PENDAHULUAN
A. DEFENISI
Ileus adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus
sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau
total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan
perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi total usus halus
merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.
Ileus obstruksi adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutupi atau menganggu jalannya isi usus.
(Sabara.2007)
Ileus obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran normal isi usus sedangkan peristaltiknya normal.
(Reeves,2005)
Obstruksi ileus adalah gangang bisa disebabkan oleh adanya mekanik
sehingga terjadi askumuli cairan dan gas di lumen usus.
B. ETIOLOGI
Ileus obstruksi dapat disebabkan oleh antara lain :
1. Penyebab intraluminal (relatif jarang), anatara lain :
a. Benda asing yang tertelan
b. Bezoars mungkin merupakan faktor
c. Penyakit parasit, seperti ascariasis mungkin dapat ditemukan
d. Batu empedu mungkin terjadi dengan suatu fistual cholecystenteric
e. Suatu bolus makanan yang besar
f. Cairan mekonium akan menyebabkan obstruksi pada daerah distal ileum
mungkin akibat kista, fibrosis yang terjadi pada semua umur
2. Penyebab intramular (relatif jarang), anatara lain :
a. Atresia dan stritikus mungkin juga menjadi penyebab
b. Penyakit crohn. Obstruksi yang terjadi mungkin hilang timbul dan obstruksinya
sebagaian atau parsial
c. Tuberculosis usus. Pada negara-negara tertentu tidak merupakan hal yang luar
biasa
d. Striktur mungkin akan menyebabkan terjadinya ulserasi yang juga apa bila di
induksi oleh pemberian tablet kalium, nonsteroid antiinflammatory agen, dan
terapi iradiasi yang digunakan untuk mengobati kanker kandung kemih atau
kanker cerviks
e. Suatu hematoma yang terjadi diantara dinding usus, akibat trauma atau pasien
yang mendapat pengobatan dengan antikoagulan yang berlebihan dari dosis yang
dibutuhkan
f. Lipomatous, leiomyomatous, dan tumor carcinoid relatif jarang menyebabkan
obstruksi, tetapi pernah dilaporkan adanya obstruksi usus halus yang disebabkan
oleh lymphoma dan jarang adenocarsinoma
g. Tumor sekunder, khususnya colonic dan karsinoma lambung, kanker ovarium,
dan melano maligna, adakalanya akan bersatu pada lumen usus halus
h. Banyak polipoid mukosa atau lesi submukosa mungkin akan membentuk kepala
dari suatu intussuscepsi, yang mana pada ahkirnya akan menyebabkan ileus
obstruksi
i. Intussuscepsi pada anak-anak yang berumur kurang dari 2 tahun pada umunya
adalah idiopatik dan merupakkan keadaan kedaruratan abdomen, walaupun
diverticulum meckel, polip, dan kista dupleks dapat menjadi penyebab ileus
obstruksi
3. Penyebab ekstramular
penyebab ini mungkin menjadi penyebab umum atau sering terjadi yaitu antara
lain :
a. Adesi yaitu berhubungan dengan pembedahan abdomen atau peritonitis sering
meningkat frekuensi ileus obstruks. adesi mudah lengket pada lumen usus yang
menyebabkan luka berlokasi dimana-mana. Adesi ini dapat menghalangi
peristaltik usus halus yang menyebabkan agulasi secara akut dan kekustaan pada
usus, sering terjadi beberapa tahun setelah prosedur awal dilakukan
b. Kelainan intraperitoneal kongenital mungkin dapat mengakibatkan obstruksi
c. Malrotasi kongenital mengakibatkan pendeknya mesenterik, dan kesesluruhan
usus dapat mengalami torsi atau volvulus, keadaan ini tidak hanya dapat
mengakibatkan obstruksi, tetapi mempercepat timbulnya iskemia dan kematian
d. Hernia dapat menyebabkan obstruksi pada beberapa pasien, penyebab obstruksi
usus adalah multifaktorial. Sebagai contoh : metastase pada usus halus dapat
secara langsung menyerang dinding usus. obstruksi mungkin terjadi sebagai
akibat tekanan dari luar atau kekusutan usus akibat tumor primer atau deposit
metastase.
C. PATOFISIOLOGI
Pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian
intermitten, dan ahkirnya hilang. Sekitar 6-8 liter cairan diekskresikan kedalam
saluran cerna setiap hari. Sebagaian besar cairan diabsorbsi sebelum mendekati
kolon. Perubahan patofisiologi utama pada obstruksi usus adalah adanya lumen
usus yang tersumbat, ini menjadi tempat perkembangan bakteri sehingga terjadi
akumalsi gas dan cairan (70% dari gas yang tertelan). Akumulasi gas dan cairan
dapat terjadi dibagian proksimal atau distal usus. Apa bial akumulasi terjadi di
daerah distal mengakibatkan terjadi peningkatan tekanan intra abdomen dan intra
lumen. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler
dan ekstravasasi air dan elektrolit di peritoneal. Dengan peningkatan permeabilitas
dan ekstravasasi menimbulkan retensi cairan di usus dan rongga peritonium
mengakibatkan terjadi penurunan sirkulasi dan volume darah. Akumulasi gas dan
cairan di bagian proksimal mengakibatkan kolapsnya usus sehingga terjadi
distensi abdomen. Terjadi penekanan pada vena mesenterika yang mengakibatkan
kegagalan oksigenasi dinding usus sehingga aliran darah ke usus menurun,
terjadilah iskemia dan nekrotik terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan
pelepasan bakteri dan toksin sehingga terjadi perforasi. Dengan adanya peforasi
akan menyebabkan bakteri akan masuk ke dalam sirkulasi sehingga terjadi sepsis
dan peritonitis.
D. KLASIFIKASI
Obstruksi di klasifikasikan atas 2 yaitu :
1. Obstruksi paralitik (ileus paralitik)
Peristaltik usus di hambat sebagian akibat pengaruh toksin atau trauma yang
mempengaruhi kontrol otonom pengerakan usus. Peristaltik tidak efektif, suplai
darah tidak terganggu dan kondisi tersebut hingga secara spontan setelah 2samapi
3 hari.
2. Obstruksi mekanik (ileus obstuksi)
Tedapat obstruksi intralumen atau obtruksi mural oleh tekanan ekstrinsik.
Obstruksi mekanik dogolongkan sebagai obstruksi mekanik simpleks (satu tempat
obstruksi) dan obstruksi lengkap tertutup (paling sedikit 2 obstruksi).
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri tekan pada abdomen
2. Muntah
3. Konstipasi (sulit BAB)
4. Distensi abdomen
5. Bising usus tenang
6. Pemeriksaan laboratorium sering kali normal
7. BAB darah dan lendir tetapi tidak ada feces dan flatus.
F. KOMPLIKASI
1. Ketidak seimbangan elektrolit
2. Asidosis metabolic
3. Perforasi dan Syok.
G. PENCEGAHAN
1. Mengobati penyakit primer dan hindari komsumsi alkohol dan rokok
2. Makan makanan yang brgizi dan berserat
3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
H. PENATALAKSANAAN
1. Puasa
2. Selang Nasogastrik harus dipasang, untuk dekompresi usus, mengurangi
muntah, dan mencegah aspirasi
3. Cairan parenteral dengan elektrolit, untuk perbaiakan keadaan umum
4. Intervensi bedah, dilakukan apa bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ
vital berfungsi secara memuaskan
5. Analgetik
6. Terapi oksigen.
ASUHAN KEPERAWATAN (TEORI)
Asuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapakan
dalam praktek keperawatan. Hal ini biasa disebut sebagai suatu pendekatan
problem solving yang memerlukan ilmu teknik dan keterampilan interversonal
dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui
kegiatan pengumpulan data atau prolehan data yang akurat dari pasien guna
mengetahui berbagai permasalahan yang ada.
Adapun pengkajian yang dilakuakan pada pasien ileus obstruksi yaitu :
1. Rasa nyaman/nyeri
2. Nutrisi dan cairan
3. Personal hygiene/kebersihan perorangan
4. Aktivitas dan latihan
5. Eliminasi
6. Oksigenasi
7. Tidur dan istirahat
8. Pencegahan terhadap bahaya
9. Keamanan
10. Neurosensori
11. Keseimbangan dan peningkatan hubungan psiko,spiritual serta interaksi sosial.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada masalah/penyakit ileus obstruksi
yaitu antara lain :
1. Kekurangan volume cairan
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Nyeri akut
4. Resiko syok (hipovolemik)
5. Resiko kekurangan elektrolit
6. Konstipasi
7. Ansietas.
C. Intervensi
1. Kekurangan volume cairan
Tujuan : Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (dehidrasi)
Intervensi :
a. Kaji tingkat kesulitan klien saat minum
b. Kaji tugor kulit dan mukosa mulut
c. Anjurkan klien untuk banyak mngkomsumsi air sedikitnya 1500 cc/hari
d. Berikan snack (jus buah dan buah segar)
e. Observasi tanda-tanda vital (TTV).
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Tujuan :
Intervensi :
a. Kaji tingkat kesulitan klien saat makan
b. Berikan makanan dalam bentuk hangat
c. Berikan makan yang berpariasi
d. Berikan makanan dalam porsi sedikit tetapi sering
e. Timbang berat badan bila perlu
f. Anjurkan klien untuk banyak mengkomsumsi protein dan vitamin C.
3. Nyeri akut
Tujuan : Nyeri berkurang/menghilang
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri yang dirasakan klien
b. Atur posisi klien
c. Anjurkan klien relakasasi nafas dalam bila timbul nyeri
d. Observasi tanda-tanda vital (TTV)
e. Penatalaksanaan pemberian obat analgetik.
4. Resiko syok (hipovolemik)
Tujuan : Irama jantung dalam batas yang diharapkan
Intervensi :
1. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
2. Monitor suhu dan pernapasan
3. Monitor tanda awal syok
4. Monitor input dan output
5. Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas
5. Resiko ketidak seimbangan elektrolit
Tujuan : Tekanan darah dalam rentang yang diharapakan (normal)
Intervensi :
1. Pertahankan intake dan output yang keluar
2. Monitor ststus hidrasi
3. Monitor status nutrisi
4. Kolaborasi pemberian cairan IV
5. Observasi tanda-tanda vital (TTV)
6. Konstipasi
Tujuan :
Intervensi :
a. Kji tingkat kesulitan klien saat BAB
b. Monitor tanda dan gejala konstipasi
c. Anjurkan klien untuk bnanyak mnkomsumsi cairan
d. Anjurkan klien untuk banyak mengkomsumsi buah seperti pisang dan pepaya
e. Penatalaksanaan pemberian obat dulkolaks bila perlu.
7. Ansietas
Tujuan : Tidak ada tanda-tanda kecemasan
Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasan klien
b. Berikan suport dan motivasi klien
c. Ciptakan lingkungan/suasana yang nyaman
d. Jelaskan mengenai tujuan dan prosedur tindakan keperawatan
e. Observasi tanda-tanda vital (TTV).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ajen
b. Identitas Penanggung
Nama : Ny.F
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa
Alamat : Ajen
Hubungan dengan klien : Istri
2. KELUHAN UTAMA
a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan nyeri terasa di area perut sehingga menyebabkan ia
merasa mual dan muntah
Keterangan:
Laki- laki :
Perempuan :
Pasien :
Meninggal :
Garis perkawinan :
Garis keturunan :
Tinggal Serumah :
Penjelasan:
2. BAK
d. Pola Aktifitas
Tabel 4.3 Pola Aktivitas
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Mobilitas Rutin Bekerja Berbaring
Waktu Senggang Nonton TV Berbaring di tempat tidur
Mandi Mandiri 2x/hari Mandiri 1x/hari
Berpakaian Mandiri Mandiri
Berhias Mandiri Mandiri
Toileting Mandiri Mandiri
Makan Minum Mandiri Mandiri
Tingkat Ketergantungan Mandiri Mandiri
Penggunaan Alat Bantu Tidak Ada Tidak Ada
e. Pola Istirahat- Tidur
Tabel 4.4 Pola Istirahat dan Tidur
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Jumlah Jam Tidur Siang Tidak tidur 4 Jam
f. Jumlah Jam Tidur Malam 6-7 Jam 5-6 Jam
Pengantar Tidur Tidak Ada Tidak Ada
Gangguan Tidur Tidak Ada Nyeri di area perut
Perasaan Waktu Bangun Merasa Segar Merasa gelisah
8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status kesehatan umum
Keadaan/ penampilan umum : lemah
GCS : 15
Eye 4 : Dapat membuka mata spontan
Verbal 5 : Berorientasi dengan baik
Motorik 6 :Dapat melakukan gerakan sesuai
perintah
Kesadaran : Komposementis
BB sebelum sakit : 65 kg
BB saat ini : 63 kg
TB : 160 cm
Status gizi : Ideal
IMT : 23 (18,5-24,9)
TTV :
TD : 160/90 mmHg
N : 80x/ menit
R : 18x/ menit
SB : 36ºC
b. Kepala
Inspeksi : 1) Kepala tampak normosepal
1) Warna rambut hitam ada
rambut putih,rambut tampak
merata.
2) Tidak ada ketombe,
3) Tidak ada lesi.
d. Telinga
Inspeksi : 1) Tampak telinga simetris kiri/
kanan
2) Tampak telinga berwarna serasi
dengan kulit lain (sawo matang)
3) Tampak ada sedikit serumen di
lubang telinga kiri/kanan
e. Hidung
Inspeksi : 1) Tampak warna hidung serasi
dengan warna kulit lainnya
(sawo matang)
2) Tidak tampak kemerahan
3) Tidak tampak luka
4) Lubang hidung tampak bersih
Palpasi : 1) Tidak ada nyeri tekan pada
sinus- sinus
f. Mulut
Inspeksi : 1) Bibir tidak tampak kering
2) Tidak ada sariawan
3) Tampak karies gigi dan gigi
berlubang
4) Tampak uvula pada faring
simetris
g. Leher
Inspeksi : 1) Tidak tampak pembesaran
kelenjar tiroid
2) Tidak tampak benjolan
3) Tidak tampak pembesaran vena
jugularis
i. Jantung
Inspeksi : 1) Bentuk dada normal chest
2) Ictus cordis tidak tampak pada
ICS 5 linia mid clavicularis
sinistra
Auskultasi : 1) BJ 1 (LUB)
a) Mitral (ICS 5 Linia mid
clavicularis sinistra)
b) Trikuspidalis (ICS 4 Linia
parasternalis sinistra)
2) BJ 2 (DUB)
a) Aorta ICS 2 Linia mid
clavicularis dextra
b) Pulmonalis ICS 2 LInia
parasternalis sinistra
3) Tidak ada penambahan S3 dan
S4
j. Abdomen
Inspeksi : 1) Warna kulit abdomen (sawo
matang)
2) Tidak tampak luka
3) Tidak tampak kemerahan
4) Tampak asites
Auskultasi :1) Terdengar suara peristaltic usus
6x/menit
k. Tulang Belakang
Inspeksi : 1) Tidak tampak luka
l. Ekstremitas Atas
Inspeksi : 1) Tampak otot simetris
kiri/ kanan
2) Tidak tampak luka
m. Ekstremitas bawah
Inspeksi : kaki kiri dan kanan tidak
mengalami kelainan
5) Facialis (N.7)
a) Gerakan mimik :
Pasien tampak meringis saat nyeri di perut muncul
b) Pengecapan 2/3 lidah bagian depan:
Pasien mampu merasakan dan membedakan rasa asam (jeruk),
asin, manis
6) Acustikus (N.8)
a) Fungsi pendengaran :
Pasien dapat mendengar dan mengulangi kata yang dibisikkan
perawat sejauh 1 ½ meter
Pasien kurang mampu menjaga keseimbangan saat berjalan
(sehingga harus dibantu orang lain)
7) Glosofaringeus dan Vagus (N. 9 dan 10)
a) Reflek menelan :
Pasien mampu menelan dengan baik.
b) Relek muntah :
Pasien ada reflek muntah dan ada rasa mual.
8) Asesorius (N.11)
a) Memalingkan kepala ke kiri dan kanan :
Pasien mampu memalingkan kepala ke kiri da kanan dengan
tahanan
b) Mengangkat bahu :
Pasien mampu mengangkat kedua bahu secara bersamaan
dengan tahanan
9) Hipoglosus (N.12)
Pergerakan lidah :
Pasien mampu menggerakkan lidah ke luar, kiri, kanan.
10) Tanda- tanda perangsang selaput otak :
Kaku kuduk : Tidak tampak
Tandan kering : Tidak tampak
KLASIFIKASI DATA
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
4. DS : Respons psikologis Domain 9 :
Klien mengatakan merasa koping/toleransi
stres dan terganggu dengan Misintrepretasi stress
penyakitnya, karena perawatan dan Kelas 2 : Respons
mengganggu aktifitasnya. pengobatan koping
00146 : Ansietas
Kecemasan (kecemasan)
DO :
pemenuhan kebutuhan
wajah klien tampak
informasi
lemah
Klien nampak murung
Merupakan stess bagi
Klien nampak gelisah
klien dan keluarga
Observasi tanda-tanda
vital (TTV) :
Ansietas
TD : 160/90 mmHg
N : 80x/menit
P : 18 x/menit.
S : 360C
1. Nyeri Akut
2. Konstipasi
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Ansietas
D. RENCANA KEPERAWATAN
1.
Faktor penyebab :
1. Perubahan dalam
(status ekonomi,
lingkungan, status
kesehatan, pola
interaksi, fungsi
peran, dan status
peran)
2. Kebutuhan yang
tidak terpenuhi.
IMPLEMENTASI EVALUASI
ND TANGGAL JAM DAN HASIL (SOAP)
X
1. 24/09/2019 08.301. Mengkaji tingkat Domain : 12
nyeri yang dirasakan kenyamanan
klien Kelas 1 :
Hasilnya : Kenyamanan
- Klien mengatakan fisik
nyeri pada perut 00132 : Nyeri
08.45 bagian bawah akut
2. Memberikan poosisi
ysng nyaman S:
Hasilnya : - Klien
- Diberikan posisi mengatakan nyeri
09.00 semi fowler pada abdomen
3. Mengajarkan klien bagian bawah
relaksasi nafas dalam (skala 7)
bila timbul nyeri O:
Hasilnya : - Ku lemah
09.15- Nyeri tidak - Ekspresi wajah
berkurang nampak meringis
4. Melakukan masase - Observasi tanda-
pada bagian abdomen tanda vital (TTV)
mengikuti arah usus :
halus dengan- TD : 130/80
menggunakan teknik mmHg
09.30 mengusap - N: 84x/menit
Hasilnya : - S : 36,50C
- Klien nampak- P :24x/menit.
meringis A:
5. Penatalaksanaan - Masalah belum
09.45 pemberian obat teratasi
analgetik P:
Hasilnya :
- Diberikan santagesik - Intervensi di
1 gr/IV/8 jam lanjutkan 1, 2, 3,
6. Observasi tanda- 4, 5, dan 6.
tanda
7. vital (TTV)
Hasilnya :
- TD : 130/80 mmHg
- N : 84x/menit
- S : 36,50C
- P : 24x/menit.
2. 24/02/2017 10.101. Mengkaji tingkat Domain 3 :
kesulitan klien saat Eliminasi dan
BAB pertukaran
Hasilnya : Kelas 2 : Fungsi
- Klien mengatan tidak gastrointertinal
bisa BAB 00011 :
- Nyeri tekan pada Konstipasi
10.30 abdomen (kembung)
2. Memonitor tanda dan S :
gejala konstipasi - Klien
Hasilnya : mengatakan tidak
- Abdomen klien pernah BAB
10.45 nampak kembung - Klien
3. Menganjurkan klien mengatakan nyeri
untuk bnanyak tekan pada
mnkomsumsi cairan abdomen
Hasilnya : (kembung)
- Klien mengatakan O :
11.00 mual apa bila minum - Ku lemah
4. Menganjurkan klien - Abdomen
untuk banyak nampak kembung
mengkomsumsi buah A :
seperti pisang dan - Masalah belum
pepaya teratasi
Hasilnya : P:
11.20 - Klien belum - Intervensi di
mengkomsumsi buah lanjutkan 1, 2, 3,
5. Penatalaksanaan 4. dan 5.
pemberian obat
dulkolaks bila perlu
Hasilnya :
- Belum diberikan obat
dulkolaks
3. 24/09/2019 12.151. Mengkaji tingkat Domain 2 :
kesulitan klien saat Nutrisi
makan Kelas 1 : Makan
Hasilnya : 00002 : Ketidak
- Klien mengatakan seimbangan
12.35 mual apa bila makan nutrisi kurang
2. Memberikan dari kebutuhan
makanan dalam bentuk
hangat S:
Hasilnya : - Klien
- Klien tdk dapat mengatakan mual
12.50 mencerna makanan apa bila makan
dengan baik O:
3. Memberikan makan - Ku lemah
yang berpariasi - Klien tidak nafsu
13.05 Hasilnya : makan
- Klien tidak nafsu - Porsi makan
makan tidak dihabiskan
4. Memberikan A:
makanan dalam porsi - Masalah belum
sedikit tetapi sering teratasi
13.20 Hasilnya : P:
- Porsi yang diberikan - Intervensi di
tidak dihabiskan lanjutkan 1, 2, 3,
5. Menimbang berat 4, dan 5.
13.40 badan bila perlu
Hasilnya :
- Berat badan 50 kg
6. Menganjurkan klien
untuk banyak
mengkomsumsi
protein dan vitamin C
Hasilnya :
- Klien belum
mengkomsumsi
vitamin C.
4. 24/02/2017 15.201. Mengkaji tingkat Domain 9 :
kecemasan klien koping/toleransi
Hasilnya : stress
2. Menggunakan Kelas 2 : Respons
pendekatan yang koping
menyenangkan 00146 : Ansietas
Hasilnya : Pasien (kecemasan)
mengatakan merasa
stres dan terganggu S :
15.40 dengan penyakitnya, - Klien sering
karena mengganggu bertanya-tanya
aktifitasnya. tentang
penyakitnya
- Klien nampak - Klien
16.00 merenung dan acuh tak mengatakan
acuh akankah dirinya
3. Memberikan suport segera sembuh
dan motivasi klien O:
16.15 Hasilnya : - Ku lemah
- Klien tidak merespon - Klien tidak
4. Mendorong spiritual merespon
klien (untuk - Klien tidak
mendekatkan diri pada mengerti dan
yang kuasa) tidak menerima
Hasilnya : kondisinya
16.25 - Klien nampak - Observasi tanda-
bersedih dan tidak tanda Vital (TTV)
menerima kondisinya :
5. Menjelaskan - TD : 130/80
mengenai tujuan dan mmHg
prosedur yang di- N :84x/menit
16.35 berikan - S : 36,50C
Hasilnya : - P :24x/menit
- Klien tidak mengerti A :
apa yang dikatakan - Masalah belum
perawat teratasi
6. Mengobservasi P:
tanda-tanda vital - Intervensi di
(TTV) lanjutkan 1, 2, 3,
Hasilnya : 4, 5, dan 6
- TD : 130/80 mmHg
- N : 84x/menit
- S : 36,50C
- P : 24x/menit.