan keluh kesannya
c. Ajari pasein teknik menenagkan diri. Hasil :
pasien tenang
d. Berikan HE (penyuluhan) kepada klien dan
keluarganya tentang proses penyakit yang di
alami. Hasil : klien mengerti dan sudah tidak
cemas.
Evaluasi

No Diagnosa Tanggal/jam Catatan perkembangan Paraf


keperawatan
1. Nyeri 05-03- S : Klien mengatakan nyeri ulu hati
O :KU lemah, Nampak meringis Skala
2018/11.15
nyeri 3-4
A : Masalah belum teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan masih nyeri ulu hati


O :KU lemah, Nampak meringis Skala
07-03- nyeri 2-3
2018/08.15 A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S: klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi
O:KU baik,nampak tersenyum skala nyeri 0
08-03- A: masalah teratasi
2018/09.10 P: intervensi di hentikan pasien pulang.
2. Ansietas 05-03- S:klien mengatakan cemas dengan kondisinya
2018/11.15 O: klien nampak cemas
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan interensi

S: klien masih cemas dengan konsidinya


O: klien masih nampak cemas
07-03- A: masalah sebagian teratasi
2018/08.15 P: lanjutkan intervensi
S: klien sudah tidak cemas dengan kondisinya
08-03- O: klien nampak tersenyum
2018/09.10 A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan pasien pulang
Daftar pustaka

Arif, Mansjoer (2001) Kapita selekta kedokteran. Edisi ke 3 jilid 2, Media

Asuhan Keperawatan pada klien dengan ganguan sistem pencernaan, edisi pertama,

Jakarta, Salemba Medika. Dwijayanti dkk (2008)

Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta. Hadi, S (2009) Gastrointerologi.

Bandung, P. P. Jakarta Muttaqin, Arif (2011)

Rencana Asuhan keperawatan edisi 3 Jakarta: EGC Haryono, Rudi (2012).

Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta: Salemba Medika Nugroho, Dr. Taufan (2011)

Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC & Kriteria hasil NOC,

Jakarta: EGC WHO (2004) Scalling up Prevention and Control of Non-Communicable Disiase

Anda mungkin juga menyukai