PENDAHULUAN
1
tindakan yang akan diambil dalam usaha pencegahan malaria. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa masrayakat mbatakapidu menunjukkan bahwa pengetahuan
dan peilaku dalam upaya pencegahan stunting masih di anggap kurang karena masih
cukup banyak masyarakat yang tidak memakai kelambu,mengurah bak penampuangan air
dan memakai pakain lengan saat keluar malam.
Pendidikan kesehatan sangat berarti dalam mengendalikan atau menurunkan tingkat
kejadian malaria karena dengan pendidikan kesehatan masyarakat dapat mengerti dan
memehami tentang penyakit malaria dan pencegahannya.faktor yang mempengaruhi
kejadian malariah adalah faktor manusia dan nyamuk,dan faktor lingkungan. Dampaknya
adalah dari rendahnya pengetahuan dan perilaku manusia dan lingkungan yang kurang
bersih dalam upaya pencegahan malaria mempengaruhi tingginya perkembangbiakan
nyamuk sehingga menimbulkan kasus malaria yang terus meningkat.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Studi Deskriptip Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan
Malaria Di Desa Mbatakapidu Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba
Timur”
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3.2 Tujuan Khusus
3
1.5 keaslian Penelitian
1 Factor lingkungan Case Penelitian yang dipakai Factor Kuesioner Bivariat 1.Faktor lingkungan dan prilaku yang berhubungan
dan perilaku yang control adalah case control yaitu lingkungan Dan dan dengan kejadian malaria di Kecamatan
berhubungan dengan dengan melihat terlebih dan perilaku checklist Multivariat Panyabungan adalah perilaku tidak menggunakan
kejadian malaria di dahulu efek atau case-nya yang kelambu pada malam hari, tidak memakai obat anti
kecamatan dan dikelompokkan menjadi berhubungan nyamuk pada malam hari, kebiasaan keluar rumah
Penyambungan kasus dengan pada malam hari, menggunakan pakaian yang
Mandailing Natal (+) dan kasus (-) kemudian kejadian tidak rapat pada saat keluar rumah pada malam
Sumatera Utara. ditelusuri kebelakang malaria hari dan keberadaan genangan air di sekitar rumah.
Rangkuti, A. F.,& untuk melihat apakah ada 2.Faktor risiko yang dominan terhadap kejadian
Sulistyani, S. (2017) faktor risiko atau tidak untuk malaria di kecamatan panyabungan adalah tidak
masing masing kelompok menggunakan kelambu dan obat anti nyamuk,
kasus (+) dan kebiasaan keluar rumah serta menggunakan
kasus (-).9 Besar sampel pakaian yang tidak rapat ketika keluar rumah pada
dalam penelitian 132 malam hari.
orang yang terdiri dari 66
kasus dan 66 kontrol..
4
2 Hubungan antara Case Subjek penelitian sebanyak Hubungan Kuesioner Univarit 1.Ada hubungan yang signifikan antara kondisi
factor lingkungan control 120 pasien yang melakukan antara factor dan bivariat fisik rumah dengan kejadian malaria di wilayah
dan perilaku dengan pemeriksaan test darah tepi di lingkungan kerja Puskesmas Sanggeng, Kabupaten
kejadian malaria di puskesmas sanggeng. dan perilaku Manokwari, Papua Barat.
wilayah kerja Sebanyak 60 pasien yang dengan 2. Tidak ada hubungan antara kebiasaan keluar
puskesmas sanggeng positif malaria (kasus) dan 60 kejadian malam dengan kejadian malaria di wilayah kerja
kabupaten pasien yang dinyatakan malaria Puskesmas Sanggeng, Kabupaten Manokwari,
manokwari papua negatif malaria (control) Papua Barat.
barat. Haqi, N. Z., & 3. Tidak ada hubungan antara kebiasaan
Astuti, F. D. (2017) menggunakan kelambu dengan kejadian malaria
di wilayah kerja Puskesmas Sanggeng, Kabupaten
Manokwari, Papua Barat.
4. Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan
menggunakan obat anti nyamuk dengan kejadian
malaria di wilayah kerja Puskesmas Sanggeng,
Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
5. Tidak ada hubungan antara kebiasaan menutup
pintu dan jendela dengan kejadian malaria di
wilayah kerja Puskesmas Sanggeng, Kabupaten
Manokwari, Papua Barat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Pengetahuan tentang hal-hal yang tampak di dunia nyata atau hal-hal yang
dapat dirasakan secara langsung. Objek pengetahuan pistis biasa disebut
zooya karena kandungan pengetahuan semacam ini dekat dengan suatu
keyakinan (kepastian yang sangat pribadi atau kepastian subjektif) dan
pengetahuan ini mengandung nilai kebenaran jika memiliki syarat-syarat
yang cukup untuk suatu tindakan mengetahui, misalnya memiliki
pendengaran yang baik, penglihatan yang baik. normal, serta indra normal
c) Pengetahuan Dianoya (Matematika)
Pengetahuan ini adalah tingkat di mana sesuatu tidak hanya terletak pada
cara berpikir. Contoh yang dituturkan oleh Plato tentang pengetahuan ini
adalah matematikawan atau geometri, dimana objeknya adalah
matematika, yaitu sesuatu yang harus diselidiki dengan pikiran melalui
gambar, diagram dan kemudian ditarik hipotesis. Hipotesis ini diproses
secara terus menerus hingga mencapai kepastian. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa bentuk pengetahuan pada tingkat ketidaksetujuan ini
adalah pengetahuan yang banyak berkaitan dengan masalah matematika
atau besaran, baik luas, isi, jumlah, bobot, yang semata-mata merupakan
kesimpulan dari suatu hipotesis yang diolah oleh akal. . berpikir karena itu
pengetahuan ini disebut pengetahuan intelektual.
d) Pengetahuan tentang Noesis (Filsafat)
Plato menjelaskan bahwa pengetahuan ini hampir sama dengan
pengetahuan berpikir, tetapi tidak lagi menggunakan bantuan gambar,
diagram tetapi dengan pikiran yang benar-benar abstrak. Tujuannya adalah
untuk mencapai prinsip-prinsip utama yang memuat hal-hal berupa
kebaikan, kebenaran, dan keadilan.
1) Pengetahuan Biasa
istilah akal sehat, dan sering diartikan sebagai akal sehat, karena seseorang
2) Ilmu Pengetahuan
7
Ilmu pengetahuan adalah ilmu sebagai terjemahan dari ilmu. Dalam arti
sempit ilmu diartikan sebagai ilmu alam. Sains dapat menjadi metode berpikir
makna pada dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan sains, diperoleh
tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang berdiri sendiri (subyektif), karena dimulai
dari fakta.
3) Pengetahuan Filosofis
tentang sesuatu. Jika ilmu hanya dalam satu bidang pengetahuan yang sempit,
maka filsafat membahas hal-hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya
1. Umur
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar akan
mengalami perubahan baik dari aspek ukuran maupun dari aspek proporsi
yang mana hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ,selain itu semakin
8
peoroleh oleh seseorang, sehingga meningkatkan kematangan mental dan
2. Tingkat pendidikan
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Jika seseorang memiliki
3. Pekerjaan
(Wati, 2009)
4. Sumber informasi
Pengetahuan agama adalah ilmu yang hanya diperoleh dari Allah melalui
utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan harus diyakini oleh pemeluk
agama. Ilmu mengandung beberapa hal pokok yaitu ajaran tentang bagaimana
berhubungan dengan Tuhan yang sering juga disebut dengan hubungan vertikal
9
dan bagaimana berhubungan dengan sesama manusia yang sering juga disebut
a. Hakikat pengetahuan
membentuk suatu pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun
gambaran fakta-fakta yang berada di luar nalar. Ada dua teori untuk
1) Realisme
menurut realisme adalah gambaran sebenarnya dari apa yang ada di dunia
nyata (dari fakta atau esensi). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam
pikiran berasal dari aslinya yang berada di luar pikiran. Ini seperti gambar
bahwa pengetahuan itu benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
2) Idealisme
orang yang membuat gambar. Oleh karena itu, pengetahuan menurut teori
10
2.1.5 Sumber Pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:
a. Empirisme
yang paling jelas dan sempurna. Tokoh utama aliran empirisme ini adalah
b. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar dari kepastian pengetahuan.
terletak pada ide-ide dan buku-buku dalam hal-hal. Jika kebenaran mengandung
makna memiliki ide-ide yang sesuai dengan yang menunjuk pada kenyataan, maka
kebenaran hanya bisa ada dalam pikiran kita dan hanya bisa diperoleh dengan akal
semata.
c. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari revolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan
juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak
dan bukan pengetahuan yang nisbi. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.
Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara intuisi tidak dapat diandalkan.
11
menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan. Kegiatan intuisi dan
analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran. Bagi Nietzchen
intuisi merupakan “inteligensi yang paling tinggi” dan bagi Maslow intuisi merupakan
(Notoatmodjo, 2003):
1. Tahu (Tahuknow)
yang spesifik dari semua materi yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh karena itu, mengetahui ini adalah tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang mereka
sebagainya.
2. Memahami (Comprehention)
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi dengan benar.
Orang yang sudah memahami objek atau materi harus mampu menjelaskan,
dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
telah dipelajari dalam situasi atau kondisi nyata (aktual). Penerapan di sini dapat
12
diartikan sebagai penerapan atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan
4. Analisis (analysis)
masih mempunyai hubungan satu sama lain. Kemampuan analitis ini terlihat dari
5. Evaluasi (Evaluation)
mengevaluasi suatu materi atau objek. Penilaian didasarkan pada kriteria yang
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologi semua makhluk
hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan manusia itu berperilaku,
karena mereka memiliki aktivitas masing-masing. Psikologi perilaku manusia (human
behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks (Azwar,
2012).
Menurut Fitriani (2011) bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia
baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku
manusia pada hakikatnya tindakan manusia itu sendiri yang bentangannya sangat luas
mulai dari berjalan, bicara, menangis, tertawa, bekerja dll. (Menurut Ali 2010) bahwa
perilaku merupakan respons/ reaksi individu terhadap stimulasi yang berasal dari luar dan
atau dalam dirinya.
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum sesorang mengadopsi
perilaku yang baru dalam dirinya maka orang tersebut mengalami proses berurutan, yakni:
13
a. Kesadaran (Awareness) yakni dimana seseorang telah menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.
b. Merasa tertarik (Interst) yakni, merasa tertarik terhadap stimulus atau obyek
tersebut.
c. Mengevaluasi yakni, menimbang terhadap baik dan buruk nya stimulus bagi
dirinya. Hal ini berarti sikap individu sudah lebih baik lagi.
d. Mencoba (Trial) yakni, dimana individu mulai mencoba melakukan suatu yang
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adopsi yakni, subyekberperilaku baru sesuai dengan pengetahuan dan sikap
stimulus.
Sesuai dengan batasannya perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk
pengalaman dan interaksi individu dan lingkungannya, khususnya yang menyangkut
pengetahuan, sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan
kesehatan.
Perilaku dapat dibatasi sebagian jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya)
(Notoadmojo, 1999). Untuk memberikan respon terhadap situasi di luar objek tersebut.
Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan). Bentuk operasional dari perilaku
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
a. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan
rangsangan.
b. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau
rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan mencetak
perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam
tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial budaya yang bersifat non
fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku manusia.
Lingkungan ini adalah merupakan keadaan masyarakat dan segala budi daya
masyarakat itu lahir dan mengembangkan perilakunya.
c. Perilaku dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan terhadap
situasi dan rangsangan dari luar.
2.2.2 Pembentukan perilaku
14
kemudian organisme tersebut merespon, maka teori ini disebut “S-OR” atau Stimulus
Organisme Respons. Respon di bedakan menjadi dua yaitu:
15
Perilaku juga dapat dilakukan dengan pengertian (insight).
Dalam teori ini belajar yang dilakukan secara kongnitif disertai
dengan adanya pengertian yang dikemukakan Kohler, sedangkan
Thoendike mengemukakan dalam belajar yang terpenting adalah
latihan. Contohnya yaitu perilaku pemakaian helm bagi pengguna
kendaraan bermotor, serta tidak terlambat datang bekerja karena
takut mengganggu pekerajaan teman yang lainnya.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan cara
menggunakan model. Contohnya anak yang melakukan perilaku dan
kebiasaan yang mirip dengan yang dilakukan oleh orangtuanya.
Teori yang berkaitan dengan perilaku menggunakan model oleh
Bandura (1977) dalam teori belajar sosial atau observational
learning theory.
2.3 Konsep Malaria
2.3.1 Definisi Malari
Malaria merupakan penyakit menular,adalah beberapa buku yang
mendefinisikan malaria, yaitu sebagai berikut:“malaria adalah penyakit infeksi oleh
parasif lasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia.penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles”.
(pedoman tata laksana kasus malaria di indonesia,Tahun 2006) .
Maalaria adalah termasuk penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus
plasmodium,yang di tandai dengan demam mendadak(parozysmal),anemia,dan
pembesaran limpah. Yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles”(pedoman proyek
pengimbangan pendidikan sanitasi pusat depkes RI,Tahun 2005).
2.3.2 Jenis -Jenis Penyakit Malaria
Saampai saat inidi indonesia di kenal empat macam(speseis)parasit malaria yaitu:
Plasmadium falcifarum penyebab penyakit malaria tropika yang sering menyebabkan
malaria berat/malaria otak dengan kematian.
1) Plasmadium vivax penyebab penyakit malaria betina.
2) Plasmadium malaria penyakit malaria penyebab penyakit quartan.
3) Plasma ovale penyebab penyakit ovale: jenis ini jarang sekali di jumpai di
banyak di afrika dan di pasifik barat.(slamet soimirat,1994).
2.3.3 Etiologi
16
Penularan malaria dilakukan oleh nyamuk Anopheles betina dari jenis malaria
yang berbahaya adalah malaria yang disebabkan oleh plasmodium falcifarum karena,
sering di tunjukkan gejala demam, mengigil, pusing dan sakit kepala ,bahkan bisa
berlanjutan pada radang hati.
19
2) Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa,Untuk membunuh jentik
dan nyamuk malaria dewasa dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
3) Penyemprotan rumah Sebaiknya penyemprotan rumah di daerah endemis
malaria dengan insektisida dilakukan dua kali dalam setahun dengan
selang waktu enam bulan.
4) Larvasida.Larvasida merupakan kegiatan penyemprotan rawa yang
berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk malaria.
5) Pengendalian hayati Pengendalian hayati adalah kegiatan menebar ikan
kepala timah (Panchaxpanchax) dan ikan guppy/wader (Lebistus
reticulatus) di genangan air mengalir dan persawahan. Ikan ini berfungsi
sebagai predator jentik nyamuk malaria.
6) Mengurangi Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Malaria Tempatper
kembangbiakannyamuk malaria berbeda-beda, tergantung spesiesnya
nyamuk. Ada nyamuk malaria yang hidup di daerah pesisir, rawa-
rawa,kolam, sawah, kolam ikan, atau hidup di air pegunungan yang bersih.
Di daerahdaerah endemis malaria, yaitu daerah yang sering terjangkit
malaria,masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan. Kolam ikan
kurang terawat harus dibersihkan, parit-parit di sepanjang pantai
digunakan Penggalian yang diisi dengan air payau harus ditutup dan sawah
dengan kanalair irigasi harus dipastikan mengalir dengan lancar.
7) Upaya pencegahan malaria lainnya adalah melalui pendidikan kesehatan
masyarakat dengan perubahan perilaku tidak sehat menjadi perilaku
sehat,berarti perilaku yang didasarkan pada prinsip-prinsip kesehatan atau
kesehatan.Pendidikan yang diberikan kepada masyarakat harus
direncanakan dengan menggunakan strategi yang tepat yang disesuaikan
dengan kelompok sasaran dan masalah kesehatan masyarakat yang ada.
20
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Pengetahuan Masyarakat
Pencegahan
Malaria
Perilaku Masyarakat
1. BAIK
2. CUKUP
3. KURANG
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Mempengaruhi
21
22
1.2 Defenisi Operasional
Definisi Operasional adalah definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti yang diberikan
untuk mengukur variabel tersebut menurut(DR.Soekidjo Notoatmodjo).
Variable Defenisi Parameter Alat ukur Skala Hasil
Independen Operasional Ukur Ukur
1. pengetahuan Pemahaman masyarakat Siswa Dapat Mengetahui: Kuesioner Ordinal Setiap jawaban benar diberi skor=1
1. Apa Pengertian Malaria Setiap jawaban salah=0
tentang pencegahan
2. Apa Tanda Dan Gejala Untuk menentukan pengetahuan
malaria 3. Kasus Malaria dikatakan.
Bagaimanana Cara a. Baik jika benar 76%-100%
Pencegahan Malaria b. Cukup jika benar 56-76%
4. Penatalaksanaan c. Kurang jika benar ≤ 56%
2. Perilaku Perilaku merupakan suatu Faktor perilaku: Kuesioner Ordinal Dikatakan baik bila dapat menjawab
perbuatan/tindakan dan 1. Perilaku dalam bentuk pertanyaan benar 80-100%
perkataan seseorang yang pengetahuan Dikatakan cukup bila mejawab
sifatnya dapat diamati, 2. Perilaku dalam bentuk pertanyaan benar (50-79)
digambarkan dan dicatat Sikap Dikatakan kurang bila menjawab
oleh orang lain ataupun 3. Perilaku dalam bentuk pertanyaan benar (<50%)
orang yang melakukannya. tindakan (Arikunto 2015)
23
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode untuk
mendapatkan gambaran tentang Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat tentang
Pencegahan Malaria wilayah kerja di desa mbatakapidu kecamatan kota waingapu
kabupaten sumba timur
4.2 Rancangan penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan studi deskriptif yaitu meneliti masalah melalui suatu
kelompok yang bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat tentang
Pencegahan Malaria di Wilayah Kerja Desa Mbatakapidu Kecamatan Kota Waingapu
dengan cara membagikan kuisioner.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo,
2005) Jumlah Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini semua masyarakat Desa
Mbatakapidu yang pernah menderita malaria berjumlah 157 orang
4.3.2 Sampel
4.3.3 Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan yang diambil dari seluruh objek yang
diteliti serta dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmojo (2010). Penelitian akan
menggunakan teknik simple sampling dengan survei.besar sampel dalam penelitian ini
adalah 61 orang dihitung menggunakan rumus perhitungan besar sampel menurut Slovin:
Keterangan :
24
Keterangan:
N = Jumlah populasi
n = Besar sampel
e = Signifikansi
n= N / (1 + ( N x e2))
n= 157 / (1 + 1,57)
n= 157 / 2,57
n= 62
25
4.5 lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Desa Mbatakapidu Kecamatan Kota
Waingapu dengan alasan Desa terpilih menjadi rangking kasus malaria. Waktu
penelitian selama bulan April
4.6 Instrumen Penelitian
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembaran kuesioner
yang dibuat peneliti untuk keluarga di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas
Waingapu dengan 10 butir pentanyan mengenai pengetahuan Masyarakat dan 10 butir
pertanyaan mengenai Perilaku Masyarakat. Yang terdiri dari pernyataan positif dan
pernyataan negatif. Pada pernyataan positif apabila responden menjawab Ya maka
nilainya 1 dan apabila menjawab tidak nilainya 0. Berbeda dengan pernyataan negatif
apabila menjawab Ya nilainya 0 dan apabila menjawab tidak nilainya 1.
4.7 Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara dalam memperoleh data-data:
4.7.1Metode Pengumpulan Data
a) Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui lembar
kuesioner penelitian
b) Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh atau di dapatkan
dari internet, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Data Desa.
c) Pegolahan data
pengolahan data dengan menggunakan editing, decoding, scoring dan membuat
tabulasi.
1. Editing: yaitu untuk melihat apakah data yang diperoleh sudah lengkap atau kurang
2. Coding: mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut macamnya dengan
memberi kode pada masing-masing jawaban menurut item pada kuesioner.
3. Sknoring: yaitu pemberian nilai dari masing-masing jawaban responden
Pemberian score: bila jawaban benar diberi nilai 1, bila jawaban salah nilai 0.
4. Tabulasi: mengelompokan data dalam bentuk tabel
26
4.7.3 Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif menggunakan
pendekatan statistik deskriptif yang di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi yang memudahkan di analisis dalam mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul.
4.8 Etika Penelitian
a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Tujuan diberitahukan persetujuan adalah agar subyek memahami maksud
dan tujuan penelitian, mengetahui, jika subyek, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan dan jika subyek tidak bersedia maka peneliti
harus menghormati hak pasien (Hidayat, 2009)
b. Anominity (Tanpa Nama)
Tujun menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden
pada format pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor kode pada masing-
masing lembar tersebut atau menggunakan intial. Responden satu di beri kode 1,
responden 2 diberi kode 2, sampai subyek terpenuhi.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.
Peneliti memberikan nomor kode pada setiap responden, dan juga peneliti tidak
menggunakan nama setiap responden tetapi peniliti menggunakan initial responden
27
4.9 Jadwal Penelitian
28
DAFTAR PUSTAKA
Handayani. Dkk. 2008. Faktor resiko penularan Malaria Vivak. Berita kedokteran
Masyarakat Vol. No. 1 2008. Semarang
Haqi, N. Z., & Atuti, F. D. (2017). Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku
dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Sanggang Kabupaten
Manokwari Papua Barat. Jurnal kedokteran dan kesehatan, 12(2), 202-213
Isnqeni, L., Saraswati, LD, Wuryanto, MA, & Udiyono, A. (2019). Faktor perilaku dan
faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian malaria di Wilayah Kerja
Puskesmas Gebang Kabupaten Purworejo. Jurnal kesehatan masyarakat (Undip),
7(2), 31-38.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Ilmu Perilaku. PT. Rineke Cipta: Jakarta
Rangkuti, A. F., & Sulistyani, S (2017). Faktor lingkungan dan perilaku yang
berhubungan dengan kejadian malaria di Kecamatan Penyambungan. Mandailing
29
Natal Sumatera Utara. Balaba: Jurnal Litbang Pengendalian penyakit Bersumber
Binatang Banjarnegara 1-10
Zohra, AF, Anwar, S., Fitri, A.,& Nasution, MH (2019). Klasifikasi wilayah
provinsi Aceh berdasark an tingkat kerentanan kasus malaria tahun 2015-2018. J.
Kesehatan lingkungan. Indonesia, 2019, 18 (1), 25
30
Lampiran I
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Nama saya : Mersi Rima Atahumba, Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Program Studi Keperawatan Waingapu angkatan 2019 melaksanakan penelitian dengan judul
“Studi Deskristif Pengetahuan Dan Tindakan Masyarakat Tentang Pencegahahan
Malaria Di Desa Mbatakapidu Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur
”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan tindakan
masyarakat tentang pencegahan malaria di Desa Mbatakapidu. Apabila Bapak/Ibu/Sdr/I
menyetujui, maka dengan ini saya minta kesediaan bapak/Ibu/Sdr/I untuk menandatangani
lembar persetujuan ini dan saya mohon kesediaan Bapak/ibu untuk menjawab pertanyaan
yang saya berikan dalam bentuk pertanyaan dalam kuesioner. Jika Bapak/Ibu/Sdr/I tidak
bersedia untuk berpartisipasi saya tidak akan memaksa.
Pemohon
31
Lampiran II
SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswi prodi Keperawatan waingapu
Nama :Mersi Rima Atahumba
Nim :PO 5303203191191
( Responden ) ( Peneliti )
32
KUISONER
STUDI DESKRISTIF PENGETAHUAN DAN TINDAKAN MASYARAKAT
TENTANG PENCEGAHAHAN MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU
KECAMATAN KOTA WAINGAPU KABUPATEN SUMBA TIMUR
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nomor responden :
2. Jenis kelamin :
3. Umur : ........tahun
4. Pendidikan : :
5. Pekerjaan :
Petunjuk: berilah tanda ceklist (√) pada salah satu jawaban dibawah in
A. PENGETAHUAN
No Pernyataan Ya Tidak
1 Malaria dapat timbul akibat lingkungan yang kotor
2 Malaria adalah penyakit menular yang dapat menyerang siapa
saja mulai dari balita sampai orang tua
3 Malaria merupakan salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian
33
B. TINDAKAN
No Pernyataan Ya Tidak
1 Menggunakan kawat kasa pada ventilasi rumah
2 Menggunakan kelambu pada saat tidur malam hari
3 Menggunakan obat anti nyamuk saat tidur malam hari
4 Menggunakan baju lengan panjang ketika keluar rumah pada
malam hari
5 Memiliki kebiasaan tidak menggantung pakaian di dirumah
seperti dibelakang pintu
6 Tidak ada tempat yang dapat menimbulkan genangan air
7 Tidak ada tumbuhan liar atau semak belukar
34