Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
"MANAJEMEN PENYAKIT INFEKSI"

NAMA-NAMA KELOMPOK
1.MARNI NGGUNA ADA
2.MYCHELL RAMBU AMAH
3.YUSTINA LIKA ANAHAMU
4.EMERENSIANA KOKU YOWA(Tidak Aktif))

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
perlindungannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul (Asuhan
Keperawatan Pada Penyakit Infeksi) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah ‘Manajemen Infeksi”Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Frambusia bagi pembaca maupun
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bp Dosen Selaku Dosen Peminging yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan ilmunya dalam pembuatan makalah ini. Sehingga, makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terliat dalam pembuatan
makalah in sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Saya menyadari, makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

WAINGAPU, 23 APRIL 2022

Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Tujuan.............................................................................................................4
1.3 Manfaat...........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian........................................................................................................5
B. Etiologi.............................................................................................................5
C. Tanda dan Gejala.............................................................................................5
D. Patofisiologi.....................................................................................................7
E. Pathway............................................................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................9
G. Penatalaksanaan Medis...................................................................................10
H. Komplikasi.....................................................................................................10
I.Pencegahan.........................................................................................................10
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian......................................................................................................11
B. Pemeriksaan Fisik..........................................................................................12
C. Analisis Data..................................................................................................12
D. Diagnosa keperawatan Sesuai Prioritas..........................................................14
E. Rencana Asuhan Keperawatan........................................................................14
F.Catatan Perkembangan.....................................................................................15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio dan
biasanya menyerang anak-anak dengan gejala lumpuh layuh akut(AFP=Acute
Flaccid Paralysis).
Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus.Polio menyerang
sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalamhitungan jam. Virus ini
memasuki tubuh melalui mulut dan berkembang biak dalam usus. Gejala awal adalah
demam, kelelahan, sakit kepala, muntah,kekakuan pada leher dan nyeri pada anggota badan.
Satu dari 200 infeksimenyebabkan kelumpuhan ireversibel (biasanya di kaki). Di antara
mereka yanglumpuh, 5% sampai 10% meninggal ketika otot pernapasan mereka lumpuh.
(http:// www. Litbang. Depkes.go.id).Di Indonesia banyak dijumpai penyakit polio terlebih
pada anak-anak halini disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Disamping asupan gizi juga
dapatdipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua, apalagi dengan kondisi di negeriini
yang masih banyak dijumpai keluarga kurang mampu sehingga kebutuhan gizianaknya
kurang mendapat perhatian.Peran serta pemerintah disini sangat diharapkan untuk membantu
dalam menangani masalah gizi buruk yang masih banyak ditemui khususnya di daerah terpencil atau
yang jauh dari fasilitas pemerintah, sehingga sulit terjangkau oleh masyarakat
pinggiran.Kalau hal ini tidak mendapat perhatian, maka akan lebih banyak lagi anak-anak
Indonesia yang menderita penyakit polio.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kelompok angkat dalam makalah ini,antara lain :
1. Bagaimana konsep Poliomyelitis?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan Poliomyelitis?
C. Tujuan
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang konsep teori dan asuhan keperawatan dengan
Poliomyelitis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan predileksi
pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang otak, dan
akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta autropi otot.
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh
virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk
ketubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan
mengalir kesistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan
(paralysis).
1.Klasifikasi virus
-Golongan: Golongan IV ((+)ssRNA)
-Familia: Picornaviridae
-Genus: Enterovirus
-Spesies: Poliovirus

B. Etiologi
Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3 yaitu :
1. Brunhilde
2. Lansing
3. Leon ; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan pengeringan /oksidan. Masa
inkubasi : 7-10-35 hari

C. Tanda Dan Gejala


Poliomielitis terbagi menjadi empat bagian yaitu :
- Poliomielitis asimtomatis : Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya
tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.
- Poliomielitis abortif : Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala
berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri
tenggorokan, konstipasi dan nyeri abdomen.
- Poliomielitis non paralitik : Gejala klinik hamper sama dengan poliomyelitis abortif , hanya
nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang
diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk kedalam fase ke2
dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi
pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.
- Poliomielitis paralitik : Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu
atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan
paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :
 Bentuk spinal. Gejala kelemahan / paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh,
diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.
 Bentuk bulbar. Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa
gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
 Bentuk bulbospinal. Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk
bulbar.
 Kadang ensepalitik. Dapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun, tremor dan
kadang kejang.

D. Patofisiologi
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak semua neuron
yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat terjadi
penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala. Daerah yang biasanya
terkena poliomyelitis ialah :
1. Medula spinalis terutama kornu anterior,
2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio retikularis
yang mengandung pusat vital,
3. Sereblum terutama inti-inti virmis,

E.Pathway

Virus Polio

Diabsorbsi, mengalir
di pembuluh darah

Menyebar di saraf pusat

Paralisis Kelumpuhan
otot
pernafasan
hospitalisasi

Iskemik
Ansietas
Suhu tubuh
meningkat

Ketidakefektifan
Perubahan pola nafas
kekuatan otot
Demam

Imobilisasi NYERI
Hipertermi

Hambatan Anoreksia
mobilitas
fisik
Pemenuhan nutrien
menurun

Ketidakseimbangan nutrisi
F.Pemeriksaan penunjang
1.pemeriksaan lab
-pemeriksaan darah tepi parifer
-cairan serebrospinal
-pemeriksaan serologik
-isolasi virus volio
2.pemeriksaan radiology
3.pemeriksaan MRI dapat menunjukan kerusakan di daerah kolumna anterior
4.pemeriksaan likuor memberikan gambaran sel dan bahan kimia(kadar gula dan protein)
5.pemeriksaan histologik corda spinalis dan batang otak untuk menentukan kerusakan yang
terjadi pada sel neoron

G.Penatalaksanaan Medis
1. Poliomielitis aboratif
- Diberikan analgetk dan sedative
- Diet adekuat
- Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah aktifitas yang
berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.
2. Poliomielitis non paralitik
- Sama seperti aborif
- Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres hangat
selama 15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.
3. Poliomielitis paralitik
- Perawatan dirumah sakit
- Istirahat total
- Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
- Fisioterafi
- Akupuntur
- Interferon
4. Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.Poliomielitis abortif diatasi dengan
istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai lagi.Poliomielitis
paralitik/non paralitik diatasi dengan istirahat mutlak paling sedikit 2 minggu perlu
pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralysis pernapasan.

Fase akut :
Analgetik untuk rasa nyeri otot.Lokal diberi pembalut hangat sebaiknya dipasang footboard
(papan penahan pada telapak kaki) agar kaki terletak pada sudut yang sesuai terhadap
tungkai..Pada poliomielitis tipe bulbar kadang-kadang reflek menelan tergaggu sehingga
dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi dalam hal ini kepala anak harus ditekan lebih rendah
dan dimiringkan kesalah satu sisi.

Sesudah fase akut :


Kontraktur.atropi,dan attoni otot dikurangi dengan fisioterafy. Tindakan ini dilakukan setelah
2 hari demam hilang.
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita poliomielitis antara lain :
1. Melena cukup berat sehingga memerlukan transfusi, yang mungkin diakibatkan erosi usus
superfisial.
2. Dilatasi lambung akut dapat terjadi mendadak selama stadium akut atau konvalesen
(dalam keadaan pemulihan kesehatan/ stadium menuju kesembuhan setelah serangan
penyakit/ masa penyembuhan), menyebabkan gangguan respirasi lebih lanjut.
3. Hipertensi ringan yang lamanya beberapa hari atau beberapa minggu , biasanya pada
stdium akut, mungkin akibat lesi pusat vasoregulator dalam medula.
4. Ulkus dekubitus dan emboli paru, dapat terjadi akibat berbaring yang lama di tempat tidur,
sehingga terjadi pembususkan pada daerah yang tidak ada pergerakan (atrofi otot)
sehingga terjadi kematian sel dan jaringan)
5. Hiperkalsuria, yaitu terjadinya dekalsifikasi ( kehilangan zat kapur dari tulang/ gigi)
akibat penderita tidak dapat bergerak.
6. Kontraktur sendi,yang sering terkena kontraktur antara lain sendi paha, lutut, dan
pergelangan kaki.
7. Pemendekan anggota gerak bawah,biasanya akan tampak salah satu tungkai lebih pendek
dibandingkan tungkai yang lainnya, disebabkan karena tungkai yang pendek mengalami
antropi otot.
8. Skoliosis,tulang belakang melengkung ke salah satu sisi, disebabkan kelumpuhan
sebagian otot punggung dan juga kebiasaan duduk atau berdiri yang salah.
9. Kelainan telapak kaki, dapat berupa kaki membengkok ke luar atau ke dalam.

I.Pencegahan
Cara pencegahan dapat dilalui melalui :
1. Imunisasi
2. jangan masuk daerah endemis
3. jangan melakukan tindakan endemis
Tempatkan anak yang sakit di kamar terpisah, jauh dari anak-anak lainnya. Ibu harus
mencuci tangan setiap kali menyentuhnya. Perlindungan terbaik terhadap polio ialah dengan
memberikan vaksin polio/pemberian kekebalan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas P as ien
Nama                           : An. Sherly
Usia                             : 18 tahun
Jenis Kelamin              : perempuan
Alamat                        : mbatakapidu
Agama                         : kristen protestan
Diagnosa                     : Poliomyelitis
b. Identitas Penanggung Jawab  :
Nama                           : Tn. since
Umur                           : 41 tahun 
Jenis kelamin               : perempuan 
Hubungan dg klien     : ibu klien

2. R iwayat Kesehatan Keperawatan


a) Keluhan Utama   : pasien merasa lemas di sekujur tubuhnya.
b) Riwayat Penyakit Sekarang : Kakak pasien menyatakan bahwa adiknya tiba-tiba merasa
lemas di sekujur tubuhnya, dengan gejala awal demam (Suhu 38,9 C), kemudian disertai
pusing, hingga sekarang tidak mampu berdiri dan berjalan. Imunisasi polio (-).
c) Riwayat Penyakit sebelumnya :
- Riwayat Tumbuh Kembang anak :
Imunisasi : Hepatitis B-1 diberikan waktu 12 jam setelah lahir, BCG diberikan saat lahir,
Polio oral belum pernah diberikan
- Status Gizi : Baik Tahap perkembangan anak menurut teori psikososial : Klien An. W
mencari kebutuhan dasarnya seperti kehangatan, makanan dan minuman serta kenyamanan
dari orang tua sendiri.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga:
- Komposisi keluarga : Keluarga berperan aktif terutama ibu klien An. W dalam merawat
klien.
- Lingkungan rumah dan komunitas : Lingkungan sekitar rumah berada di area pemukiman
kumuh.

3. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan


a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : n o r m a l .
Selama sakit    : n a f s u m a k a n b e r k u r a n g .
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAB : normal 1X sehari, warna kulit kecoklatan, tekstur lunak, aroma terapik.
BAK : normal, warna kunimg, aromatik.
Selama sakit    :
BAB : konstipasi
BAK : normal, warna kuning, aromatik.
c. Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Kemampuan melakukan ROM √
Kemampuan Mobilitas di tempat tidur √
Kemampuan makan/minum √
Kemampuan toileting √
Kemampuan Mandi √
Kemampuan berpindah  √
Kemampuan berpakaian √
Ket. :   0 = Mandiri     1= Menggunakan alat bantu  2 = dibantu orang lain
                  3 = Dibantu orang lain dan alat     4 = Tergantung Total

d. Tidur dan Istirahat


Sebelum sakit : 1 0 j a m s e h a r i , 2 j a m t i d u r s i a n g d a n 8 j a m t i d u r
malam.
Selama sakit    : sering terbangun.
e. Konsep diri
klien belum mampu memaparkan konsep dirinya karena klien masih berusia 3tahun.
f. Sexual dan Reproduksi
Klien belum berkeluarga
g. Pola Peran Hubungan
Sebelum sakit : Interaksi dengan keluarga, teman, dan lingkungan baik.
Selama sakit : pasien mengalami perubahan pada interaksi keluarga, teman, dan
lingkungan. Aktivitas meningkat, tetapi terganggu.
h. Manajemen Koping Stress
Sebelum Sakit : Baik.
Selama sakit : klien belum mampu memaparkan secara tepat keadaan jiwanya karena
klien masih balita, klien dibantu dengan orang tua (ibu) untuk menyelesaikan
masalahnya.
i. Sistem Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit : pasien beragama Islam.
Selama sakit : pasien tidak pernah melaksanakan sholat karena keterbatasan aktivitas
akibat nyeri sendi.

B. Pemeriksaan Fisik
1. B1 (breath)              : RR normal, Tidak ada penggunaan otot bantupernafasan Suhu 38,9°C
2. B2 (blood)               : normal
3. B3(brain                  : gelisah (rewel) dan pusing
4. B4 (bladder)           : normal
5. B5 (bowel)             : mual muntah, anoreksia, konstipasi
6. B6 (bone)            : letargi atau kelemahan, tungkai kanan mengalamikelumpuhan,
pasien    tidak mampu berdiri dan berjalan

C. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
DS : pasien mengatakan lemas, - anoreksia - Perubahan nutrisi
1. mual muntah. -mual muntah kurang dari
DO : konstipasi kebutuhan.
2. DS : - kakak pasien mengatakan -proses infeksi - hipertermi
belum pernah diimunisasi polio
DO : demam, S: 38,9°c, adanya
peningkatan antibody
3. DS : kakak pasien mengatakan Paralysis -gangguan mobilitas
badan pasien lemas disekujur fisik
tubuhnya, tungkai kanan sulit
digerakkan
DO : tidak mampu berdiri dan
berjalan, letargi

D. Diagnosa keperawatan sesuai perioritas


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah d/d
DS : pasien mengatakan lemas, mual muntah.
DO : konstipasi
2. Hipertermi b/d proses infeksi d/d
DS : - kakak pasien mengatakan belum pernah diimunisasi polio
DO : demam, S: 38,9°c, adanya peningkatan antibody
3. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis d/d
DS : kakak pasien mengatakan badan pasien lemas disekujur tubuhnya, tungkai kanan sulit
digerakkan
DO : tidak mampu berdiri dan berjalan, letargi
E. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
. keperawatan

1. Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi anak a. Kaji pola makan a. Mengetahui intake
kurang dari terpenuhi. Kriteria Hasil: anak  dan output anak 
kebutuhan tubuh b. Kolaborasi dengan b. Untuk mencakupi
- Pasien memperlihatkan
b/d anoreksia, ahli gizi dalam masukan sehingga
peningkatan berat
mual dan muntah pemberian nutrisi output dan intake
badan yang progresif 
d/d c. Berikan makanan seimbang
- Nilai laboratorium
secara adekuat c. Mencukupi
DS : pasien pasien (albumin,
d. Berikan nutrisi kebutuhan nutrisi
mengatakan protein,
kalori, dengan seimbang
lemas, mual elektrolit)menunjukkan
protein,vitamin d. Mengetahui
muntah. nilai normal
dan mineral perkembangan anak 
- Mual muntah
DO : konstipasi e. Timbang berat e. Menambah masukan
berkurang dan nafsu
badan dan merangsanganak
makan bertambah.
f. Berikan makanan untuk makan lebih
kesukaan anak  banyak 
g. Berikan makanan f. Mempermudah
porsi sedikit tapi proses pencernaan.
sering

2. Hipertermi b/d Tujuan suhu akan a. Pantau suhu tubuh a. Untuk mencegah
proses infeksi d/d kembali normal dalam b. Jangan pernah kedinginan
waktu 1x 24 jam. menggunakan usapa tubuhyang
DS : - kakak
n alcohol saat berlebih
pasien Kriteria hasil :- Suhu
mandi/kompres b. Dapat
mengatakan normal 36,5°C- 37,5°C
c. Hindari mengigil. menyebabkan efek
belum pernah
diimunisasi polio - Nadi dan pernapasan d. Kompres mandi neurotoksi
dalam rentan normal (N= hangat durasi 20- c. Mengurangi
DO : demam, S:
< 160x/ menit , RR= 30- 30 menit. penguapan tubuh
38,9°c, adanya
40 x/menit) d. Dapat membantu
peningkatan
mengurangi
antibody
demam

3. Gangguan Tujuan: Dalam waktu 3 a. Tentukan aktivitas a. Memberikan


mobilitas fisik b/d x 24 jam, klien mampu b. Catat dan terima informasi untuk 
paralysis d/d melaksanakan keadaan mengembangkan
aktivitasfisik sesuai kelemahan rencana perawatan
DS : kakak pasien
dengan (kelelahan yang bagi program
mengatakan
kemampuannya.Kriteria ada). rehabilitasi.
badan pasien
hasil : c. Indetifikasi factor- b. Kelelahan yang
lemas disekujur
faktor yang dialami dapat
tubuhnya, tungkai - Klien dapat ikut serta
mempengaruhi mengindikasikan
kanan sulit dalam program latihan.
kemampuan keadaan anak.
digerakkan
- Tidak terjadi kontraktur untuk aktif seperti c. Memberikan
DO : tidak sendi. pemasukan kesempatan untuk 
mampu berdiri makananyang memecahkan
- Bertambahnya
dan berjalan, tidak adekuat. masalah untuk 
kekuatan otot.
letargi d. Evaluasi mempertahankan
- Klien menunjukan kemampuan atau meningkatkan
tindakan untuk untuk melakukan mobilitas.
meningkatkan mobilitas mobilisasi secara d. Latihan brjalan dpt
aman meningkatkan
e. Kolaborasi dengan keamanan dan
fisioterapis efektifan anak
untuk berjalan.
F.Catatan Perkembangan
No Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi
.

1. Perubahan nutrisi a. Mengkaji pola makan anak  S : keluarga klien mengatakan


kurang dari b. berkolaborasi dengan ahli gizi klien sudah tidak mual muntah
kebutuhan tubuh b/d dalam pemberian nutrisi
O : nafsu makan meningkat
anoreksia, mual dan c. memberikan makanan secara adekuat
muntah d/d d. memberikan nutrisi kalori, A : masalah keperawatan
protein,vitamin dan mineral teratasi
DS : pasien
e. menimbang berat badan
mengatakan lemas, P : lanjutkan asuhan
f. memberikan makanan kesukaan anak 
mual muntah. keperawatan
g. memberikan makanan porsi sedikit
DO : konstipasi tapi sering

2. Hipertermi b/d a. memantau suhu tubuh S :  kakak pasien mengatakan


proses infeksi d/d b. Jangan pernah menggunakan usapan tidak demam lagi,
alcohol saat mandi/kompres3.
DS : -kakak pasien O : S: 37°c
c. menghindari mengigil.4.
mengatakan belum
d. mengompres mandi hangat durasi A : masalah keperawatan
pernah diimunisasi
20-30 menit.
polio
DO :demam, S: tercapai sebagian
38,9°c, adanya
P : lanjutkan asuhan
peningkatan
keperawatan
antibody

3. Gangguan mobilitas a. menentukan aktivitas S : kakak pasien mengatakan


fisik b/d paralysis b. mencatat dan terima keadaan pasien masih lemas
d/d kelemahan(kelelahan yang ada).
O : pasien belum mampu
c. mengindetifikasi factor-faktor
DS : kakak pasien berjalan
yangmempengaruhi kemampuan
mengatakan badan
untuk aktif seperti pemasukan A : masalah keperawatan
pasien lemas
makananyang tidak adekuat. belum tercapai
disekujur tubuhnya,
d. mengevaluasi kemampuan
tungkai kanan sulit P : lanjutkan asuhan
untuk melakukan mobilisasi secara
digerakkan keperawatan
aman
DO : tidak mampu e. Kolaborasi dengan fisioterapis
berdiri dan berjalan,
letargi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),
masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki
alirandarah dan mengalir ke sytem syaraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang
kelumpuhan (paralisis).
Poliomielitis adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.
Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut
ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus
adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan
menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang
tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5
tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.
Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi
poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit.
Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu
dan saat itulah dapat terjadi penularan.

B. Saran
Kepada masyarakat agar terhindar dari penginfeksian penyakit poliomeilitis  yang
disebabkan oleh virus yang disebut dengan polio virus ini adalah: Jagalah sanitasi lingkungan
anda, sanitasi lingkungan merupakan hal yang sepele namun sangat penting. Apabila sanitasi
lingkungan kita tidak dijaga, maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit tidak hanya
penyakit poliomielitis, Jagalah makanan ataupun minuman yang akan dikonsumsi karena hal
ini sangat penting dimana makanan atau minuman menjadi tempat perantara penyebaran
penyakit poliomielitis. Untuk pencegahannya yaitu diberikan vaksin polio idealnya pada
anak-anak agar dapat diantisipasi penyakit poliomielitis ini.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Sudarth, 2003,  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Vol 3 , EGC, jakarta
Long C, Barbara. Perawatan Medikal Bedah. Volume 2. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran;
1996
Lynda Juall Carpenito, Alih bahasa Yasmin Asih, 1997. Diagnosa Keperawatan, ed 6.
EGC.Jakarta
Marilyn E. Doenges, et al, 1997. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. jakarta
Padmosantjojo, R.M.2000. Keperawatan bedah saraf, bagian bedah saraf. FKUI. Jakarta
Smeltzer Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth. Alih
bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.Volume 3. Jakarta : EGC.
Sylvia A. Price,  Alih  bahasa Adji Dharma, 1995. Patofisiologi, konsep klinik proses- proses
penyakit ed. 4. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai