Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

DI PANTI TRESNA WERDHA CIPOCOK JAYA


KEPERAWATAN GERONTIK
DOSEN : Ns. NURHAYATI, S.Kep., M.Kep.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 PSIK 4B
1. Anggie Sofa NIM. 1018031011
2. Anti Nopianti Puziasih NIM. 1018031014
3. Aris Ramadhan NIM. 1018031017
4. Erik Pratama NIM. 1018031037
5. Fitri Andriani NIM. 1018031048
6. Hilda Nur Islami NIM. 1018031054
7. Jane Veryani Harun NIM. 1018031082
8. Meliyati Eva Nur M.A NIM. 1018031073
9. M. Zidan Nugraha NIM. 1018031079
10. Nanda Putri Duiyanti NIM. 1018031086
11. Risha Agnesya NIM. 1018031101
12. Siti Musayaroh NIM. 1018031113
13. Siti Raudoh NIM. 1018031116
14. Yudi Ismail NIM. 1018031134

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG-BANTEN

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA


DI WISMA MAWAR, PANTI TRESNA WREDHA PELAMUNAN KRAMATWATU

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 Desember 2021
DATA UMUM
Nama Panti : Panti Dinas Sosial Tresna Werdha Cipocok Jaya
Alamat Panti : Jl. Raya Cilegon Km.06, Pelamunan,Kec. Kramatwatu
Serang, Banten Telp (0254) 23456
Nama Pimpinan Panti : Drs. H. Aris S.Pd., MM.
Nama Wisma : Wisma Melati
Nama Pengasuh : Muhammad
Jumlah lansia di wisma : 6 orang

1. DIMENSI BIOFISIK
a. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Berdasarkan pengkajian didapatkan data :
 Laki-laki : berjumlah 2 orang (33%).
 Perempuan : berjumlah 4 orang (67%).
b. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN UMUR
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :
 Umur 66 s/ d 75 tahun berjumlah 5 orang (83 %).
 Umur 76 s/d 85 tahun berjumlah 1 orang (17 %)
c. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN SUKU/ETNIS
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 100 % lansia adalah suku Sunda.
d. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN AGAMA
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa semua lansia yang saat ini berada di
panti beragama Islam (100 %).
e. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN STATUS GIZI
Status gizi disini diukur dengan menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT)
manurut Kemenkes RI tahun 2018, yaitu :
BB(Kg)
IMT= 2
[ TB ( m ) ]
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :
Dari 6 orang terdapat 1 orang berstatus gizi kurang (17 %) dan 5 orang bergizi baik
(83 %).
f. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN MASALAH KESEHATAN 6 BULAN
TERAKHIR
Berdasarkan data yang didapatkan dalam wawancara dengan lansia dan pengasuh
wisma di Wisma Melati diketahui bahwa :
 Keluhan cepat lelah :Terdapat 3 kelayan (50 %) mengalami gangguan cepat lelah,
yaitu Ny..N, Ny.D, Ny.H.
 Keluhan nyeri dada :Tidak ada (0 %)
 Keluhan sesak nafas :Tidak ada (0 %)
 Keluhan sulit tidur : Tidak ada (0%)
 Keluhan batuk :Tidak ada (0 %)
 Gangguan penglihatan : Tidak ada (0 %) Semua lansia mengalami penurunan
penglihatan, namun masih dapat ditoleransi
 Gangguan pendengaran : Tidak ada (0 %).
 Hipertensi :Terdapat 1 lansia (17 %) yaitu : Tn.S.
 Diabetes Melitus :Tidak ada ( 0 % )
 Nafsu makan menurun :Terdapat 4 lansia (57,14 %), yaitu Ny..N, Ny.D, Tn.T.
 Nafsu makan meningkat :Terdapat 1 lansia (17 %), yaitu : Tn.S.
 Osteartritis :Tidak ada (0 %).
 Osteoporosis: Terdapat 1 lansia (17 %) yaitu : Tn.T.
 Gangguan gerak : Tidak ada (0 %). Tampak kelelahan namun bisa memenuhi
ADL (activity daily living).
 Gangguan buang air kecil (BAK) : Tidak ada (0 %).
 Gangguan buang air besar (BAB) :Tidak ada (0 %).
 Benjolan tidak normal : Tidak ada (0 %).

2. DIMENSI PSIKOLOGIS
a. STATUS MENTAL
Pemeriksaan status mental disini menggunakan instrumen “The Short Portable Mental
Status Quesionnaire (SPMSQ)”. Terdapat 1 lansia (14,28 %) mengalami gangguan
intelektual berat yaitu Ny. N, 1 orang kelayan (17 %) mengalami gangguan intelektual
ringan yaitu Tn. R dan 5 orang kelayan ( 83%) tidak mengalami gangguan intelektual
yaitu Ny. D, Ny. H, Ny. Y, Tn. S dan Tn. T.
b. STATUS DEPRESI
Pemeriksaan status depresi disini menggunakan instrumen “The Geriatric Depresion
Scale dari Yesavage & brink (1983)”. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan
didapatkan data bahwa 6 orang lansia (100 %) tidak mengalami depresi yaitu Ny. D,
Ny. H, Ny. Y, Tn. S dan Tn. T, Ny. N.
c. KEADAAN EMOSI
Terdapat 6 orang lansia (100 %) berstatus emosi stabil

3. DIMENSI FISIK
a. LUAS WISMA
Berdasarkan wawancara dengan salah seorang pegawai panti didapatkan data bahwa
luas bangunan wisma adalah ±120 m2.
b. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMA
 Penerangan
Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa kondisi penerangan di dalam
ruangan baik karena pintu dan tirai jendela dibuka ketika siang hari sehingga
sinar matahari dapat masuk dan ketika malam hari seluruh lampu di tiap ruangan
menyala.
 Kebersihan dan kerapian
Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa ruang tamu dan dapur dalam
keadaan bersih. Perabot tertata dengan rapi pada tempatnya, meja makan dalam
keadaan bersih dan peralatan makan–minum tertata cukup pada tempatnya.
Peralatan elektronik berfungsi dan dalam keadaan bersih. Dari ke empat ruang
tidur yang digunakan oleh lansia, 1 kamar tercium bau tidak sedap seperti bau
ompol, namun penataan di dalamnya rapi. Kamar mandi / toilet dalam keadaan
bersih, lantai tidak licin,bak air bersih dan airnya jernih.
 Pemisahan ruangan antara pria dan wanita
Pasangan suami istri Tn.S dan Ny.H tinggal dalam satu kamar sedangkan lansia
yang lain ditempatkan di kamar terpisah sesuai jenis kelamin.
 Sirkulasi udara
Berdasarkan observasi yang dilakukan didapatkan data bahwa di wisma melati
pada masing–masing kamar terdapat satu jendela yang tiap harinya dibuka
sehingga sirkulasi udara di Wisma Mawar cukup baik.
 Keamanan
Berdasarkan observasi lantai di kamar tidur dan ruang utama adalah ubin dan
tidak licin. Lantai kamar mandi adalah ubin kasar dan tidak licin. Terdapat
pegangan dilorong jalan untuk pengaman. Tidak ditemukan adanya alarm untuk
tanda bahaya di dalam wisma.
 Sumber air minum
Air minum yang dikonsumsi lansia di wisma melati bersumber dari PDAM,
lansia mendapat air minum yang telah dimasak dari dapur.
 Ruang berkumpul bersama
Ruangan cukup luas, kebersihan selalu terjaga, pencahayaan cukup, terdapat
fasilitas : televisi, VCD, meja dan kursi tamu, meja makan dan kursinya, magic
jar, jam dinding, kondisi meja makan tertata sehingga fasilitas untuk makan
bersama baik.
c. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA
 Pemanfaatan halaman
Halaman/tanah dimanfaatkan untuk menanam bunga dan pohon mangga,
kebersihan halaman selalu terjaga dan selalu disiram.
 Pembuangan air limbah
Berdasarkan observasi, air limbah dibuang melalui saluran pembuangan limbah
yang sudah ada (selokan), selokan dalam kondisi terbuka namun selalu dalam
keadaan bersih.
 Pembuangan sampah
Sampah ditampung di bak tetutup. Berdasarkan wawancara dengan pengasuh
diketahui bahwa ada petugas khusus yang mengambil sampah di bak sampah dan
dikumpulkan untuk dimusnahkan.
 Sanitasi
Berdasarkan observasi diketahui bahwa WC yang digunakan dapat berfungsi
dengan baik, terlihat cukup bersih. Saluran pembuangan air limbah mengalir
dengan lancar.
 Sumber pencemaran
Berdasarkan observasi diketahui bahwa pencemaran utama yang terjadi di wisma
mawar bersumber dari bau tidak sedap seperti bau ompol dari kamar yang dihuni
oleh Ny. D.

4. DIMENSI SOSIAL
a. DISTRIBUSI KELAYAN BERDASARKAN PENDIDIKAN
Berdasarkan pengkajian dan wawancara terhadap lansia dan pengasuh panti diketahui
bahwa 17 % (1 orang) tidak pernah mengikuti pendidikan formal dan 83 % lainnya (5
orang) pernah mengikuti pendidikan formal (tamat SMA), yaitu Ny.N, Ny.D, Ny. H,
Ny. Y, dan Tn. S.
b. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI DALAM WISMA
Berdasarkan wawancara dengan lansia dan pengasuh diruangan antara lansia yang
satu dengan lansia lainnya baik.
c. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI LUAR WISMA
Terdapat 1 orang lansia yang kurang bersosialisasi diluar wisma (17%), yaitu Tn. T
dengan alasan lebih suka berdiam diri diwisma. Tn. T keluar jika ada jadwal kegiatan
rutin saja, serta 5 orang lansia dapat bersosialisasi cukup baik di luar wisma (83%),
yaitu Ny.N, Ny.D, Ny. Y, dan Tn. S.
d. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANGGOTA KELUARGA
Terdapat 3 lansia (50 %) yang masih dijenguk oleh keluarganya, yaitu Ny.N, Ny. D
dan Ny.Y.
e. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA
Semua lansia menjalin hubungan baik dengan pengasuh wisma.
f. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL
Kegiatan keagamaan bagi lansia yang beragama islam dilaksanakan pada hari Senin,
Rabu, Sabtu. Lansia yang beragama islam selalu mengikuti kegiatan keagamaan, tapi
selain hari yang terjadwal lansia yang melaksanakan ibadah sholat secara rutin hanya
1 orang (14,28 %), yaitu Ny. N. Olahraga dilaksanakan tiap hari, hari Selasa
dilaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan yang bertujuan untuk sosialisasi seluruh
penghuni panti. Sedangkan kegiatan pembinaan rekreatif/keterampilan dilaksanakan
pada hari Kamis, seluruh kelayan mengikuti dengan rutin sesuai dengan yang telah
dijadwalkan. 100 % lansia aktif mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian yang
dilaksanakan di panti.

5. DIMENSI TINGKAH LAKU


 POLA MAKAN
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa semua lansia (100 %) makan 3 kali
sehari dengan menu yang bervariasi yang disajikan oleh dapur umum dan dibagi oleh
pengasuh. Tn. T, Ny. N, Ny. D makan hanya sedikit karena sering mengatakan tidak
nafsu makan.
 POLA TIDUR
Berdasarkan wawancara semua lansia tidak ada yang mengalami sulit tidur
 POLA ELIMINASI BAB/BAK
Tidak ada keluhan inkontinensia urine (100%).
 KEBERSIHAN DIRI
Semua lansia (100 %) mampu melakukan mandi sendiri, jika tidak dingin lansia rata-
rata mandi 2 kali sehari
 KEBIASAAN BURUK DALAM KELOMPOK
Berdasarkan pengkajian tidak ada kebiasaan buruk dalam kelompok (100%).
 STATUS FUNGSIONAL (AKTIFITAS KEGIATAN SEHARI-HARI)
Berdasarkan hasil pengkajian, semua lansia (100 %) mandiri untuk melaksanakan
aktivitas seperti bathing, dressing, toileting, transfering, continence, feeding (indeks
KATZ : A)
 PELAKSANAAN PENGOBATAN
Semua kelayan (100 %) memeriksakan kesehatannya di poliklinik setiap hari selasa,
lansia memeriksakan diri ke poliklinik jika ada keluhan.
 KEGIATAN OLAH RAGA
Menurut lansia dan pengasuh 100 % lansia setiap hari mengikuti kegiatan olahraga
(senam) setiap jam 6 pagi.
 REKREASI
Kegiatan yang bersifat rekreatif dilaksanakan oleh panti setiap hari kamis dan seluruh
lansia mengikutinya secara rutin sesuai jadwal. Para lansia kurang aktif selama
kegiatan berlangsung. Mengeluh otot pegal seperti sendi kaku dan nyeri sehingga
enggan melukan pergerakan karena merasa cemas saat bergerak.
 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berdasarkan wawancara dengan penghuni wisma melati, keputusan penting yang
berhubungan dengan aktifitas wisma diputuskan oleh pengasuh. Menurut observasi
dan wawancara dengan pengasuh yang sering mengambil inisiatif untuk melakukan
hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas seperti kegiatan bimbingan rohani,
mengambil makanan dan merawat tanaman adalah Ny. H.

6. DIMENSI SISTEM KESEHATAN


a. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATAN
Menurut pengasuh, bila lansia di wisma melati mengalami masalah kesehatan dapat
mengkomunikasikan keluhannya kepada pengasuh dan berobat sendiri ke Poliklinik.
b. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
 Fasilitas kesehatan yang tersedia di Panti Tresna Wredha pelamunan kramatwatu
adalah 1 buah Poliklinik yang berada di dalam lingkungan panti, RSUD dr. Drajat
Prawiranegara yang sering melakukan kunjungan ke panti, Puskesmas Kota
Serang, Dinkes Kota Serang.
 Jumlah tenaga kesehatan : terdapat 1 dokter, 2 perawat.
 Tindakan pencegahan terhadap penyakit yang dilakukan adalah dengan rutin
melakukan olah raga senam sehat setiap pagi, membuang sampah pada tempat
tertutup dan menjaga kelancaran saluran pembuangan air limbah.
 Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia adalah pengobatan rawat jalan di
Poliklinik dan pelayanan rujukan untuk operasi dan rawat inap.
 Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan di Poliklinik dilaksanakan pada hari
Selasa dan Jumat. Untuk kegiatan rujukan dapat dilaksanakan setiap waktu jika
diperlukan.

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
DO: Berdasarkan hasil Gangguan metabolisme Defisit Nutrisi
observasi didapatkan ↓
bahwa semua lansia (100 Energi menurun
%) makan 3 kali sehari ↓
dengan menu yang Nafsu makan menurun
bervariasi yang disajikan ↓
oleh dapur umum dan Berat badan menurun
dibagi oleh pengasuh. Tn. ↓
T, Ny. N, Ny. D makan Defisit nutrisi
hanya sedikit karena
sering mengatakan tidak
nafsu makan.
DS: Gangguan tidur Keletihan
 50% lansia ↓
mengatakan merasa Merasa energinya tidak pulih
energinya tidak pulih walapun telah tidur
kembali walaupun ↓
telah tidur Mengeluh lelah
 50% lansia ↓
mengatakan merasa Merasa kurang tenaga
kurang tenaga ↓
Tampak lesuh
DO: ↓
 50% lansia Tampak Keletihan
lesu
 50% lansia Tampak
lelah
DO : Sendi kaku Gangguan mobilitas fisik
Kegiatan yang bersifat ↓
rekreatif dilaksanakan oleh Gerakan tidak terkoordinasi
panti setiap hari kamis dan ↓
seluruh lansia Gerkan terbatas
mengikutinya secara rutin ↓
sesuai jadwal. Para lansia Fisik lemah
kurang aktif selama ↓
kegiatan berlangsung. Gangguan mobilitas fisik
Mengeluh otot pegal
seperti sendi kaku dan
nyeri sehingga enggan
melukan pergerakan
karena merasa cemas saat
bergerak.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis, keenganan untuk makan dibuktikan dengan
pasien tidak nafsu makan.
2. Keletihan b.d dengan gangguan tidur dibuktikan dengan Pasien mengatkan merasa
energinya tidak pulih kemabali walaupun telah tidur, Pasien mengatakan merasa
kurang tenaga, Tampak lesu, Tampak lelah
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d keengganan melakukan pergerakan dibuktikan dengan
Para lansia kurang aktif selama kegiatan berlangsung, mengeluh otot pegal seperti
sendi kaku dan nyeri
C. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan (SDKI) Krieteria Hasil & Tujuan (SLKI) AKTIVITAS (SIKI)
Defisist nutrisi b.d faktor Setelah dilakukan intervensi selama 2 Manajemen Nutrisi
psikologis, keenganan untuk makan jam, maka defisit nutrisi membaik, Observasi
dibuktikan dengan pasien tidak dengan kriteria hasil :  Identifikasi status nutrisi
nafsu makan  Porsi makan yang dihabiskan  Identifikasi alergi dan intoleransi makan
meningkat  Identifikasi makanan yang disukai
 Pengetahuan tentang pilihan  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
makanan yang sehat meningkat  Identifikasi perlunya penggunaan selang
 Frekuensi makan membaik nasogastrik
 Nafsu makan membaik  Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
Keletihan b.d dengan gangguan Setelah dilakukan intervensi selama 3x Manajemen Energi
tidur dibuktikan dengan Pasien 24 jam diharapkan tingkat keletihan Observasi
mengatkan merasa energinya tidak menurun dengan kriteria hasil:  Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
pulih kemabali walaupun telah  verbalisasi kepulihan energi mengakibatkan kelelahan
tidur, Pasien mengatakan merasa meningkat  Monitor kelelahan fisik dan emosional
kurang tenaga, Tampak lesu,  tenaga meningkat  Monitor pola dan jam tidur
Tampak lelah  kemampuan melakukan aktivitas Terapeutik
rutin meningkat  Lakukan latihan tentang gerak pasif dan aktif
 verbalisasi lelah menurun  Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
 lesu menurun Edukasi
 pola istirahat membaik  Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi selama 2 x Dukungan Ambulasi
24 jam diharapkan mobilitas fisik a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.
membaik dengan kriteria hasil: b. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi.
 Nyeri menurun c. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi.
 Kecemasan menurun d. Anjurkan melakukan

 Gerakan terbaran menurun ambulasi dini.

 Kelemahan fisik menurun e. Ajarkan ambulasi


sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari tempat
tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar
mandi, berjalan sesuai toleransi).
Edukasi Teknik Ambulasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi.
media dan alat bantu jalan (mis.tongkat, walker, kruk)
c. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
d. Jelaskan prosedur dan tujuan ambulasi tanpa alat bantu.
e. Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan
berjalan dan mencegah cedera.
f. Ajarkan duduk di tempat tidur, di sisi tempat tidur
(menjuntai), atau di kursi, sesuai toleransi.
g. Ajarkan berdiri dan ambulasi dalam jarak tertentu.

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Senin, 1- Defisit Nutrisi Menganjurkan melakukan pola makan S : Pasien mengatakan nafsu makan membaik
Des-2021 secara bertahap O :Keadaan umum pasien lemah berkurang
A : Masalah defisit nutrisi teratasi
P : Intervensi dihentikan
Keletihan Menganjurkan melakukan aktivitas S : pasien mengatakan lelahnya sedikit
secara bertahap berkurang
O : pasien tampak melakukan aktivitas secara
bertahap
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Gangguan mobilitas fisik Menganjurkan melakukan mobilisasi S : pasien mengatakan fisik membaik
secara bertahap O : pasien tampak melakukan mobilisasi fisik
secara teratur
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai