Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA

DI WISMA BROTOJOYO, PANTI WERDHA WENING WARDOYO UNGARAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 – 22 Nopember 2006

A. DATA UMUM
Nama Panti : Panti Werdha Wening Wardoyo Ungaran
Alamat Panti : Jl. Kutilang 2 nomor 45 Ungaran, Semarang
Nama Pimpinan Panti : Dra. Sri Rukmi Handayani
Nama Wisma : Wisma Brotojoyo
Jumlah lansia di wisma : 5 orang
Nama Pengasuh : 1. Ilah Jamilah
2. Budi Hardjo

B. DIMENSI BIOFISIK
1. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 100 % penghuni wisma Brotojoyo
berjenis kelamin perempuan.
2. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN UMUR
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 20 % lansia (1 orang) berusia antara
50 – 59 tahun, 20 % (1 orang) berusia antara 60 – 69 tahun, dan 60 %lainnya (3
orang) berusia antara 70 – 79 tahun.
3. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN SUKU/ETNIS
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 100 % lansia adalah suku Jawa.
4. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN AGAMA
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 80 % lansia (4 orang) beragama Islam
sedangkan 20 % lainnya (1 orang) beragama Nasrani.
5. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN STATUS GIZI
Status gizi disini diukur dengan menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT)
manurut WHO tahun 1995, yaitu :

IMT = BB dalam Kg
(TB dalam M)2
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 60 % lansia (3 orang) termasuk dalam
kategori normal, 20 % lansia (1 orang) termasuk dalam kategori kekurangan berat
badan dan 20 % lansia lainnya (1 orang) termasuk dalam kategori kelebihan berat
badan tingkat ringan
6. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN MASALAH KESEHATAN 6 BULAN
TERAKHIR
Berdasarkan data yang didapatkan dalam wawancara dengan kelayan dan pengasuh
wisma diketahui bahwa 20 % kelayan (1 orang) mengeluh cepat lelah, 20 % kelayan
(1 orang) mengeluh nyeri dada, 60 % kelayan (3 orang) mengeluh sulit tidur pada
malam hari, 20 % kelayan (1 orang) mengeluh batuk, 20 % kelayan (1 orang)
mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran, 60 % kelayan (3 orang)
mengeluhkan gejala osteoarthritis namun hanya 20 % (1 orang) yang mengalami
gangguan gerak. 20 % (1 orang) mengatakan linu-linu dan 100 % (5 orang) lansia di
wisma Brotojoyo mengalami gangguan buang air kecil dengan keluhan sering BAK.

C. DIMENSI PSIKOLOGIS
1. STATUS MENTAL
Pemeriksaan status mental disini menggunakan instrumen ”The Short Portable Mental
Status Quesionnaire” kemudian dimasukkan ke dalam kategori yang tersedia.
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 60 % lansia (3 orang) termasuk dalam
kategori baik, 20 % lansia (1 orang) termasuk dalam kategori gangguan ringan dan 20
% lainnya (1 orang) termasuk dalam kategori gangguan sedang.
2. STATUS DEPRESI
Pemeriksaan status depresi disini menggunakan instrumen ”The Geriatric Depresion
Scale dari Yesavage & brink (1983)” . berdasarkan pengkajian yang dilakukan
didapatkan data bahwa 80 % lansia (4 orang) tidak menunjukkan tanda-tanda depresi
sedangkan 20 % lainnya (1 orang) menunjukkan tanda-tanda depresi sedang dengan
nilai 12.
3. KEADAAN EMOSI
Berdasarkan observasi dan wawancara 100 % kelayan mengatakan mensukuri
kehidupannya yang sekarang dan siap menerima kematian.
D. DIMENSI FISIK
1. LUAS WISMA
Berdasarkan wawancara dengan salah seorang pegawai panti didapatkan data bahwa
luas bangunan wisma adalah 120 m2.
2. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMA
a. Penerangan
Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa kondisi penerangan di dalam
ruangan baik karena pintu dan tirai jendela dibuka ketika siang hari sehingga sinar
matahari dapat masuk dan ketika malam hari seluruh lampu di tiap ruangan
menyala.
b. Kebersihan dan kerapian
Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa ruang tamu dan dapur dalam
keadaan bersih. Perabot tertata dengan rapi pada tempatnya, meja makan dalam
keadaan bersih dan peralatan makan–minum tertata rapi pada tempatnya. Peralatan
elektronik berfungsi dan dalam keadaan bersih. Dari ketiga ruang tidur yang
digunakan oleh kelayan, 1 kamar tercium bau pesing dan sering ditutup. 1 kamar
tidak tercium bau namun penataan di dalamnya tidak rapi sedangkan 1 kamar
lainnya terlihat lebih rapi dan bersih. Toilet yang digunakan lansia nampak kurang
bersih. Tempat cuci terlihat tidak ada sampah namun banyak lalat berkerumun.
c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita
Seluruh kelayan berjenis kelamin wanita. 1 kamar disediakan untuk pengasuh
dalam yang berjenis kelamin pria.
d. Sirkulasi udara
Berdasarkan observasi yang dilakukan didapatkan data bahwa di wisma Brotojoyo
terdapat 3 buah pintu utama dan buah jendela yang selalu terbuka pada siang
hari. Pada tiap kamar terdapat pintu yang menghubungkan kamar dengan ruang
utama. 1 dari ketiga kamar yang digunakan sering ditutup, dan 2 lainnya biasa
terbuka pada siang hari. Selain itu juga terdapat pintu keluar pada tiap kamar. 1
kamar tidak pernah terbuka, 2 lainnya kadang-kadang dibuka dan kadang-kadang
ditutup jika penghuni kamar sedang tidur.
e. Keamanan
Berdasarkan observasi lantai di kamar tidur dan ruang utama adalah ubin dan tidak
licin. Lantai kamar mandi adalah ubin kasar dan tidak licin. Tidak terdapat
pegangan pada kamar mandi kelayan. Tidak ditemukan adanya alarm untuk tanda
bahaya di dalam wisma.
f. Sumber air minum
Air minum yang dikonsumsi lansia di wisma Brotojoyo bersumber dari PDAM
g. Ruang berkumpul bersama
Tersedia ruang tamu yang dilengkapi dengan kursi dan meja untuk menerima tamu
dan praktikan yang berkunjung ke wisma. Ruangan ini juga dilengkapi dengan 1
buah televisi yang berfungsi dengan baik. Namun tidak semua lansia
memanfaatkan ruangan untuk berkumpul dan berdiskusi bersama.
3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA
a. Pemanfaatan halaman
Berdasarkan observasi dapat dilihat bahwa halaman dimanfaatkan untuk
memelihara bunga di dalam pot yang tersusun dengan rapi.
b. Pembuangan air limbah
Berdasarkan observasi, terdapat salurang yang menghubungkan tempat mencuci
dengan sebuah parit yang mengelilingi wisma dan dialirkan ke luar lingkungan
panti. Kondisi saluran pembuangan terbuka.
c. Pembuangan sampah
Terdapat 1 buah tempat sampah di depan wisma. Berdasarkan wawancara dengan
pengasuh diketahui bahwa ada petugas khusus yang mengambil sampah di bak
sampah dan dikumpulkan untuk dimusnahkan.
d. Sanitasi
Berdasarkan observasi diketahui bahwa WC yang digunakan dapat berfungsi
dengan baik, namun terlihat kurang bersih. Saluran pembuangan air limbah
mengalir dengan lancar. Di dalam rumah kadang terlihat banyak lalat
bergerombol. Makanan yang terdapat di atas meja ditutup dengan baik.
e. Sumber pencemaran
Berdasarkan observasi diketahui bahwa pencemaran utama yang terjadi di wisma
Brotojoyo bersumber dari bau pesing dari kamar yang dihuni mbah Sdrt dan Mbah
J.

E. DIMENSI SOSIAL
1. DISTRIBUSI KELAYAN BERDASARKAN PENDIDIKAN
Berdasarkan pengkajian dan wawancara terhadap lansia dan pengasuh panti diketahui
bahwa 80 % (4 orang) tidak sekolah dan 20 % lainnya (1 orang) menyelesaikan
pendidikan sederajad SLTA.
2. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI DALAM WISMA
Berdasarkan wawancara dengan kelayan diketahui bahwa setiap penghuni wisma
dapat menerima keberadaan satu sama lain. 1 orang (20 %) kelayan yang tinggal
sendiri di kamar mengatakan takut dengan seorang kelayan yang dominan sebab
sering disebut seperti patung dan tidak banyak aktifitas.
Berdasarkan observasi 20 % kelayan (1 orang) terlihat dominan dalam kegiatan di
wisma seperti mengambil makanan, merawat tanaman, membersihkan meja makan.
Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara dengan kelayan dan pengasuh wisma
40 % kelayan (2 orang) mempunyai hubungan akrab yang timbal balik karena tinggal
dalam 1 kamar. 2 orang (40 %) kelayan lainnya yang tinggal dalam 1 kamar jarang
bertegur sapa satu sama lain sebab yang satu sering tidak berada di wisma dan yang
lainnya cerewet. 20 % lansia (1 orang) terlihat pendiam dan tinggal sendiri dalam 1
kamar, namun masih mau menanggapi jika disapa oleh kelayan lain. Selama 6 bulan
terakhir diantara kelayan di wisma Brotojoyo tidak pernah terjadi kontak fisik dan
keributan.
3. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI LUAR WISMA
Berdasarkan observasi 1 orang (20 %) kelayan di wisma Brotojoyo sering tidak berada
di wisma sebab lebih suka berada di dapur untuk mengikuti kegiatan memasak. 2
orang (40 %) kelayan terlihat jarang keluar wisma namun masih bisa menyebutkan 3 –
5 nama kelayan lain di luar wismanya. 2 orang (40 %) kelayan lainnya terlihat sering
menyapa kelayan lain yang lewat di halaman wisma.
4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANGGOTA KELUARGA
Berdasarkan wawancara dengan pengasuh diketahui bahwa 4 orang (80 %) kelayan
sudah tidak mempunyai keluarga dan tidak pernah dijenguk oleh keluarganya. Hanya
1 orang (20 %) kelayan yang masih memiliki keluarga dan kadang-kadang dijenguk
oleh keluarganya. Namun 1 dari 4 kelayan yang tidak memiliki keluarga ini
mengatakan bahwa ia memiliki suami dan 5 orang anak, dan sekarang suaminya masih
berada di Jakarta utuk membantu Presiden.
5. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA
Dari observasi diketahui 100 % kelayan mengenal pengasuh dan dapat berkomunikasi
dengan pengasuh.
6. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL
100 % kelayan aktif mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian yang dilaksanakan di
panti.

F. DIMENSI TINGKAH LAKU


1. POLA MAKAN
Berdasarkan wawancara dan observasi diketahui 100 % kelayan makan dengan
frekuensi 3 kali sehari. 2 orang (40 %) diantaranya tidak menghabiskan porsi makanan
yang diberikan.
3 orang (60 %) kelayan biasa makan di meja makan sedangkan 2 orang (40 %) lainnya
biasa makan di dalam kamar.
2. POLA TIDUR
Berdasarkan wawancara 3 orang (60 %) kelayan mengeluhkan kesulitan tidur pada
malam hari. 1 orang (20 %) kelayan selalu tidur siang dan beraktifitas pada malam
hari. 1 orang (20 %) kelayan sulit tidur karena rindu dengan keluarganya dan 1 orang
(20 %) lainnya tidur malam hanya 2 – 4 jam sebab kadang batuk dan sesak napas. 1
orang (20 %) kelayan sering terlihat tertidur di kursi sambil duduk
3. POLA ELIMINASI BAB/BAK
100 % kelayan mengatakan sering buang air kecil terutama pada malam hari.
4. KEBERSIHAN DIRI
100 % kelayan mengatakan bahwa mereka mandi minimal 2 kali dalam sehari dan
keramas antara 2 – 4 kali dalam seminggu. Berdasarkan observasi diketahui bahwa 1
orang (20 %) lansia tercium bau pesing.
5. KEBIASAAN BURUK DALAM KELOMPOK
Menurut pengasuh 100 % kelayan di wisma Brotojoyo tidak memiliki kebiasaan buruk
seperti mengkonsumsi minuman keras dan merokok.
6. STATUS FUNGSIONAL (AKTIFITAS KEGIATAN SEHARI-HARI)
Berdasarkan hasil observasi dan penilaian yang dilakukan dengan indek Katz
diketahui 100 % kelayan tidak ada ketergantungan pada 6 domain aktifitas sehari-hari.
(kategori A).
7. PELAKSANAAN PENGOBATAN
100 % lansia mengatakan biasa berobat ke poliklinik bila mengalami sakit dan
kadang-kadang pengobatan di rujuk ke Puskesmas, RS Dr. Kariadi dan Petugas
kesehatan yang berada di lingkungan panti.
8. KEGIATAN OLAH RAGA
Menurut kelayan dan pengasuh 100 % kelayan aktif mengikuti kegiatan olah raga
senam sehat setiap pagi.
9. REKREASI
Berdasarkan wawancara dengan pengasuh diketahui bahwa 100 % kelayan tidak
pernah rekreasi ke luar panti. 3 orang (60 %) mengatakan memperoleh rekreasi dengan
berperan aktif dalam acara joget pada setiap hari kamis sedangkan 2 orang (40 %)
lainnya memperoleh rekreasi dengan menonton acara tersebut.
10. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berdasarkan wawancara dengan penghuni wisma Brotojoyo, keputusan penting yang
berhubungan dengan aktifitas wisma diputuskan oleh pengasuh.
Menurut observasi dan wawancara dengan pengasuh yang sering mengambil inisiatif
untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas seperti kegiatan
bimbingan rohani, mengambil makanan dan merawat tanaman adalah mbah P.
G. DIMENSI SISTEM KESEHATAN
1. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATAN
Menurut pengasuh, bila kelayan di wisma Brotojoyo mengalami masalah kesehatan, 2
orang (40 %) diantaranya lebih memilih diam namun mau berobat ke poliklinik jika
diarahkan sedangkan 3 orang (60 %) lainnya dapat mengkomunikasikan keluhannya
kepada pengasuh dan berobat sendiri ke Poliklinik.
2. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
a. Fasilitas kesehatan yang tersedia
Fasilitas kesehatan yang tersedia di Panti Wredha Wening Wardoyo ini adalah 1
buah Poliklinik yang berada di dalam lingkungan panti, RS Dr Kariadi yang sering
melakukan kunjungan ke panti, Balai Kesehatan Indera dan 1 orang petugas
kesehatan yang tinggal di lingkungan sekitar panti.
b. Jumlah tenaga kesehatan
Tidak ada tenaga kesehatan tetap yang menjadi pegawai panti. Hanya ada petugas
freelance 1 orang.
c. Tindakan pencegahan terhadap penyakit
Tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan adalah dengan rutin melakukan
olah raga senam sehat setiap pagi, membuang sampah pada tempat tertutup dan
menjaga kelancaran saluran pembuangan air limbah.
d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Jenis pelayanan yang tersedia adalah pengobatan rawat jalan di Poliklinik dan
pelayanan rujukan untuk operasi dan rawat inap.
e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan di Poliklinik dilaksanakan pada hari Selasa dan Kamis.
Untuk kegiatan rujukan dapat dilaksanakan setiap waktu jika diperlukan.
ANALISA DATA

No Data Masalah Kemungkinan penyebab


Data Subyektif : Kerusakan interaksi sosial  Kurangnya pengetahuan dan
 20 % kelayan mengatakan takut pada seorang kelayan lain keterampilan mengenai cara
sebab sering disebut seperti patung dan tidak mau dalam meningkatkan kualitas
beraktifitas hubungan
 80 % kelayan sudah tidak memiliki keluarga lagi  Perubahan proses pikir
 40 % kelayan mengatakan mempunyai hubungan akrab
yang timbal balik karena tinggal dalam 1 kamar.
Data Obyektif :
 40 % kelayan lainnya yang tinggal dalam 1 kamar jarang
bertegur sapa satu sama lain sebab yang satu sering tidak
berada di wisma dan yang lainnya cerewet.
 20 % lansia terlihat pendiam dan sering menyendiri dan
tinggal sendiri dalam 1 kamar
 Selama pengkajian tidak pernah terlihat seluruh penghuni
wisma berkumpul bersama dalam 1 tempat.
 40 % kelayan terlihat jarang keluar wisma namun masih
bisa menyebutkan 3 – 5 nama kelayan lain di luar
wismanya
 20 % lansia termasuk dalam kategori gangguan mental
ringan dan 20 % lainnya termasuk dalam kategori
gangguan mental sedang
 20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi sedang
dengan nilai 12
Data Subyektif : Resiko Jatuh  Faktor-faktor fisiologis (usia,
 20 % kelayan berusia 60 – 69 tahun osteoarthitis, gangguan
 60 % kelayan berusia 70 – 79 tahun penglihatan, pendengaran dan
 20 % kelayan mengalami gangguan penglihatan dan gerak)
pendengaran  Lingkungan yang menunjang
 60 % kelayan mengeluhkan gejala osteoarthritis keamanan kurang memadai
 20 % kelayan mengalami gangguan gerak.
 20 % kelayan mengatakan linu-linu
 100 % lansia di wisma Brotojoyo mengalami gangguan
buang air kecil dengan keluhan sering BAK pada malam
hari
 60 % kelayan mengeluhkan kesulitan tidur pada malam
hari.
 20 % kelayan selalu tidur siang dan beraktifitas pada
malam hari.
 20 % kelayan sulit tidur karena rindu dengan keluarganya
dan 20 % lainnya tidur malam hanya 2 – 4 jam
Data Obyektif :
 Lantai kamar mandi terbuat dari ubin kasar.
 Tidak ada pegangan di kamar mandi/WC kelayan
 Tidak ada alarm tanda bahaya di wisma
 20 % kelayan sering terlihat tertidur sambil duduk di kursi

Data Subyektif : Gangguan pola tidur  Faktor-faktor fisiologis (sering


 20 % kelayan berusia 60 – 69 tahun BAK)
 60 % kelayan berusia 70 – 79 tahun
 100 % lansia di wisma Brotojoyo mengalami gangguan
buang air kecil dengan keluhan sering BAK pada malam
hari
 60 % kelayan mengeluhkan kesulitan tidur pada malam
hari.
 20 % kelayan selalu tidur siang dan beraktifitas pada
malam hari.
 20 % kelayan sulit tidur karena rindu dengan keluarganya
 20 % kelayan tidur malam hanya 2 – 4 jam
 20 % kelayan mengeluh cepat lelah
Data Obyektif :
 20 % kelayan terlihat selalu berada di kamar pada siang
hari.
 20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi sedang
dengan nilai 12
Data Subyektif : Kerusakan pemeliharaan rumah  Kerusakan fungsi kognitif dan
 20 % kelayan mengeluh cepat lelah emosi
 40 % kelayan biasa makan di dalam kamar  Keterbatasan peran model
 1 kamar yang digunakan lansia tercium bau pesing dan
sering ditutup
Data Obyektif :
 20 % kelayan terlihat selalu berada di kamar pada siang
hari.
 20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi dengan
nilai 12
SKORING PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan dan keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan
dan perubahan proses pikir
A. Populasi yang mengalami masalah :9
Pembenaran :
Berdasarkan observasi tidak pernah terjadi interaksi yang lama diantara penghuni
wisma. 1 orang kelayan sering tidak dirumah, 1 orang kelayan sering menyendiri, 1
orang kelayan teridentifikasi mengalami depresi sedang dengan nilai 12 dan 1 orang
kelayan mengidap gangguan jiwa.
B. Keseriusan masalah :8
Pembenaran :
Kegagalan interaksi sosial pada suatu kelompok penghuni wisma akan menurunkan
koping kelompok sebagai suatu unit keluarga.
C. Efektifitas intervensi yang direncanakan :5
Pembenaran :
Perubahan proses pikir berhubungan dengan fisiologi lansia sehingga sulit untuk
dirubah
Skor : (A + 2B) x C = (9 + 16) x 5 = 125

Diagnosa Keperawatan : Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia,


osteoarthitis, gangguan penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan
yang menunjang keamanan kurang memadai
A. Populasi yang mengalami masalah :9
Pembenaran :
3 dari 5 orang kelayan berusia antara 70 – 79 tahun, 1 orang kelayan mempunyai
kebiasaan beraktifitas pada malam hari, lantai wisma terbuat dari ubin licin, 1 orang
kelayan mempunyai masalah gangguan penglihatan dan pendengaran sedangkan
interaksi yang ditampilkan penghuni wisma tidak memadai untuk saling menjaga
diantara sesama kelayan
B. Keseriusan masalah :7
Pembenaran :
Jatuh akan menimbulkan komplikasi masalah kesehatan pada lansia namun lansia yang
mengalami masalah mempunyai seorang kawan dekat yang dapat mengantisipasi
faktor-faktor resiko
C. Efektifitas intervensi yang direncanakan :5
Pembenaran :
Kelayan yang mempunyai kebiasaan beraktifitas pada malam hari mempunyai riwayat
gangguan jiwa (halusinasi) sedangkan interaksi yang ditampilkan penghuni wisma
tidak memadai untuk saling menjaga diantara sesama kelayan
Skor : (A + 2B) x C = (9 + 14) x 5 = 115

Diagnosa Keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor


fisiologis (sering BAK)
A. Populasi yang mengalami masalah : 10
Pembenaran :
Berdasarkan wawancara 100 % kelayan mengeluh sering BAK pada malam hari dan 60
% diantaranya melaporkan sulit tidur pada malam hari
B. Keseriusan masalah : 5
Pembenaran :
Gangguan pola tidur masih dapat ditoleransi dengan tidur pada siang hari
C. Efektifitas intervensi yang direncanakan :5
Pembenaran :
Lansia tidak boleh dibiasakan mengkonsumsi obat-obatan untuk membantu tidur dan
sering BAK merupakan bagian dari perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia
Skor : (A + 2B) x C = (10 + 10) x 5 = 100

Diagnosa Keperawatan : Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan


fungsi kognitif dan emosi serta keterbatasan peran model
A. Populasi yang mengalami masalah :5
Pembenaran :
Berdasarkan observasi keadaan wisma terlihat kotor, 1 kamar berbau pesing dan
banyak lalat berkerumun di sekitar tempat mencuci piring.
B. Keseriusan masalah : 8
Pembenaran :
Pemeliharaan rumah yang tidak efektif dapat menimbulkan masalah baru seperti
meningkatnya resiko terjangkitnya penyakit diare dan bau pesing yang ditimbulkan
dapat mengganggu penghuni lain
C. Efektifitas intervensi yang direncanakan :4
Pembenaran :
Lansia memiliki kecenderungan untuk menghindari tugas – tugas dan mengabaikannya
sebagai kompensasi dari paradigma bahwa lansia merupakan masa beristirahat
Skor : (A + 2B) x C = (5 + 16) x 4 = 84

Berdasarkan skoring yang dibuat, maka prioritas masalah yang dibuat adalah :
1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan dan perubahan
proses pikir.
2. Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia, osteoarthitis, gangguan
penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan yang menunjang
keamanan kurang memadai.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (sering BAK).
4. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitif dan
emosi serta keterbatasan peran model
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi


1. Kerusakan interaksi sosial Tujuan Instruksional Umum : 1. Fasilitasi peningkatan kemampuan kelayan untuk berinteraksi
berhubungan dengan kurangnya Setelah diberikan asuhan dengan yang lainnya (NIC 3.Q.5100)
pengetahuan dan keterampilan keperawatan selama 1 bulan 100 a. Dorong untuk meningkatkan keterlibatan dalam pola
mengenai cara dalam % kelayan di wisma Brotojoyo hubungan yang telah ada.
meningkatkan kualitas dapat menampilkan perilaku b. Dorong keterlibatan dalam aktifitas sosial dalam kelompok.
hubungan dan perubahan proses berkumpul bersama minimal 1 c. Dorong untuk berbagi masalah yang dialami secara umum
pikir kali dalam 1 bulan. dengan kelayan lain
Tujuan Instruksional Khusus : d. Gunakan teknik bermain peran untuk mempraktekkan
a. Setelah dilakukan asuhan keterampilan dan teknik komunikasi yang diinginkan
keperawatan selama 7 hari 80 e. Dorong penghuni wisma untuk merencanakan aktifitas yang
% kelayan dapat bermakna
menampilkan perilaku 2. Fasilitasi kelayan untuk merasakan, mengapresiasikan dan
interaksi terhadap seluruh mengekspresikan hal-hal yang menyenangkan dalam
penghuni wisma minimal 1 berhubungan dengan orang lain. (NIC 3.R.5320)
kali dalam 1 hari. a. Tentukan tipe humor yang diapresiasi oleh kelayan
b. Setelah diberikan asuhan b. Tentukan respon kelayan terhadap humor
keperawatan selama 7 hari 80 c. Tampilkan pilihan-pilihan humor yang dapat digunakan
% kelayan dapat dalam interaksi
menyediakan waktu minimal d. Berikan respon positif terhadap humor yang ditampilkan
10 menit untuk berkumpul oleh kelayan
bersama dalam 1 macam 3. Bantu kelayan mengambangkan keterampilan-keterampilan
kegiatan minimal 2 kali interaksi sosial (NIC 3.O.4362)
dalam 1 minggu. a. Berikan pendidikan kepada kelayan tentang tujuan dan
c. Setelah diberikan pendidikan proses pelatihan keterampilan-keterampilan sosial.
kesehatan selama 40 menit
80 % kelayan mengatakan
bahwa interaksi sosial yang
terjadi bermanfaat bagi
dirinya
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi
2. Resiko jatuh berhubungan Tujuan Instruksional Umum : 1. Identifikasi faktor resiko yang dihadapi oleh penghuni wisma
dengan faktor-faktor fisiologis Setelah diberikan asuhan (NIC 4.V.6610)
(usia, osteoarthitis, gangguan keperawatan selama 1 bulan 100 a. Kaji faktor-faktor resiko secara rutin
penglihatan, pendengaran dan % kelayan di wisma Brotojoyo b. Review riwayat perawatan dan pengobatan yang lalu yang
gerak) serta kondisi lingkungan dapat menyebutkan faktor resiko membuktikan adanya resiko
yang menunjang keamanan jatuh dan melakukan tindakan c. Identifikasi kelayan dengan kondisi sosial yang unik, yang
kurang memadai pencegahan. dapat mempersulit antisifasi faktor resiko secara efisien
Tujuan Instruksional Khusus : 2. Manajemen lingkungan kelompok (NIC 4.V.6484)
a. Setelah diberikan asuhan a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penanganan faktor
keperawatan selama 7 hari 80 resiko yang direncanakan.
% kelayan dapat
menyebutkan minimal 50 %
dari faktor resiko jatuh yang
diidentifikasi di wisma
Brotojoyo.
b. Setelah diberikan pendidikan
kesehatan tentang interaksi
sosial selama 40 menit 60 %
lansia mengungkapkan
bersedia untuk saling
mengingatkan dan saling
menjaga satu sama lain.
c. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari 40
% lansia menampilkan
perilaku perlindungan
terhadap kelayan lain yang
memiliki resiko jatuh.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi
3. Gangguan pola tidur Tujuan Instruksional Umum : 1. Fasilitasi siklus tidur/bangun yang teratur (NIC 1.F.1850)
berhubungan dengan faktor- Setelah diberikan asuhan a. Ajarkn untuk melupakan situasi yang tidak menyenangkan
faktor fisiologis (sering BAK) keperawatan selama 14 hari saat menjelang tidur
kelayan di wisma Brotojoyo 2. Pertahankan pola eliminasi yang optimal (NIC 1.B.0590)
menampilkan perilaku adaptif a. Instruksikan kelayan untuk mengosongkan kandung kemih
terhadap perubahan pola tidur. sebelum tidur.
Tujuan Instruksional Khusus : b. Batasi asupan cairan menjelang tidur bila diperlukan
a. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari
100 % kelayan mampu
menyebutkan bahwa
perubahan pola tidur adalah
situasi yang fisiologis pada
lanjut usia.
b. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari 60
% kelayan dapat
menampilkan perilaku
manipulasi untuk memenuhi
kebutuhan tidur secara
adekuat
c. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari
minimal 60 % kelayan
menampilkan perilaku
membatasi minum minimal 1
gelas ketika akan tidur
malam
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi
4. Kerusakan pemeliharaan rumah Tujuan Instruksional Umum : 1. Bantu kelayan untuk mempertahankan kondisi rumah yang
berhubungan dengan kerusakan Setelah diberikan asuhan bersih, aman, dan menyenangkan untuk dihuni (NIC 5.X.7180)
fungsi kognitif dan emosi serta keperawatan selama 7 hari a. Tentukan kebutuhan yang diperlukan untuk perawatan
keterbatasan peran model kelayan di wisma Brotojoyo rumah
menampilkan perilaku b. Libatkan kelayan dalam menentukan kebutuhan perawatan
pemeliharaan rumah: membuang rumah yang diperlukan
sampah pada tempatnya, c. Bantu kelayan mengembangkan harapan yang realistis
menjemur bantal/kasur 2 kali tentang peran yang mereka inginkan untuk dirinya sendiri
dalam 1 bulan, menganti sprei dalam hal perawatan rumah
1kali dalam seminggu, d. Berikan informasi tentang bagaimana membuat lingkungan
membersihkan tempat mencuci rumah aman dan bersih.
piring.
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 7 hari
minimal 60 % kelayan
menyampaikan penerimaan
terhadap pola hidup sehat.
b. Saat dilakukan kegiatan kerja
bakti bersama minimal 60 %
kelayan dapat terlibat dalam
kegiatan kerja bhakti
membersihkan rumah dan
kamar tidur yang
direncanakan/dijadwalkan
c. Selama berinteraksi dengan
kelayan selama 7 hari kamar
tidur yang dihuni oleh
kelayan tidak berbau
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Tanggal Nomor Diagnosa Implementasi Respon Kelayan


1 20-11-2006 DP I Membina hubumgan salimg percaya dengan DO : Kelayan mau berkenalan seraya berjabat
cara memperkenalkan diri dan menjelaskan tangan dan mau menyebutkan namanya
maksud dan tujuan kepada kelayan. masing-masing dan mampu menyebutkan
kembali nama praktikan.
DS : 100 % kelayan mengatakan senang
mendapatkan kunjungan dan ditengok.

21-11-2006 DP I Melakukan pengkajian pola aktifiitas dan DO : Berdasarkan observasi 1 orang kelayan
kebiasaan , riwauyat masa lalu , dan melakukan senang menyendiri, 2 orang kelayan
observasi pola interaksi masing 2 kelayan di sering makan di kamar, 1 orang kelayan
dalam maupum diluar wisma. sering tidak berada di wisma dan 1 orang
kelayan terlihat sangat dominan dalam
pengaturan wisma.
DS : 1 orang kelayan mengatakan bahwa di
wisma ini perilaku penghuninya
bermacam-macam dan memang jarang
berkumpul bersama.

DP II, IV Melakukan observasi lingkungan wisma. DO : 1 kamar terlihat kotor dan berbau pesing.
Kondisi rumah : atap rumah banyak lawa-
lawa, banyak lalat berkerumun di sekitar
tempat mencuci piring.
DS : 2 orang kelayan mengatakan bahwa yang
biasa membersihkan wisma adalah
pengasuh, dan 1 orang kelayan yang
dominan di wisma.
22-11-2006 DP I, II, III, IV Melakukan pemeriksaan status depresi, Data lengkap hasil pengukuran dan
pemeriksaan MMS, pengukuran tanda 2 vital pemeriksaan masing-masing kelayan terdapat
( tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu dalam dokumentasi data masing-masing
tubuh), pengukuran BB dan TB dan keluhan kelayan (lampiran 1 laporan askep ini)
yang dirasakan kelayan.

23-11-2006 DP I, II, III Memfasilitasi kelayan untuk berbincang- DO : 100 % kelayan mau diajak berkumpul
bincang bersama sambil menonton siaran bersama di ruang tamu selama 3 menit.
televisi. DS : 1 orang kelayan mengatakan harus segera
ke dapur untuk memasak, 1 orang
kelayan yang dominan menceritakan
banyak hal yang biasa dilakukannya di
wisma. 2 orang kelayan lebih banyak
diam.

DP I Memfasilitasi seluruh kelayan untuk melakukan DO : 1 orang kelayan yang makan di ruang
aktivitas makan siang bersama diruang makan. makan dan sisanya membawa makanan
ke dalam kamar.
DS : 2 orang kelayan mengatakan belum lapar
dan mau menyimpan makanan dulu di
kamar, 2 orang lainnya mengatakan lebih
suka makan di kamar.

24-11-2006 DP I, IV Memotivasi kelayan untuk kegiatan kerja bhakti DO : 1 orang kelayan ikut terlibat aktif dalam
bersama membersihkan wisma secara bersama- kegiatan kerja bhakti sisanya
sama. meninggalkan wisma dengan keperluan
masing-masing.
DS : Dari keempat kelayan yang tidak ikut
kerja bhakti, 1 orang kelayan mengatakan
ada kegiatan kumpul di mushalla
(padahal belum waktunya), 1 orang
mengatakan kamarnya sudah dibersihkan
(padahal bau pesing), 1 orang
mengatakan sedang sakit dan pergi ke
poliklinik dan 1 orang lainnya
mengatakan mau memasak di dapur
umum.

DP I, II Memfasilitasi masing-masing kelayan untuk DO : Kelayan yang tinggal sekamar dapat


saling menyapa dan saling membantu sesama menampilkan perilaku untuk saling
penghuni wisma agar tidak terjatuh ketika mengingatkan kawan sekamarnya untuk
beraktifitas. makan.
DS : 100 % kelayan mengatakan mau untuk
saling menyapa kelayan lain baik di
dalam maupun di luar wisma.

27-11-2006 DP I Memfasilitasi kelayan untuk berkumpul DO : Terjadi interaksi antara sesama praktikan,
bersama dan mendiskusikan tentang kenangan praktikan dg kelayan dan sesama kelayan
yang menyenangkan dimasa lalu, diselingi oleh dengan diselingi senda gurau ketika
gurauan,dilanjutkan dengan acara berfoto menonton siaran televisi selama 20 menit.
bersama . 100 % kelayan mau berphoto bersama
praktikan.
DS : 2 orang kelayan mengatakan bahwa
sebelumnya pernah dilakukan kegiatan
berkumpul seperti ini oleh praktikan lain
namun kelayan tidak ingat waktunya

DO : Tidak dapat diobservasi


DP III Memberikan arahan untuk BAK dan DS : 3 orang kelayan mengatakan bahwa
mengurangi minum sebelum tidur agar tidak ketika malam hari sudah tidak sering
terbangun pada malam hari. BAK lagi namun masih sering terbangun.

DO : Tidak dapat diobservasi


DP I, II, III Menganjurkan kelayan untuk berdoa sebelum DS : 100 % kelayan mengatakan biasa berdoa
tidur dan hanya membayangkan situasi yang sebelum tidur dan selama seminggu ini
menyenangkan ketika menjelang tidur. banyak hal menyenangkan yang mereka
rasakan.

Selengkapnya terlampir dalam laporan


28-11-2006 DP I, II Memberikan pendididkan kesehatan tentang pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam
karakteristik interaksi sosial yang ideal dengan laporan ini.
metode bermain peran dan diskusi.
Selengkapnya terlampir dalam laporan
29-11-2006 DP I Melakukan therapi aktivitas kelompok tentang pelaksanaan terapi aktifitas kelompok dalam
interaksi sosial yang bermanfaat dengan metode laporan ini.
makan bersama.
DO : Kelayan tampak memperhatikan arahan
Memberikan arahan kepada kelayan untuk yang diberikan oleh praktikan.
mempertahankan dan meningkatkan pola DS : Kelayan mengatakan dalam seminggu
interaksi yangt sudah berjalan dengan di selingi terakhir ini mereka merasa saling akrab
humor. Jika mengalami situasi yang tidak satu sama lain. 2 orang kelayan
menyenangkan dalam interaksi selanjutnya di mengatakan bahwa kelayan yang
anjurkan untukm melihat kembali foto bersama sebelumnya dominan sudah agak mau
yang di pajang di ruang makan. mengalah dengan yang lain.

DO : 4 orang kelayan mau terlibat dalam


30-11-2006 DP I, IV Memfasilitasi kelayan untuk membersihkan kegiatan kerja bhakti membersihkan
lingkungan wisma bersama-sama sambil kamarnya masing-masing dan ruangan
melakukan observasi terhadap pola interaksi utama wisma. 1 orang kelayan memang
yang berlangsung. dianjurkan untuk istirahat sambil melihat
kegiatan berlangsung sebab mengalami
gangguan gerak (sakit pada sendi bila
bergerak).
1 orang kelayan menyapu lantai sambil
berjoget dan disambut dengan tertawa
oleh kelayan lainnya.
DS : 100 % kelayan mengatakan kegiatan ini
ramai sekali.

DO : 1 orang kelayan terlihat menangis saat


01-12-2006 DP I Melakukan terminasi hubungan dengan kelayan berpamitan, 3 orang kelayan selalu
seraya menganjurkan kelayan mempertahankan mendoakan praktikan yang berpamitan
interaksi yang sudah terjadi, berpamitan pada dan 1 orang kelayan yang teridentifikasi
masing-masing kelayan dan pengasuh wisma gangguan jiwa hanya tersenyum ketika
dan saling mendoakan agar selamat, sehat, dan berpamitan.
selalu dilindungi oleh Allah SWT. DS : 100 % kelayan mengucapkan selamat
jalan kepada praktikan.

EVALUASI
No Tanggal Nomor Diagnosa Evaluasi Keterangan
1. 01-12-2006 DP I S : 100 % kelayan mengatakan sangat senang ketika acara makan bersama,
ngobrol, dan nonton TV bersama.
O : Terjadi peningkatan frekuensi interaksi dan kegiatan bersama di wisma
Brotojoyo.
A : Tujuan instruksional khusus tercapai.
P : Anjurkan kepada kelayan untuk meningkatkan interaksi yang sudah
berjalan, dan libatkan sistem pendukung yang ada (pengasuh, pegawai
panti) untuk memfasilitasi peningkatan kesempatan bersama diantara
sesama penghuni wisma.
Rencana tindak lanjut :
Anjurkan kelayan untuk melihat photo bersama yang terpampang di
ruang makan ketika rindu dan menemui masalah dalam interaksi.
Kepada pegawai dan pengasuh diharapkan dapat memberikan izin
pemasangan photot tsb di ruangan makan.

2. DP II S : 1 orang kelayan mengatakan masih nyeri pada lutut dan masih mudah
lelah jika beraktifitas. 100 % kelayan kadang-kadang masih sering BAK
di malam hari.
O : Lingkungan rumah tampak bersih. 1 orang kelayan terlihat berjalan
secara perlahan sambil berhenti sesaat. Penerangan ruangan baik.
A : Etiologi dari masalah keperawatan sukar diatasi namun 2 dari tujuan
instruksional khusus tercapai.
P : Anjurkan kelayan untuk saling menjaga satu sama lain. Dan kepada
kelayan yang sering beraktifitas di malam hari dianjurkan agar
memberitahukan kawan sekamar ketika sedang beraktifitas pada malam
hari. Akan lebih baik jika kebiasaan ini dihentikan.
Rencana tindak lanjut :
Sepanjang kelayan yang mengidap gangguan jiwa tidak terindikasi untuk
mencederai diri atau orang lain maka sistem interaksi yang telah ada
dianggap dapat mengisolasi faktor-faktor resiko jatuh. Diharapkan
kepada pengasuh dan praktikan selanjutnya terus mengevaluasi pola
interaksi sesama kelayan sehingga memungkinkan untuk saling menjaga
diantara sesama penghuni wisma.

3. DP III S : 100 % kelayan mengatakan masih sering terbangun pada malam hari.
O : 60 % kelayan menampilkan perilaku tidur pada siang hari : pukul 13.00
sampai pukul 15.00 WIB. (kemungkinan sebagai kompensasi).
A : Faktor etiologi masalah keperawatan berhubungan dengan fisiologis
lansia sehingga sulit untuk di atasi. Namun demikian tujuan instruksional
khusus dapat dicapai.
P : Pastikan kelayan tetap mempertahankan pola istirahat/tidur yang sudah
ada, melakukan kompensasi dengan tidur siang dan mengurangi minum
serta mengosongkan kandung kemih sebelum tidur.
Rencana tindak lanjut :
Jika memungkinkan praktikan selanjutnya dapat mengajarkan
keterampilan bladder training pada kelayan untuk meningkatkan
kemampuan otot spinkter blass menahan isi kandung kemih lebih lama
sehingga memungkinkan untuk menurunkan frekuensi berkemih pada
malam hari.

4. DP IV S : 100 % kelayan mengatakan setiap pagi selalu membersihkan kamar dan


ruangan utama wisma baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang
lain.
O : Ruangan wisma tampak bersih, tidak ada bekas makanan di meja makan,
langit-langit ruangan tampak bersih, kamar tidak berbau pesing.
A : Etiologi masalah ini berhubungan erat dengan diagnosa keperawatan I
sehingga jika DP I teratasi maka DP IV pun akan teratasi.
P : Berikan penguatan-penguatan kepada kelayan atas perilaku pemeliharaan
rumah yang ditampilkan dan berikan pujian kepada kelayan secara
merata jika perlu.

Rencana tindak lanjut :


Jika memungkinkan berikan tugas-tugas perawatan rumah pada masing-
masing kelayan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Bahkan kegiatan lomba kebersihan wisma dapat diadakan kembali untuk
memelihara motivasi dari tiap kelayan dalam hal pemeliharaan rumah.

Anda mungkin juga menyukai