OLEH:
NURWIDYAH AHMAD
PO0220218047
Poso, 2021
Pembimbing I
Tasnim,S.Kep.Ns.MM
NIP:1963014019842001
Pembimbing II
Menyetujui,
Ketua Program Studi Keperawatan
Agusrianto,S.Kep.Ns.MM
NIP:197307271997031002
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN POSO
ABSTRAK
C D
----------------------------------------------------------------
Keterangan :
A : orang tua dari ibu klien C : saudara dari ibu klien
B : orang tua dari ayah klien D : saudara dari ayah klien
: Klien : Meninggal
Do :
- Ny.S tampak
memegang
daerah kepala dan
leher
- Ny. S tampak
meringis
- Skala nyeri 3
- TD : 150/100
mmHg
- N : 87x/menit
- R : 20x/menit
- S : 360C
3. Ds : Kurang terpapar Defisit pengetahuan
- Ny.S mengatakan
informasi (Hipertensi) (D.0111)
tidak mengetahui
(D.0111)
penyebab dan
cara pencegahan
penyakit
hipertensi
Do :
- Ny.S tampak
kebingungan saat
ditanya penyebab
dan cara
pencegahan
penyakit
hipertensi
- Ny. S mengira
boleh memakan
makanan asin
- Kulit masih
nampak memerah
- Telinga masih
nampak kotor
- Rambut masih
nampak kotor
- Kuku sudah
dipotong.
- Suasana kamar
pasien menyatu
dengan dapur.
-
A:
- Masalah belum
teratasi.
P:
Intervensi
dilanjutkan.
C. Pembahasan
Asuhan keperawatan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar
manusia melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluasi. Pada bab ini penulis akan membahas
tentang tindakan keperawatan “Penerapan Senam aerobic (low impact) terhadap
penurunan tekanan darah lansia pada Asuhan Keperawatan Gerontik di
kelurahan Mapane kec. Poso pesisir”.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematik dari
pengumpulan,verifikasi dan komunikasi tentang data klien. Fase proses
keperawatan ini mencangkup dua langkah yaitu data dari sumber primer
(klien), dan data sekunder (keluarga dan tenaga kesehatan) dan analisis data
sebagai dasar diagnosa keperawatan. Pengkajian merupakan komponen dasar
dalam proses keperawatan dengan pengkajian yang tepat akan menentukan
langkah berikutnya.
Penulis mengumpulkan data dengan pengkajian di lakukan pada tanggal
pada 27 Juni 2021 dan di dapatkan data pasien bernama Ny.S , usia 79
Tahun, alamat Mapane, tidak memiliki pekerjaan (IRT), pendidikan terakhir
SMP.
Berdasarkan pengakuan pasien bahwa Ny.S tinggal bersama dengan
suami, anak mantunya dan cucunya di kelurahan Mapane.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, data subjektif Klien
mengatakan pusing, nyeri pada bagian lutut dan leher, Klien mengeluh gatal
di bagian tubuhnya,. klien mengatakan tidur malam jam 10.00 – 03.00
WITA, serta tidur siang sekitar 1 jam. Data objektif : Keadaan umum baik,
tampak sering pusing, mukosa bibir lembab, klien tampak jarang mandi,
klien tampak menggaruk-garuk badannya TD : 140/90 mmHg, N : 88x/mnt,
R : 22x/mnt, S : 36°C, GCS : E;4, V;5 M;5.
Hasil penelitian ini sejalan dengan menurut (Triyanto,2014) menyatakan
secara fisik lansia yang terkena hipertensi akan mengalami pusing, telinga
berdengung, sulit tidur, sesak nafas, mudah lelah, mata berkunang-kunang.
Keluhan utama yang paling dirasakan lansia adalah kepaala pusing (nyeri),
penyebab nyeri ini terjadi sensititas perifer terhadap nosiseptor, sedang yang
jenis kronik berlaku sensititas sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara
involunter, berkunang supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan
terhadap timbulnya nyeri.
Hal ini menunjukkan pada tanda-tanda fisik yang penulis dapatkan sesuai
dengan teori sedangkan pada tanda-tanda psikologis menunjukkan ketidak
sesuaian tanda menurut teori dengan pengkajian yang penulis dapatkan
dikarenakan klien merasakan nyeri gatal pada tubuhnya dan nyeri pada lutut
dan leher.
Pengkajian status kesehatan saat ini klien tidak mengkonsumsi obat-
obatan secara rutin, klien mempunyai riwayat alergi makanan seperti :
udang, kepiting, cumi-cumi, obat-obatan dan suhu. Status kesehatan masa
lalu ,status kesehatan keluarga seperti mengkonsumsi alcohol, mengidap
penyakit jantung, gastritis, asma, dan penyakit menular seksual tidak di
temukan oleh penulis.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut SDKI 2018, Diagnosa yang terdapat pada Asuhan Keperawatan
Gerontik adalah Gangguan pola tidur, kesiapan peningkatan tidur, gangguan
pola napas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan, resiko
intoleransi aktifitas, sindrom kelelahan lansia, resiko perfusi perifer tidak
efektif dan Defisit perawatan diri. Berdasarkan diagnosa keperawatan
prioritas yang didapatkan penulis pada Ny.S adalah Resiko perifer tidak
efektif yang ditandai dengan Data Subyek Ny.S mengatakan sering pusing,
pundak dan leher terasa berat, nafsu makan menurun ketika tekanan darah
tinggi naik. Data obyektif yang diperoleh Ny.S tampak pusing . Kemudian
diagnosa pendukung yang didapatkan penulis pada Ny.R adalah Defisit
perawatan diri yang ditandai dengan Data subyek Ny.R mengatakan mandi
hanya 1x/hari. Data obyektif yang diperoleh rambut klien nampak kotor,
telinga klien terdapat kotoran, mata klien terdapat kotoran, Nampak
menggaruk-garuk badan, badan terlihat memerah.
3. Intervensi
Intervensi yang sesuai dengan diagnosa prioritas pada pasien Ny.R
adalah sebagai berikut : Resiko perfusi perifer tidak efektif b.d hipertensi.
Tujuan yang ingin dicapai adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 kali sehari selama 4 hari diharapkan masalah Resiko perfusi perifer
tidak efektif teratasi dengan kriteria hasil keluhan sering pusing menurun,
keluhan tekanan darah sistolik dan diastolik menurun. Intervensi yang
dilakukan yaitu: identifikasi kesiapan menerima informasi , sediakan materi
dan media pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan, berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan manfaat
kesehatan dan efek fisiologis olahraga senam aerobik, jelaskan jenis latihan
senam aerobik yang sesuai dengan kondisi kesehatan, jelaskan
frekuensi,durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan, ajarkan
latihan pemanasan dn pendinginan yang tepat, ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga, dan ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan oksigen selama latihan fisik.
Kemudian intervensi dengan diganosa pendukung Defisit perawatan diri
b.d Penurunan motivasi/minat adalah sebagai berikut : Identifikasi kebiasaan
aktivitas perawatan diri sesuai usia, monitor kebersihan tubuh (mis, rambut,
telinga, kulit, kuku), sediakan perawatan mandi (mis. Sabun, sikat gigi,
shampoo), sediakan lingkungan yang aman dan nyaman, sediakan pakaian
pribadi, sesuai kebutuhan, monitor tingkat kemandirian, sediakan lingkungan
yang terapeutik (mis. Suasana hangat, rileks, privasi), siapkan keperluan
pribadi (mis. Parfum, sabun mandi, sikat gigi), fasilitas kemandirian, bantu
jika tidak mampu melakukan perawatan diri, pertahankan kebiasaan
kebersihan diri, jadwalkan rutinitas perawatan diri, anjurkan melakukan
perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan, jelaskan manfaat mandi
dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan.
4. Implementasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik, tindakan keperawatan
yang dilakukan oleh penulis dalam mengatasi diagnosa keperawatan pada
Ny.S dengan resiko perfusi perifer tidak efektif adalah dengan pemberian
terapi senam aerobik low impact. Pemberian terapi senam aerobik low
impact 1 kali sehari yakni pada pagi hari selama 4 hari dengan durasi waktu
20-30 menit menggunakan instrument gerakan dan musik senam aerobik
dengan durasi waktu 30 menit secara yang bermanfaat untuk melancarkan
peredaran darah, menurunkan tekanan darah merileksasikan ketegangan otot-
otot setelah lelah beraktivitas dan dapat meningkatkan kualitas tidur, serta
meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis.
Selain itu, diagnosa pendukung pada Ny.S Defisit Perawatan Diri adalah
dengan memonitor kebersihan tubuh pada klien dan menjelaskan pentingnya
untuk merawat diri agar kebersihan diri terjaga dan terhindar dari kuman dan
penyakit.
Implementasi adalah tindakan mandiri yang dilakukan penulis kepada
klien sesuai dengan rencana yang telah dibuat dengan kriteria hasil yang
ingin dicapai. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan apa yang di
kemukakan oleh (Yunding et al., 2021) terhadap pemberian Senam aerobik
low impact.
Faktor pendukung yaitu adanya kerjasama yang baik antara klien dan
penulis atau mahasiswa praktek untuk melakukan tindakan keperawatan
pada klien yang menjadi kelolaannya.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah catatan mengenai perkembangan pasien yang
dibandingkan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan sebelumnya.
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 kali sehari selama 4 hari dan
melakukan evaluasi akhir masalah risiko perfusi perifer tidak efektif
teratasi, dibuktikan dengan klien mengatakan sudah tidak merasakan
pusing, tekanan darah normal 130/90, pundak dan leher sudah tidak
teraasa berat klien juga sudah merasa lebih nyaman didapatkan pada hari
ke 3.
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, masalah Defisit
perawatan diri teratasi dengan dibuktikan selama peneliti melakukan
kunjungan klien mengatakan sudah mandi 2x/hari, telinga klien nampak
sudah bersih, rambut klien nampak bersih, kuku klien nampak bersih,
kulit klien juga nampak bersih setelah diberikan penjelasan pada hari
pertama pentingnya untuk melakukan perawatan diri.
Berdasarkan hasil tindakan penerapan Senam aerobik low impact yang
dilakukan selama 4 hari menunjukkan bahwa intervensi tersebut efektif
untuk menurunkan tekanan darah pada lansia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah menerapkan terapi Non-farmakologi yaitu dengan Penerapan
senam aerobik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia pada asuhan
keperawatan gerontik di kelurahan Mapane kec. Poso pesisir. Maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang di dapatkan pada pasien bernama Ny.S yaitu klien
mengatakan sering pusing, sesekali pundak dan leher terasa berat, nafsu
makan menurun, mengeluh gatal pada badan dan seringkali menggaruk
hinggga memerah.
2. Peneliti merumuskan 2 Diagnosa keperawatan sesuai dengan kasus Ny.S
yaitu Resiko perfusi perifer tidak efektif dan Defisit Perawatan Diri.
3. Rencana/intervensi keperawatan yang dilakukan pada Ny.S resiko perfusi
perifer tidak efektif yaitu identifikasi kesiapan menerima informasi , sediakan
materi dan media pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan, berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan manfaat
kesehatan dan efek fisiologis olahraga senam aerobik, jelaskan jenis latihan
senam aerobik yang sesuai dengan kondisi kesehatan, jelaskan
frekuensi,durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan, ajarkan
latihan pemanasan dn pendinginan yang tepat, ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga, dan ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan oksigen selama latihan fisik.Defisit perawatan
diri yaitu Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia,
menyediakan lingkungan yang terapeutik (mis. Suasana hangat, rileks,
privasi), memonitor kebersihan tubuh (mis, rambut, telinga, kulit, kuku),
menjadwalkan rutinitas perawatan diri, menjelaskan manfaat mandi dan
dampak tidak mandi terhadap kesehatan, menganjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai kemampuan.
c. Setelah dilakukan implementasi pada tekanan darah teratasi ditandai
dengan klien mengatakan sudah tidak merasakan pusing, tekanan darah
normal 130/90, pundak dan leher sudah tidak teraasa berat klien juga
sudah merasa lebih nyaman.
d. Pemberian senam aerobik low impact memberi perubahan yang efektif
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang dilakukan 1 kali
sehari selama 4 hari pada pagi hari untuk menurunkan tekanan darah
pada lansia yang mengalami tekanan darah.
B. Saran
1. Keluarga pasien di harapkan dapat melakukan senaam aerobik low impact
ersebut dengan mandiri sesuai dengan apa yang diajarkan oleh peneliti.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan materi penelitian ini sebagai
dasar dalam penelitian dengan masalah tekanan darah pada lansia
menggunakan terapi Non-farmakologi penerapan Senam aerobik low impact
sehingga hasil penelitian dapat lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Agrina, Rini S. S., dan H. R. (2011). Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi dalam
Pemenuhan Diet Hipertensi. Jurnal Keperawatan UNRI, 6, 46–53.
Al, E. (2010). Fisiologi kardiovaskular. Jakarta: EGC.
Al, S. et. (2008). Buku Ajar Keperwata Medikal Bedah. Buku Kedokteran EGC.
Ashadi, K. (2008). Kepelatihan Cabang Senam Aerobik I (Teori / Praktek). Universitas
Negeri Surabaya.
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Aditya Media.
Darmojo. (2004). Buku ajar Geriatri; Ilmu kesehatan lanjut usia. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Dinkes Sulteng. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2019 (S. B. P. P.
D. dan Informasi (ed.)). http://www.dinkes.sultengprov.go.id/.
http://dinkes.sultengprov.go.id/
Erna, S., Ady, W., & Rizky, S. (2018). Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota
Sukabumi. Jurnal Ummi, 12(3), 71–78.
https:/jurnal.ummi.ac.id/index.php/ummi/article/view/341
Febriani Fajar, E. (2010). Upaya Mencegah Penyakit Jantung Dengan Olahraga.
Pendidikan Dan Kepelatihan Olahraga, 3(1), 257–266.
Gilang. (2007a). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan SMA. Ganessa Excat.
Gilang, M. (2007b). Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan. Ganeca Exact.
Giriwijoyo. (2007). ilmu Kesehatan Olahraga. FPOK UPI.
Gray, H., Dawkins, K. D., Morgan, J. M., S. (2005). Lectures notes kardiolog (edisi
keem). Erlangga.
L.M. (2011). keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu.
Malahayati. (2010). Be a Smart Parent. Jogja Bangkit Publishe.
Miller. (2004). Journal of Nutrition Education and Behavior.
Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. 1.
nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC.
Nurarif A.H. dan Kusuma. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. MediAction.
Palita, M., Afni, N., & Tasya, Z. (2019). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di
Kelurahan Lembomawo Wilayah Kerja Puskesmas Kawua. Jurnal Kolaboratif
Sains, 496–501.
Pefrosky. (2005). Combined Diet and Low Impact Aerobic Exercise Programs Impact
on Weight, Girth and Muscular Strenght. The journal of applied research,
Journals of the American Medical Association. 34–41.
Pudiastri. (2013). PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP
PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI
POSYANDU LANSIA JATI ASIH KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN.
Rabit : Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Univrab.
Riskesdas.K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of
Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200.
Rokhaeni. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler. Bidang Pendidikan dan
Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
Santoso. (2009). Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta.
Sarifah, S. &. (2016). senam Aerobik Low Impact Intensitas sedang Terhadap
perubahan Tekanan Darah Pada Lansia. 13.
Sherwood.L. (2019). Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem (Ed 6). Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2011.
Smeltzer, B. &. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart
(Alih bahasa Agung Waluyo) (8th ed.). EGC.
Stanley, M. (2006). Buku ajar keperawatan gerontik (2nd ed.). EGC.
Sumartini, Z. & A. (2019). Pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah
lansia dengan hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Cakranegara kelurahan
Turida tahun 2019. Jurnal Keperawatan Terpadu. http:jkt.poltekkes-
mataram.ac.id/index.php/home/indek
Sunanto. (2009). 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat dan Obesitas. PT. Elex
Media Komputindo.
Tambayong. (2000). Patofisiologi untuk Keperawatan, EGC.
Tantan, L. dan. (2007). 100 Questions & answers Hipertensi. Gramedia.
Tirtasari dan Kodim. (2019). Prevalensi dan karakteristik hipertensi pada usia dewasa
muda di Indonesia (.Tarumanagara Med (ed.); April 2019). Magister Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Udjianti. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. In Salemba Medika.
WHO. (2019). (Organisasi Kesehatan Dunia) Peningkatan Tekanan Darah .
World Health Organization (WHO). (2011). Noncommunicable Diseases in the South-
East Asia Region.
Yogiantoro. (2006). Pendekatan Klinis Hipertensi. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
FKUI.
Yogiantoro, M. (2009). Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., et al eds. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam 5th ed. Jilid II.
s