A. DATA UMUM
Nama Panti : Panti Werdha Wening Wardoyo Ungaran
Alamat Panti : Jl. Kutilang 2 nomor 45 Ungaran, Semarang
Nama Pimpinan Panti : Dra. Sri Rukmi Handayani
Nama Wisma : Wisma Brotojoyo
Jumlah lansia di wisma : 5 orang
Nama Pengasuh : 1. Ilah Jamilah
2. Budi Hardjo
B. DIMENSI BIOFISIK
1. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 100 % penghuni wisma Brotojoyo
berjenis kelamin perempuan.
2. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN UMUR
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 20 % lansia (1 orang) berusia antara
50 – 59 tahun, 20 % (1 orang) berusia antara 60 – 69 tahun, dan 60 %lainnya (3
orang) berusia antara 70 – 79 tahun.
3. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN SUKU/ETNIS
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 100 % lansia adalah suku Jawa.
4. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN AGAMA
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 80 % lansia (4 orang) beragama Islam
sedangkan 20 % lainnya (1 orang) beragama Nasrani.
5. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN STATUS GIZI
Status gizi disini diukur dengan menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT)
manurut WHO tahun 1995, yaitu :
IMT = BB dalam Kg
(TB dalam M)2
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 60 % lansia (3 orang) termasuk dalam
kategori normal, 20 % lansia (1 orang) termasuk dalam kategori kekurangan berat
badan dan 20 % lansia lainnya (1 orang) termasuk dalam kategori kelebihan berat
badan tingkat ringan
6. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN MASALAH KESEHATAN 6 BULAN
TERAKHIR
Berdasarkan data yang didapatkan dalam wawancara dengan kelayan dan pengasuh
wisma diketahui bahwa 20 % kelayan (1 orang) mengeluh cepat lelah, 20 % kelayan
(1 orang) mengeluh nyeri dada, 60 % kelayan (3 orang) mengeluh sulit tidur pada
malam hari, 20 % kelayan (1 orang) mengeluh batuk, 20 % kelayan (1 orang)
mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran, 60 % kelayan (3 orang)
mengeluhkan gejala osteoarthritis namun hanya 20 % (1 orang) yang mengalami
gangguan gerak. 20 % (1 orang) mengatakan linu-linu dan 100 % (5 orang) lansia di
wisma Brotojoyo mengalami gangguan buang air kecil dengan keluhan sering BAK.
C. DIMENSI PSIKOLOGIS
1. STATUS MENTAL
Pemeriksaan status mental disini menggunakan instrumen ”The Short Portable Mental
Status Quesionnaire” kemudian dimasukkan ke dalam kategori yang tersedia.
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 60 % lansia (3 orang) termasuk dalam
kategori baik, 20 % lansia (1 orang) termasuk dalam kategori gangguan ringan dan 20
% lainnya (1 orang) termasuk dalam kategori gangguan sedang.
2. STATUS DEPRESI
Pemeriksaan status depresi disini menggunakan instrumen ”The Geriatric Depresion
Scale dari Yesavage & brink (1983)” . berdasarkan pengkajian yang dilakukan
didapatkan data bahwa 80 % lansia (4 orang) tidak menunjukkan tanda-tanda depresi
sedangkan 20 % lainnya (1 orang) menunjukkan tanda-tanda depresi sedang dengan
nilai 12.
3. KEADAAN EMOSI
Berdasarkan observasi dan wawancara 100 % kelayan mengatakan mensukuri
kehidupannya yang sekarang dan siap menerima kematian.
D. DIMENSI FISIK
1. LUAS WISMA
Berdasarkan wawancara dengan salah seorang pegawai panti didapatkan data bahwa
luas bangunan wisma adalah 120 m2.
2. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMA
a. Penerangan
Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa kondisi penerangan di dalam
ruangan baik karena pintu dan tirai jendela dibuka ketika siang hari sehingga sinar
matahari dapat masuk dan ketika malam hari seluruh lampu di tiap ruangan
menyala.
b. Kebersihan dan kerapian
Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa ruang tamu dan dapur dalam
keadaan bersih. Perabot tertata dengan rapi pada tempatnya, meja makan dalam
keadaan bersih dan peralatan makan–minum tertata rapi pada tempatnya. Peralatan
elektronik berfungsi dan dalam keadaan bersih. Dari ketiga ruang tidur yang
digunakan oleh kelayan, 1 kamar tercium bau pesing dan sering ditutup. 1 kamar
tidak tercium bau namun penataan di dalamnya tidak rapi sedangkan 1 kamar
lainnya terlihat lebih rapi dan bersih. Toilet yang digunakan lansia nampak kurang
bersih. Tempat cuci terlihat tidak ada sampah namun banyak lalat berkerumun.
c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita
Seluruh kelayan berjenis kelamin wanita. 1 kamar disediakan untuk pengasuh
dalam yang berjenis kelamin pria.
d. Sirkulasi udara
Berdasarkan observasi yang dilakukan didapatkan data bahwa di wisma Brotojoyo
terdapat 3 buah pintu utama dan buah jendela yang selalu terbuka pada siang
hari. Pada tiap kamar terdapat pintu yang menghubungkan kamar dengan ruang
utama. 1 dari ketiga kamar yang digunakan sering ditutup, dan 2 lainnya biasa
terbuka pada siang hari. Selain itu juga terdapat pintu keluar pada tiap kamar. 1
kamar tidak pernah terbuka, 2 lainnya kadang-kadang dibuka dan kadang-kadang
ditutup jika penghuni kamar sedang tidur.
e. Keamanan
Berdasarkan observasi lantai di kamar tidur dan ruang utama adalah ubin dan tidak
licin. Lantai kamar mandi adalah ubin kasar dan tidak licin. Tidak terdapat
pegangan pada kamar mandi kelayan. Tidak ditemukan adanya alarm untuk tanda
bahaya di dalam wisma.
f. Sumber air minum
Air minum yang dikonsumsi lansia di wisma Brotojoyo bersumber dari PDAM
g. Ruang berkumpul bersama
Tersedia ruang tamu yang dilengkapi dengan kursi dan meja untuk menerima tamu
dan praktikan yang berkunjung ke wisma. Ruangan ini juga dilengkapi dengan 1
buah televisi yang berfungsi dengan baik. Namun tidak semua lansia
memanfaatkan ruangan untuk berkumpul dan berdiskusi bersama.
3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA
a. Pemanfaatan halaman
Berdasarkan observasi dapat dilihat bahwa halaman dimanfaatkan untuk
memelihara bunga di dalam pot yang tersusun dengan rapi.
b. Pembuangan air limbah
Berdasarkan observasi, terdapat salurang yang menghubungkan tempat mencuci
dengan sebuah parit yang mengelilingi wisma dan dialirkan ke luar lingkungan
panti. Kondisi saluran pembuangan terbuka.
c. Pembuangan sampah
Terdapat 1 buah tempat sampah di depan wisma. Berdasarkan wawancara dengan
pengasuh diketahui bahwa ada petugas khusus yang mengambil sampah di bak
sampah dan dikumpulkan untuk dimusnahkan.
d. Sanitasi
Berdasarkan observasi diketahui bahwa WC yang digunakan dapat berfungsi
dengan baik, namun terlihat kurang bersih. Saluran pembuangan air limbah
mengalir dengan lancar. Di dalam rumah kadang terlihat banyak lalat
bergerombol. Makanan yang terdapat di atas meja ditutup dengan baik.
e. Sumber pencemaran
Berdasarkan observasi diketahui bahwa pencemaran utama yang terjadi di wisma
Brotojoyo bersumber dari bau pesing dari kamar yang dihuni mbah Sdrt dan Mbah
J.
E. DIMENSI SOSIAL
1. DISTRIBUSI KELAYAN BERDASARKAN PENDIDIKAN
Berdasarkan pengkajian dan wawancara terhadap lansia dan pengasuh panti diketahui
bahwa 80 % (4 orang) tidak sekolah dan 20 % lainnya (1 orang) menyelesaikan
pendidikan sederajad SLTA.
2. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI DALAM WISMA
Berdasarkan wawancara dengan kelayan diketahui bahwa setiap penghuni wisma
dapat menerima keberadaan satu sama lain. 1 orang (20 %) kelayan yang tinggal
sendiri di kamar mengatakan takut dengan seorang kelayan yang dominan sebab
sering disebut seperti patung dan tidak banyak aktifitas.
Berdasarkan observasi 20 % kelayan (1 orang) terlihat dominan dalam kegiatan di
wisma seperti mengambil makanan, merawat tanaman, membersihkan meja makan.
Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara dengan kelayan dan pengasuh wisma
40 % kelayan (2 orang) mempunyai hubungan akrab yang timbal balik karena tinggal
dalam 1 kamar. 2 orang (40 %) kelayan lainnya yang tinggal dalam 1 kamar jarang
bertegur sapa satu sama lain sebab yang satu sering tidak berada di wisma dan yang
lainnya cerewet. 20 % lansia (1 orang) terlihat pendiam dan tinggal sendiri dalam 1
kamar, namun masih mau menanggapi jika disapa oleh kelayan lain. Selama 6 bulan
terakhir diantara kelayan di wisma Brotojoyo tidak pernah terjadi kontak fisik dan
keributan.
3. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI LUAR WISMA
Berdasarkan observasi 1 orang (20 %) kelayan di wisma Brotojoyo sering tidak berada
di wisma sebab lebih suka berada di dapur untuk mengikuti kegiatan memasak. 2
orang (40 %) kelayan terlihat jarang keluar wisma namun masih bisa menyebutkan 3 –
5 nama kelayan lain di luar wismanya. 2 orang (40 %) kelayan lainnya terlihat sering
menyapa kelayan lain yang lewat di halaman wisma.
4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANGGOTA KELUARGA
Berdasarkan wawancara dengan pengasuh diketahui bahwa 4 orang (80 %) kelayan
sudah tidak mempunyai keluarga dan tidak pernah dijenguk oleh keluarganya. Hanya
1 orang (20 %) kelayan yang masih memiliki keluarga dan kadang-kadang dijenguk
oleh keluarganya. Namun 1 dari 4 kelayan yang tidak memiliki keluarga ini
mengatakan bahwa ia memiliki suami dan 5 orang anak, dan sekarang suaminya masih
berada di Jakarta utuk membantu Presiden.
5. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA
Dari observasi diketahui 100 % kelayan mengenal pengasuh dan dapat berkomunikasi
dengan pengasuh.
6. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL
100 % kelayan aktif mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian yang dilaksanakan di
panti.
Berdasarkan skoring yang dibuat, maka prioritas masalah yang dibuat adalah :
1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan dan perubahan
proses pikir.
2. Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia, osteoarthitis, gangguan
penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan yang menunjang
keamanan kurang memadai.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (sering BAK).
4. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitif dan
emosi serta keterbatasan peran model
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
21-11-2006 DP I Melakukan pengkajian pola aktifiitas dan DO : Berdasarkan observasi 1 orang kelayan
kebiasaan , riwauyat masa lalu , dan melakukan senang menyendiri, 2 orang kelayan
observasi pola interaksi masing 2 kelayan di sering makan di kamar, 1 orang kelayan
dalam maupum diluar wisma. sering tidak berada di wisma dan 1 orang
kelayan terlihat sangat dominan dalam
pengaturan wisma.
DS : 1 orang kelayan mengatakan bahwa di
wisma ini perilaku penghuninya
bermacam-macam dan memang jarang
berkumpul bersama.
DP II, IV Melakukan observasi lingkungan wisma. DO : 1 kamar terlihat kotor dan berbau pesing.
Kondisi rumah : atap rumah banyak lawa-
lawa, banyak lalat berkerumun di sekitar
tempat mencuci piring.
DS : 2 orang kelayan mengatakan bahwa yang
biasa membersihkan wisma adalah
pengasuh, dan 1 orang kelayan yang
dominan di wisma.
22-11-2006 DP I, II, III, IV Melakukan pemeriksaan status depresi, Data lengkap hasil pengukuran dan
pemeriksaan MMS, pengukuran tanda 2 vital pemeriksaan masing-masing kelayan terdapat
( tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu dalam dokumentasi data masing-masing
tubuh), pengukuran BB dan TB dan keluhan kelayan (lampiran 1 laporan askep ini)
yang dirasakan kelayan.
23-11-2006 DP I, II, III Memfasilitasi kelayan untuk berbincang- DO : 100 % kelayan mau diajak berkumpul
bincang bersama sambil menonton siaran bersama di ruang tamu selama 3 menit.
televisi. DS : 1 orang kelayan mengatakan harus segera
ke dapur untuk memasak, 1 orang
kelayan yang dominan menceritakan
banyak hal yang biasa dilakukannya di
wisma. 2 orang kelayan lebih banyak
diam.
DP I Memfasilitasi seluruh kelayan untuk melakukan DO : 1 orang kelayan yang makan di ruang
aktivitas makan siang bersama diruang makan. makan dan sisanya membawa makanan
ke dalam kamar.
DS : 2 orang kelayan mengatakan belum lapar
dan mau menyimpan makanan dulu di
kamar, 2 orang lainnya mengatakan lebih
suka makan di kamar.
24-11-2006 DP I, IV Memotivasi kelayan untuk kegiatan kerja bhakti DO : 1 orang kelayan ikut terlibat aktif dalam
bersama membersihkan wisma secara bersama- kegiatan kerja bhakti sisanya
sama. meninggalkan wisma dengan keperluan
masing-masing.
DS : Dari keempat kelayan yang tidak ikut
kerja bhakti, 1 orang kelayan mengatakan
ada kegiatan kumpul di mushalla
(padahal belum waktunya), 1 orang
mengatakan kamarnya sudah dibersihkan
(padahal bau pesing), 1 orang
mengatakan sedang sakit dan pergi ke
poliklinik dan 1 orang lainnya
mengatakan mau memasak di dapur
umum.
27-11-2006 DP I Memfasilitasi kelayan untuk berkumpul DO : Terjadi interaksi antara sesama praktikan,
bersama dan mendiskusikan tentang kenangan praktikan dg kelayan dan sesama kelayan
yang menyenangkan dimasa lalu, diselingi oleh dengan diselingi senda gurau ketika
gurauan,dilanjutkan dengan acara berfoto menonton siaran televisi selama 20 menit.
bersama . 100 % kelayan mau berphoto bersama
praktikan.
DS : 2 orang kelayan mengatakan bahwa
sebelumnya pernah dilakukan kegiatan
berkumpul seperti ini oleh praktikan lain
namun kelayan tidak ingat waktunya
EVALUASI
No Tanggal Nomor Diagnosa Evaluasi Keterangan
1. 01-12-2006 DP I S : 100 % kelayan mengatakan sangat senang ketika acara makan bersama,
ngobrol, dan nonton TV bersama.
O : Terjadi peningkatan frekuensi interaksi dan kegiatan bersama di wisma
Brotojoyo.
A : Tujuan instruksional khusus tercapai.
P : Anjurkan kepada kelayan untuk meningkatkan interaksi yang sudah
berjalan, dan libatkan sistem pendukung yang ada (pengasuh, pegawai
panti) untuk memfasilitasi peningkatan kesempatan bersama diantara
sesama penghuni wisma.
Rencana tindak lanjut :
Anjurkan kelayan untuk melihat photo bersama yang terpampang di
ruang makan ketika rindu dan menemui masalah dalam interaksi.
Kepada pegawai dan pengasuh diharapkan dapat memberikan izin
pemasangan photot tsb di ruangan makan.
2. DP II S : 1 orang kelayan mengatakan masih nyeri pada lutut dan masih mudah
lelah jika beraktifitas. 100 % kelayan kadang-kadang masih sering BAK
di malam hari.
O : Lingkungan rumah tampak bersih. 1 orang kelayan terlihat berjalan
secara perlahan sambil berhenti sesaat. Penerangan ruangan baik.
A : Etiologi dari masalah keperawatan sukar diatasi namun 2 dari tujuan
instruksional khusus tercapai.
P : Anjurkan kelayan untuk saling menjaga satu sama lain. Dan kepada
kelayan yang sering beraktifitas di malam hari dianjurkan agar
memberitahukan kawan sekamar ketika sedang beraktifitas pada malam
hari. Akan lebih baik jika kebiasaan ini dihentikan.
Rencana tindak lanjut :
Sepanjang kelayan yang mengidap gangguan jiwa tidak terindikasi untuk
mencederai diri atau orang lain maka sistem interaksi yang telah ada
dianggap dapat mengisolasi faktor-faktor resiko jatuh. Diharapkan
kepada pengasuh dan praktikan selanjutnya terus mengevaluasi pola
interaksi sesama kelayan sehingga memungkinkan untuk saling menjaga
diantara sesama penghuni wisma.
3. DP III S : 100 % kelayan mengatakan masih sering terbangun pada malam hari.
O : 60 % kelayan menampilkan perilaku tidur pada siang hari : pukul 13.00
sampai pukul 15.00 WIB. (kemungkinan sebagai kompensasi).
A : Faktor etiologi masalah keperawatan berhubungan dengan fisiologis
lansia sehingga sulit untuk di atasi. Namun demikian tujuan instruksional
khusus dapat dicapai.
P : Pastikan kelayan tetap mempertahankan pola istirahat/tidur yang sudah
ada, melakukan kompensasi dengan tidur siang dan mengurangi minum
serta mengosongkan kandung kemih sebelum tidur.
Rencana tindak lanjut :
Jika memungkinkan praktikan selanjutnya dapat mengajarkan
keterampilan bladder training pada kelayan untuk meningkatkan
kemampuan otot spinkter blass menahan isi kandung kemih lebih lama
sehingga memungkinkan untuk menurunkan frekuensi berkemih pada
malam hari.