Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

INKONTINENSIA URINE

Hari / tanggal : Kamis, 23 Mei 2019

Waktu : 10.00 WIB -10.45 WIB

Pokok bahasan : Inkontinensia Urine pada wanita

Sub pokok bahasan : Inkontinensia Urine strees pada wanita

Sasaran : Remaja putri Desa Candirejo,Ungaran

Penyuluh : Niko Anggi Hendrawan

Tempat : Balai kelurahan Candirejo

I. Tujuan instruksional umum (TIU)


- Setelah dilakukan penyuluhan mengenai Inkontinensia Urine ,
- diharapkan masyarakat dapat membedakan Inkontinesia Urine dengan
Inkontinesia urine stress

II. Tujuan instruksional khusus (TIK)


setelah dilakukan penyuluhan di harapkan masyarakat mengetahui
- apa yang dimaksud dengan Inkontinesia Urine
- factor resiko terkena Inkontinensia Urine strees
- pengobatan tentang Inkontinensia Urine stress

III. Garis – garis besar materi


- pengertian Inkontinensia Urine
- Klasifikasi Inkontinensia Urine
- Pengertian Inkontensia Urie stress
- Faktor terjadinya Inkontenisia Urine stress
- Pengobatan Inkontinensia Urine stress

IV. Metode
- ceramah
- Tanya jawab
V. Media dan alat peraga
- Lembar balik
- Leaflet
VI. Proses kegiatan penyuluhan

N Kegiatan Respon Waktu


o
1. Pendahuluan - Membalas 5 menit
- menyampaikan salam salam
- menjelaskan tujuan - Mendengara
- kontrak waktu kan
- Memberi
respon
2. Penjelasan - Mendengara 30 menit
- pengertian Inkontinesia Urine kan dengan penuh
- Klasifikai Inkontinensia Urine perhatian
- Inkontinensia Urine Stress
- Faktor Inkontinensia Urine Stress
- Gejala Inkontinesia Urine stress
- Pengobatan Inkontinensia Urine
stress
3. Penutup - Menanyaka 10 m
- tanya jawab n hal yang belum enit
- menyimpulkan hasil penyuluhan jelas
- memberikan salam penutup - Menjawab
pertanyaan
- Aktif
bersama
menyimpulkan
- Membalas
salam

VII. Evaluasi
1. Mengajukan pertanyaan secara lisan
- Apa yang dimaksud dengan Inkontinensia Urine ?
- Apa yang dimaksud Inkontinensia Urine Stress?
- Apa factor Inkontinensia Urine Stress?
- Bagaimana pengobtan Urine Stress
2. Observasi
- kemampuan audience menjawab pertanayaan
BAB II

KONSEP DAN TEORI

2.1 Definisi

Inkontinensia urin merupakan eliminasi urin dari kandung kemih yang tidak
terkendali atau terjadi diluar keinginan. Jika Inkontinensia urin terjadi akibat kelainan
inflamasi ( sistitis ), mungkin sifatnya hanya sementara. Namun, jika kejadian ini
timbul karena kelainan neurologi yang serius ( paraplegia ), kemungkinan besar
sifatnya akan permanent (Brunner & Suddarth, 2002. hal: 1471). Variasi dari
inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes urin saja, sampai benar-benar
banyak, bahkan terkadang juga disertai inkontinensia alvi (disertai pengeluaran
feses). Inkontinensia urine lebih sering terjadi pada wanita yang sudah pernah
melahirkan daripada yang belum pernah melahirkan (nulipara). Hal ini terjadi karena
adanya perubahan otot dan fasia di dasar panggul. Ada beberapa jenis inkontinensia
urine, yaitu :

 Inkontinensia Urgensi
Pelepasan urine yang tidak terkontrol sebentar setelah ada peringatan ingin
melakukan urinasi. Disebabkan oleh aktivitas otot destrusor yang berlebihan
atau kontraksi kandung kemih yang tidak terkontrol.
 Inkontinensia Tekanan
Pelepasan urine yang tidak terkontrol selama aktivitas yang meningkatkan
tekanan dalam lubang intra abdominal. Batuk, bersin, tertawa dan mengangkat
beban berat adalah aktivitas yang dapat menyebabkan inkontinensia urine.
 Inkontinensia Aliran Yang Berlebihan ( Over Flow Inkontinensia )
Terjadi jika retensi menyebabkan kandung kemih terlalu penuh dan sebagian
terlepas secara tidak terkontrol, hal ini pada umumnya disebabkan oleh
neurogenik bladder atau obstruksi bagian luar kandung kemih. (Charlene
J.Reeves at all) 3
2.2 Etiologi

Etiologi umum yang terjadi pada pasien incontinence adalah :

 Gejala infeksi saluran kemih :


Serangan bakteri memicu infeksi lokal yang mengiritasi mukosa kandung
kemih dan menyebabkan dorongan kuat untuk buang air kecil. Kemudian
mendesak pengeluaran urin, yang mungkin satu-satunya tanda peringatan dari
infeksi saluran kemih, juga dapat disertai dengan frekuensi kencing, disuria,
dan urin berbau busuk
 Atrofi vaginitis
Atrofi atau peradangan pada vagina akibat penurunan yang signifikan dari
kadar estrogen; kurangnya estrogen dapat menyebabkan penurunan kekuatan
otot-otot dasar panggul. atrofi mukosa vagina juga menyebabkan ketidak
nyamanan vagina, rasa terbakar, gatal, dan terkait dispareunia
 Efek samping obat
Polifarmasi dan penggunaan α-adrenergik,neuroleptik, benzodiazepines,
bethanechol, cisapride, diuretik, antikolinergik, agen anti-Parkinsonian,β-
blocker,disopyramides,angiotensin-convertingen zyme inhibitor,narcoleptics,
atau obat psikotropika dapat memperburuk inkontinensia, efek sedatif dan
benzodiazepin dapat mengganggu kemampuan pasien untuk mengendalikan
fungsi kandung kemih, sehingga urge incontinence iatrogenic. Diuretik dan
meningkatkan Volume kemih konsumsi cairan cepat dan berpotensi
memperburuk gejala inkontinensia urin.
 Konsumsi kopi dan alcohol
Kopi menyebabkan kedua efek diuretik dan efek iritasi
independen, sehingga mengisi kandung kemih yang cepat dan keinginan
yang mendesak dan tidak sukarela untuk buang air kecil.
Alkohol, ketika dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar, juga
dapat menumpulkan kemampuan kognitif pasien untuk mengenali
dorongan untuk buang air kecil, sehingga inkontinensia.

2.3 Klasifikasi

 Inkontinensia stress
Adanya tekanan di dalam abdomen, seperti bersin, dapat menyebabkan
kebocoran urine dari kandung kemih serta tidak terdapat aktivitas kandung
kemih. Tipe inkontinensia ini sering diderita wanita yang mempunyai banyak
anak. pencegahan penyakit ini dilakukan dengan cara mengajarkan ibu
melakukan latihan dasar pelviks. Latihan ini bertujuan untuk mengtkan otot
rangka pada dasar pelviks sehingga membentuk fungsi sfingter eksternal
padda kandung kemih.

 Inkontinensia mendesak (urge incontinence)


Berkemih dapat dilakukan, tetapi orang biasanya berkemih sebelum
sampai ke toilet. Mereka tidak merasakan adanya tanda berkemih. Kondisi ini
terjadi karena kandung kemih seseorang berkontraksi tanpa didahului oleh
keinginan untuk berkemih.Kehilangan sensasi untuk berkemih ini disebabkan
oleh adanya perununan fungsi pesyarafan yang mengatur perkemihan.

 Inkontinensia overflow
Seseorang yang menderita inkontinensia overflow akan mengeluh bahwa
urinenya mengalir terus menerus. Hal ini disebabkn karena obstruksi pada
saluran kemih seperti pada pembesaran prostat atau konstipasi.Untuk
pembesaran prostat yang menyebabkan inkontinensiadibutuhkan tindakan
pembedahan dan untuk konstipasinya relatif mudah diatasi.

 Inkontinensia reflex
Ini terjadi karena kondisi sistem saraf pusat yag terganggu seperti pada
demensia. Dalam hal ini, pengosongan kandung kemih dipengaruhi refleks
yang dirangsang oleh pengisian. Kemampuan rasa ingin berkemih dan
berhenti berkemih tidak ada.

 Inkontinensia fungsional
Pada klien ini mempunyai kandung kemih dan saluran urine yang utuh
dan tidak mengalami kerusakan persyarafan yang secara langsung
memengaruhi sistem perkemihan tersebut. Kondisi ini muncul akibat
beberapa ketidak mampuan lain yang mengurangi kemampuanya untuk
mempertahankan kontinensia. Contohnya, seseorang yang mempunyai
keterbatasan gerak atau

berada di kursi roda, mungkin tidak mampu pergi ke toilet atau berpindah ke
dan dari toilet duduk. seseorang yang menderita ini masih mampu untuk
mempertahankan kontinensia dengan bantuan dan masih mempunyai
keinginan kontinensia. Klien perlu diberi kesempatan untuk berkemih (Siti.R
maryam,dkk.2008).

2.4 Stress Inkontinensia

Stress Inkontinensia adalah ketidak mampuan untuk mengendalikan


keinginan Seseorang untuk buang air kecil dalam keadaan tertentu.
stress inkontinensia adalah masalah serius dan memalukan yang dapat
menyebabkan masalah dalam bersosialisasi. Stress inkontinensia terjadi
setiap kali perut atau kandung kemih mengalami tekanan. Penting untuk
diingat bahwa istilah "stress" yang digunakan lebih cenderung kepada arti
fisik bukan psikis. stress inkontinensia terjadi ketika Seseorang melakukan
aktivitas tertentu atau ketika Seseorang mengalami penekanan secara langsung
maupun tidak langsung pada perut Seseorang sehingga menyebabkan kandung
kemih tertekan dan Seseorang buang air kecil secara spontan.

Kondisi inkontinensia urin perlu dibedakan dengan kondisi dimana


kandung kemih terlalu aktif. Dalam beberapa kasus, kandung kemih yang
terlalu aktif dan stress inkontinensia dapat terjadi secara bersamaan, yang
disebut inkontinensia campuran. Dokter dapat melakukan pemeriksaan untuk
menentukan penyebabinkontinensia yang Seseorang alami.

Struktur kandung kemih

Kandung kemih Seseorang terdiri dari beberapa sistem otot, diantaranya:

- Otot Sfingter yang melingkari uretra. Uretra adalah saluran yang


membawa urin ke luar tubuh Seseorang.
- Otot Detrusor adalah otot pada dinding kandung kemih, yang
memungkinkan kandung kemih untuk mengembang.
- Otot-otot dasar panggul membantu menopang kandung kemih dan
uretra.
Untuk dapat menahan kencing, Seseorang harus dapat menggerakan
(berkontraksi) otot sfingter Seseorang . Ketika otot-otot sfingter dan otot
panggul Seseorang lemah, akan lebih sulit untuk membuat otot-otot ini
kontraksi sehingga menyebabkan stress inkontinensia.

2.5 Gejala stress inkontinensia


Gejala utama stress inkontinensia adalah hilangnya kontrol terhadap kandung
kemih selama melakukan aktivitas fisik. Seseorang mungkin mengompol
dalam jumlah yang sedikit atau banyak. stress inkontinensia bisa terjadi saat
Seseorang:

 tertawa
 bersin
 batuk
 melompat
 berolahraga
 melakukan angkat berat
 melakukan hubungan seksual
Kadang-kadang bahkan saat Seseorang berdiri dari posisi duduk atau
berbaring dapat memberikan tekanan tambahan pada kandung kemih Seseorang
dan menyebabkan Seseorang mengompol. stress inkontinensia
memiliki gejala yang berbeda pada masing-masing orang. Beberapa orang
mungkin tidak menunjukan gejala apapun saat melakukan suatu kegiatan, namun
beberapa orang mungkin akan mengompol ketika melakukan kegiatan yang sama
ketika mereka menderita kondisi stress inkontinensia.

2.6 Yang Berpotensi Terkena Stress Inkontinensia


Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney
Diseases (NIDDK), wanita memiliki resiko dua kali lebih besar dibandingkan
dengan pria untuk mengalami kondisi stress inkontinensia. Penyebab paling
umum dari stress inkontinensia di kalangan wanita adalah kehamilan
dan persalinan, terutama yang mengalami persalinan normal. Selama kehamilan
dan persalinan, otot sfingter dan panggul meregang dan melemah.

Usia yang lebih tua dan kondisi yang menyebabkan batuk kronis juga


dapat menyebabkan stress inkontinensia. Kondisi ini juga bisa menjadi efek
samping dari operasi panggul. Beberapa wanita hanya menderita stress
inkontinensia selama seminggu sebelum mereka menstruasi. NIDDK menjelaskan
bahwa pengaruh hormon estrogen selama menstruasi, dapat melemahkan uretra.
Walaupun hal ini sebenarnya jarang terjadi. Sedangkan pada pria,
operasi prostat adalah penyebab yang paling sering menyebabkan stress
inkontinensia. Kelenjar prostat mengelilingi uretra pria, dan saat prostat dioperasi,
seringkali prosedur tersebut merusak otot-otot sekitarnya yang berperan dalam
menahan buang air kecil..

Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan stress inkontinensia termasuk:

 merokok karena bisa menyebabkan batuk kronis


 segala kondisi lain yang berhubungan dengan batuk kronis
 penggunaan kafein dan alkohol yang berlebihan
 kegemukan
 sembelit
 partisipasi jangka panjang dalam kegiatan yang membutuhkan kontakfisik
yang keras.
 kekurangan hormon

2.7 Pengobatan untuk mengatasi stress inkontinensia


Pengobatan untuk mengatasi stress inkontinensia bervariasi sesuai dengan
penyebab masalah Seseorang. Dokter Seseorang akan membantu Seseorang
membuat rencana pengobatan menggunakan kombinasi obat-obatan dan
penyesuaian gaya hidup.

 Terapi perilaku
Seseorang dapat mengubah gaya hidup Seseorang untuk mengurangi
episode terjadinya stress inkontinensia. Jika Seseorang mengalami obesitas,
dokter mungkin menyarankan Seseorang untuk menurunkan berat badan.
Seseorang mungkin juga mencoba menghindari kegiatan yang menyebabkan
mengompol, seperti melompat atau jogging. Nikotin dapat mengiritasi
kandung kemih Seseorang dan dapat menyebabkan inkontinensia. Jika
Seseorang seorang perokok, Seseorang harus berhenti. Batuk terus-menerus
yang terlihat pada perokok juga berkontribusi terhadap masalah ini. Seseorang
juga perlu mempertimbangkan penggunaan kafein dan alkohol
yang berlebihan, karena zat-zat ini dapat mengiritasi kandung kemih.
Seseorang mungkin ingin mengurangi asupan cairan keseluruhan untuk
mengurangi tekanan pada kandung kemih.

 Latihan otot panggul


Bagi banyak wanita, latihan otot panggul dapat membantu mengobati
stress inkontinensia. Latihan kegel membuat otot sfingter dan otot dasar
panggul Seseorang lebih kuat. Untuk melakukan Kegel, kontraksikan otot
yang Seseorang gunakan untuk menghentikan aliran urin. 
Akan sangat membantu untuk berlatih melakukan Kegels sambil duduk di
toilet untuk membantu Seseorang mempelajari otot mana yang akan
digunakan. Setelah Seseorang menguasai teknik kegel, Seseorang dapat
melakukannya di mana saja dan kapan saja.

 Stimulasi listrik 
adalah pilihan perawatan lain. Stimulasi listrik dilakukan dengan
mengalirkan arus listrik tegangan ringan melalui otot-otot dasar panggul
Seseorang. Arus listrik membuat otot-otot Seseorang berkontraksi, seperti
latihan Kegel. Seseorang mungkin dapat mengontraksikan otot Seseorang
sendiri setelah merasakan otot mana yang berkontraksi.

 Obat
Saat ini tidak ada obat yang disetujui BPOM di Amerika untuk mengobati
stress inkontinensia. Suplemen estrogen oral (obat minum) dan topikal (obat
luar) dapat membantu untuk mengurangi gejala pada wanita. 
Terkadang, pseudoefedrin juga dapat digunakan. BPOM di Amerika
sedang mengevaluasi Cymbalta,sebuah obat golongan antidepresan, yang
tampaknya dapat digunakan untuk mengobati stress inkontinensia.

 Operasi
Jika Seseorang mengalami kasus stress inkontinensia yang parah,
sampai-sampai mengganggu kehidupan sehari-hari,dokter dapat
merekomendasikan prosedur operasi. Beberapa jenis prosedur tersedia dan
dapat dilakukan dengan perbaikan vagina dan prosedur lain dapat dilakukan
untuk mengangkat kandung kemih dan uretra. Operasi-operasi ini dapat
dilakukan oleh ahli bedah.
Selama prosedur operasi, dokter akan mencoba memperbaiki uretra dan
kandung kemih. Prosedur sling dilakukan dengan menggunakan jaringan s
untuk membuat struktur penyangga untuk uretra. The Mayo
Clinic menyatakan bahwa prosedur sling lebih sering digunakan pada wanita
dibandingkan pada pria. Ahli urologi atau dokters spesialis saluran kemih,
juga dapat memilih untuk menyuntikan kolagen langsung ke jaringan
pendukung uretra . Hal ini dilakukan dengan tujuan memperkuat otot sfingter
dengan meningkatkan tekanan pada uretra. Suntikan kolagen adalah
prosedur bedahpaling invasif untuk mengobati stress inkontinensia.
Ada banyak cara untuk mengobati stress inkontinensia, pengobatan stress
inkontinensia tergantung pada tingkat keparahan kondisi Seseorang. Jika
Seseorang mengompol saat bergerak atau berolahraga, segera pergi ke dokter,
Seseorang tidak perlu menyimpan rasa malu seorang diri akibat gejala stress
inkontinensia

Anda mungkin juga menyukai