Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEMPERTAHANKAN KECUKUPAN NUTRISI PADA BAYI

OLEH:
SHAHNAZ SHAFIRA PUTRI TAUFIK
PO7120322015

PRODI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PALU
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa,
shalawat dan salam semoga tercurahkan ke Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabat-Nya. Alhamdulillah atas rahmat Allah S.W.T kami telah
menyelesaikan penyusunan makalah dengan Judul Mempertahankan kecukupan Nutrisi pada
Anak.

Kami sadar betul makalah yang kami buat ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan masukan-masukan mengenai makalah yang kami susun ini
agar kami bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang. Kami akan sangat menerima dengan
lapang dada segala kritik dan saran mengenai makalah yang kami susun ini. Dengan segala
kerendahan hati kami ucapkan terima kasih.

Palu, 16 September 2023

Shahnaz Shafira Putri Taufik

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A. Pemberian Nutrisi pada bayi.......................................................................................2
B. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada bayi..................4
C. Kebutuhan energi dan zat nutrisi pada bayi..............................................................7
BAB III: PENUTUP...............................................................................................................12
A. KESIMPULAN............................................................................................................12
B. SARAN.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi
oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun intaernal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup
untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat di
dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.

Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa.
Tetapi mereka pun bisa menolak makanan yang disajikan tidak memenuhi selera
mereka. Oleh karena kebanyakan orang tua harus berlaku demokratis untuk sesekali
menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak.

Gizi yang baik berperan penting didalam mencapai pertumbuhan badan yang
optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak
yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.

Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya


pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa
pertumbuhan. Ibu biasanya memberikan makan yang enak kepada anaknya tanpa tahu
apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan pemberian nutrisi pada bayi?
2. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada bayi?
3. Apa kebutuhan energi dan zat nutrisi pada bayi?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tujuan pemberian nutrisi pada bayi.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada bayi.
3. Mengetahui kebutuhan energi dan zat nutrisi pada bayi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemberian Nutrisi pada bayi.


Bayi adalah sebutan untuk anak usia 0 – 1 tahun ( Soetjiningsih tahun 2004)
dan makhluk hidup yang baru saja dilahirkan dari Rahim ibu (Muchtar tahun 2002).
Pada masa ini sangat lucu-lucu nya anak baik fisik maupun dalam tingkah lakunya,
karena pada masa ini adalah masa yang polos dan unik bagi anak.

Gizi merupakan asupan yang teramat penting bagi tumbuh kembang anak.
Kecukupan gizi untuk anak akan mendorong perkembangan anak secara optimal.
Sebaliknya kekurangan gizi atau malnutrisi akan menimbulkan berbagai risiko
kesehatan anak, diantaranya adalah hambatan pertumbuhan tulang, lemah otot,
degeneratif otak serta gangguan mental. Orang tua harus memahami standar
kebutuhan gizi anak yang harus terpenuhi.

Di usia 0 hingga 6 bulan, sumber gizi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI
mengandung gizi yang sangat lengkap sehingga sudah mencukupi standar kebutuhan
gizi bayi. Sementara bagi bayi di usia lebih dari 6 bulan memerlukan asupan makanan
pendamping ASI sebagai tambahan sumber gizi bayi.

Berikut ini daftar standar kebutuhan gizi bayi untuk memenuhi angka kecukupan
kalori tersebut:

1. Karbohidrat yang diperlukan tubuh bayi berkisar antara 40% dari kebutuhan kalori
bayi.

2. Protein yang diperlukan sebesar 10% dari jumlah kebutuhan kalori bayi per hari.

3. Lemak yang diperlukan sebanyak 40 sampai 50% dari total kebutuhan kalori.

Selain itu, kebutuhan gizi bayi akan vitamin dan mineral juga harus dipenuhi.
Berikut ini sebagian daftar standar kebutuhan gizi bayi per hari untuk usia 7 sampai
12 bulan terhadap vitamin dan mineral yang direkomendasikan oleh The George
Mateljan Foundation for The World’s Healthiest Foods.

2
 Vitamin D: 5 mg

 Vitamin E: 5 mg

 Vitamin K: 2,5 mg

 Vitamin B6: 0,3 mg

 Folat: 80 mg

 Vitamin B12: 0,5 mg

 Kolin: 150 mg

 Vitamin C:50 mg

 Kalsium 570 mg

 Fosfor: 275 mg

 Magnesium: 75 mg

 Zat besi: 11 mg

 Zinc: 3 mg

 Magnesium: 0,6 mg

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang
dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangun


Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya
relatif lebih kecil.
c. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.

3
B. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada bayi.
1. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi
Pola asuh signifikun terhadap status gizi (sig < 0,05) yakni nilai signinkasi 0,000.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antar pola asuh dengan status
gizi. Terdapat hubungan antara pola asuh dengan perkembangan anak, karena pola
asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orangtua dan anak
dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan.
Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan memberikan
perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap
keinginan anaknya.
Berdasarkan penelitian (Syatyawati R, 2013) terdapat hubungan antara Status gizi
dengan prestasi belajar,status gizi juga merupakan keadaan akibat keseimbangan
antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut,
atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh. salah
satu faktor yang mempengaruhi status gizi .dengan memberikan pendidikan,
makanan dan sebagainya, pengasuhan merupakan faktor yang sangat erat kaitanya
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana anak masih sangat
membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup memadai.
Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru
oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi
kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.
2. Hubungan Asupan Makan dan Ketahanan Bahan Pangan dengan Status
Gizi pada Bayi.
Hubungan asupan makan dan ketahanan bahan pangan dengan status gizi sangat
berpengaruh karena bayi dan balita sangat membutuh kan asupan gizi dan nutrisi
yang seimbang dan apabila mengalami Kekurangan gizi pada anak dapat
menimbulkan beberapa efek negatif seperti lambatnya pertumbuhan badan, rawan
terhadap penyakit, menurunnya tingkat kecerdasan, dan terganggunya mental
anak. Kekurangan gizi yang serius dapat menyebabkan kematian anak .Sebagai
akibat kurangnya asupan gizi, status gizi dibagi menjadi dua sifat yaitu status gizi
yang sifatnya akut dan status gizi yang sifatnya kronis.
Status gizi yang sifatnya akut sebagai akibat keadaan yang berlangsung dalam
waktu yang pendek, seperti menurunnya nafsu makan akibat sakit atau karena
menderita diare. Status gizi balita dipengaruhi banyak faktor, baik penyebab

4
langsung maupun tidak langsung. Penyebab Langsung yang mempe-ngaruhi status
gizi adalah asupan makanan dan penyakit infeksi yang diderita balita, penyebab
tidak langsung meliputi ketersediaan pangan dalam hal ini dengan mengetahui
pekerjaan dan pendapatan orang tua, pola asuh anak, serta pelayanan kesehatan
dan kesehatan lingkungan. Ketiga faktor penyebab tidak langsung tersebut
berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan keluarga.
3. Hubungan Kesehatan Lingkungan dengan Status Gizi
Proporsi Anak balita status gizi kurang (BB/U) yang tumbuh di lingkungan
yang tidak sehat, lebih besar di banding di lingkungan sehat. Sebaliknya pada
status gizi baik, proporsi anak balita yang tinggal di sanitasi sehat, terlihat lebih
besar, dibanding di lingkungan yang tidak sehat. Hal ini menunjukkan hubungan
bermakna antara status gizi dengan sanitasi lingkungan.
Balita yang tumbuh di lingkungan tidak sehat berpeluang satu kali lebih besar
akan mengalami status gizi buruk, dibanding pada anak balita yang normal atau
anak balita status gizi baik. Variabel yang dinyatakan secara statistik
berhubungan, mengambarkan eratnya pengaruh faktor luar terhadap
perekembangan balita. Penyakit diare terlihat erat hubungannya dengan ketiga
klasifikasi status gizi, menandakan penyakit ini telah umum terjadi, dan dapat
mempengaruhi perkembangan kesehatan balita. Sanitasi lingkungan, lebih
terlihat memberikan efek langsung pada perkembangan kesehatan anak balita.
Sanitasi lingkungan dalam hal ini dikategorikan sehat, bila rumah tangga tidak
memelihara hewan ternak di sekitar/di dalam rumah dan air minum selalu direbus
sampai mendidih. Air yang tidak sehat akan mengakibatkan diare pada anak
balita dan menurunkan berat badannya, sehingga berpengaruh pada satus
gizi .Keadaan lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai
jenis penyakit, antara lain diare dan infeksi saluran pencerman. Dimana keadaan
tersebut akan berpengaruh juga terhadap status gizi sescorang.
4. Hubungan ASI eksklusif dengan Status Gizi
ASI lebih unggul dibandingkan makanan lain untuk bayi seperti susu formula,
karena kandungan protein pada ASI lebih rendah dibandingkan pada susu sapi
sehingga tidak memberatkan kerja ginjal, jenis proteinnya pun mudah dicerna.
Selain itu, ASI mengandung lemak dalam bentuk asam amino esensial, asam
lemak jenuh, trigliserida rantai sedang, dan kolesterol dalam jumlah yang
mencukupi kebutuhan bayi dapat disimpulkan ada hubungan antara pemberian

5
ASI Eksklusif dengan status gizi balita usia 6-24 bulan, dimana ibu yang
memberikan ASI Eksklusif akan semakin baik status gizi balitanya dari pada ibu
yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada balita yang berusia 6 – 24 bulan.
Adapun hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan status gizi
balita dan diketahui pula bahwa anak yang tidak diberikun ASI cksklusif 9 kali
lebih berisiko terjudi malnutrisi dibandingkan dengan anak yang diberi ASI
cksklusif.
5. Hubungan Pendapatan Orang Tua dengan Status Gizi
Di jelaskan bahwa terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua dengan status
gizi bulita menemukan bahwa peningkatan pendapatan anak mengakibatkan
individu cenderung meningkatkan kualitas konsumsi pangannya dengan harga
yang lebih mahal per bahan pangan yang di miliki yang akhirnya berdampak
positif terhandap status gizi, begitupun sebaliknya apabila status ekonomi atau
pendapatan dari orang tua melemah maka kualitas konsumsi pangannya lebih
murah.
6. Hubungan Jumlah Anggota Keluarga dengan Status Gizi
Pengaruh antara jumlah anggota keluarga dengan status gizi. Jumlah anggota
keluarga akan mempengaruhi pada lokasi pendapatan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pangan keluarganya, bahwa asupan makan merupukan faktor yang
paling dominan mempengaruhi status gizi balita. Makanan didalam tubuh
mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai zat pembangun, sumber tenaga, dan
sebagi zat pengatur. Dengan memanfaatkan ketiga golongan bahan makanan
tersebut maka dapat terpenuhi kebutuhan hidup kita akan zat -- zat makanan dan
stutus gizi yang baik hingga tubuh dapat melakukan kegiatan hidup dengan baik.
Balita yang mendapatkan asupan makanan yang kurang, mempunyai peluang
mengalami status gizi tidak normal dibandingkan dengun balita yang asupan
nutrisinya baik. Ada pengaruh antara pola asuh, infeksi penyakit, asupan makan,
ketahanan pangan, kesehatan lingkungan, riwayat ASI Eksklusif, pendidikan,
tingkat pengetahuan, pekerjaan orang tua, pendapatan orung tua, dan jumlah
anggota keluarga dengan status gizi balita.

6
C. Kebutuhan energi dan zat nutrisi pada bayi.
1. Kebutuhan gizi bayi usia 0-6 bulan
Sebelum menginjak usia balita, air susu ibu (ASI) adalah makanan utama
untuk memenuhi gizi bayi di 6 bulan pertamanya, atau disebut sebagai ASI
eksklusif. Namun hebatnya, kebutuhan gizi harian bayi dapat terpenuhi dengan
baik meski hanya dari ASI saja.
Jadi sebisa mungkin, pastikan bayi mendapatkan ASI eksklusifnya selama 6
bulan penuh tanpa pemberian makanan dan minuman lainnya. Ada 2 jenis tekstur
ASI yang mesti diketahui ibu, Hindmilk adalah ASI dengan tekstur kental yang
biasanya keluar saat akhir menyusu. Foremilk adalah ASI yang keluar di awal
menyusu.

Angka kecukupan gizi (AKG) harian bayi usia 0-6 bulan:

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

 Energi: 550 kkal

 Protein: 12gram (gr)

 Lemak 34 gr

 Karbohidrat 58 gr

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

 Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)

 Vitamin D: 5 mcg

 Vitamin E: 4 miligram (mg)

 Vitamin K: 5 mcg

Mineral

 Kalsium: 200 mg

 Fosfor: 100 mg

7
 Magnesium: 30 mg

 Natrium: 120 mg

 Kalium: 500 mg

 kalsium, tembaga, mangan, fluor, kromium, selenium, dan lainnya.

Makanan terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI) sampai berumur 2 tahun,
dimana sampai 6 bulan pertama hanya ASI tanpa disertai makanan atau minuman lain
(ASI ekslusif). Mulai umur 6 sampai 24 bulan pemberian ASI harus disertai makanan
lain (MPASI) karena kualitas dan kuantitas ASI tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan bayi yang terus tumbuh. Jumlah kebutuhan ASI bagi bayi tidak dibatasi,
kapan bayi mau menyusu harus diberikan.

Menginjak usia 6 bulan, sudah saatnya memberikan asupan nutrisi lewat makanan
padat. ASI memang masih diperlukan bayi, namun perkembangan bayi tentu
membutuhkan asupan gizi lainnya dari makanan pendamping ASI. Nutrisi berikut ini
akan membantu tumbuh kembang bayi mulai dari fisik hingga perkembangan
otaknya.

1. Zat besi

Jenis mineral ini memainkan peran penting dalam produksi hemoglobin. Zat
besi memiliki fungsi untuk memperlancar sel darah merah yang membawa
oksigen ke seluruh tubuh.Zat besi juga membantu perkembangan keterampilan
motorik dan memori otak.Pastikan si kecil mendapatkan 11 miligram zat besi
yang bisa didapat dari daging sapi, ayam, ikan, telur, alpukat, brokoli serta bayam.

2. Zinc

Hampir sama seperti zat besi, nutrisi ini menjaga otak bayi untuk terus
berkembang dan bergerak. Zinc juga berfungsi untuk produksi sel darah putih
yang dapat melawan infeksi serta memastikan sel-sel tubuh bertumbuh dengan
baik. Jenis nutrisi ini, biasanya ada di dalam daging sapi dan daging ayam.
Biasanya makanan yang mengandung zat besi juga mengandung zinc.

8
3. Kalsium dan Vitamin D

Kalsium sangat baik untuk mengembangkan tulang kuat dan vitamin D sangat
baik untuk membantu penyerapan kalsium. ASI dan susu formula memang telah
memberikan kalsium yang dibutuhkan bayi. Namun, Anda tetap perlu
memberikan asupan kedua nutrisi ini yang bisa di dapatkan dari telur dan ikan.

4. Omega-3

Omega-3 memang dikenal untuk kesehatan jantung. Bagi bayi, nutrisi ini
punya fungsi lain yakni membantu perkembangan otak dan mata. Berbagai
penelitian juga mengungkapkan, omega-3 akan membantu perkembangan
kemampuan kognitif bayi. Lemak sehat ini pun, membantu tubuh menyerap
vitamin A dan E. Omega-3 bisa didapatkan dari alpukat, salmon, tuna, minyak
zaitun, dan lainnya.

5. Vitamin A, B, C dan E

Keempat jenis vitamin ini dapat membantu perkembangan saraf, organ mata,
kulit hingga meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.Jenis vitamin ini menjadi paket
lengkap sebagai nutrisi yang dibutuhkan bayi.Anda tak perlu ragu lagi untuk
memasukkan berbagai jenis sayuran yang terbukti memiliki kandungan vitamin
yang tinggi. Vitamin A berada di dalam wortel serta ubi. Sementara sayuran hijau
dan pisang memiliki kandungan vitamin B yang tinggi. Vitamin C ada di dalam
tomat, jeruk, stroberi hingga melon. Biji-bijian juga dibutuhkan karena
mengandung vitamin E.

2. Kebutuhan gizi bayi usia 7-11 bulan

Memasuki usia 6 bulan ke atas atau sampai awal usia balita, ASI bisa tetap
diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi hariannya. Akan tetapi, pemberian ASI
sebaiknya disertai juga dengan makanan padat. Pasalnya, di usia 6 bulan sampai
awal usia balita, ASI tidak dapat sepenuhnya lagi memenuhi kebutuhan gizi harian
anak.

Oleh karena itu, diperlukan bantuan dari makanan dan minuman lainnya untuk
mencukupi kebutuhan karbohidrat, lemak, protein, serat, mineral, dan vitamin
anak.

9
Angka kecukupan gizi (AKG) harian bayi usia 7-11 bulan

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

 Energi: 725 kkal

 Protein: 18 gr

 Lemak 36 gr

 Karbohidrat 82 gr

 Serat: 10 gr

 Air: 800 mililiter (ml)

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)

 Vitamin D: 5 mcg

 Vitamin E: 5 miligram (mg)

 Vitamin K: 10 mcg

Mineral

 Kalsium: 250 mg

 Fosfor: 250 mg

 Magnesium: 55 mg

 Natrium: 200 mg

 Kalium: 700 mg

 Besi: 7 mg

Di usianya yang semakin bertambah, kebutuhan anak akan berbagai zat gizi
tentu semakin meningkat. Ini karena ASI hanya dapat memenuhi sekitar 65-80
persen dari total kebutuhan energi, dan sangat sedikit kandungan mikronutriennya.

10
Itu sebabnya, pemberian ASI saja tidak mampu memenuhi semua nutrisi harian
anak. Untuk melengkapinya, anak harus mulai diperkenalkan dengan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) sejak usianya 6 bulan. Proses pengenalan dan
pemberiannya pun harus dilakukan secara bertahap.

Syarat MP-ASI yang baik

Menurut WHO, beberapa syarat MP-ASI yang baik meliputi:

 Diberikan pada waktu yang tepat, yakni ketika pemberian ASI saja sudah tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

 Aman, yakni MP-ASI harus disimpan dan diberikan kepada anak dengan
tangan atau perlengkapan makan yang bersih.

 Kaya akan gizi, yakni MP-ASI mampu mencukupi kebutuhan zat gizi makro
dan mikronutrien bayi dan balita.

Teksturnya disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Gizi merupakan asupan yang teramat penting bagi tumbuh kembang anak. Kecukupan
gizi untuk anak akan mendorong perkembangan anak secara optimal. Sebaliknya
kekurangan gizi atau malnutrisi akan menimbulkan berbagai risiko kesehatan anak,
diantaranya adalah hambatan pertumbuhan tulang, lemah otot, degeneratif otak serta
gangguan mental. Orang tua harus memahami standar kebutuhan gizi anak yang harus
terpenuhi.

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab
pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin
menurun seiring dengan bertambahnya usia.

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif
lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya
kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

B. SARAN

Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami materi yang dibahas pada makalah
ini dengan baik. Jika ada kesalahan dalam penulisan laporan ini, penulis mengaharapkan
kritikan atau saran dari pembaca

12
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/parenting/bayi/kebutuhan-gizi-bayi/#gref

https://doktersehat.com/kebutuhan-nutrisi-bagi-bayi-dan-balita/

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/16845/16377;hubungan

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/16845/16377;hubungan

13

Anda mungkin juga menyukai