OLEH
Tempat pengkajian : Rumah di Jln Raya Pelaga, Kec Petang, Kab Badung
A. Data Subjektif
2. Keluhan
Ny “S” mengeluh keputihan sejak 7 hari yang lalu, berwarna putih, tidak berbau,
dan konsistensinya cair.
3. Riwayat Menstruasi
Ny”S” mengatakan pertama kali haid pada umur 13 tahun. Siklus haid Ny”S”
teratur yaitu setiap 28 hari dan Ny”S” tidak memiliki keluhan saat haid. Dalam sehari
Ny”S” mengganti pembalut ±3-4 kali dan sifat darah haid encer. Ny “S” mengatakan
HPHT pada tanggal 14 Februari 2020
4. Riwayat Perkawinan
Ny”S” menikah pada usia 21 tahun dan usia suami menikah pada umur 25 tahun
serta status perkawinan hingga saat ini Sah. Ini merupakan pernikahan pertama Ny”S”
dan telah menikah selama 25 tahun.
5. Riwayat Obstetri
6. Riwayat Kontrasepsi
Ny”S” tidak pernah menderita penyakit menular hingga saat ini seperti HIV,
TBC, Hepaitis, dan PMS.
a. Biologis
Pola makan Ny”S” mengatakan makan sebanyak 3 kali perhari dengan posri satu
piring sedang berisi nasi, 1 potong daging ayam, sayur, dan tempe .
Pola eliminasi Ny”S” mengatakan BAB sebanyak 1 x/hari bersifat lembek dan
tidak ada keluhan dan untuk BAK ibu mengatakan sebanyak ±8x/hari dengan warna
kuning jernih dan tidak ada keluhan
Ny”S” mengatakan frekuensi seksual 1 kali per minggu dan tidak memiliki
keluhan dalam berhubungan seksual.
b. Psikologis
Saat ini perasaan Ny”S” cemas karena Ny”S” merasa takut dengan keputihan
yang di alaminya
Ny”S” mengatakan untuk saat ini tinggal dengan anak dan suami, Ibu
mengatakan Hubungan dengan keluarga juga baik, Ny”S” mengatakan kebutuhan
ditanggung oleh suami, Ny”S”mengatakan kepemilikan rumah secara pribadi dan
jenis rumah permanen, Ny”S” mengatakan kondisi lingkungan tempat tinggal cukup
bersih dan Ny”S” tidak pernah mengalami kekerasan
d. Aktivtitas Fisik
Ny”S” mengatakan bahwa setiap hari Ny”S” jarang mendapat tidur siang dan
hanya ±6jam tidur pada malam hari. Setiap hari Ny”S” bekerja sebagai pedagang di
sebuah objek wisata yang ada di desa pelaga yaitu di Jembatan Tukad Bangkung.
9. Pengetahuan
B. Data Objektif
a. Lingkungan Fisik
b. Lingkungan Biologis
c. Lingkungan Sosial
2. Pemeriksaan
Masalah
D. Penatalaksanaan
4. Memberitahu ibu cara menjaga kebersihanya alat reproduksinya yaitu dengan cara
cebok dari depan kebelakang dan menggunakan celana dalam yang berbahan
katun, ibu paham dan bersedia melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear, ibu paham dan
bersedia melakukannya
PEMBAHASAN KASUS
Hasil observasi lingkungan di rumah Ny”S” yaitu lingkungan fisik sudah baik
namun dalam halaman rumah Ny”S” masih banyak tumpukan samapah, suhu
disekitar rumah Ny”S” sangat dingin. Menurut jurnal biomectrika dan kependudukan
angka keputihan pada wanita Indonesia lebih tinggi dari pada wanita di negara Erofa
hal ini dikarenakan iklim di Indonesia yang lembab, beda dengan iklim di Erofa yang
kering sehingga wanita di Erofa tidak mudah terinfeksi jamur yang menyebabkan
keputihan, dari jurnal tersebut dapat dijelaskan bahwa pengaruh iklim dan suhu yang
dingin dapat sebagai faktor penyebab keputihan karena di lingkungan tempat tinggal
Ny”S” sangat dingin dan lembab jadi jamur penyebab keputihan mudah hidup.
Ny”S” saat ini merasa cemas karena keputihan yang dialaminya sejak tuju hari
belum juga hilang, selain itu keputihan yang dialaminya juga membuat Ny”S” merasa
tidak nyaman dengan aktivitasnya sehari-hari yang bekerja sebagai pedagang
makanan
Saat ini Ny”S” mengeluh kurang nyaman dengan keadaan rumahnya yang
memiliki suhu dingin sehingga membuat Ny”S” lebih sering ingin buang air kecil.
Hasil observasi lingkungan di rumah Ny”S” yaitu lingkungan fisik sudah baik
namun terdapat penumpukan sampah dan suhu disekitar rumah Ny”S” yang dingin .
Menurut WHO mengatakan bahwa lingkungan yang kurang bersih menjadikan faktor
penyebab penyakit keputihan (flour albus), dari jurnal biomectrika dijelaskan bahwa
wanita yang berada di daerah yang beriklim trofis sangat barisiko terkena penyakit
keputihan hal tersebut dapat terjadi karena jamur atau bakteri penyebab keputihan
lebih gampang hidup di lingkungan yang beriklim trofis dan di lingkungan Ny”S”
merupakan lingkungan yang mempunyai iklim trofis, selain dari faktor lingkungannya
keputihan yang dialami oleh Ny”S” dapat terjadi karena minimnya pengetahuan
Ny”S” mengenai cara membersihkan dan menjaga alat reproduksinya, Ny”S” setiap
hari mengganti pakaian dalam dua kali sehari dan Ny”S” tidak pernah mengeringkan
alat reproduksinya setelah selesai buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK).
Berdasarkan seluruh data yang didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa
penyakit kesehatan reproduksi yaitu keputihan yang dialami oleh Ny”S” memiliki
hubungan dengan lingkungan yang dimiliki oleh Ny”S”. lingkungan fisik yang
dimiliki Ny”S” yang berpengaruh dengan keputihan yaitu terdapat tumpukan sampah
di halaman rumah Ny”S” dan lingkungan rumah yang beriklim trofis, serta minimnya
pengethuan Ny”S” dalam menjaga alat reproduksinya, itu menjadi dampak buruk
bagi kesehatan dan menjadi faktor penyebab terjadinya keputihan karena lingkungan
yang kurang bersih akan menjadi faktor penyebab keputihan (flour albus) dan
lingkungan yang beriklim trofis dapat menyebabkan bakteri dan jamur penyebab
keputihan mudah hidup
DAFTAR PUSTAKA
Ilmiawati, Helmy. 2016. “Pengetahuan Personal Hygine Remaja Putri Pada Kasus
Keputihan”.Surabaya: Dapartemen Biostatistika dan Kependudukan FKM
UNAIR.https://e-journal.unair.ac.id/JKB/article/download/5794/3705
(diakses pada 28 Februari 2020)
Nikmah, Umi Sa’adatum.2018.“Personal Hygiene Habits dan kejadian Flour pada
SantriwatiPPAl-Munawwir”.Yogyakarta.
http://researchgate.net/publication/326201406_Personal_Hygine_Habits_
dan_Kejadian_Flour_Albus_Patologis_pada_Santriwati_PP_AL_Munaw
wir_Yogyakarta (diakses pada 29 Februari 2020)