PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
TAUFIK
NIM. 4201.0112.A.053
BAB I
PENDAHULUAN
akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan
Cemas merupakan suatu keadaan emosi tanpa suatu objek yang spesifik dan
pengalaman subjektif dari individu serta dan tidak dapat diobservasi dan dilihat
secara langsung. Cemas berbeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut adalah
adanya suatu objek sumber yang spesifik dan dapat diidentifikasi serta dapat
kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab atau
objek yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak
Cemas merupakan bagian dari kehidupan sehari hari. Kecemassan selalu ada
dan bukan milik masyarakat atau budaya tertentu. Kecemasan melibatkan fisik
seseorang, persepsi diri, dan hubungan orang lain, menjadikan kecemasan sebagai
2
konsep dasar dalam studi keperawatan kesehatan jiwa dan perilaku manusia.
pengobatan untuk berbagai gejala yang 1disebabkan oleh kecemasan, seperti nyeri
Sebagianbesarpasienyangakanmenjalanioperasimengalamikecemasan
karenamenganggaptindakanoperasimerupakanpengalamanyangmenakutkan.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2007,
Amerika Serikat menganalisis data dari 35.539 klien bedah dirawat di unit
perawatanintensifantara1Oktober2003sampai30September2006,sebanyak
8.922 klien (25,1%) mengalami kondisi kejiwaan dan 2.473 klien (7%)
mengalami kecemasan. Pada tahun 2007 401 RSU Depkes dan Pemda di
menuruttingkatkelasA,B,C,danD,datatersebutdiklasifikasikanberdasarkan
jenisoperasi.PadakelasAjumlahoperasimayoradalah8.364klien(16,2%),
kelas B jumlah operasi mayor adalah 76.969 (19,8%), pada kelas C jumlah
operasimayoradalah65.987(34,0%),danpadakelasDjumlahoperasimayor
adalah3.307(41,0%).(3)
reaksi emosional pasien yang sering muncul. Hal ini sebagai respon antisipasi
pasien terhadap suatu pengalaman yang dianggap sebagai suatu ancaman terhadap
individu. Melalui dzikir seorang individu menjadi bersih hatinya dari belenggu
mengikat tali cinta kebersamaan dengan tuhan dalam pengawasan dan penjagaan,
dan menimbulkan sinaran dan cahaya ilahi dalam hati sehingga terbebas dari
hati.(5)
dalam bentuk ucapan-ucapan lisan, gerakan hati atau gerakan anggota badan yang
mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa dengan cara-cara yang diajarkan
dari membaca dzikir terhadap kecemasan pada pasien pre operasi di RS PKU
intraoperatif dan pascaoperatif. Masing-masing dari tiap fase ini dimulai dan
keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat dengan menggunakan proses
keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke
operasi.(8)
5
Data dari Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon pasien pre operatif sedang
dari bulan Desember tahun 2015 sampai dengan bulan Januari tahun 2016
pasien pre operatif di ruang rawat inap Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Sedang di Ruang Rawat Inap Rumah
adalah apakah ada pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien
pre operatif sedang di ruang rawat inap Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon tahun
2016 ?.
pada pasien pre operatif sedang di ruang rawat inap Rumah Sakit Ciremai Kota
pasien pre operatif sedang di ruang rawat inap Rumah Sakit Ciremai
pasien pre operatif sedang di ruang rawat inap Rumah Sakit Ciremai
kecemasan pada pasien pre operatif sedang di ruang rawat inap Rumah
kecemasan pasien pre operatif. Subjek penelitian ini adalah semua pasien pre
operasi sedang di ruang rawat inap Rumah Sakit Ciremai Cirebon tahun 2016.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2016. Alasan penelitian ini
dilakukan karena masih banyaknya pasien pre operatif sedang yang mengalami
kecemasan pada saat akan dilakukan operasi di Rumah Sakit Ciremai Kota
Cirebon. Jenis penelitian ini menggunakan. rancangan pra eksperimen one group
Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat bagi teoritis
ilmupengetahuankhususnyatentangpengaruhdzikirterhadappasien
preoperasiyangmengalamikecemasan,sertadapatdigunakansebagai
bahanpustakaataubahanperbandinganuntukpenelitianselanjutnya.
b. Bagi Peneliti
tambahan data baru yang relavan yang terkait dengan dzikir dapat
keperawatanmedikalbedahdankeperawatankritisdalammemberikan
asuhankeperawatanpadapasienyangmengalamikecemasanmasapre
operasi.
b. Bagi Perawat
8
keperawatan.
c. Bagi Pasien
spiritual pasien agar pasien dapat lebih tenang dan ikhlas dalam
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi atau
masing-masing dari setiap fase ini dimulai dan berakhir pada waktu tertentu dalam
mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan
keperawatan.(10)
keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir pasien dikirim ke meja
wawancara pra operatif dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dan
2) Urgen
3) Diperlukan
11
atau bulan.
4) Elektif
tidak dilakukan.
5) Pilihan
klien).
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat
2) Minor
1. Operasi besar khusus (Operasi besar yang memiliki tingkat kesulitan yang
3. Operasi sedang (Operasi yang tidak terlalu sulit dan tidak butuh waktu lama
operasi yang dianggap mudah dan tidak butuh waktu lama dalam
4. Operasi kecil (Operasi yang dianggap mudah dan cukup bius lokal).(13)
operatif yang diberikan secara terstruktur dapat mempersingkat waktu rawat pasien
di rumah sakit.(14)
klien untuk kembali bekerja atau aktivitas lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Empat dimensi penyuluhan pra operatif yang diidentifikasi penting bagi klien : (15)
1. Informasi, antara lain apa yang akan terjadi pada klien, kapan, dan apa yang
akan dialami klien, seperti sensasi dan ketidaknyamanan yang akan dirasakan.
Perawat perlu mendengarkan klien dengan cermat dan penuh perhatian untuk
menurunkan kecemasan klien. Hal ini termasu apa yang akan dijalani klien,
perilaku yang diinginkan, aktivitas perawatan diri, dan apa yang dapat
spirometer insentif.
1. Persiapan Mental
pembedahan karena selalu ada rasa cemas atau tajut terhadap penyuntikan,
2. Persiapan Fisik
anestesia. Sehingga dapat terjadi aspirasi isi lambung yang merupakan suatu
Oleh karena itu, pasien dipuasakan selama enam jam sebelum pembedahan.(16)
14
Penderita harus mandi atau dimandikan dengan sabun atau larutan antiseptik,
seperti klorhek atau larutan yang mengandung yodium, selain itu harus bebas
infeksi sehingga operasi elektif harus ditunda selama ada infeksi kulit.(16)
asam sehingga stabilitas miokard meningkat dan keadaan syok tidak dapat
dengan selimut hangat atau dimandikan dengan air hangat 40oC. suhu air harus
gangguan perfusi organ vital seperti jantung dan otak harus diatasi sebelum
dibawah 90 mmHg.(16)
cairan. Jika diuresis mencapai 30 ml/jam, lidah lembap, mukosa lain tampak
basah. Dan turgor kulit memadai. Hidrasi penderita dapat dianggap normal.
15
Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa juga harus dikoreksi. Pada
penderita diabetes mellitus bila perlu dilakukan koreksi kadar gula darah dan
ketonuria.(16)
3. Keadaan Gizi
khusus untuk masalah gizi. Pada umumnya mereka dapat berpuasa untuk
waktu tertentu sesuai penyakit dan pemebedahannya. Akan tetapi, tidak jarang
juga penderita datang dalam keadaan gizi yang kurang baik. Misalnya yang
terjadi pada penderita penyakit saluran cerna, keganasan, infeksi kronik, dan
trauma berat.(16)
hasil operasi.(16)
Puasa selama 3-4 hari yang pada umumnya dijalankan oleh pasien bedah.
gizi yang kurang memuaskan adalah bila berat badan turun lebih dari 10%
dalam waktu singkat. Berat badan terakhir kurang dari 80% berat badan
5. Kebutuhan Nutrisi
16
(4,7 x umur )
(6,9 x umur)
6. Diit
Kecuali pada bedah perut dimana pasien mendapat diit rendah residu,
makanan biasa diberikan satu hari sebelum operasi, tapi 8 jam sebelum operasi
pasien tidak diperbolehkan makan. Diit harus sesuai dengan kondisi sebelum
atau minum pada saat hars puasa ahli bedah harus diberitahu, karena operasi
7. Persiapan Perut
saluran pencernaan atau pelvis, perineal, daerah perineal. Bila huknah sebelum
bedah kurang berhasil, harus diulangi. Tujuan dari huknah sebelum operasi
yang lebih baik kepada daerah yang akan dioperasi, mencegah konstipasi atau
8. Persiapan Kulit
sedapat mungkin daerah operasi dari mikro organisme, dalam beberapa contoh
memadai. Pada operasi tertentu, seperti pemasangan alat pada orthopedi dapat
bedah dan memperkenalkan diri kepada para petugas kamar bedah. Perawat
dari unit yang ditugaskan untuk ke kamar bedah meneliti status pasien
2.2 Kecemasan
2.2.1 Pengertian Kecemasan
menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-
hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat
diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek
18
keseimbangan hidup.(1)
yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak
berdaya.(1)
merupakan gejala utama (gangguan kecemasan umum dan gangguan panik) atau
jika orang mengalaminya dari peristiwa yang oleh sebagian besar tidak dianggap
stres.(18)
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu
sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang
membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh
psikoanalitik, teori interpersonal, teori perilaku, teori keluarga, dan teori biologi.
(1)
1. Teori Psikoanalitik
timbul secara otomatis akibat dari stimulus internal dan eksternal yang
1) Kecemasan primer
2) Kecemasan subsekuen
Sejalan dengan peningkatan ego dan usia, Freud melihat ada jenis
bahaya.
20
2. Teori Interpersonal
ditentukan oleh hubungan ibu dan anak pada awal kehidupannya, bayi
dan diyakini bahwa ibunya setuju atau tidak setuju dengan perilaku itu.(1)
kemampuannya.
3. Teori Perilaku
dialami. Kecemasan dapat juga muncul melalui konflik antara dua pilihan
yang saling berlawanan dan induvidu harus memilih salah satu. Konflik
21
4. Teori Keluarga
kecemasan selalu ada pada tiap-tiap keluarga dalam berbagai bentuk dan
sifatnya heterogen.
5. Teori Biologi
sel dan memperlambat aktivitas sel. Teori ini menjelaskan bahwa individu
Terkait dengan faktor ini ada dua kelompok faktor dalam presipitasi
kecemasan, yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan terhadap harga diri.(1)
1) Sumber internal
2) Sumber eksternal
tinggal.
Ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan,
1) Respon fisiologi: sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
3) Respon prilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada
dengan arahan orang lain. Pada tingkat ini, biasanya menimbulkan beberapa
respon seperti:
1) Respon fisiologi: sering nafas pendek, nadi (ekstra systole) dan tekanan
bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, perasaan tidak aman.
sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak
menyelesaikan masalah.
cepat, blocking.
4. Panik
1) Respon fisiologi: nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada,
25
2) Respon kognitif: lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat berfikir logis.
persepsi kacau.
rangsang akan dikirim melalui saraf simpatis ke kelenjar adrenal yang akan
orang lain.
3. Respon kognitif
4. Respon afektif
(tidak ada) 4 (berat). HARS adalah satu dari skala penelitian utama yang
kecemasan. Sejak pertama kali dikenalkan Max Hamilton pada tahun 1959, dan
sudah digunakan secara meluas dan diterima untuk evaluasi kecemasan pada uji
coba klinik yang termasuk dalam National insitute of menthal healths early
1. Perasaan cemas:
1 Firasat buruk
2 Takut akan pikiran sendiri
3 Mudah tersinggung
2. Ketegangan:
1) Merasa tegang
2) Lesu
3) Mudah terkejut
4) Tidak dapat istirahat dengan nyenyak
5) Mudah menangis
6) Gemetar
7) Gelisah
3. Ketakutan:
1) Takut akan gelap
2) Ditinggal sendiri
3) Pada orang asing
4) Pada binatang besar
5) Pada keramaian lalu lintas
6) Pada kerumunan banyak orang
4. Gangguan tidur:
1 Sukar memulai tidur
2 Terbangun pada malam hari
3 Tidak pulas
4 Mimpi buruk
28
1 Sering kencing
2 Tidak dapat menahan kencing
3 Menstruasi tidak teratur
4 Firginitas menjadi dingin
13. Gejala vegetatif:
1) Mulut kering
2) Muka kering
3) Mudah berkeringat
4) Pusing/sakit kepala
5) Bulu roma berdiri
14. Tingkah laku saat wawancara:
1) Gelisah
2) Tidak tenang
3) Mengerutkan dahi, muka tegang
4) Tonus/ketegangan otot meningkat
5) Nafas pendek dan cepat
6) Muka merah
2.3 Dzikir
2.3.1 Pengertian
Dzikir sebagaimana yang kita pahami selama ini adalah ucapan lisan,
gerakan raga, maupun getaran hati sesuai dengan cara-cara yang diajarkan agama
dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Alllah. Dzikir dalam arti sempit
Dzikir dengan lisan adalah menyebut-nyebut Allah atau apa yang berkaitan
dengannya, seperti mengucapkan tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan lain lain. Bisa
juga pengucapan lidah disertai dengan kehadiran hati, yakni membaca kalimat
kalimat tersebut dengan kehadiran hati dengan kebesaran Allah yang dilukiskan
Allah dimana dan kapan saja, serta kesadaran akan kebersamaannya dengan
30
raya ini serta bantuan dan pembelaannya terhadap hamba-hambanya yang taat.(21)
dalam bentuk ucapan-ucapan lisan, gerakan hati atau gerakan anggota badan yang
mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa dengan cara-cara yang diajarkan
Illallah, dan Allahu Akbar lebih aku sukai dari semua yang terkena sinar
matahari.(22)
Dzikir dalam pengertian khusus adalah segala lafadz (ucapan) yang disukai
shalihat.(5)
Arti dzikir dari segi bahasa, dzikir berasal dari kata dzakara, yadzkuru,
ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat diartikan
pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan
lisan. Sedangkan dari segi peristilahan, dzikir tidak terlalu jauh pengertiannya
mengulang-ulangnya.
d. Pujian kepada ahli dzikir, dan kabar gembira tentang apa yang telah
ampunan-Nya.
e. Berita tentang kerugian bagi orang yang lalai untuk berdzikir karena
urusan lain.
f. Allah Subhanahu wa Taala telah menjadikan dzikir sebagai sebab
dan ruhnya; apabila suatu amal shalih tidak disertai dzikir kepada Allah,
maka bertebaranlah kamu dimuka bumi; dan carilah karunia Allah dan
e. Surat Ali Imran ayat 135 : Dan (juga) orang-orang yang apabila
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka
f. Surat Ali Imran ayat 190 : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
Untuk melakukan dzikir, seseorang tidak harus berdiam diri dalam satu
tempat kemudian membaca lafadz dzikir, terapi dzikir (mengingat allah SWT)
dapat dilakukan dalam setiap saat, sambil berdiri, duduk, atau berbaring.
Firman Allah :
dzikir atas tiga bagian: dzikir jali (dzikir jelas, nyata), dzikir khafi (dzikir samar-
a. Dzikir Jali
Ialah suatu perbuatan mengingat Allah swt. dalam bentuk ucapan lisan yang
mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa kepada Allah swt. yang lebih
menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerak hati. Mula-mula dzikir ini
diucapkan secara lisan, mungkin tanpa dibarengi ingatan hati. Hal ini biasanya
b. Dzikir Khafi
34
Adalah dzikir yang dilakukan secara khusyuk oleh ingatan hati, baik disertai
dzikir lisan ataupun tidak. Orang yang sudah mampu melakukan dzikir seperti ini
merasa dalam hatinya senantiasa memiliki hubungan dengan Allah swt. Ia selalu
merasakan kehadiran Allah swt. kapan dan dimana saja. Dalam dunia sufi terdapat
ungkapan bahwa seorang sufi, ketika melihat suatu benda apa saja, bukan melihat
benda itu, tetapi melihat Allah swt. Artinya, benda itu bukanlah Allah swt., tetapi
tidak hanya melihat benda itu akan tetapi juga menyadari akan adanya Khalik
c. Dzikir Haqiqi
Yaitu dzikir yang dilakukan dengan seluruh jiwa raga, lahiriah dan batiniah,
kapan dan dimana saja, dengan memperketat upaya memelihara seluruh jiwa raga
dari larangan Allah swt. dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Selain itu
tiada yang diingat selain Allah swt. Untuk mencapai tingkatan dzikir haqiqi ini
perlu dijalani latihan mulai dari tingkat dzikir jali dan dzikir khafi.
Ghofur dalam karyanya Rahasia dzikir dan doa, diantaranya ialah :(25)
Setan tak pernah berhenti untuk menggelincirkan manusia dari rida Allah.
segala bentuk godaan akan diumpamakan kepada manusia agar lalai dan terlena.
Karena itu, dengan berdzikir kita memohon kepada Allah supaya terlindung dari
seseorang. Bagi yang tidak kuat menanggung permasalahan tersebut, acap kali
cenderung berputus asa. Padahal, berputus asa adalah perbuatan yang dilarang
oleh Islam.
kenyataan. Jika hati lemah dan tak kuat menanggung beban hidup, besar
kemungkinan yang muncul adalah suasana resah dan gelisah. Artinya, tidak
tenang. Ketidaktenangan juga bisa timbul akibat perbuatan dosa. Hati ibarat
cermin dan dosa adalah debu. Semakin sering berbuat dosa, semakin memupuk
debu yang mengotori cermin. Karena itu, untuk meraih ketenangan jiwa dan hati
Allah memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Kedua ini berasal dari suku
kata ar-rahmah yang berarti kasih sayang. Kasih sayang Allah terhadap hamba-
Nya begitu luas. Oleh sebab itu, kasih sayang Allah harus kita raih dengan
memperbanyak zikir.
dunia hanya sementara. Begitu pun segala hal yang diraih dalam kehidupan
akhirat.(25)
Masih banyak sekali keutamaan dzikir dalam kehidupan ini. Dengan dzikir
akan terbuka kemudahan dalam memahami suatu hal, terhindar dari segala
macam penyakit hati, terhindar dari segala macam penyakit ruhani maupun
jasmani, terhindar dari rasa takut, cemas dan gelisah serta merasa aman dari
seorang individu menjadi bersih hatinya dari belenggu dosa dan maksiat,
sinaran dan cahaya Illahi dalam hati sehingga terbebas dari perilaku buruk yang
menjadi implikasi dzikir. Dzikir dapat dilakukan dengan sepenuh hati dalam
keadaan duduk, berdiri, dan berjalan. Dzikir adalah menyibukkan diri dengan
37
Artinya : Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Q.S. Al-
Jumah: 10).
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan keutamaan dzikir
4. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
5. Inform consent
6. Posisikan tubuh klien senyaman mungkin
Tahap Pelaksanaan
Tahap Terminasi
Pendokumentasian
Mencatat hasil tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberi terapi dzikir.
misalnya pernah dilakukan oleh Nursatriatri (2014) dengan judul Pengaruh Dzikir
tersebut dilakukan di ruang kebidanan RSUD Prof. DR. Hi. Aloei Saboe kota
Gorontalo.(28)
Subyek penelitian adalah pasien pre operasi di ruang kebidanan RSUD Prof.
DR. Hi. Aloei Saboe kota Gorontalo, yang masing-masing diambil sebanyak 20
orang untuk kelompok eksperimen dan 20 orang untuk kelompok kontrol. Hasil
pasien pre operasi antara pasien yang diberi dzikir dengan yang tidak (t=-3,34 dan
p=0,002). Penelitian berkaitan dengan dzikir juga telah di lakukan oleh Sitepu,
Nunung 2009, dimana hasilnya menunjukkan nilai yang signifikan pada pasien
dengan operasi bedah pada bagian perut. Penelitian tersebut menggunakan kalimat
Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyono dkk pada tahun 2007 yang
meneliti tentang efek dzikir terhadap kecemasan pasien yang akan dioperasi juga
dimana seluruh pasien menunjukkan hasil tidak cemas. Hal senada juga di jumpai
pada penelitian yang dilakukan oleh Purwanto dan Zulekha (2007) yang
operasi kecil, operasi sedang, operasi besar dan operasi besar khusus. Pada
penelitian ini peneliti hanya mengambil pasien pre operatif tentang operasi
sedang yaitu operasi yang tidak terlalu sulit dan tidak butuh waktu lama
Kecemasan : (1)
Dukungan Spiritual :
1. Ringan
Dzikir (24)
2. Sedang
3. Berat 1. Dzikir Jali
4. Panik 2. Dzikir Khafi
3. Dzikir Haqiqi
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB III
atau teori yang mengacu pada masalah-masalah yang akan diteliti atau
Kecemasan pasien
Dzikir menjelang operasi
3.2 Hipotesis
preoperasi sedang.
preoperasi sedang.
Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
A. Independen
Dzikir Pengembangan dari Observasi Lembar - -
respon relaksasi observasi
dengan ritme yang
teratur serta sikap
pasrah kepada objek
trasendensi yaitu
Tuhan, dengan
pengulangan kata atau
frase secara ritmis
dapat menimbulkan
tubuh menjadi rileks
dan memberikan
kekuatan dalam hati
maupun jiwa dengan
cara memasrahkan
sifat dan perbuatan-
42
BAB IV
METODE PENELITIAN
kemudian diintervensi dan diberikan test kembali setelah intervensi tanpa ada
ruang rawat inap Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon tahun 2016.
Variabel penelitian adalah objek apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.(30)
menjadi akibat karena variabel lain. Variabel ini tergantung dari variabel
4.3.1 Populasi
akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut. (28)
ruang rawat inap Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon tahun 2016 yang
berjumlah 35 orang.
45
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
populasi yang hadir saat dilakukan penelitian yang sesuai dengan kriteria.
yang diartikan sebagai daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik, sudah
skala Hamilton anxiety rating scale (HARS) yang sudah dimodifikasi sesuai
sepuluh menit.
manfaat, dan prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan. Setelah calon
dua jam sebelum dilakukan tindakan operasi. Pasien diberi posisi yang
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk mendapatkan data pre test.
Alhamdulillaah sebanyak 33x, dan Laa ilaaha illallaah sebanyak 33x selama
Alhamdulillah, Laa ilaha Illallah, dan Allahu Akbar lebih aku sukai
Setelah didapatkan data pre test dan post test dari kelompok intervensi
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya yang digunakan sebagai
product moment (rtabel), apabila hasil yang diperoleh r hitung > rtabel,
prinsip keandalan instrumen dalam pengumpulan data. Alat ukur yang digunakan
peneliti dalam penelitian adalah HARS. Alat ukur diatas merupakan alat ukur
sebagai berikut:
4.7.1 Editing
terhadap data-data yang ada terutama dalam kelengkapan data dari lembar
observasi.
4.7.2 Coding
data.
4.7.3 Tabulating
51
tabel sesuai kriteria. Hasil kegiatan yang dilakukan semua dengan benar
dalam tabel distribusi frekuensi. Data diurut, kemudian dibagi dalam dua
Keterangan :
Keterangan :
X = Rata-rata data
52
Keterangan :
PERSYARATAN
SIGNIFIKANSI
T3 dibandingkan dengan nilai tabel Shapiro Wilk, untuk dilihat posisi nilai
probabilitasnya (p).
penjelasan.
53
F
P x 100 %
N
Keterangan :
Dimana:
P = Hasil presentase
signifikan pada data yang bertipe riel. Maka, uji paired t-test (t test
5% ( = 0,05)
1. Hasil uji dikatakan ada hubungan bermakna bila nilai p < (p < 0,05).
54
2. Hasil uji dikatakan tidak ada hubungan bermakna bila nilai p >
(p > 0,05).
X 1X 2
2 2
( n11 ) s1 + ( n21 ) s 2 1 1
T=
n1+ n22 (n n )
1
+
2
Ket er a n g a n :
X1 : Ra t a r a t a s a m p el 1
X2 : Ra t a r a t a s a m p el 2
S1 : si m p a n g a n b ak u s e b el u m p e rl ak u a n
S2 : si m p a n g a n b ak u s e s u d a h p e rl ak u a n
n1 : ju ml a h s a m p el s e b el u m p e rl ak u a n
n2 : ju ml a h s a m p el s e s u d a h p e rl ak u a n
Sakit Ciremai Kota Cirebon dan waktu penelitian akan dilakukan pada bulan
April 2016.
atau alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
penelitian.
56
DAFTAR PUSTAKA
9. Data Rekam Medik Rumah Sakit Tingkat III 03.06.01 Ciremai Cirebon.
2015.
18. Lukaningsih, Luk Zuyina & Bandiyah, Siti. Psikologi Kesehatan. Edisi
Terbaru. Yogyakarta : Nuha Medika; 2011. hlm : 107.
21. Harahap, Khoirul Amru & Pahlevi D, Reza. Agar Diberi Kesehatan,
Kekayaan, dan Kebahagiaan. Cetakan Pertama. Jakarta: Qultum Media.
2008. hlm. 2-100.
22. Bayumi, Syaikh Muhammad. Hidup Sehat dengan Dzikir & Doa.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar; 2005.
23. Joko S. Kahhar & Gilang Cita Madinah. Berdzikir kepada Allah Kajian
Spiritual Masalah Dzikir dan Majelis Dzikir. Yogyakarta: Sajadah_press;
2007. hlm. 01.
24. Ensiklopedi Islam. Jilid 6. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Houve. hlm. 33.
25. Samsul, Amin Ghofur. Rahasia Zikir dan Doa. Jogjakarta: Darul
Hikmah; 2010. hlm. 143-147.
36. Anwar Hidayat. Saphiro Wilk. 2013. Diakses pada tanggal : 28 Maret
2016 melalui : http://www.statistikian.com/2013/01/saphiro-wilk.html.
Diakses