A. PENGERTIAN NUTRISI
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul H, A.
Aziz. 2012).
Nutrisi merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh untuk
mempertahankan kelangsungan fungsinya. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya
sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun
fungsi umum dari nutrisi diantaranya adalah sebagai suber energi, memelihara jaringan
tubuh, mengganti sel yang rusak, serta mempertahankan vitalitas tubuh ( Asmadi, 2008).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dab
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya ( Tarwoto,Wartonah,
2006).
Albumin serum
Zat Besi
Transferin serum
Kreatinin
Hemoglobin
Hematokirit
Keseimbangan nitrogen
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk meliputi penurunan
hemoglobin dan hematokrit, peneurunan nilai limfosit, penurunan albumin serum < 3,5 gr/dl, dan
peningkatan/penurunan kadar kolesterol (Mubarak, 2008).
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi meliputi metode
enteral (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total
(TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada
saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan
lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil
atau melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau hiperalimentasi
intravena (IV H), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan
dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi
parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin dan unsur
renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat
hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan
dilarutkan oleh darah klien. (Nurjanah, 2011)
F. PENGKAJIAN
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi yang
berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor –
faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat area pokok :
1. Pengukuran Fisik Dan Antropometri
Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan dan berat berat badan. Pengukuran antropometri
sistem pengukuran ukran dan ssunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Pengukuran
antropometri yang membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk
perbandingan ketinggian untuk lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah
atas.
2. Tes Laboratorium Dan Biokimia
Tes – tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan, fungsi hati, fungsi
ginjal, dan adanya penyakit. Tes biasanya diguakan untuk mempelajari status nutrisi
termasuk ukuran protein plasma seperti albumin, transferin, retinol yang mengikat
protein, total kapasitas ikatan zat besi, dan hemoglobin. Tes – tes lain digunakan untuk
menentukan status nutrisi termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas
kutaneus, dan ukuran metabolism protein.
3. Riwayat Diet Dan Kesehatan
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, sebaik informasi
tentang pilihan, alergi, masalah dan area yang berhubungan lainnya, seperti kemampuan
klien untuk memperoleh makanan. Selama mengkaji riwayat keperawatan perawat juga
menggabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk menentukan kebutuhan
energy dan membandingkannya dengan asupan makanan.
Faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Status Kesehatan
b. Kultur Dan Agama
c. Status Sosioekonomi
d. Pilihan Pribadi
e. Faktor Psikologis
f. Alcohol Dan Obat
g. Kesalahan Informasi Dan Keyakinan Terhadap Makanan
4. Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi klien tanda –
tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak tepat mempengaruhi semua system
tubuh, petunjuk malnutrisi dapat diobservasi selama pengkajian fisik.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Berhubungan dengan:
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
4) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5) Ketidakmampuan menelan makanan
6) Faktor psikologis
Ditandai dengan:
1) Kram abdomen
2) Nyeri abdomen
3) Menghindari makanan
4) Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
5) Kerapuhan kapiler
6) Diare
7) Kehilangan rambut berlebihan
8) Bising usus hiperaktif
9) Kurang makanan
10) Kurang informasi
11) Kurang minat pada makanan
12) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
13) Kesalahan konsepsi
14) Kesalahann informasi
15) Membran mukosa pucat
16) Ketidakmampuan memakan makanan
17) Tonus otot menurun
18) Mengeluh gangguan sensasi rasa
19) Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
20) Cepat kenyang setelah makan
21) Sariawan rongga mulut
22) Steatorea
23) Kelemahan otot pengunyah
24) Kelemahan otot untuk menelan
b) Gangguan Menelan
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan struktur atau fungsi
oral, faring, atau esofagus
Berhubungan dengan :
Defisit Kongenital
1) Masalah perilaku makan
2) Gangguan dengan hipotonia signifikan
3) Penyakit jantung kongenital
4) Gagal bertumbuh
5) Riwayat makan dengan slang
6) Obstruksi mekanis
7) Gangguan neuromuskular
8) Malnutrisi energi-protein
9) Gangguan pernapasan
10) Anomali saluran napas atas
Masalah Neurologis
1) Akalasia
2) Defek anatomik didapat
3) Paralisis serebral
4) Gangguan saraf kranial
5) Keterlambatan perkembangan
6) Defek esofagus
7) Abnormalitas orofaring
8) Prematuritas
9) Penyakit refluks gastroesofagus
10) Abnormalitas laring
11) Defek laring
12) Defek nasal
13) Defek rongga nasofaring
14) Defek trakea
15) Trauma
16) Cedera kepala traumatik
17) Anomali jalan napas atas
Ditandai dengan :
Gangguan Fase esofagus
1) Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
2) Pernapasan bau asam
3) Bruksisme
4) Nyeri epigastrik
5) Menolak makan
6) Nyeri uluhati
7) Hematemesis
8) Hiperekstensi kepala
9) Bangun malam karena mimpi buruk
10) Batuk malam hari
11) Terlihat bukti kesulitan menelan
12) Odinofagia
13) Regurgitasi isi lambung
14) Menelan berulang
15) Keluhan “ada yang menyangkut”
16) Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
17) Pembatasan volume
18) Muntah
19) Muntahan di bantal
c) Kesiapan Meningkatkan Nutrisi
Suatu pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik dan
dapat ditingkatkan
Ditandai dengan :
1) Sikap terhadap minum sama dengan tujuan kesehatan
2) Sikap terhadap makan sama dengan tujuan kesehatan
3) Mengonsumsi cairan adekuat
4) Mengonsumsi makanan adekuat
5) Makan secara teratur
6) Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat
7) Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
8) Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
9) Mengikuti standar yang tepat untuk asupan
10) Pembuatan cairan yang aman
11) Pembuatan makanan yang aman
12) Penyimpana cairan yang aman
13) Penyimpanan cairan yang aman
Rencana Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan
Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Berat badan 20% atau tinggi badan f. Yakinkan diet yang dimakan mengandung
lebih dibawah berat badan 3. Mampu mengidentifikasi tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Kerapuhan kapiler 4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Diare 5. Menunjukkan peningkatan fungsi h. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
Kehilangan rambut pengecapan dari menelan makanan harian
berlebihan 6. Tidak terjadi penurunan berat i. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Bising usus hiperaktif badan yang berarti j. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
menelan
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Faktor Biologis
Faktor Ekonomi
Ketidakmampuan untuk
mengabsorbsi nutrient
Ketidakmampuan
menelan makanan
Ketidakmampuan untuk
mencerna makanan
Faktor psikologis
2. Gangguan Menelan NOC NIC
Definisi : Setelah dilakukan asuhan 1. Apriration Precautios
Abnormal fungsi mekanisme keperawatan … x 24 jam a. Memantau tingkat kesadaran, reflex batuk,
menelan yang dikaitkan diharapkan masalah keperawatan reflex muntah, dan kemampuan menelan
dengan defisit struktur/fungsi gangguan menelan pada pasien b. Memonitor status paru
oral, faring, atau esophagus. dapat teratasi dengan menjaga/mempertahankan jalan nafas
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : c. Posisi tegak 90 derajat atau sejauh mungkin
Gangguan fase esophagus 1. Dapat mempertahankan makanan d. Jauhkan manset trakea meningkat
Abnormalitas pada fase dalam mulut e. Jauhkan pengaturan hisap yang tersedia
esophagus pada 2. Kemampuan menelan adekuat f. Menyuapkan makanan dalam jumlah kecil
pemeriksaan menelan 3. Pengiriman bolus ke hipofaring g. Periksa penempatan tabung NG atau
Pernapasan bau asam selaras dengan reflex menelan gastrostomy sebelum menyusui
Nyeri epigastrik, nyeri ulu mengosongkan rongga mulut gastrostomy sisa sebelum makan
hati 5. Mampu mengontrol mual dan i. Hindari makan, jika residu tinggi tempat
Regurgitasi isi lambung 11. Mampu melakukan perawatan q. Sarankan barium menelan kue atau video
Alimul H , A. Aziz. 2012. Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Barbara, Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik
Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.
Jakarta:EGC
NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.Jakarta: EGC
Nurjanah, Eka. 2011. Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. (Online). Available :
https://id.scribd.com/doc/71772037/LP-nutrisi (Diakses pada tanggal 24 Agustus
2015 pukul)
Nurarif, A.H, Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action Publishing
Mubarak, Wahit Iqbal.2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : teori dan alikasi
dalam praktik. Jakarta: EGC
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2010.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta:
Salemba Medika
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 4.Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC