Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA

DI WISMA NAROYONO, PANTI WREDHA WENING WARDOYO UNGARAN

PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal
A. DATA UMUM
Nama Panti : Panti Werdha Wening Wardoyo Ungaran
Alamat Panti : Jl. Kutilang 2 nomor 45 Ungaran Telp ( 024) 9222289
Nama Pimpinan Panti : Dra. Sri Rukmi Handayani
Nama Wisma : Wisma Noroyono
Jumlah lansia di wisma : 7 orang
Nama Pengasuh : 1. Pekik Marwanto Adi ,H
2. Sugeng Widodo

B. DIMENSI BIOFISIK
1. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Berdasarkan pengkajian didapatkan data :
- Laki-laki : berjumlah 2 orang ( 28,57 % ).
- Perempuan : berjumlah 5 orang ( 71,42 % ).
2. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN UMUR
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :
- Umur 66 s/ d 75 tahun berjumlah 3 orang ( 42,85 % ).
- Umur 76 s/d 85 tahun berjumlah 4 orang ( 57,14 % )
3. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN SUKU/ETNIS
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 100 % lansia adalah suku Jawa.
4. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN AGAMA
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :
- Islam berjumlah 3 orang ( 42,85 % ).
- Kristen berjumlah 4 orang ( 57,14 % ).

5. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN STATUS GIZI


Status gizi disini diukur dengan menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT)
manurut WHO tahun 1995, yaitu :

IMT = BB dalam Kg
(TB dalam M)2

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :


Dari 7 orang terdapat 2 orang berstatus gizi kurang ( 28,57 % ) dan 5 orang bergizi
baik ( 71,42 % )
6. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN MASALAH KESEHATAN 6 BULAN
TERAKHIR
Berdasarkan data yang didapatkan dalam wawancara dengan kelayan dan pengasuh
wisma di Wisma Noroyo diketahui bahwa:
- Keluhan cepat lelah :Terdapat 3 kelayan ( 42,85 % ) mengalami gangguan cepat
lelah,yaitu Tn.T,Tn.R,Ny.R.
- Keluhan nyeri dada :Tidak ada ( 0 % )
- Keluhan sesak nafas :Tidak ada ( 0 % )
- Keluhan sulit tidur :Tidak ada ( 0 % )
- Keluhan batuk :Tidak ada ( 0 % )
- Gangguan penglihatan :Terdapat 2 Kelayan ( 28,57 % ) pernah mengalami operasi
katarak, yaitu Ny.S, Ny.T. Semua kelayan mengalami penurunan penglihatan,
namun masih dapat ditoleransi.
- Gangguan pendengaran :Terdapat 2 Kelayan ( 28,57 % ),yaitu : Ny.R, Ny.S.
Mampu mendengar bila lawan bicara berbicara didekat telinganya dengan suara
yang keras.
- Hipertensi :Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ).
- Diabetes Melitus :Tidak ada ( 0 % )
- Nafsu makan menurun :Terdapat 4 kelayan ( 57,14 % ), yaitu Tn.R, Ny.S, Ny.R,
Tn.T.
- Nafsu makan meningkat :Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ), yaitu : Ny.S.
- Osteartritis :Tidak ada ( 0 % )
- Osteoporosis: Terdapat 3 kelayan ( 42,85 % ) yaitu, Ny.R, Ny.S, Tn.R
- Gangguan gerak: Terdapat 2 kelayan ( 28,57 % ) yaitu : Ny.R, Tn.R, bisa
memenuhi ADL ( activity daily living ) namun tampak kekelahan bila banyak
melakukan aktivitas.
- Gangguan buang air kecil ( BAK ) :Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ) yaitu : Ny.R.
- Gangguan buang air besar (BAB) :Tidak ada ( 0 % ).
- Benjolan tidak normal : Tidak ada ( 0 % ).

C. DIMENSI PSIKOLOGIS
1. STATUS MENTAL
Pemeriksaan status mental disini menggunakan instrumen The Short Portable Mental
Status Quesionnaire ( SPMSQ ). Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ) mengalami
gangguan intelektual berat yaitu Ny. R, 1 orang kelayan ( 14,28 % ) mengalami
gangguan intelektual ringan yaitu Tn. R dan 5 orang kelayan ( 71,42 % ) tidak
mengalami gangguan intelektual yaitu Ny. S, Ny. S, Ny. S, Ny. T dan Tn. T.
2. STATUS DEPRESI
Pemeriksaan status depresi disini menggunakan instrumen The Geriatric Depresion
Scale dari Yesavage & brink (1983). Berdasarkan pengkajian yang dilakukan
didapatkan data bahwa 1 orang kelayan ( 14,28 % ) mengalami depresi yaitu Ny. R
dan 6 orang kelayan ( 85,71 % ) tidak mengalami depresi yaitu Tn. T, Tn. R, Ny. S,
Ny. S, Ny. S dan Ny. T.
3. KEADAAN EMOSI
Terdapat 4 orang kelayan ( 57,14 % ) berstatus emosi labil yaitu Ny. S, Ny. T, Ny. S
dan Ny. R. 3 orang kelayan ( 42,85 % ) berstatus emosi stabil.

D. DIMENSI FISIK
1. LUAS WISMA
Berdasarkan wawancara dengan salah seorang pegawai panti didapatkan data bahwa
luas bangunan wisma adalah 120 m2.
2. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMA
a. Penerangan
Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa kondisi penerangan di dalam
ruangan baik karena pintu dan tirai jendela dibuka ketika siang hari sehingga sinar
matahari dapat masuk dan ketika malam hari seluruh lampu di tiap ruangan
menyala.
b. Kebersihan dan kerapian
Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa ruang tamu dan dapur dalam
keadaan bersih. Perabot tertata dengan rapi pada tempatnya, meja makan dalam
keadaan bersih dan peralatan makanminum tertata cukup pada tempatnya.
Peralatan elektronik berfungsi dan dalam keadaan bersih. Dari ke empat ruang
tidur yang digunakan oleh kelayan, 1 kamar tercium bau tidak sedap. 1 kamar
tidak tercium bau namun penataan di dalamnya kurang rapi sedangkan kamar
lainnya terlihat lebih rapi dan bersih.Kamar mandi / toilet dalam keadaan bersih,
lantai tidak licin,bak air bersih dan airnya jernih.
c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita
Pasangan suami istri Tn.R dan Ny.T tinggal dalam satu kamar sedangkan klayan
yang lain ditempatkan di kamar terpisah sesuai jenis kelamin.
d. Sirkulasi udara
Berdasarkan observasi yang dilakukan didapatkan data bahwa di wisma Noroyono
pada masing masing kamar terdapat satu jendela yang tiap harinya dibuka
sehingga sirkulasi udara di Wisma Noroyono cukup baik.
e. Keamanan
Berdasarkan observasi lantai di kamar tidur dan ruang utama adalah ubin dan tidak
licin. Lantai kamar mandi adalah ubin kasar dan tidak licin. Terdapat pegangan
dilorong jalan untuk pengaman. Tidak ditemukan adanya alarm untuk tanda
bahaya di dalam wisma.
f. Sumber air minum
Air minum yang dikonsumsi lansia di wisma Noroyono bersumber dari
PDAM,kelayan mendapat air minum yang telah dimasak dari dapur.
g. Ruang berkumpul bersama
Ruangan cukup luas ,kebersihan selalu terjaga ,penchayaan cukup,terapat fasilitas
:televisi,VCD meja dan kursi tamu,meja makan dan kursinya,magic jar,jam
dinding,kondisi meja makan belum tertata sehingga fasilitas untuk makan bersama
kurang.
3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA
a. Pemanfaatan halaman
Halaman/tanah dimanfaatkan untuk menanam bunga dan pohon mangga,
kebersihan halaman selalu terjaga dan selalu disiram.
b. Pembuangan air limbah
Berdasarkan observasi, air limbah dibuang melalui saluran pembuangan limbah
yang sudah ada(selokan),
selokan dalam kondisi terbuka namun selalu dalam keadaan bersih.
c. Pembuangan sampah
Sampah ditampung di bak tetutup. Berdasarkan wawancara dengan pengasuh
diketahui bahwa ada petugas khusus yang mengambil sampah di bak sampah dan
dikumpulkan untuk dimusnahkan.
d. Sanitasi
Berdasarkan observasi diketahui bahwa WC yang digunakan dapat berfungsi
dengan baik, namun terlihat cukup bersih. Saluran pembuangan air limbah
mengalir dengan lancar.
e. Sumber pencemaran
Berdasarkan observasi diketahui bahwa pencemaran utama yang terjadi di wisma
Noroyono bersumber dari bau tidak sedap dari kamar yang dihuni oleh Ny. S.

E. DIMENSI SOSIAL
1. DISTRIBUSI KELAYAN BERDASARKAN PENDIDIKAN
Berdasarkan pengkajian dan wawancara terhadap lansia dan pengasuh panti diketahui
bahwa 57,14 % (4 orang) tidak pernah mengikuti pendidikan formal dan 42,85 %
lainnya (3 orang) pernah bersekolah yaitu di (Vervoolk School), yaitu Tn.T, Ny.S, dan
Ny.S.
2. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI DALAM WISMA
Berdasarkan wawancara dengan kelayan dan pengasuh diruangan antara kelayan yang
satu dengan kelayan lainnya terkadang timbul konflik karena salah satu kelayan
bersifat selalu mendominasi
3. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI LUAR WISMA
Terdapat 3 orang kelayan yang kurang bersosialisasi diluar wisma ( 42,85% ), yaitu
Ny.S, Ny.R, dan Ny. S, dengan alasan lebih suka berdiam diri diwisma. Meraka keluar
jika ada jadwal kegiatan rutin saja, itupun terkadang dilakukan secara terpaksa karena
takut dimarahi pengasuhnya, serta 4 orang kelayan dapat bersosialisasi cukup baik di
luar wisma ( 57,14 % ), yaitu Ny.S, Ny.T, Tn. T, dan Tn. R.
4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANGGOTA KELUARGA
Terdpat 3 kelayan ( 42,85 % ) yang masih dijenguk oleh keluarganya, yaitu Ny.S,
Tn.R dan Ny.T.
5. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA
Semua kelayan menjalin hubungan baik dengan pengasuh wisma.
6. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL
Kegiatan keagamaan bagi kelayan yang beragam islam dilaksanakan pada hari Senin,
Rabu, sabtu. Kelayan yang beragama islam selalu mengikuti kegiatan keagamaan .
tapi selain hari yang terjadwl kelayan yang melaksanakan ibadah sholat secara rutin
hanya 1 orang ( 14,28 % ), yaitu Ny. R. Kegiatan kerohanian agama Kristen
dilaksanakan pada hari Rabu dam Jumat, semua kelayan yang beragama Kristen
selalu mengikuti kebaktian.
Olahraga dilaksanakan tiap hari, hari Selasa dilaksanakan kegiatan sosial
kemasyarakatan yang bertujuan untuk sosialisasi seluruh penghuni panti.
Sedangkan kegiatan pembinaan rekreatif/keterampilan dilaksanakan pada hari Kamis,
seluruh kelayan mengikuti dengan rutin sesuai dengan yang telah dijadwalkan.
100 % kelayan aktif mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian yang dilaksanakan di
panti.

F. DIMENSI TINGKAH LAKU


1. POLA MAKAN
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa semua kelayan ( 100 % ) makan 3 kali
sehari dengan menu yang bervariasi yang disajikan oleh dapur umum dan dibagi oleh
pengasuh. Tn. R, Ny. S, Tn.T makan hanya sedikit karena sering mengatakan tidak
nafsu makan dan Ny. R jarang makan karena merasa masakan terasa hambar.
2. POLA TIDUR
Berdasarkan wawancara tidak ada kelayan yang mengalami sulit tidur ( 100 % ).
3. POLA ELIMINASI BAB/BAK
Tidak ada keluhan inkontinensia urine, namun 2 kelayan ( 28,57 % ) mengeluh sering
mengalami konstipasi ( BAB 2 3 hari sekali ).
4. KEBERSIHAN DIRI
Semua kelayan ( 100 % ) mampu melakukan mandi sendiri, jika tidak dingin kelayan
rata-rata mandi 2 kali sehari.
5. KEBIASAAN BURUK DALAM KELOMPOK
Berdasarkan pengkajian terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ) sering merasa ingin menguasi
wisma.
6. STATUS FUNGSIONAL (AKTIFITAS KEGIATAN SEHARI-HARI)
Berdasarkan hasil pengkajian, semua kelayan ( 100 % ) mandiri untuk melaksanakan
aktivitas seperti bathing, dressing, toileting, transfering, continence, feeding ( indeks
KATZ : A )
7. PELAKSANAAN PENGOBATAN
Semua kelayan ( 100 % ) memeriksakan kesehatannya di poliklinik setiap hari selasa,
kelayan memeriksakan diri ke poliklinik jika ada keluhan.
8. KEGIATAN OLAH RAGA
Menurut kelayan dan pengasuh 100 % kelayan setiap hari mengikuti kegiatan olah
raga ( senam ) setiap jam 6 pagi.
9. REKREASI
Kegiatan yang bersifat rekreatif dilaksanakan oleh panti setiap hari kamis dan seluruh
kelayan mengikutinya secara rutin sesuai jadwal. Para kelayan kurang aktif selama
kegiatan berlangsung.
10. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berdasarkan wawancara dengan penghuni wisma Noroyono, keputusan penting yang
berhubungan dengan aktifitas wisma diputuskan oleh pengasuh.
Menurut observasi dan wawancara dengan pengasuh yang sering mengambil inisiatif
untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas seperti kegiatan
bimbingan rohani, mengambil makanan dan merawat tanaman adalah Ny. S.
G. DIMENSI SISTEM KESEHATAN
1. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATAN
Menurut pengasuh, bila kelayan di wisma Noroyono mengalami masalah kesehatan
dapat mengkomunikasikan keluhannya kepada pengasuh dan berobat sendiri ke
Poliklinik.
2. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
a. Fasilitas kesehatan yang tersedia
Fasilitas kesehatan yang tersedia di Panti Wredha Wening Wardoyo ini adalah 1
buah Poliklinik yang berada di dalam lingkungan panti, RS Dr Kariadi yang sering
melakukan kunjungan ke panti, Balai Kesehatan Indera dan 1 orang petugas
kesehatan yang tinggal di lingkungan sekitar panti.
b. Jumlah tenaga kesehatan
Tidak ada tenaga kesehatan tetap yang menjadi pegawai panti. Hanya ada petugas
freelance 1 orang.
c. Tindakan pencegahan terhadap penyakit
Tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan adalah dengan rutin melakukan
olah raga senam sehat setiap pagi, membuang sampah pada tempat tertutup dan
menjaga kelancaran saluran pembuangan air limbah.
d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Jenis pelayanan yang tersedia adalah pengobatan rawat jalan di Poliklinik dan
pelayanan rujukan untuk operasi dan rawat inap.
e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan di Poliklinik dilaksanakan pada hari Selasa dan Jumat. Untuk
kegiatan rujukan dapat dilaksanakan setiap waktu jika diperlukan.
ANALISA DATA

NO DATA FOKUS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. DS : - 4 dari 7 kelayan ( 57,14 % ) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
yaituTn.R, Ny.S, Ny.R, Tn.T. tubuh berhubungan dengan intake yang
mengatakan mengalami penurunan nafsu tidak adekuat.
makan..
- Tn R, Ny. S, Tn. T makan hanya sedikit
karena sering mengatakan tidak nafsu
makan dan Ny. R jarang makan karena
merasa masakan terasa hambar.
DO:- BB dibawah ideal > 20% ( 4
klayen).
Pemeriksaan Laboratorium(Hb)
- Tn.R : 11 gr%
- Ny.R : 8 gr%
- Ny.S
- Tn.J

2. DS : - 3 dari 7 orang(42,85 %)kelayan Kelelahan pada kelompok lansia di


mengatakan cepat lelah. Wisma Noroyono berhubungn dengan
- 3 dari 7 orang(42,85 %)kelayan penurunan kondisi fisik.
mengatakan malas untuk bersosialisasi
diluar wisma dan lebih suka berdiam diri
dikamar.
DO:- Semua kelayan (100%) mampu
melaksanakan ADL (Activity Daily
Living) secara mandiri.(indeks KATZ :A)
DS :3kelayan( 42,85% ),yaitu Ny.S, Ny.R,
3. dan Ny. S mengatakan lebih suka berdiam Kerusakan interaksi sosial pada kelompok
diri diwisma.. lansia di Wisma Noroyono berhubungan
DO: dengan kurangnya komunikasi antar
kelayan.
ANALISA DATA

No Data Masalah Kemungkinan penyebab


Data Subyektif : Kerusakan interaksi sosial Kurangnya pengetahuan dan
20 % kelayan mengatakan takut pada seorang kelayan lain keterampilan mengenai cara
sebab sering disebut seperti patung dan tidak mau dalam meningkatkan kualitas
beraktifitas hubungan
80 % kelayan sudah tidak memiliki keluarga lagi Perubahan proses pikir
40 % kelayan mengatakan mempunyai hubungan akrab
yang timbal balik karena tinggal dalam 1 kamar.
Data Obyektif :
40 % kelayan lainnya yang tinggal dalam 1 kamar jarang
bertegur sapa satu sama lain sebab yang satu sering tidak
berada di wisma dan yang lainnya cerewet.
20 % lansia terlihat pendiam dan sering menyendiri dan
tinggal sendiri dalam 1 kamar
Selama pengkajian tidak pernah terlihat seluruh penghuni
wisma berkumpul bersama dalam 1 tempat.
40 % kelayan terlihat jarang keluar wisma namun masih
bisa menyebutkan 3 5 nama kelayan lain di luar
wismanya
20 % lansia termasuk dalam kategori gangguan mental
ringan dan 20 % lainnya termasuk dalam kategori
gangguan mental sedang
20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi sedang
dengan nilai 12
Data Subyektif : Resiko Jatuh Faktor-faktor fisiologis (usia,
20 % kelayan berusia 60 69 tahun osteoarthitis, gangguan
60 % kelayan berusia 70 79 tahun penglihatan, pendengaran dan
20 % kelayan mengalami gangguan penglihatan dan gerak)
pendengaran Lingkungan yang menunjang
60 % kelayan mengeluhkan gejala osteoarthritis keamanan kurang memadai
20 % kelayan mengalami gangguan gerak.
20 % kelayan mengatakan linu-linu
100 % lansia di wisma Brotojoyo mengalami gangguan
buang air kecil dengan keluhan sering BAK pada malam
hari
60 % kelayan mengeluhkan kesulitan tidur pada malam
hari.
20 % kelayan selalu tidur siang dan beraktifitas pada
malam hari.
20 % kelayan sulit tidur karena rindu dengan keluarganya
dan 20 % lainnya tidur malam hanya 2 4 jam
Data Obyektif :
Lantai kamar mandi terbuat dari ubin kasar.
Tidak ada pegangan di kamar mandi/WC kelayan
Tidak ada alarm tanda bahaya di wisma
20 % kelayan sering terlihat tertidur sambil duduk di kursi

Data Subyektif : Gangguan pola tidur Faktor-faktor fisiologis (sering


20 % kelayan berusia 60 69 tahun BAK)
60 % kelayan berusia 70 79 tahun
100 % lansia di wisma Brotojoyo mengalami gangguan
buang air kecil dengan keluhan sering BAK pada malam
hari
60 % kelayan mengeluhkan kesulitan tidur pada malam
hari.
20 % kelayan selalu tidur siang dan beraktifitas pada
malam hari.
20 % kelayan sulit tidur karena rindu dengan keluarganya
20 % kelayan tidur malam hanya 2 4 jam
20 % kelayan mengeluh cepat lelah
Data Obyektif :
20 % kelayan terlihat selalu berada di kamar pada siang
hari.
20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi sedang
dengan nilai 12
Data Subyektif : Kerusakan pemeliharaan rumah Kerusakan fungsi kognitif dan
20 % kelayan mengeluh cepat lelah emosi
40 % kelayan biasa makan di dalam kamar Keterbatasan peran model
1 kamar yang digunakan lansia tercium bau pesing dan
sering ditutup
Data Obyektif :
20 % kelayan terlihat selalu berada di kamar pada siang
hari.
20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi dengan
nilai 12
SKORING PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan dan keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan
dan perubahan proses pikir
A. Populasi yang mengalami masalah :9
Pembenaran :
Berdasarkan observasi tidak pernah terjadi interaksi yang lama diantara penghuni
wisma. 1 orang kelayan sering tidak dirumah, 1 orang kelayan sering menyendiri, 1
orang kelayan teridentifikasi mengalami depresi sedang dengan nilai 12 dan 1 orang
kelayan mengidap gangguan jiwa.
B. Keseriusan masalah :8
Pembenaran :
Kegagalan interaksi sosial pada suatu kelompok penghuni wisma akan menurunkan
koping kelompok sebagai suatu unit keluarga.
C. Efektifitas intervensi yang direncanakan :5
Pembenaran :
Perubahan proses pikir berhubungan dengan fisiologi lansia sehingga sulit untuk
dirubah
Skor : (A + 2B) x C = (9 + 16) x 5 = 125

Diagnosa Keperawatan : Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia,


osteoarthitis, gangguan penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan
yang menunjang keamanan kurang memadai
A. Populasi yang mengalami masalah :9
Pembenaran :
3 dari 5 orang kelayan berusia antara 70 79 tahun, 1 orang kelayan mempunyai
kebiasaan beraktifitas pada malam hari, lantai wisma terbuat dari ubin licin, 1 orang
kelayan mempunyai masalah gangguan penglihatan dan pendengaran sedangkan
interaksi yang ditampilkan penghuni wisma tidak memadai untuk saling menjaga
diantara sesama kelayan
B. Keseriusan masalah :7
Pembenaran :
Jatuh akan menimbulkan komplikasi masalah kesehatan pada lansia namun lansia yang
mengalami masalah mempunyai seorang kawan dekat yang dapat mengantisipasi
faktor-faktor resiko
C. Efektifitas intervensi yang direncanakan :5
Pembenaran :
Kelayan yang mempunyai kebiasaan beraktifitas pada malam hari mempunyai riwayat
gangguan jiwa (halusinasi) sedangkan interaksi yang ditampilkan penghuni wisma
tidak memadai untuk saling menjaga diantara sesama kelayan
Skor : (A + 2B) x C = (9 + 14) x 5 = 115

Diagnosa Keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis


(sering BAK)
A. Populasi yang mengalami masalah : 10
Pembenaran :
Berdasarkan wawancara 100 % kelayan mengeluh sering BAK pada malam hari dan 60
% diantaranya melaporkan sulit tidur pada malam hari
B. Keseriusan masalah : 5
Pembenaran :
Gangguan pola tidur masih dapat ditoleransi dengan tidur pada siang hari
C. Efektifitas intervensi yang direncanakan :5
Pembenaran :
Lansia tidak boleh dibiasakan mengkonsumsi obat-obatan untuk membantu tidur dan
sering BAK merupakan bagian dari perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia
Skor : (A + 2B) x C = (10 + 10) x 5 = 100

Diagnosa Keperawatan : Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan


fungsi kognitif dan emosi serta keterbatasan peran model
A. Populasi yang mengalami masalah :5
Pembenaran :
Berdasarkan observasi keadaan wisma terlihat kotor, 1 kamar berbau pesing dan
banyak lalat berkerumun di sekitar tempat mencuci piring.
B. Keseriusan masalah : 8
Pembenaran :
Pemeliharaan rumah yang tidak efektif dapat menimbulkan masalah baru seperti
meningkatnya resiko terjangkitnya penyakit diare dan bau pesing yang ditimbulkan
dapat mengganggu penghuni lain
C. Efektifitas intervensi yang direncanakan :4
Pembenaran :
Lansia memiliki kecenderungan untuk menghindari tugas tugas dan mengabaikannya
sebagai kompensasi dari paradigma bahwa lansia merupakan masa beristirahat
Skor : (A + 2B) x C = (5 + 16) x 4 = 84

Berdasarkan skoring yang dibuat, maka prioritas masalah yang dibuat adalah :
1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan dan perubahan
proses pikir.
2. Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia, osteoarthitis, gangguan
penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan yang menunjang
keamanan kurang memadai.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (sering BAK).
4. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitif dan
emosi serta keterbatasan peran model
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi


1. Kerusakan interaksi sosial Tujuan Instruksional Umum : 1. Fasilitasi peningkatan kemampuan kelayan untuk berinteraksi
berhubungan dengan kurangnya Setelah diberikan asuhan dengan yang lainnya (NIC 3.Q.5100)
pengetahuan dan keterampilan keperawatan selama 1 bulan 100 a. Dorong untuk meningkatkan keterlibatan dalam pola
mengenai cara dalam % kelayan di wisma Brotojoyo hubungan yang telah ada.
meningkatkan kualitas dapat menampilkan perilaku b. Dorong keterlibatan dalam aktifitas sosial dalam kelompok.
hubungan dan perubahan proses berkumpul bersama minimal 1 c. Dorong untuk berbagi masalah yang dialami secara umum
pikir kali dalam 1 bulan. dengan kelayan lain
Tujuan Instruksional Khusus : d. Gunakan teknik bermain peran untuk mempraktekkan
a. Setelah dilakukan asuhan keterampilan dan teknik komunikasi yang diinginkan
keperawatan selama 7 hari 80 e. Dorong penghuni wisma untuk merencanakan aktifitas yang
% kelayan dapat bermakna
menampilkan perilaku 2. Fasilitasi kelayan untuk merasakan, mengapresiasikan dan
interaksi terhadap seluruh mengekspresikan hal-hal yang menyenangkan dalam
penghuni wisma minimal 1 berhubungan dengan orang lain. (NIC 3.R.5320)
kali dalam 1 hari. a. Tentukan tipe humor yang diapresiasi oleh kelayan
b. Setelah diberikan asuhan b. Tentukan respon kelayan terhadap humor
keperawatan selama 7 hari 80 c. Tampilkan pilihan-pilihan humor yang dapat digunakan
% kelayan dapat dalam interaksi
menyediakan waktu minimal d. Berikan respon positif terhadap humor yang ditampilkan
10 menit untuk berkumpul oleh kelayan
bersama dalam 1 macam 3. Bantu kelayan mengambangkan keterampilan-keterampilan
kegiatan minimal 2 kali interaksi sosial (NIC 3.O.4362)
dalam 1 minggu. a. Berikan pendidikan kepada kelayan tentang tujuan dan
c. Setelah diberikan pendidikan proses pelatihan keterampilan-keterampilan sosial.
kesehatan selama 40 menit
80 % kelayan mengatakan
bahwa interaksi sosial yang
terjadi bermanfaat bagi
dirinya
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi
2. Resiko jatuh berhubungan Tujuan Instruksional Umum : 1. Identifikasi faktor resiko yang dihadapi oleh penghuni wisma
dengan faktor-faktor fisiologis Setelah diberikan asuhan (NIC 4.V.6610)
(usia, osteoarthitis, gangguan keperawatan selama 1 bulan 100 a. Kaji faktor-faktor resiko secara rutin
penglihatan, pendengaran dan % kelayan di wisma Brotojoyo b. Review riwayat perawatan dan pengobatan yang lalu yang
gerak) serta kondisi lingkungan dapat menyebutkan faktor resiko membuktikan adanya resiko
yang menunjang keamanan jatuh dan melakukan tindakan c. Identifikasi kelayan dengan kondisi sosial yang unik, yang
kurang memadai pencegahan. dapat mempersulit antisifasi faktor resiko secara efisien
Tujuan Instruksional Khusus : 2. Manajemen lingkungan kelompok (NIC 4.V.6484)
a. Setelah diberikan asuhan a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penanganan faktor
keperawatan selama 7 hari 80 resiko yang direncanakan.
% kelayan dapat
menyebutkan minimal 50 %
dari faktor resiko jatuh yang
diidentifikasi di wisma
Brotojoyo.
b. Setelah diberikan pendidikan
kesehatan tentang interaksi
sosial selama 40 menit 60 %
lansia mengungkapkan
bersedia untuk saling
mengingatkan dan saling
menjaga satu sama lain.
c. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari 40
% lansia menampilkan
perilaku perlindungan
terhadap kelayan lain yang
memiliki resiko jatuh.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi
3. Gangguan pola tidur Tujuan Instruksional Umum : 1. Fasilitasi siklus tidur/bangun yang teratur (NIC 1.F.1850)
berhubungan dengan faktor- Setelah diberikan asuhan a. Ajarkn untuk melupakan situasi yang tidak menyenangkan
faktor fisiologis (sering BAK) keperawatan selama 14 hari saat menjelang tidur
kelayan di wisma Brotojoyo 2. Pertahankan pola eliminasi yang optimal (NIC 1.B.0590)
menampilkan perilaku adaptif a. Instruksikan kelayan untuk mengosongkan kandung kemih
terhadap perubahan pola tidur. sebelum tidur.
Tujuan Instruksional Khusus : b. Batasi asupan cairan menjelang tidur bila diperlukan
a. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari
100 % kelayan mampu
menyebutkan bahwa
perubahan pola tidur adalah
situasi yang fisiologis pada
lanjut usia.
b. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari 60
% kelayan dapat
menampilkan perilaku
manipulasi untuk memenuhi
kebutuhan tidur secara
adekuat
c. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari
minimal 60 % kelayan
menampilkan perilaku
membatasi minum minimal 1
gelas ketika akan tidur
malam
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi
4. Kerusakan pemeliharaan rumah Tujuan Instruksional Umum : 1. Bantu kelayan untuk mempertahankan kondisi rumah yang
berhubungan dengan kerusakan Setelah diberikan asuhan bersih, aman, dan menyenangkan untuk dihuni (NIC 5.X.7180)
fungsi kognitif dan emosi serta keperawatan selama 7 hari a. Tentukan kebutuhan yang diperlukan untuk perawatan
keterbatasan peran model kelayan di wisma Brotojoyo rumah
menampilkan perilaku b. Libatkan kelayan dalam menentukan kebutuhan perawatan
pemeliharaan rumah: membuang rumah yang diperlukan
sampah pada tempatnya, c. Bantu kelayan mengembangkan harapan yang realistis
menjemur bantal/kasur 2 kali tentang peran yang mereka inginkan untuk dirinya sendiri
dalam 1 bulan, menganti sprei dalam hal perawatan rumah
1kali dalam seminggu, d. Berikan informasi tentang bagaimana membuat lingkungan
membersihkan tempat mencuci rumah aman dan bersih.
piring.
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 7 hari
minimal 60 % kelayan
menyampaikan penerimaan
terhadap pola hidup sehat.
b. Saat dilakukan kegiatan kerja
bakti bersama minimal 60 %
kelayan dapat terlibat dalam
kegiatan kerja bhakti
membersihkan rumah dan
kamar tidur yang
direncanakan/dijadwalkan
c. Selama berinteraksi dengan
kelayan selama 7 hari kamar
tidur yang dihuni oleh
kelayan tidak berbau
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Tanggal Nomor Diagnosa Implementasi Respon Kelayan


1 20-11-2006 DP I Membina hubumgan salimg percaya dengan DO : Kelayan mau berkenalan seraya berjabat
cara memperkenalkan diri dan menjelaskan tangan dan mau menyebutkan namanya
maksud dan tujuan kepada kelayan. masing-masing dan mampu menyebutkan
kembali nama praktikan.
DS : 100 % kelayan mengatakan senang
mendapatkan kunjungan dan ditengok.

21-11-2006 DP I Melakukan pengkajian pola aktifiitas dan DO : Berdasarkan observasi 1 orang kelayan
kebiasaan , riwauyat masa lalu , dan melakukan senang menyendiri, 2 orang kelayan
observasi pola interaksi masing 2 kelayan di sering makan di kamar, 1 orang kelayan
dalam maupum diluar wisma. sering tidak berada di wisma dan 1 orang
kelayan terlihat sangat dominan dalam
pengaturan wisma.
DS : 1 orang kelayan mengatakan bahwa di
wisma ini perilaku penghuninya
bermacam-macam dan memang jarang
berkumpul bersama.

DP II, IV Melakukan observasi lingkungan wisma. DO : 1 kamar terlihat kotor dan berbau pesing.
Kondisi rumah : atap rumah banyak
lawa-lawa, banyak lalat berkerumun di
sekitar tempat mencuci piring.
DS : 2 orang kelayan mengatakan bahwa yang
biasa membersihkan wisma adalah
pengasuh, dan 1 orang kelayan yang
dominan di wisma.
22-11-2006 DP I, II, III, IV Melakukan pemeriksaan status depresi, Data lengkap hasil pengukuran dan
pemeriksaan MMS, pengukuran tanda 2 vital ( pemeriksaan masing-masing kelayan terdapat
tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu dalam dokumentasi data masing-masing
tubuh), pengukuran BB dan TB dan keluhan kelayan (lampiran 1 laporan askep ini)
yang dirasakan kelayan.

23-11-2006 DP I, II, III Memfasilitasi kelayan untuk berbincang- DO : 100 % kelayan mau diajak berkumpul
bincang bersama sambil menonton siaran bersama di ruang tamu selama 3 menit.
televisi. DS : 1 orang kelayan mengatakan harus segera
ke dapur untuk memasak, 1 orang
kelayan yang dominan menceritakan
banyak hal yang biasa dilakukannya di
wisma. 2 orang kelayan lebih banyak
diam.

DP I Memfasilitasi seluruh kelayan untuk melakukan DO : 1 orang kelayan yang makan di ruang
aktivitas makan siang bersama diruang makan. makan dan sisanya membawa makanan
ke dalam kamar.
DS : 2 orang kelayan mengatakan belum lapar
dan mau menyimpan makanan dulu di
kamar, 2 orang lainnya mengatakan lebih
suka makan di kamar.

24-11-2006 DP I, IV Memotivasi kelayan untuk kegiatan kerja bhakti DO : 1 orang kelayan ikut terlibat aktif dalam
bersama membersihkan wisma secara bersama- kegiatan kerja bhakti sisanya
sama. meninggalkan wisma dengan keperluan
masing-masing.
DS : Dari keempat kelayan yang tidak ikut
kerja bhakti, 1 orang kelayan mengatakan
ada kegiatan kumpul di mushalla
(padahal belum waktunya), 1 orang
mengatakan kamarnya sudah dibersihkan
(padahal bau pesing), 1 orang
mengatakan sedang sakit dan pergi ke
poliklinik dan 1 orang lainnya
mengatakan mau memasak di dapur
umum.

DP I, II Memfasilitasi masing-masing kelayan untuk DO : Kelayan yang tinggal sekamar dapat


saling menyapa dan saling membantu sesama menampilkan perilaku untuk saling
penghuni wisma agar tidak terjatuh ketika mengingatkan kawan sekamarnya untuk
beraktifitas. makan.
DS : 100 % kelayan mengatakan mau untuk
saling menyapa kelayan lain baik di
dalam maupun di luar wisma.

27-11-2006 DP I Memfasilitasi kelayan untuk berkumpul DO : Terjadi interaksi antara sesama praktikan,
bersama dan mendiskusikan tentang kenangan praktikan dg kelayan dan sesama kelayan
yang menyenangkan dimasa lalu, diselingi oleh dengan diselingi senda gurau ketika
gurauan,dilanjutkan dengan acara berfoto menonton siaran televisi selama 20
bersama . menit.
100 % kelayan mau berphoto bersama
praktikan.
DS : 2 orang kelayan mengatakan bahwa
sebelumnya pernah dilakukan kegiatan
berkumpul seperti ini oleh praktikan lain
namun kelayan tidak ingat waktunya

DP III Memberikan arahan untuk BAK dan DO : Tidak dapat diobservasi


mengurangi minum sebelum tidur agar tidak DS : 3 orang kelayan mengatakan bahwa
terbangun pada malam hari. ketika malam hari sudah tidak sering
BAK lagi namun masih sering terbangun.
DP I, II, III Menganjurkan kelayan untuk berdoa sebelum DO : Tidak dapat diobservasi
tidur dan hanya membayangkan situasi yang DS : 100 % kelayan mengatakan biasa berdoa
menyenangkan ketika menjelang tidur. sebelum tidur dan selama seminggu ini
banyak hal menyenangkan yang mereka
rasakan.

28-11-2006 DP I, II Memberikan pendididkan kesehatan tentang Selengkapnya terlampir dalam laporan


karakteristik interaksi sosial yang ideal dengan pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam
metode bermain peran dan diskusi. laporan ini.

29-11-2006 DP I Melakukan therapi aktivitas kelompok tentang Selengkapnya terlampir dalam laporan
interaksi sosial yang bermanfaat dengan metode pelaksanaan terapi aktifitas kelompok dalam
makan bersama. laporan ini.

Memberikan arahan kepada kelayan untuk DO : Kelayan tampak memperhatikan arahan


mempertahankan dan meningkatkan pola yang diberikan oleh praktikan.
interaksi yangt sudah berjalan dengan di selingi DS : Kelayan mengatakan dalam seminggu
humor. Jika mengalami situasi yang tidak terakhir ini mereka merasa saling akrab
menyenangkan dalam interaksi selanjutnya di satu sama lain. 2 orang kelayan
anjurkan untukm melihat kembali foto bersama mengatakan bahwa kelayan yang
yang di pajang di ruang makan. sebelumnya dominan sudah agak mau
mengalah dengan yang lain.

30-11-2006 DP I, IV Memfasilitasi kelayan untuk membersihkan DO : 4 orang kelayan mau terlibat dalam
lingkungan wisma bersama-sama sambil kegiatan kerja bhakti membersihkan
melakukan observasi terhadap pola interaksi kamarnya masing-masing dan ruangan
yang berlangsung. utama wisma. 1 orang kelayan memang
dianjurkan untuk istirahat sambil melihat
kegiatan berlangsung sebab mengalami
gangguan gerak (sakit pada sendi bila
bergerak).
1 orang kelayan menyapu lantai sambil
berjoget dan disambut dengan tertawa
oleh kelayan lainnya.
DS : 100 % kelayan mengatakan kegiatan ini
ramai sekali.

01-12-2006 DP I Melakukan terminasi hubungan dengan kelayan DO : 1 orang kelayan terlihat menangis saat
seraya menganjurkan kelayan mempertahankan berpamitan, 3 orang kelayan selalu
interaksi yang sudah terjadi, berpamitan pada mendoakan praktikan yang berpamitan
masing-masing kelayan dan pengasuh wisma dan 1 orang kelayan yang teridentifikasi
dan saling mendoakan agar selamat, sehat, dan gangguan jiwa hanya tersenyum ketika
selalu dilindungi oleh Allah SWT. berpamitan.
DS : 100 % kelayan mengucapkan selamat
jalan kepada praktikan.
EVALUASI

No Tanggal Nomor Diagnosa Evaluasi Keterangan


1. 01-12-2006 DP I S : 100 % kelayan mengatakan sangat senang ketika acara makan bersama,
ngobrol, dan nonton TV bersama.
O : Terjadi peningkatan frekuensi interaksi dan kegiatan bersama di wisma
Brotojoyo.
A : Tujuan instruksional khusus tercapai.
P : Anjurkan kepada kelayan untuk meningkatkan interaksi yang sudah
berjalan, dan libatkan sistem pendukung yang ada (pengasuh, pegawai
panti) untuk memfasilitasi peningkatan kesempatan bersama diantara
sesama penghuni wisma.
Rencana tindak lanjut :
Anjurkan kelayan untuk melihat photo bersama yang terpampang di
ruang makan ketika rindu dan menemui masalah dalam interaksi.
Kepada pegawai dan pengasuh diharapkan dapat memberikan izin
pemasangan photot tsb di ruangan makan.

2. DP II S : 1 orang kelayan mengatakan masih nyeri pada lutut dan masih mudah
lelah jika beraktifitas. 100 % kelayan kadang-kadang masih sering BAK
di malam hari.
O : Lingkungan rumah tampak bersih. 1 orang kelayan terlihat berjalan
secara perlahan sambil berhenti sesaat. Penerangan ruangan baik.
A : Etiologi dari masalah keperawatan sukar diatasi namun 2 dari tujuan
instruksional khusus tercapai.
P : Anjurkan kelayan untuk saling menjaga satu sama lain. Dan kepada
kelayan yang sering beraktifitas di malam hari dianjurkan agar
memberitahukan kawan sekamar ketika sedang beraktifitas pada malam
hari. Akan lebih baik jika kebiasaan ini dihentikan.
Rencana tindak lanjut :
Sepanjang kelayan yang mengidap gangguan jiwa tidak terindikasi untuk
mencederai diri atau orang lain maka sistem interaksi yang telah ada
dianggap dapat mengisolasi faktor-faktor resiko jatuh. Diharapkan
kepada pengasuh dan praktikan selanjutnya terus mengevaluasi pola
interaksi sesama kelayan sehingga memungkinkan untuk saling menjaga
diantara sesama penghuni wisma.

3. DP III S : 100 % kelayan mengatakan masih sering terbangun pada malam hari.
O : 60 % kelayan menampilkan perilaku tidur pada siang hari : pukul 13.00
sampai pukul 15.00 WIB. (kemungkinan sebagai kompensasi).
A : Faktor etiologi masalah keperawatan berhubungan dengan fisiologis
lansia sehingga sulit untuk di atasi. Namun demikian tujuan instruksional
khusus dapat dicapai.
P : Pastikan kelayan tetap mempertahankan pola istirahat/tidur yang sudah
ada, melakukan kompensasi dengan tidur siang dan mengurangi minum
serta mengosongkan kandung kemih sebelum tidur.
Rencana tindak lanjut :
Jika memungkinkan praktikan selanjutnya dapat mengajarkan
keterampilan bladder training pada kelayan untuk meningkatkan
kemampuan otot spinkter blass menahan isi kandung kemih lebih lama
sehingga memungkinkan untuk menurunkan frekuensi berkemih pada
malam hari.

4. DP IV S : 100 % kelayan mengatakan setiap pagi selalu membersihkan kamar dan


ruangan utama wisma baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang
lain.
O : Ruangan wisma tampak bersih, tidak ada bekas makanan di meja makan,
langit-langit ruangan tampak bersih, kamar tidak berbau pesing.
A : Etiologi masalah ini berhubungan erat dengan diagnosa keperawatan I
sehingga jika DP I teratasi maka DP IV pun akan teratasi.
P : Berikan penguatan-penguatan kepada kelayan atas perilaku pemeliharaan
rumah yang ditampilkan dan berikan pujian kepada kelayan secara
merata jika perlu.
Rencana tindak lanjut :
Jika memungkinkan berikan tugas-tugas perawatan rumah pada masing-
masing kelayan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Bahkan kegiatan lomba kebersihan wisma dapat diadakan kembali untuk
memelihara motivasi dari tiap kelayan dalam hal pemeliharaan rumah.

Ungaran, Desember 2006


Praktikan :

Menyetujui : Kiki Deniati


Pembimbing Akademik Keny Sulistyorini
Kori Limbong
Kusnadi Jaya
M. Ridwan

NIP.

Mengetahui :
Kepala Panti Wredha Wening Wardoyo

Dra.Sri Rukmi Handayani


NIP. 170 015 280

Anda mungkin juga menyukai