Disusun oleh :
Tujuan khusus
1. Mengetahui sensitivitaskadar glukosa cairan pleura dalam diagnosis efusi pleura
parapneumonik.
2. Mengetahui spesifisitas kadar glukosa cairan pleura dalam diagnosis efusi pleura
parapneumonik.
3. Mengetahui nilai prediksi positif kadar glukosa cairan pleura dalam diagnosis efusi pleura
parapneumonik.
4. Mengetahui akurasi kadar glukosa cairan pleura dalam diagnosis efusi pleura parapneumonik.
BAB II
A. Definisi
Pleura adalah membran tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura viseralis dan pleura
parietalis. Kedua lapisan ini bersatu di daerah hilus arteri dan mengadakan penetrasi dengan
cabang utama bronkus, arteri dan vena bronkialis, serabut saraf dan pembuluh limfe. Secara
histologi kedua lapisan ini terdiri dari sel mesotelial, jaringan ikat, pembuluh darah kapiler
dan pembuluh getah bening.
Menurut Huda dan Kusuma (2016: 185) efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam
runggga pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses terjadinya
penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakir sekunder terhadap
penyakit lain.
Menurut Wijayaningsih (2013: 31) Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam
ruang pleura, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat
penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transundat,
eksudat, atau dapat berupa darah atau pus.
Menurut Muttaqin (2012: 126) Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat
penumpukan cairan dalam pleura berupa transundat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis.
B. Etiologi
Etiologi efusi pleura transudat, antara lain :
a) Penyakit jantung: penyakit jantung kongestif, constrictive pericarditis
b) Atelektasis paru
c) Sindrom nefrotik
d) Sirosis hepatis yang menyebabkan terjadinya hepatic hydrothorax
e) Penyakit endokrin: hipoalbuminemia, myxedema
f) Uropati obstruktif yang menyebabkan terjadinya urinothorax
g) Latrogenik akibat trauma operasi ke spinal torakalis yang menyebabkan bocornya
cairan cerebrospinal ke kavum pleura.
Etiologi efusi pleura eksudat, antara lain:
a) Infeksi paru: pneumonia,tuberkukosis,infeksi jamur, perikarditis
b) Keganasan : kanker payudara, limfoma, leukemia, sarkoma, melanoma
c) Penyakit inflamasi : lupus, pankreatitis, artritis rheumatoid
d) Obstruksi limfatik yang menyebabkan terjadinya chylothorax
e) Peningkatan kolesterol cairan pleura secara kronis: pseudochylothorax
f) Hemothorax
g) Emboli paru
C. Epidemiologi
Data epidemiologi mengenai insidensi pasti efusi pleura pada dasarnya sulit ditentukan
karena efusi pleura hanyalah manifestasi dari penyakit yang mendasarinya. Di Amerika
Serikat, terdapat sekitar 1.5 juta kasus efusi pleura setiap tahunnya.
D. Pathofisiologi
Patofisiologi efusi pleura didasari ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi cairan
di kavum pleura, sehingga menyebabkan akumulasi cairan pleura, baik berupa transudat
maupun eksudat. Keduanya terbentuk melalui mekanisme yang berbeda, meskipun tidak
jarang cairan pleura ditemukan memiliki karakteristik transudat dan eksudat bersamaan
E. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinik dari efusi pleura yaitu :
a) Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah
cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak
nafas.
b) Adanya gejala penyakita seperti demam, menggigil,dan nyeri dada pleuritis
(pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberculosis), banyak keringat,
batuk, banyak riak.
c) Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika penumpukan cairan
pleural yang signifikan.
d) Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena
cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan berkurang bergerak dalam
pernafasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah
pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung
(garis ellis damoiseu).
e) Didapati segi tiga garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian
atas garis ellis damoiseu. Segitiga grocco-rochfusz, yaitu dareah pekak kkarena
cairan mendorong mediastinum kesisi lain,pada auskulasi daerah ini didapati
vesikuler melemah dengan ronki.
f) Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.
F. Pathway
G. Penatalaksanaan
Menurut Wijaya & Putri (2013) tujuan umum penatalaksanaan adalah
1. Untuk mencegah penumpukan kembali cairan
2. Menghilangkan ketidaknyamanan serta dyspnea
3. Menghilangkan ketidaknyamanan sertadyspnea
1. Torakosintesis
a) Untuk membuang cairan pleura
b) Mendapatkan specimen untuk analisis
c) Menghilangkan dispnea
2. Pemasangan selang dada atau drainage.
Hal ini dilakukan jika torakosintesis menimbulkan nyeri, penipisan
3. Obat-obatan
Antibiotik, jika agen penyebab adalah kuman atau bakteri
4. Antibiotik, jika agen penyebab adalah kuman atau bakteri
5. Pemberian nitrogen mustard atau tetrasiklin melalui selang dada
H. Algoritm Penanganan Kekritisannya Pada Masing-Masing Kasus
BAB III
NURSING PROCESS
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Pada tahap ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau
kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan
pekerjaan pasien.
b. Keluhan Utama
Biasanya pada pasien dengan efusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak
nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat
tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non
produktif.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda -tanda
seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan
menurun dan sebagainya.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC paru,
pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini diperlukan
untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit
penyakit yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca paru, asma,
TB paru dan lain sebagainya.
f. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya
serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya.
g. Pengkajian Pola Fungsi
1) Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istirahat.
i. Pemeriksaan Fisik
2) Sistem Respirasi
3) Sistem Cardiovasculer
4) Sistem Pencernaan
e) Sistem Neurologis
5) Sistem Muskuloskeletal
(PPNI, 2017).
3. Intervensi Keperawatan
https://id.scribd.com/document/344707489/ALGORITMA-EFUSI
Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access