Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

NYERI
A. Pengertian nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul,
2006).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir
yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi
Nyeri Internasional); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat hingga akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi.
(NANDA, 2015). Nyeri kronis serangan yang tiba-tiba atau lambat dari
intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).
B. Fisiologi Nyeri.
Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akibat adanya
stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa kimiawi, termal,
listrik, atau mekanis. Stimulasi oleh zat kimiawi diantaranya seperti
histamine, bradikmin, prostaglandin, dan macam-macam asam seperti
adanya asam lambung yang meningkat pada gastritis atau stimulasi yang
dilepaskan apabila terdapat kerusakan pada jaringan. (A.Aziz, 2008 : 121),
Selanjutnya, stimulus yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan
berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis
serabut, yaitu serabut A (delta) yang bermielin rapat dan serabut ramban
(serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A,
mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut C. (A.Aziz, 2008
: 121).
Dalam sumber yang lain dibahas :
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik , emosi , dan perilaku . cara
yang baik untuk memahami pengalaman nyeri , akan membantu
menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut, yakni : resepsi dan reaksi.
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf
saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah
satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna
abu-abu di medulla spinalis.terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan
sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai
otak atau ditransmisi tanpa ahambatan ke kortek serebral, maka otak
menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang
pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam
upaya mempersepsikan nyeri (McNair,1990).
C. Klasifikasi Nyeri.
Di dalam buku ajar kebutuhan dasar manusia (Wahit Iqbal
Mubarok,2008) klasifikasi nyeri dibagi menjadi tiga :
1. Nyeri perifer,nyeri ini terbagi menjadi 3 macam : (1). Nyeri
superfisial,yaitu rasa nyeri yang muncul akibat rangsangan pada kulit
dan mukosa; (2). Nyeri visceral,yaitu rasa nyeri yang muncul akibat
stimulasi pada reseptor nyeri di rongga abdomen,cranium,dan toraks;
(3). Nyeri alih,yaitu nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh
dari jaringan penyebab nyeri.
2. Nyeri sentral yaitu nyeri yang muncul akibat stimulus pada medulla
spinalis,batang otak,dan thalamus.
3. Nyeri psikogenik yaitu nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya.
Dengan kata lain,nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita sendiri.
Seringkali,nyeri ini muncul karena factor psikologis,bukan fisiologis.
Dalam sumber yang lain dibahas klasifikasi nyeri :

1. Berdasarkan sumbernya
a. Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan
subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). (ex: terkena
ujung pisau atau gunting)
b. Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pembuluh Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama
daripada cutaneous. (ex: sprain sendi)
c. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga
abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot,
iskemia, regangan jaringan
2. Berdasarkan penyebab.
a. Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik (Ex: fraktur femur)
b. Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah
diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak
disadari. (Ex: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada
dadanya) Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut
3. Berdasarkan lama/durasinya
a. Nyeri akut. Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya
berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa
kerusakan atau cedera telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada
kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita
untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan
nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit
sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadi
penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan
biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut
dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik
hingga enam bulan.
b. Nyeri kronik. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang
menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar
waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat
dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat
tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit
untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons
terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri
akut dapat menjadi signal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak
berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi
masalah dengan sendirinya.
4. Berdasarkan lokasi/letak
a. Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di
dekatnya (ex: cardiac pain)
b. Referred pain. Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg
diperkirakan berasal dari jaringan penyebab
c. Intractable pain. Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri kanker
maligna)
d. Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian.Tubuh yg hilang
(ex: bagian tubuh yang diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh
karena injuri medulla spinalis

Nyeri secara esensial dapat dibagi atas dua tipe yaitu nyeri adaptif dan
nyeri maladaptif. Nyeri adaptif berperan dalam proses survival dengan
melindungi organisme dari cedera atau sebagai petanda adanya proses
penyembuhan dari cedera. Nyeri maladaptif terjadi jika ada proses
patologis pada sistem saraf atau akibat dari abnormalitas respon sistem
saraf. Kondisi ini merupakan suatu penyakit (pain as a disease).
Pada praktek klinis sehari-hari kita mengenal 4 jenis nyeri:

1. Nyeri Nosiseptif
Nyeri dengan stimulasi singkat dan tidak menimbulkan kerusakan
jaringan. Pada umumnya, tipe nyeri ini tidak memerlukan terapi
khusus karena perlangsungannya yang singkat. Nyeri ini dapat timbul
jika ada stimulus yang cukup kuat sehingga akan menimbulkan
kesadaran akan adanya stimulus berbahaya, dan merupakan sensasi
fisiologis vital. Intensitas stimulus sebanding dengan intensitas nyeri.
Contoh: nyeri pada operasi, nyeri akibat tusukan jarum, dll.
2. Nyeri Inflamatorik
Nyeri dengan stimulasi kuat atau berkepanjangan yang menyebabkan
kerusakan atau lesi jaringan. Nyeri tipe II ini dapat terjadi akut dan
kronik dan pasien dengan tipe nyeri ini, paling banyak datang ke
fasilitas kesehatan. Contoh: nyeri pada rheumatoid artritis.
3. Nyeri Neuropatik
Merupakan nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf perifer
(seperti pada neuropati diabetika, post-herpetik neuralgia,
radikulopati lumbal, dll) atau sentral (seperti pada nyeri pasca cedera
medula spinalis, nyeri pasca stroke, dan nyeri pada sklerosis multipel).
4. Nyeri Fungsional
Bentuk sensitivitas nyeri ini ditandai dengan tidak ditemukannya
abnormalitas perifer dan defisit neurologis. Nyeri disebabkan oleh
respon abnormal sistem saraf terutama hipersensitifitas aparatus
sensorik. Beberapa kondisi umum memiliki gambaran nyeri tipe ini
yaitu fibromialgia, iritable bowel syndrome, beberapa bentuk nyeri
dada non-kardiak, dan nyeri kepala tipe tegang. Tidak diketahui
mengapa pada nyeri fungsional susunan saraf menunjukkan
sensitivitas abnormal atau hiper-responsifitas (Woolf, 2004).
Nyeri nosiseptif dan nyeri inflamatorik termasuk ke dalam nyeri
adaptif, artinya proses yang terjadi merupakan upaya tubuh untuk
melindungi atau memperbaiki diri dari kerusakan. Nyeri neuropatik
dan nyeri fungsional merupakan nyeri maladaptif, artinya proses
patologis terjadi pada saraf itu sendiri sehingga impuls nyeri timbul
meski tanpa adanya kerusakan jaringan lain. Nyeri ini biasanya kronis
atau rekuren, dan hingga saat ini pendekatan terapi farmakologis
belum memberikan hasil yang memuaskan (Rowbotham, 2000;
Woolf, 2004).
D. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa
hal, di antaranya adalah:
1. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir
sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan,
merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan
pengalaman.
2. Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif
dari seseorang yang merasakan nyeri. Dikarenakan perawat tidak mampu
merasakan nyeri yang dialami oleh pasien.
3. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri
yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor
yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol,
obat-obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian,
kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan
toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang
kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-lain.
4. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon
seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan
menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi
oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri, pengalaman
masa lalu, ni
5. lai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas,
usia, dan lain-lain.
E. Macam-Macam Gangguan Nyeri
Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang
mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien
yang mengalami nyeri. Hal ini sangat penting dalam pengkajian nyeri yang
akurat dan memilih terapi nyeri yang baik.
a. Usia
Menurut Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang
mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan
perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat
mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri.
Anak-anak kesulitan untuk memahami nyeri dan beranggapan kalau apa
yang dilakukan perawat dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak yang belum
mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai kesulitan
mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang
tua atau perawat. Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga
perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa
kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan
fungsi (Tamsuri, 2007).
b. Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak mempunyai
perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri.
Masih diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri
sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan
tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu
yang sama. Penelitian yang dilakukan Burn, dkk. (1989) dikutip dari Potter
& Perry, 1993 mempelajari kebutuhan narkotik post operative pada wanita
lebih banyak dibandingkan dengan pria.

c. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang
diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi
terhadap nyeri (Calvillo & Flaskerud, 1991).
Nilai-nilai budaya perawat dapat berbeda dengan nilai-nilai budaya pasien
dari budaya lain. Harapan dan nilai-nilai budaya perawat dapat mencakup
menghindari ekspresi nyeri yang berlebihan, seperti menangis atau
meringis yang berlebihan. Pasien dengan latar belakang budaya yang lain
bisa berekspresi secara berbeda, seperti diam seribu bahasa ketimbang
mengekspresikan nyeri klien dan bukan perilaku nyeri karena perilaku
berbeda dari satu pasien ke pasien lain.
Mengenali nilai-nilai budaya yang memiliki seseorang dan memahami
mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-nilai kebudayaan lainnya
membantu untuk menghindari mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan
harapan dan nilai budaya seseorang. Perawat yang mengetahui perbedaan
budaya akan mempunyai pemahaman yang lebih besar tentang nyeri
pasien dan akan lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-respon
perilaku terhadap nyeri juga efektif dalam menghilangkan nyeri pasien
(Smeltzer& Bare, 2003).
d. Ansietas
Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan
meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua
keadaaan. Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten
antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan
pengurangan stres praoperatif menurunkan nyeri saat pascaoperatif.
Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat
meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak
berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara aktual
dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif untuk
menghilangkan nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan nyeri
ketimbang ansietas (Smeltzer & Bare, 2002).
e. Pengalaman masa lalu dengan nyeri
Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang
dialaminya, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan
yang akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit
mentoleransi nyeri, akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri
tersebut menjadi lebih parah. Reaksi ini hampir pasti terjadi jika individu
tersebut mengetahui ketakutan dapat meningkatkan nyeri dan pengobatan
yang tidak adekuat.
Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian
nyeri selama rentang kehidupannya
f. Efek plasebo
Efek plasebo terjadi ketika seseorang berespon terhadap pengobatan
atau tindakan lain karena sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut
benar benar bekerja. Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah
merupakan efek positif.
Harapan positif pasien tentang pengobatan dapat meningkatkan
keefektifan medikasi atau intervensi lainnya. Seringkali makin banyak
petunjuk yang diterima pasien tentang keefektifan intervensi, makin
efektif intervensi tersebut nantinya. Individu yang diberitahu bahwa suatu
medikasi diperkirakan dapat meredakan nyeri hampir pasti akan
mengalami peredaan nyeri dibanding dengan pasien yang diberitahu
bahwa medikasi yang didapatnya tidak mempunyai efek apapun.
Hubungan pasien –perawat yang positif dapat juga menjadi peran yang
amat penting dalam meningkatkan efek plasebo (Smeltzer & Bare, 2002).
g. Keluarga dan Support Sosial
Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah
kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan
nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport, membantu atau
melindungi. Ketidakhadiran keluarga atau teman terdekat mungkin akan
membuat nyeri semakin bertambah. Kehadiran orangtua merupakan hal
khusus yang penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri (Potter &
Perry, 1993).
h. Pola koping
Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di
rumah sakit adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-menerus
klien kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol lingkungan
termasuk nyeri. Klien sering menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri
baik fisik maupun psikologis. Penting untuk mengerti sumber koping
individu selama nyeri. Sumber-sumber koping ini seperti berkomunikasi
dengan keluarga, latihan dan bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana
untuk mensupport klien dan menurunkan nyeri klien.
Sumber koping lebih dari sekitar metode teknik. Seorang klien mungkin
tergantung pada support emosional dari anak-anak, keluarga atau teman.
Meskipun nyeri masih ada tetapi dapat meminimalkan kesendirian.
Kepercayaan pada agama dapat memberi kenyamanan untuk berdo’a,
memberikan banyak kekuatan untuk mengatasi ketidaknyamanan yang
datang (Potter & Perry, 1993).
F. Cara Mengukur Intensitas Nyeri
Skala nyeri menurut Hayward
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol
dengan aktifitas yang biasa dilakukan
10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol
Skala nyeri menurut McGill
Skala Keterangan
1 Tidak nyeri
2 Nyeri sedang
3

Nyeri berat
4 Nyeri sangat berat
5 Nyeri hebat
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Pemenuhan
KebutuhanGangguan Nyeri

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam
menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt
diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
2. Anamnese
Identitas penderita : Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
1) Keluhan Utama / Alasan MRS
 Keluhan yang dirasakan paling mengganggu.
 Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau,
adanya nyeri pada luka.
2) Riwayat Penyakit Sekarang

Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta


upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.

a. P (Provoking/Paliatif)
 Apakah yang menyebabkan nyeri?
 Apa saja yang dapat mengurangi & memperberat nyeri itu?
 Kejadian awal apakah yang Anda lakukan sewaktu gangguan pertama
kali dirasakan?
 Apakah yang menyebabkan nyeri?
 Posisinya bagaimana?
 Aktivitas tertentu yang Anda lakukan?
 Penjelasan lebih lanjut?
 Untuk gangguan psikologis: Apakah nyeri terasa sewaktu Anda
merasa tidak beraktivitas?
 Apakah yang menghilangkan gangguan?
 Apakah yang memperburuk gejala?
b. Q (Quality & Quantity / Kualitas & Kuantitas)
 Bagaimana gangguan dirasakan, nampak / terdengar?
 Sejauh mana Anda merasakan sekarang?
 Kualitas ?
 Bagaimana gangguan dirasakan, nampak / terdengar?
 Kuantitas?
 Sejauh mana gangguan dirasakan sekarang. Sangat dirasakan hingga
tidak bisa melakukan aktifitas?
 Lebih parah atau lebih ringan dari yang dirasakan sebelumnya?
c. R (Regional/Area/Radiasi)
 Dimana gangguan nyeri dirasakan?
 Apakah nyerinya menyebar?
 Apakah merambat pada punggung atau lengan, merambat pada leher
atau kaki?
d. S (Severity/Skala Keparahan)
 Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala?
Perlengkapan yang dilakukan pada pasien, adalah:
1. Respiratory : bagaimana saluran pernapasan, jenis pernapasan, bunyi
pernapasan.
2. Sirkulasi : tensi, nadi, respirasi, dan suhu, warna kulit, dan refill kapiler.
3. Persarafan : tingkat kesadaran.
4. Balutan :
 Apakah ada tube, drainage ?
 Apakah ada tanda-tanda infeksi?
 Bagaimana penyembuhan luka ?
5. Peralatan :
 Monitor yang terpasang.
 Cairan infus atau transfusi.
6. Rasa nyaman : rasa sakit, mual, muntah, posisi pasien, dan fasilitas ventilasi.
7. Psikologis : kecemasan, suasana hati setelah operasi.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat penyakit – penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi
insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung,
obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun
obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang
juga menderita nyeri atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
5) Riwayat Psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap
penyakit penderita.
B. Pemeriksaan Fisik
a) Status Kesehatan Umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan
dan tanda – tanda vital.
 Kepala dan Leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah,
gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda,
diplopia, lensa mata keruh.
 Sistem Integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
 Sistem Pernafasan
C. Penatalaksanaan Perawatan
Assesment
Pengkajian ini meliputi obyektif dan subyektif.
1. Data subyektif meliputi :
 Nyeri yang sangat pada daerah perut.
2. Data obyektif meliputi :
 Napas dangkal
 Tensi turun
 Nadi lebih cepat
 Abdomen tegang
 Defense muskuler positif
 Berkeringat
 Bunyi usus hilang
 Pekak hati hilang
D. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di
abdomen
 Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
 Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
 Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang
pecah di otak
1. Nyeri ringan 1 (farmakologi 1)
 Aspirin 325 - 650 mg 4 jam sekali
 Asetaminofet 325 - 650 mg 4 - 6 jam sekali
2. Nyeri ringan (farmakologi II)
 Ibuprofen 200 mg 4 - 6 jam sekali
 Sodium awalan 440 mg selanjutnya 220 mg 8 - 12 Jam sekali
 Ketoproten 12, 5 mg 4 - 6 jam sekali
3. Nyeri Sedang ( farmakologi tingkat III)
 Asetaminofen 4 - 6 jam sekali
 Ibuprofen 4 - 6 jam sekali
 Sodium Naproksen 8 - 12 jam sekali
4. Nyeri Sedang (farmakologi tingkat VI)
 Tramadol 50 - 100 mg 4 - 6 jam sekali
5. Nyeri Berat (farmakologi tingkat VII)
 Morfin bila terapi non narkotik tidak efektif Dan ada riwayat terapi
narkotik untuk nyeri.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa I
Nyeri akut b/d agens cedera biologis
Nyeri Akut (00132)
Definisi : pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial.
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
Batasan Karateristik : ekspresi wajah nyeri,sikap melindungi area
nyeri,sikap tubuh melindungi
2. Diagnosa II
Nyeri Kronis b/d keletihan
Nyeri Kronis (00133)
Definisi : pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial.
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
Batasan Karateristik : hambatan kemampuan meneruskan aktivitas
sebelumnya,perubahan pola tidur,ekspresi wajah nyeri
F. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1. Domain 12 : Domain IV : Domain I : Fisiologi


Kenyamanan Pengetahuan Dasar
Tentang
Kelas 1 : Kenyamanan Kelas E : Peningkatan
Kesehatan &
Fisik Kenyamanan Fisik
Perilaku
Kode : (00132) (1400) Manajemen
Kelas Q :
Nyeri :
Nyeri akut b/d agens Perilaku Sehat
cedera biologis 1. Lakukan pengkajian
(1605) Kontrol
nyeri komprehensif yang
Ds : Nyeri :
meliputi
- Klien mengatakan Setelah dilakukan lokasi,karateristik,onset/
kesakitan dan nyeri tindakan durasi,kualitas,intensitas,
ketika keperawatan atau beratnya nyeri dan
menggerakkan selama 1x24 jam faktor pencetus.
tangan kirinya diharapkan
2. Pastikan perawatan
- Klien mengatakan kontrol nyeri
analgesik bagi pasien
nyeri pada bagian pasien dapat
dilakukan dengan
dada sebelah kiri terpenuhi dengan
pemantauan ketat
sampai leher kriteria :
Do : 3. Gali pengetahuan dan
- 160502
kepercayaan pasien
- Klien nampak Mengenali
mengenai nyeri
wajah kesakitan kapan
ketika tangan nyeri 4. Gali bersama pasien
kirinya digerakkan terjadi faktor-faktor yang dapat
karena cedera - 160501
biologis Menggam
- Skala nyeri klien : barkan menurunkan atau
P : Saat bergerak faktor memperberat nyeri
Q: Tertusuk-tusuk penyebab
5. Ajarkan prinsip-
R : Dada kiri - 160503
prinsip manajemen nyeri
sampai ke lengan Mengguna
Kiri kan 6. Ajarkan pasien dengan
S : 5-6 tindakan penggunaan teknik non
T : Mendadak dan pencegaha farmakologi
hanya beberapa n
menit - 160504
Mengguna
kan
tindakan
pengurang
an nyeri
tanpa
analgesik
- 160505
Mengguna
kan
analgesik
yang
direkomen
dasikan
- 160509
Mengenali
apa yang
terkait
dengan
gejala
nyeri
2. Domain 12 : Domain IV : Domain I : Fisiologi
Kenyamanan Pengetahuan Dasar
Tentang
Kelas 1 : Kenyamanan Kelas E : Peningkatan
Kesehatan &
Fisik Kenyamanan Fisik
Perilaku
Kode : (00133) (1400) Manajemen
Kelas Q :
Nyeri :
Nyeri Kronis b/d Perilaku Sehat
keletihan 1. Lakukan pengkajian
(1605) Kontrol
nyeri komprehensif yang
Ds : Nyeri :
meliputi
- Klien mengatakan Setelah dilakukan lokasi,karateristik,onset/
kesakitan dan nyeri tindakan durasi,kualitas,intensitas,
ketika keperawatan atau beratnya nyeri dan
menggerakkan selama 1x24 jam faktor pencetus.
tangan kirinya diharapkan
2. Pastikan perawatan
- Klien mengatakan kontrol nyeri
analgesik bagi pasien
nyeri pada bagian pasien dapat
dilakukan dengan
dada sebelah kkiri terpenuhi dengan
pemantauan ketat
sampai leher kriteria :
Do : 3. Gali pengetahuan dan
- 160502
kepercayaan pasien
- Klien nampak Mengenali
mengenai nyeri
wajah kesakitan kapan
ketika tangan nyeri 4. Gali bersama pasien
kirinya digerakkan terjadi faktor-faktor yang dapat
karena cedera - 160501 menurunkan atau
biologis Menggam memperberat nyeri
- Skala nyeri klien : barkan
P : Saat bergerak
Q: Tertusuk-tusuk faktor 5. Ajarkan prinsip-
R : Dada kiri penyebab prinsip manajemen nyeri
sampai ke lengan - 160503
6. Ajarkan pasien dengan
Kiri Mengguna
penggunaan teknik non
S : 7-10 kan
farmakologi
T : Mendadak dan tindakan
hanya beberapa pencegaha
menit n
- 160504
Mengguna
kan
tindakan
pengurang
an nyeri
tanpa
analgesik
- 160505
Mengguna
kan
analgesik
yang
direkomen
dasikan
- 160509
Mengenali
apa yang
terkait
dengan
gejala
nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo, R (2011). Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta : EGC
hal : 87.
Shone, N. (2009). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan. Hlm : 76-80
Ramali. A. (2000). Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Jakarta :
Djambatan.
Syaifuddin. (2007). Anatomi fisiologi untuk siswa perawat.edisi-2. Jakarta : EGC.
Hlm : 123-136.
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63
Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:
EGC. Hlm 1502-1533
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An Affiliate
Of Elsefer.
Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2010.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
: EGC
http://www.asuhankeperawatansari.blogspot.com/2012/24-Maret/etc.

Anda mungkin juga menyukai

  • STEMI
    STEMI
    Dokumen18 halaman
    STEMI
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Askep Ca Laring
    Askep Ca Laring
    Dokumen22 halaman
    Askep Ca Laring
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Sop Tehnik Relaksasi Napas Dalam
    Sop Tehnik Relaksasi Napas Dalam
    Dokumen3 halaman
    Sop Tehnik Relaksasi Napas Dalam
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Vericela
    LP Vericela
    Dokumen17 halaman
    LP Vericela
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Tugas Katim
    Manajemen Tugas Katim
    Dokumen3 halaman
    Manajemen Tugas Katim
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Trauma Panggul
    Trauma Panggul
    Dokumen9 halaman
    Trauma Panggul
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Inc
    LP Inc
    Dokumen31 halaman
    LP Inc
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Ca Buli
    LP Ca Buli
    Dokumen16 halaman
    LP Ca Buli
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PENDAHULUAN Efusi Pleura Ic Benar
    LAPORAN PENDAHULUAN Efusi Pleura Ic Benar
    Dokumen22 halaman
    LAPORAN PENDAHULUAN Efusi Pleura Ic Benar
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Urinaria
    Fungsi Urinaria
    Dokumen2 halaman
    Fungsi Urinaria
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Febris
    LP Febris
    Dokumen5 halaman
    LP Febris
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Nyeri
    LP Nyeri
    Dokumen21 halaman
    LP Nyeri
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • STEMI
    STEMI
    Dokumen19 halaman
    STEMI
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Nyeri
    LP Nyeri
    Dokumen21 halaman
    LP Nyeri
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Nyeri
    LP Nyeri
    Dokumen21 halaman
    LP Nyeri
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Kebutuhan Nyeri Fatma
    LP Kebutuhan Nyeri Fatma
    Dokumen12 halaman
    LP Kebutuhan Nyeri Fatma
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Panti Werdha
    Sejarah Panti Werdha
    Dokumen2 halaman
    Sejarah Panti Werdha
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Pathway
    Pathway
    Dokumen1 halaman
    Pathway
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Sop Mengukur Tanda
    Sop Mengukur Tanda
    Dokumen4 halaman
    Sop Mengukur Tanda
    uchy
    Belum ada peringkat
  • LP Nyeri
    LP Nyeri
    Dokumen21 halaman
    LP Nyeri
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Kebutuhan Nyeri Fatma
    LP Kebutuhan Nyeri Fatma
    Dokumen12 halaman
    LP Kebutuhan Nyeri Fatma
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Astk Ekg
    Astk Ekg
    Dokumen3 halaman
    Astk Ekg
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • BERKAS
    BERKAS
    Dokumen6 halaman
    BERKAS
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • KDP SOP Attachment-1
    KDP SOP Attachment-1
    Dokumen11 halaman
    KDP SOP Attachment-1
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Latihan
    LP Latihan
    Dokumen12 halaman
    LP Latihan
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • LP Nutrisi
    LP Nutrisi
    Dokumen26 halaman
    LP Nutrisi
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Kolegium Keperwatan
    Kolegium Keperwatan
    Dokumen3 halaman
    Kolegium Keperwatan
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • BERKAS
    BERKAS
    Dokumen6 halaman
    BERKAS
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat
  • Askep CKR
    Askep CKR
    Dokumen22 halaman
    Askep CKR
    Anonymous mDv5QDcp
    Belum ada peringkat