Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN SENAM AEROBIK (LOW IMPACT) TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH LANSIA PADA ASUHAN KEPERAWATAN


GERONTIK DI KELURAHAN MAPANE KEC. POSO PESISIR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan


Diploma III Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Jurusan
Keperawatan Program Studi Keperawatan Poso

OLEH:
NURWIDYAH AHMAD
PO0220218047

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PALU
PRODI D-III KEPERAWATAN POSO
2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah disetujui oleh pembimbing Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.
Nama : Nurwidyah Ahmad
NIM : PO0220218047

Poso, 2021
Pembimbing I

Tasnim,S.Kep.Ns.MM
NIP:1963014019842001

Pembimbing II

Ns.Ni Made Ridla Nilasanti,S.Kep.,M.Biomed


NIP : 198301302006042002

Menyetujui,
Ketua Program Studi Keperawatan

Agusrianto,S.Kep.Ns.MM
NIP:197307271997031002
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

Ahmad, Nurwidyah, 2021 Penerapan senam aerobic (low impact) terhadap


penurunan tekanan darah lansia pada Asuhan Keperawatan gerontik di
Poso pesisir kelurahan mapane. Pembimbing (1) Tasnim (2) Ni Made
Ridla Nilasanti

ABSTRAK

(XII+88 Halaman+8 Tabel+8 Gambar+8 Lampiran


Latar Belakang : Lansia merupakan kelompok umur yang beresiko tinggi mengalami
gangguan tidur akibat beberapa faktor, proses patologis terkait usia dapat menyebabkan
perubahan pola tidur. Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak memperlihatkan tanda-tanda kurang tidur dan tidak mengalami masalah
dalam tidurnya. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Penerapan senam aerobic (low impact)
untuk menurunkan tekanan darah lansia pada Asuhan Keperawatan gerontik di Kelurahan
Moengko kec. Poso Kota. Alat ukur : Tekanan darah diukur menggunakan Tensi meter.
Metode Penelitian : yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Hasil Penelitian : Ditemukan ada pengaruh dalam pemberian senam aerobic untuk
menurunkan tekanan darah. Kesimpulan : Pemberian senam aerobic (low impact) efektif dalam
menurunkan tekanan darah pada lanjut usia. Saran : Diharapkan bagi keluarga pasien dapat
melakukan senam aerobic (low impact) dengan mandiri sesuai dengan apa yang telah diajarkan
oleh peneliti.

Kata kunci: Lansia, Senam aerobic (low impact), Tekanan Darah


Daftar rujukan 45 (2004-2020)
BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini di lakukan pada tanggal 27-30 Juni 2021 di Kelurahan
Mapane kec. Poso Pesisir, Sulawesi Tengah. Peneliti melakukan 3 kali kunjungan
di rumah Ny.S yang berada di jalan Trans Sulawesi Kelurahan Moengko.
B. Hasil Penelitian
Studi kasus telah dilakukan di kelurahan mapane kec. Poso Pesisir mulai
tanggal 27 juni sampai 30 juni 2021, dengan fokus studi Penerapan Senam
Aerobik (low impact) pada Ny.S untuk menurunkan tekanan darah melalui
observasi dan wawancara.
1. Idenitas klien
a. Ibu (Klien)
Ny.S lahir di Poso pada tanggal 12 Maret 1942 (79 tahun), jenis kelamin
perempuan, pendidikan terakhir SMP, beragama islam, status menikah,
tinggi 144 cm, berat badan 47 kg, penampilan kurang rapi dan beralamat
di kelurahan mapane.
b. Orang yang dekat di hubungi
Ny.E berumur 34 tahun, jenis kelamin perempuan, status menikah,
merupakan anak mantu dari Ny.S yang beralamat di kelurahan mapane
dan tinggal serumah dengan Ny.S.
2. Riwayat Keluarga
Genogram :
A B

C D

----------------------------------------------------------------

Keterangan :
A : orang tua dari ibu klien C : saudara dari ibu klien
B : orang tua dari ayah klien D : saudara dari ayah klien

: Laki – laki : Perempuan

: Klien : Meninggal

: Garis pernikahan : Garis keturunan


------- : Tinggal serumah
3. Keluhan Utama
Pusing
4. Riwayat Keluhan Utama
Ny.R mengatakan pusing, nyeri pada kepala dan tekuk leher karena klien
memiliki riwayat hipertensi dan asam urat sehingga Ny.S merasa sakit
ketika nyeri timbul dan mengakibatkan sakit pada tekuk leher dan lulut,
nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 6,nyeri hilang
timbul. Selain itu, Ny.S juga tidak mengetahui penyebab dn cara
pencegahan penyakit hipertensi.
5. Pemahaman dan penatalaksanaan kesehatan
Ny.S merasakan sakit pada dirinya terutama pada kepala, tekuk leher, dan
lutut kaki akan tetapi sakitnya tidak terlalu berat.
a. Obat-obatan
Ny.S mendapatkan obat tersebut dengan membeli sendiri ke apotek
a). Amlodipine : untuk menurunkan tekanan darah.
b). Ibuprofen : untuk meredakan nyeri dan peradangan.
c). Asamefenamat : untuk menghilangkan rasa sakit ringan hingga
sedang.
b. Alergi : Ny.S ada riwayat alergi makanan seafood seperti :
udang,kepiting, dan cumi-cumi
c. Penyakit yang di derita :
Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi dan asam urat
d. Riwayat penyakit dahulu :
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu.
e. Aktivitas hidup sehari-hari :
1) Nutrisi :
Ny.R makan 2x/hari dengan menu nasi, sayur dan ikan dengan porsi
sedang. Jumlah minum klien sehari kurang lebih 8 gelas/hari air
mineral.
2) Eliminasi :
Ny.S mengatakan lancar BAK 4x/sehari, air kencing berbau pesing
berwarna kuning dan Ny.S mengatakan BAB 2x1/hari, berwarna
kekuningan dan konsentrasinya lunak.
3) Aktivitas istirahat dan tidur :
Ny.S mengatakan tidur siang hanya 1 jam, tidur malam 6 jam dan
sering terbangun pada malam hari .
4) Personal Hygiene :
Ny.S mengatakan mandi hanya 1x/hari.
5) Psikologis :
Ny.S masih mampu beradaptasi dengan tempat tinggal sekitar
rumahnya, berinteraksi baik dengan tetangga.
6) Indeks KAZT
Indeks KAZT merupakan penilaian dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam indeks KAZT Ny.S memiliki kemandirian dalam semua
aktifitas hidup sehari-hari. Artinya adalah aktivitas sehari-hari Ny.S
masih bisa mandiri tanpa memerlukan bantuan dengan Indeks score A
artinya kemandirian dalam hal makan.
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, GCS E:4, M:5, V:5,
Tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 87x/mnt, respirasi 20x/mnt, suhu 36°C.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara Head To Toe dari bentuk kepala simetris
kiri dan kanan, tidak terdapat trauma dikepala, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan, terdapat rambut putih, dan
kepala kotor. Mata simetris kiri dan kanan, pandangan jernih, tidak ada area
gelap di sekitar mata (mata panda). Telinga simetris kiri dan kanan, terdapat
serumen, pendengaran cukup baik, tidak terdapat nyeri tekan. Hidung
simetris kiri dan kanan, terdapat secret, masih mampu membedakan bau.
Leher tidak terdapat benjolan/massa, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid, dan tidak terdapat nyeri tekan. Dada tidak menggunakan otot bantu
pernapasan, tidak terdapat nyeri tekan, suara napas vesikuler, irama jantung
vesikuler. Pada abdomen tidak ada lesi, tidak terdapat benjolan, bising usus
11x/mnt, dan tidak terdapat nyeri tekan. Ekstremitas atas dan bawah kedua
kaki dan tangan sejajar, kemampuan untuk bergerak normal.
7. Status kognitif/Afektif dan Sosial
a. Short Portable Mental Status Questionmaire (SPMSQ)
Berdasarkan penilaian Short Portable Mental Status Questionmaire
(SPMSQ) dari 10 pertanyaan Ny.S menjawabnya dengan 5 kesalahan
jadi Ny.S termasuk dalam fungsi gangguan sedang karena Ny.S
menjawab pertanyaan benar dengan jumlah 5 dan menjawab pertanyaan
yang salah dengan jumlah 5.
b. Inventaris Depresi Beck
Berdasarkan penelitian Inventaris Depresi Beck Ny.S termasuk depresi
tidak ada atau minimal. Hal ini dikarenakan hasil score berdasarkan
inventaris depresi beck Ny.S mendapatkan nilai 3 dari 13 pertanyaan.
c. APGAR Keluarga
Berdasarkan penilaian pada APGAR keluarga Ny.S termasuk dalam
fungsi social baik. Dimana nilai APGAR keluarga Ny.S berjumlah 10.
8. Data penunjang
1. Laboratorium : Tidak ada
2. Radiologi : Tidak ada
3. EKG : Tidak ada
4. USG : Tidak ada
5. CT Scan : Tidak ada
Obat-obatan : Amlodipine, Ibuprofen, Asamefenamat
9. Klarifikasi Data
Data Subyetif :
a. Ny.S mengatakan sering pusing
b. Ny.S mengatakan sering sakit kepala dan tekuk leher terasa berat, nyeri
yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 3, nyeri hilang timbul.
c. Ny. S mengatakan tidak mengetahui penyebab dan cara pencegahan
penyakit hipertensi.
Data Obyektif :
a. Kesadaran composmentis
b. Ny.S tampak pusing
c. Akral teraba dingin
d. Warna kulit pucat
e. Turgor kulit menurun
f. Ny.S tampak meringis
g. Ny. S tampak memegang daerah kepala dan leher
h. Tekanan Darah : 150/100 mmHg
i. Nadi : 87x/mnt
j. Respirasi : 20x/mnt
k. Suhu : 36°C
l. Ny.S tampak bingung ketika ditanya penyebab dan cara pencegahan
penyakit hipertensi.

10. Analisa Data


Tabel 4.3 Analisa Data Pada Ny.S
NO. Analisa Data Etiologi Masalah
1. Ds :- Faktor risiko : Risiko perfusi
Do : Hipertensi perifer tidak efektif
- pasien tampak (D.0015) (D.0015)
pusing
- akral teraba
dingin
- turgor kulit
menurun
- denyut nadi tidak
teraba
- tekanan darah
meningkat
- TD: 150/100
mmHg
- N : 87x/menit
- R : 20x/menit
- S : 360C
2. Ds : Agen pencedera Nyeri akut
- Ny.S mengeluh fisiologis : (D.0077)
sakit kepala dan Peningkatan tekanan
tekuk leher terasa vasikuler selebral
berat (D.0077)
- nyeri bertambah
saat beraktivitas
berat
- nyeri yang
dirasakan seperti
tertusuk-tusuk
- nyeri di bagian
kepala dan tekuk
leher
- T : nyeri hilang
timbul

Do :
- Ny.S tampak
memegang
daerah kepala dan
leher
- Ny. S tampak
meringis
- Skala nyeri 3
- TD : 150/100
mmHg
- N : 87x/menit
- R : 20x/menit
- S : 360C
3. Ds : Kurang terpapar Defisit pengetahuan
- Ny.S mengatakan
informasi (Hipertensi) (D.0111)
tidak mengetahui
(D.0111)
penyebab dan
cara pencegahan
penyakit
hipertensi
Do :
- Ny.S tampak
kebingungan saat
ditanya penyebab
dan cara
pencegahan
penyakit
hipertensi
- Ny. S mengira
boleh memakan
makanan asin

11. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah


a. Risiko perfusi perifer tidak efektif b.d hipertensi
b. Nyeri akut b.d peningkatan vasikuler selebral
c. Defisit penetahuan b.d kurang terpapar informasi

12. Intervensi Keperawatan


Tabel 4.4 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil
1. Risiko perfusi Setelah dilakukan Edukasi latihan fisik
tindakan keperawatan (I.12389):
perifer tidak efektif
1 kali sehari selama 3 Observasi
b.d hipertensi hari diharapkan 1. Identifikasi
masalah gangguan kesiapan dan
pola tidur dapat kemampuan
membaik dengan menerima
kriteria hasil : informasi
1. Keluhan sering Teraupetik :
pusing membaik 1. Sediakan materi
2. Keluhan tekanan dan media
darah sistolik dan pendidikan
diastolik menurun kesehatan
2. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
1. Jelaskan manfaat
kesehatan dan efek
fisiologis olahraga
(senam aerobic)
2. Jelaskan jenis
latihan senam
aerobik yang sesuai
dengan kondisi
kesehatan
3. Jelaskan frekuensi,
durasi, dan
intensitas program
latihan yang
diinginkan
4. Ajarkan latihan
pemanasan dan
pendinginan yang
tepat
5. Ajarkan teknik
menghindari cedera
saat berolahraga
6. Ajarkan teknik
pernapasan yang
tepat untuk
memaksimalkan
penyerapan oksigen
selama latihan fisik
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Dukungan
tindakan keperawatan perawatan diri :
agen pencedera 1 kali sehari selama 3 Obsevasi
hari diharapkan
fisiologis :
masalah perawatan Teraupetik
peningkatan diri dapat meningkat
dengan kriteria hasil : Edukasi
vasikuler selebral
(Hipertensi) 1. Turgor kulit
menurun.
2. Akral membaik.ss
3. Tekanan darah
sisolik menurun.
4. Tekanan darah
diastolic menurun.
3. Defisit penetahuan Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
b.d kurang
1 kali sehari selama 3
terpapar informasi hari diharapkan
masalah perawatan
diri dapat meningkat
dengan kriteria hasil :

13. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan


Tabel 4.5 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan
Hari & Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tangga
l
Kamis Risiko perfusi Jam 08:00 S:
27 Juni 1. Mengidentifikasi - Pasien
perifer tidak efektif
2021 kesiapan dan mengatakan
b.d hipertensi kemampuan masih merasakan
menerima pusing
informasi. - Pasien masih
Jam 08:20 merasakan gatal-
2. Menyediakan gatal di badan
materi dan media - Pasien
senam aerobik. mengatakan
Jam 08:25 mandi hanya
3. Menjadwalkan 1x/hari.
latihan senam O:
aerobik sesuai - TD : 140/90
kesepakatan. mmHg
Jam 08:35 - Melakukan senam
4. Menjelaskan aerobik di pagi
manfaat senam hari.
aerobik dan efek - Pasien mampu
olahraga senam melakukan senam
aerobik . aerobik dengan
Jam 08:45 durasi 20-30
5. Menjelaskan menit di pagi hari.
frekuensi, durasi, - Pasien mampu
dan program melakukan senam
senam aerobik. aerobik dengan
Jam 08:50 gerakan
6. Menjelaskan jenis pemanasan,
latihan senam kegiatan inti dan
aerobik yang pendinginan.
sesuai dengan - Pasien mampu
kondisi kesehatan. mengikuti
Jam 08:55 geraakan sesuai
7. Mengajarkan instruksi
terapi senam
aerobik - Kulit masih
pemanasan dan nampak memerah
pendinginan yang - Telinga masih
tepat. nampak kotor
- Rambut masih
nampak kotor
Jam 09:00 - Kuku sudah
Defisit Perawatan 1. Mengajarkan cara dipotong.
Diri b.d Penurunan terapi - Suasana kamar
Motivasi/minat nonfarmakologi. pasien menyatu
Jam 09:10 dengan dapur.
2. Mengidentifikasi -
kebiasaan A:
aktivitas - Masalah belum
perawatan diri teratasi.
sesuai usia. P:
Jam 09:15 - Intervensi
3. Menyediakan dilanjutkan.
lingkungan yang
terapeutik (mis.
Suasana hangat,
rileks, privasi)
Jam 09:20
4. Memonitor
kebersihan tubuh
(mis, rambut,
telinga, kulit,
kuku)
Jam 09:30
5. Menjadwalkan
rutinitas
perawatan diri
Jam 09:45
6. Menjelaskan
manfaat mandi
dan dampak tidak
mandi terhadap
kesehatan.
Jam 09:50
7. Menganjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai
kemampuan.

Hari & Diagnosa Implementasi Evaluasi


Tangga
l
Jumat, Risiko perfusi Jam 08:00 S:
28 Juni 1. Mengajarkan cara - Pasien masih
perifer tidak
2021 terapi senam merasakan gatal-
efektif b.d aerobik low gatal di badan
impact - Pasien
hipertensi
nonfarmakologi. mengatakan
mandi hanya
1x/hari.
O:
Defisit Perawatan - TD : 140/90
Diri b.d Penurunan Jam 08.30 mmHg
Motivasi/minat 2. Memonitor - Pasien mampu
kebersihan tubuh Melakukan senam
(mis, rambut, aerobik di pagi
telinga, kulit, kuku) hari.
- Pasien mampu
melakukan senam
aerobik dengan
durasi 20-30
menit di pagi hari.
- Pasien mampu
melakukan senam
aerobik dengan
gerakan
pemanasan,
kegiatan inti dan
pendinginan.
- Pasien mampu
mengikuti
geraakan sesuai
instruksi

- Kulit masih
nampak memerah
- Telinga masih
nampak kotor
- Rambut masih
nampak kotor
- Kuku sudah
dipotong.
- Suasana kamar
pasien menyatu
dengan dapur.
-
A:
- Masalah belum
teratasi.
P:
Intervensi
dilanjutkan.

Hari & Diagnosa Implementasi Evaluasi


Tangga
l
Jumat, Risiko perfusi Jam 08:00 S:
29 Juni 3. Mengajarkan cara - Pasien
perifer tidak efektif
2021 terapi senam mengatakan
b.d hipertensi aerobik low sudah tidak
impact mengeluh gatal-
nonfarmakologi. gatal di badan
- Pasien
mengatakan
sudah merasa
nyaman
- Pasien
mengatakan
mandi 2x/hari.
Defisit Perawatan Jam 08.30 O:
Diri b.d Penurunan 4. Memonitor - TD : 130/90
Motivasi/minat kebersihan tubuh mmHg
(mis, rambut, - Pasien mampu
telinga, kulit, Melakukan senam
kuku) aerobik di pagi
hari.
- Pasien mampu
melakukan senam
aerobik dengan
durasi 20-30
menit di pagi hari.
- Pasien mampu
melakukan senam
aerobik dengan
gerakan
pemanasan,
kegiatan inti dan
pendinginan.
- Pasien mampu
mengikuti
geraakan sesuai
instruksi
- Kulit sudah tidak
memerah
- Pasien terlihat
memakai obat
penghilang rasa
gatal
- Telinga masih
nampak kotor
- Rambut masih
nampak kotor
- Kuku sudah
dipotong.
- Suasana kamar
pasien menyatu
dengan dapur.
-
A:
- Masalah 1 sudah
teratasi.
P:
Intervensi
dilanjutkan.

Hari & Diagnosa Implementasi Evaluasi


Tanggal
Sabtu 30 Risiko perfusi Jam 08:00 S:
Juni 5. Mengajarkan cara
perifer tidak
2021 terapi senam - Pasien
efektif b.d aerobik low mengatakan
impact mandi 2x/hari
hipertensi
nonfarmakologi. O:
TD : 130/90 mmHg
- Melakukan
latihan senam
aerobik di pagi
hari
- Latihan senam
aerobik dengan
durasi 20-30
menit di pagi
hari.
- Teknik senam
aerobik
pemanasan,
kegiatan inti dan
pendinginan.
- Kulit pasien
Defisit Perawatan Jam 08.30 sudah tidak
Diri b.d 6. Memonitor kemerahan
Penurunan kebersihan tubuh - Pasien sudah
Motivasi/minat (mis, rambut, tidak merasakan
telinga, kulit, gatal
kuku) - Pasien mengusap
obat penghilang
gatal
- Telinga sudah
tidak kotor
- Rambut sudah
tidak kotor
- Kuku sudah
dipotong.
- Suasana kamar
pasien menyatu
dengan dapur.
- Pasien tidur
memakai
kelambu
A:
- Masalah sudah
teratasi.
P:
Intervensi
dilanjutkan.

C. Pembahasan
Asuhan keperawatan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar
manusia melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluasi. Pada bab ini penulis akan membahas
tentang tindakan keperawatan “Penerapan Senam aerobic (low impact) terhadap
penurunan tekanan darah lansia pada Asuhan Keperawatan Gerontik di
kelurahan Mapane kec. Poso pesisir”.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematik dari
pengumpulan,verifikasi dan komunikasi tentang data klien. Fase proses
keperawatan ini mencangkup dua langkah yaitu data dari sumber primer
(klien), dan data sekunder (keluarga dan tenaga kesehatan) dan analisis data
sebagai dasar diagnosa keperawatan. Pengkajian merupakan komponen dasar
dalam proses keperawatan dengan pengkajian yang tepat akan menentukan
langkah berikutnya.
Penulis mengumpulkan data dengan pengkajian di lakukan pada tanggal
pada 27 Juni 2021 dan di dapatkan data pasien bernama Ny.S , usia 79
Tahun, alamat Mapane, tidak memiliki pekerjaan (IRT), pendidikan terakhir
SMP.
Berdasarkan pengakuan pasien bahwa Ny.S tinggal bersama dengan
suami, anak mantunya dan cucunya di kelurahan Mapane.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, data subjektif Klien
mengatakan pusing, nyeri pada bagian lutut dan leher, Klien mengeluh gatal
di bagian tubuhnya,. klien mengatakan tidur malam jam 10.00 – 03.00
WITA, serta tidur siang sekitar 1 jam. Data objektif : Keadaan umum baik,
tampak sering pusing, mukosa bibir lembab, klien tampak jarang mandi,
klien tampak menggaruk-garuk badannya TD : 140/90 mmHg, N : 88x/mnt,
R : 22x/mnt, S : 36°C, GCS : E;4, V;5 M;5.
Hasil penelitian ini sejalan dengan menurut (Triyanto,2014) menyatakan
secara fisik lansia yang terkena hipertensi akan mengalami pusing, telinga
berdengung, sulit tidur, sesak nafas, mudah lelah, mata berkunang-kunang.
Keluhan utama yang paling dirasakan lansia adalah kepaala pusing (nyeri),
penyebab nyeri ini terjadi sensititas perifer terhadap nosiseptor, sedang yang
jenis kronik berlaku sensititas sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara
involunter, berkunang supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan
terhadap timbulnya nyeri.
Hal ini menunjukkan pada tanda-tanda fisik yang penulis dapatkan sesuai
dengan teori sedangkan pada tanda-tanda psikologis menunjukkan ketidak
sesuaian tanda menurut teori dengan pengkajian yang penulis dapatkan
dikarenakan klien merasakan nyeri gatal pada tubuhnya dan nyeri pada lutut
dan leher.
Pengkajian status kesehatan saat ini klien tidak mengkonsumsi obat-
obatan secara rutin, klien mempunyai riwayat alergi makanan seperti :
udang, kepiting, cumi-cumi, obat-obatan dan suhu. Status kesehatan masa
lalu ,status kesehatan keluarga seperti mengkonsumsi alcohol, mengidap
penyakit jantung, gastritis, asma, dan penyakit menular seksual tidak di
temukan oleh penulis.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut SDKI 2018, Diagnosa yang terdapat pada Asuhan Keperawatan
Gerontik adalah Gangguan pola tidur, kesiapan peningkatan tidur, gangguan
pola napas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan, resiko
intoleransi aktifitas, sindrom kelelahan lansia, resiko perfusi perifer tidak
efektif dan Defisit perawatan diri. Berdasarkan diagnosa keperawatan
prioritas yang didapatkan penulis pada Ny.S adalah Resiko perifer tidak
efektif yang ditandai dengan Data Subyek Ny.S mengatakan sering pusing,
pundak dan leher terasa berat, nafsu makan menurun ketika tekanan darah
tinggi naik. Data obyektif yang diperoleh Ny.S tampak pusing . Kemudian
diagnosa pendukung yang didapatkan penulis pada Ny.R adalah Defisit
perawatan diri yang ditandai dengan Data subyek Ny.R mengatakan mandi
hanya 1x/hari. Data obyektif yang diperoleh rambut klien nampak kotor,
telinga klien terdapat kotoran, mata klien terdapat kotoran, Nampak
menggaruk-garuk badan, badan terlihat memerah.
3. Intervensi
Intervensi yang sesuai dengan diagnosa prioritas pada pasien Ny.R
adalah sebagai berikut : Resiko perfusi perifer tidak efektif b.d hipertensi.
Tujuan yang ingin dicapai adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 kali sehari selama 4 hari diharapkan masalah Resiko perfusi perifer
tidak efektif teratasi dengan kriteria hasil keluhan sering pusing menurun,
keluhan tekanan darah sistolik dan diastolik menurun. Intervensi yang
dilakukan yaitu: identifikasi kesiapan menerima informasi , sediakan materi
dan media pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan, berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan manfaat
kesehatan dan efek fisiologis olahraga senam aerobik, jelaskan jenis latihan
senam aerobik yang sesuai dengan kondisi kesehatan, jelaskan
frekuensi,durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan, ajarkan
latihan pemanasan dn pendinginan yang tepat, ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga, dan ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan oksigen selama latihan fisik.
Kemudian intervensi dengan diganosa pendukung Defisit perawatan diri
b.d Penurunan motivasi/minat adalah sebagai berikut : Identifikasi kebiasaan
aktivitas perawatan diri sesuai usia, monitor kebersihan tubuh (mis, rambut,
telinga, kulit, kuku), sediakan perawatan mandi (mis. Sabun, sikat gigi,
shampoo), sediakan lingkungan yang aman dan nyaman, sediakan pakaian
pribadi, sesuai kebutuhan, monitor tingkat kemandirian, sediakan lingkungan
yang terapeutik (mis. Suasana hangat, rileks, privasi), siapkan keperluan
pribadi (mis. Parfum, sabun mandi, sikat gigi), fasilitas kemandirian, bantu
jika tidak mampu melakukan perawatan diri, pertahankan kebiasaan
kebersihan diri, jadwalkan rutinitas perawatan diri, anjurkan melakukan
perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan, jelaskan manfaat mandi
dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan.
4. Implementasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik, tindakan keperawatan
yang dilakukan oleh penulis dalam mengatasi diagnosa keperawatan pada
Ny.S dengan resiko perfusi perifer tidak efektif adalah dengan pemberian
terapi senam aerobik low impact. Pemberian terapi senam aerobik low
impact 1 kali sehari yakni pada pagi hari selama 4 hari dengan durasi waktu
20-30 menit menggunakan instrument gerakan dan musik senam aerobik
dengan durasi waktu 30 menit secara yang bermanfaat untuk melancarkan
peredaran darah, menurunkan tekanan darah merileksasikan ketegangan otot-
otot setelah lelah beraktivitas dan dapat meningkatkan kualitas tidur, serta
meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis.
Selain itu, diagnosa pendukung pada Ny.S Defisit Perawatan Diri adalah
dengan memonitor kebersihan tubuh pada klien dan menjelaskan pentingnya
untuk merawat diri agar kebersihan diri terjaga dan terhindar dari kuman dan
penyakit.
Implementasi adalah tindakan mandiri yang dilakukan penulis kepada
klien sesuai dengan rencana yang telah dibuat dengan kriteria hasil yang
ingin dicapai. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan apa yang di
kemukakan oleh (Yunding et al., 2021) terhadap pemberian Senam aerobik
low impact.
Faktor pendukung yaitu adanya kerjasama yang baik antara klien dan
penulis atau mahasiswa praktek untuk melakukan tindakan keperawatan
pada klien yang menjadi kelolaannya.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah catatan mengenai perkembangan pasien yang
dibandingkan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan sebelumnya.
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 kali sehari selama 4 hari dan
melakukan evaluasi akhir masalah risiko perfusi perifer tidak efektif
teratasi, dibuktikan dengan klien mengatakan sudah tidak merasakan
pusing, tekanan darah normal 130/90, pundak dan leher sudah tidak
teraasa berat klien juga sudah merasa lebih nyaman didapatkan pada hari
ke 3.
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, masalah Defisit
perawatan diri teratasi dengan dibuktikan selama peneliti melakukan
kunjungan klien mengatakan sudah mandi 2x/hari, telinga klien nampak
sudah bersih, rambut klien nampak bersih, kuku klien nampak bersih,
kulit klien juga nampak bersih setelah diberikan penjelasan pada hari
pertama pentingnya untuk melakukan perawatan diri.
Berdasarkan hasil tindakan penerapan Senam aerobik low impact yang
dilakukan selama 4 hari menunjukkan bahwa intervensi tersebut efektif
untuk menurunkan tekanan darah pada lansia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah menerapkan terapi Non-farmakologi yaitu dengan Penerapan
senam aerobik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia pada asuhan
keperawatan gerontik di kelurahan Mapane kec. Poso pesisir. Maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang di dapatkan pada pasien bernama Ny.S yaitu klien
mengatakan sering pusing, sesekali pundak dan leher terasa berat, nafsu
makan menurun, mengeluh gatal pada badan dan seringkali menggaruk
hinggga memerah.
2. Peneliti merumuskan 2 Diagnosa keperawatan sesuai dengan kasus Ny.S
yaitu Resiko perfusi perifer tidak efektif dan Defisit Perawatan Diri.
3. Rencana/intervensi keperawatan yang dilakukan pada Ny.S resiko perfusi
perifer tidak efektif yaitu identifikasi kesiapan menerima informasi , sediakan
materi dan media pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan, berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan manfaat
kesehatan dan efek fisiologis olahraga senam aerobik, jelaskan jenis latihan
senam aerobik yang sesuai dengan kondisi kesehatan, jelaskan
frekuensi,durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan, ajarkan
latihan pemanasan dn pendinginan yang tepat, ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga, dan ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan oksigen selama latihan fisik.Defisit perawatan
diri yaitu Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia,
menyediakan lingkungan yang terapeutik (mis. Suasana hangat, rileks,
privasi), memonitor kebersihan tubuh (mis, rambut, telinga, kulit, kuku),
menjadwalkan rutinitas perawatan diri, menjelaskan manfaat mandi dan
dampak tidak mandi terhadap kesehatan, menganjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai kemampuan.
c. Setelah dilakukan implementasi pada tekanan darah teratasi ditandai
dengan klien mengatakan sudah tidak merasakan pusing, tekanan darah
normal 130/90, pundak dan leher sudah tidak teraasa berat klien juga
sudah merasa lebih nyaman.
d. Pemberian senam aerobik low impact memberi perubahan yang efektif
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang dilakukan 1 kali
sehari selama 4 hari pada pagi hari untuk menurunkan tekanan darah
pada lansia yang mengalami tekanan darah.

B. Saran
1. Keluarga pasien di harapkan dapat melakukan senaam aerobik low impact
ersebut dengan mandiri sesuai dengan apa yang diajarkan oleh peneliti.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan materi penelitian ini sebagai
dasar dalam penelitian dengan masalah tekanan darah pada lansia
menggunakan terapi Non-farmakologi penerapan Senam aerobik low impact
sehingga hasil penelitian dapat lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Agrina, Rini S. S., dan H. R. (2011). Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi dalam
Pemenuhan Diet Hipertensi. Jurnal Keperawatan UNRI, 6, 46–53.
Al, E. (2010). Fisiologi kardiovaskular. Jakarta: EGC.
Al, S. et. (2008). Buku Ajar Keperwata Medikal Bedah. Buku Kedokteran EGC.
Ashadi, K. (2008). Kepelatihan Cabang Senam Aerobik I (Teori / Praktek). Universitas
Negeri Surabaya.
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Aditya Media.
Darmojo. (2004). Buku ajar Geriatri; Ilmu kesehatan lanjut usia. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Dinkes Sulteng. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2019 (S. B. P. P.
D. dan Informasi (ed.)). http://www.dinkes.sultengprov.go.id/.
http://dinkes.sultengprov.go.id/
Erna, S., Ady, W., & Rizky, S. (2018). Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota
Sukabumi. Jurnal Ummi, 12(3), 71–78.
https:/jurnal.ummi.ac.id/index.php/ummi/article/view/341
Febriani Fajar, E. (2010). Upaya Mencegah Penyakit Jantung Dengan Olahraga.
Pendidikan Dan Kepelatihan Olahraga, 3(1), 257–266.
Gilang. (2007a). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan SMA. Ganessa Excat.
Gilang, M. (2007b). Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan. Ganeca Exact.
Giriwijoyo. (2007). ilmu Kesehatan Olahraga. FPOK UPI.
Gray, H., Dawkins, K. D., Morgan, J. M., S. (2005). Lectures notes kardiolog (edisi
keem). Erlangga.
L.M. (2011). keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu.
Malahayati. (2010). Be a Smart Parent. Jogja Bangkit Publishe.
Miller. (2004). Journal of Nutrition Education and Behavior.
Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. 1.
nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC.
Nurarif A.H. dan Kusuma. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. MediAction.
Palita, M., Afni, N., & Tasya, Z. (2019). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di
Kelurahan Lembomawo Wilayah Kerja Puskesmas Kawua. Jurnal Kolaboratif
Sains, 496–501.
Pefrosky. (2005). Combined Diet and Low Impact Aerobic Exercise Programs Impact
on Weight, Girth and Muscular Strenght. The journal of applied research,
Journals of the American Medical Association. 34–41.
Pudiastri. (2013). PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP
PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI
POSYANDU LANSIA JATI ASIH KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN.
Rabit : Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Univrab.
Riskesdas.K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of
Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200.
Rokhaeni. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler. Bidang Pendidikan dan
Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
Santoso. (2009). Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta.
Sarifah, S. &. (2016). senam Aerobik Low Impact Intensitas sedang Terhadap
perubahan Tekanan Darah Pada Lansia. 13.
Sherwood.L. (2019). Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem (Ed 6). Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2011.
Smeltzer, B. &. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart
(Alih bahasa Agung Waluyo) (8th ed.). EGC.
Stanley, M. (2006). Buku ajar keperawatan gerontik (2nd ed.). EGC.
Sumartini, Z. & A. (2019). Pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah
lansia dengan hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Cakranegara kelurahan
Turida tahun 2019. Jurnal Keperawatan Terpadu. http:jkt.poltekkes-
mataram.ac.id/index.php/home/indek
Sunanto. (2009). 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat dan Obesitas. PT. Elex
Media Komputindo.
Tambayong. (2000). Patofisiologi untuk Keperawatan, EGC.
Tantan, L. dan. (2007). 100 Questions & answers Hipertensi. Gramedia.
Tirtasari dan Kodim. (2019). Prevalensi dan karakteristik hipertensi pada usia dewasa
muda di Indonesia (.Tarumanagara Med (ed.); April 2019). Magister Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Udjianti. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. In Salemba Medika.
WHO. (2019). (Organisasi Kesehatan Dunia) Peningkatan Tekanan Darah .
World Health Organization (WHO). (2011). Noncommunicable Diseases in the South-
East Asia Region.
Yogiantoro. (2006). Pendekatan Klinis Hipertensi. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
FKUI.
Yogiantoro, M. (2009). Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., et al eds. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam 5th ed. Jilid II.
s

Anda mungkin juga menyukai