Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral Pembangunan


Nasional. Perencanaan pembangunan nasional dituangkan dalam Undang-
Undang RI Nomor 17 tahun 2007 dalam bentuk Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, yang dilaksanakan
secara bertahap.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 152 ayat
2 menyatakan Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan
penyakit menular dilakukan untuk melindungi masyarakat dari tertularnya
penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat dan/atau meninggal
dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat
penyakit menular.
Pada tahun 2016 sejumlah 178,7 juta penduduk indonesia ( 69% )
telah hidup didaerah bebas penularan malaria, sejumlah 63,6 ( 25% ) juta
penduduk hidup didaerah resiko rendah penularan malaria, sisanya yang
hidup didearah resiko sedang dan tinggi. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya terjadi peningkatan persentasi,seiring dengan jumlah daerah
kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi. Pengendalian penyakit
malaria telah menunjukan pencapian program yang cukup baik. Annul
parasite incidence ( API ) yang menjadi indikator keberhasilan upaya
penanggulangan malaria cenderung menurun dari tahun ketahun. Secara
nasional kasus malaria selama tahun 2011-2016 cenderung menurun
dimana angka API pada tahun 2011 sebesar 1.75 per 1000 penduduk
( 422.477 ) menjadi 0.84 per 1000 ( 218.450 ) pada tahun 2016.
Program pengendalian malaria difokuskan untuk mencapai eliminasi
malaria yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah,
pemerintah daerah bersama mitra kerja pembangunan dan masyarakat.
Eliminasi malaria tersebut dilakukan secara bertahap sampai seluruh
wilayah indonesia pada tahun 2030. Pentahapan eliminasi terdiri dari
tahap pemberantasan, pre-eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan. Masing-
masing tahapan mempunyai tujuan dan sasaran yang berbeda. Kegiatan
surveilans pun disesuaikan berdasarkan tahapan eliminasi tersebut.
Surveilans merupakan hal yang sangat penting untuk ditingkatkan dalam
pencapaian eliminasi karena salah satu syarat eliminasi adalah adanya
surveilans yang baik.

1
Dinas Kesehatan sebagai institusi kesehatan perlu melakukan
pengembangan kemitraan dan jejaring kerja secara multidisiplin dan lintas
sektor, monitoring dan evaluasi.

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data tahun 2019 di wilayah kerja Puskesmas Gambok
Kabupaten Sijunjung tidak ada kasus malaria

B. SASARAN PROGRAM
Sasaran program malaria adalah seluruh penduduk yang menderita
penyakit malaria di semua wilayah kerja Puskesmas Gambok, mulai dari bayi
baru lahir, balita, anak sekolah, remaja, dewasa, ibu hamil dan lansia.

C. RUANG LINGKUP
Penyelenggaraan program Malaria meliputi :
1. Surveilans Epidemiologi
2. Penemuan dan Tatalaksana Kasus
3. Pengendalian Vektor
4. Peningkatan peran serta Masyarakat
5. SKD (Sistim Kewaspadaan Dini) dan Penaggulangan KLB (Kejadian Luar
Biasa)
6. Penyuluhan
7. Kemitraan/Jejaring Kerja
8. Capacity building
9. Penelitian dan Survei
10. Monitoring dan Evaluasi

D. INDIKATOR ATAU TARGET PROGRAM


Target SPM untuk program malaria tahun 2018 adalah persentase
Kejadian malaria yang ditangani Sesuai Standar dengan Insidens Rate (angka
kesakitan) MALARIA 49/ 100.000 penduduk

E. BATASAN OPERSIONAL
Sasaran Indikator Definisi Pengukuran Target
Strategis Operasional (%)
API Malaria Seseorang Jumlah 100%
( Annual positif dengan penderita
Parasite hasil Malaria positif

2
Incidence pemerisaan dalam kurun
positif waktu tertentu
malaria dibagi jumlah
berdasarka penduduk
n pengujian diwilayah dan
mikrokopis kurun waktu
/ RDT. yang sama
Kasus
malaria
konfirmasi
terdiri dari
indeegenou
s, impor
dan kasus
malaria
asimtomati
s

F. TATA NILAI PROGRAM MALARIA


Tata nilai Program Malaria adalah
1. Berpihak pada masyarakat
Masyarakat sebagai subjek pelayanan, wajib diberikan pelayanan yang
bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Bertindak cepat dan tepat
Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau
tindakan tatalaksana Malaria pada masyarakat, baik kasus MALARIA
ataupun pengendalian vektor penular Malaria agar tidak terjadi KLB.
3. Menunjukkan transparansi
Menunjukkan keterbukaan pelayanan dan aturan kerja yang jelas,
ringkas, dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran, pasien dan
masyarakat.
4. Berprilaku sopan, berbahasa yang santun dan berpenampilan yang
menunjukkan sebagai tenaga pelayanan kesehatan
Berperilaku sopan adalah bertingkah laku sesuai dengan cara yang
diterima dan dihargai oleh pasien, anak sekolah, dan masyarakat,
sehingga menunjukkan rasa hormat, kepedulian, dan perhatian.

3
BAB II
PENGORGANISASIAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pelaksanaan program MALARIA harus tenaga kesehatan. Untuk
Puskesmas saat ini pelaksana program adalah lulusan sarjana keperawatan

B. DISTRIBUSI KETENAGA KERJAAN


Berdasarkan permenkes 75 Tahun 2014 standar ketenagaan program
Malaria adalah 1 orang tenaga kesehatan. Di Puskesmas Gambok sudah
memiliki 1 orang pelaksana program Malaria.
Dalam pelaksanaan program Malaria pelaksaan program harus
bermitra dengan seksi promkes, dalam kegiatan penyuluhan di sekolah, di
masyarakat, di tempat – tempat umum maupun di posyandu yang ada di
wilayah kerja Puskesmas, baik itu posyandu balita, posyandu lansia. Selain
itu, juga bekerjasama dengan program Surveilans dan program kesehatan
lingkungan dalam kegiatan penyelidikan epidemiologi.

C. PERAN LINTAS SEKTOR


Lintas Sektor Peran
Kader 1. Menggerakkan masyarakat untuk melakukan
PSN dan surve jentik di rumah tangga
2. Membantu memberikan informasi kepada
masyarakat tentang penyakit Malaria
3. Memberikan informasi kepada pelaksana
program Malaria jika ada suspek Malaria di
sekitar lingkungan tempat tinggalnya
Wali Nagari 1. Memberikan dukungan dalam bentuk surat
edaran untuk melakukan PSN dan survei jentik
di wilayah kerjanya.
2. Memfasilitasi puskesmas jika melakukan
kegiatan terkait program MALARIA.
Sekolah 1. Memberikan dukungan dalam bentuk program
sekolah terkait dengan program Malaria.
2. Melakukan pemeriksaan jentik secara berkala di
lingkungannya sekolah.

4
D. PERAN LINTAS PROGRAM
Lintas Program Peran
Promkes 1. Bekerjsama dalam pelaksanaan PSN dan survey
jentik
2. Menyediakan media promosi kesehatan yang
baik
Kesling 1. Bekerjsama dalam pelaksanaan PSN dan survey
jentik
2. Melakukan modifikasi lingkungan terhadap
tempat perindukan nyamuk Anopheles
Surveylans 1. Melakukan pelacakan dini kasus Malaria
2. Melakukan penyelidikan epidemiologi setiap kali
ditemukan kasus Malaria
3. Menganalisa penyebab dan penyebarluasan
kasus Malaria

5
BAB III
FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Kegiatan Penyuluhan Program Malaria
Dalam melakukan kegiatan penyuluhan Malaria harus ada tempat/ruangan
yang bersih, ventilasi cukup.

B. STANDAR FASILITAS
Dalam pelaksanaan kegiatan program Upaya pemberantasan Malaria
harus dilengkapi dengan :
Bagi Petugas :
1. RDT MALARIA
2. Larvasida seperti Abate
3. Leflet dan lembar Balik
4. Soundsystem jika diperlukan
5. Proyektor

Bagi Masyarakat/kader
1. Jumantik KIT

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. JENIS KEGIATAN
No. KegiatanPokok Rincian kegiatan
1. Penemuan dan 1. Koordinasi dengan petugas puskesmas
tatalaksana Kasus dan kader
Malaria 2. Melakukan pemeriksaan laboratorium
3. Memberikan cairan untuk mencegah
dehidrasi
4. Memberikan konseling tentang
penyembuhan penyakit Malaria
5. Pencatatan
2. Surveylans 1. Koordinasi dengan pengelola Surveilans
Epidemiologi 2. Menyiapkan formulir Penyelidikan
Epidemiologi
3. Melakukan penyelidikan epideliologi
4. Menganalisa hasil PE
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Pendokumentasian hasil kegiatan
3. Pengendalian 1. Koordinasi dengan kepala jorong, wali
vektor Nagari dan kader
2. Melakukan survey jentik di lingkungan
sekitar penderita MALARIA
3. Melakukan Pemberantasan sarang
nyamuk (PSN)
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Pendokumentasian hasil kegiatan
4. Meningkatkan 1. Koordinasi dengan camat, wali nagari
peran serta dan puskesmas
masyarakat 2. Mengajak masyarakat untuk melakukan
gerakan satu rumah satu jumantik
3. Pendokumentasian hasil kegiatan
5. Sistem 1. Koordinasi dengan pengelola program
Kewaspadaan Dini Malaria dan surveilans
(SKD) dan 2. Membuat sistem pelaporan cepat untuk
Kejadian Luar melacak kasus Malaria sedini mungkin
Biasa (KLB) 3. Pencatatan dan pelaporan

7
4. Menganalisa kejadian kasus Malaria
5. Koordinasi dengan pemerintah jika
terjadi KLB
6. Kemitraan/ 1. Koordinasi dengan lintas sektor terkait
jejaring 2. Pendokumentasian hasil kegiatan
7. Capacyti bulding 1. Membuat perencanaan untuk
peningkatan kapasitas
2. Menyiapkan anggaran yang dibutuhkan
3. Menyiapkan acara capacyti bulding
Malaria
4. Melaksanakan capacyti bulding
5. Pendokumentasian hasil kegiatan
8. Monitoring dan 1. Melakukan pengawasan terhadap
evaluasi kondisi lingkungan dan tempat
perindukan vektor
2. Melakukan pengawasan terhadap
tatalaksana kasus Malaria
3. Pencatatan dan pelaporan
4. Pendokumentasian hasil kegiatan

B. PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. PP No. 40 Th. 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
4. PP No.66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
5. Permenkes No. 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
6. Permenkes No.82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
7. International Health Regulations (IHR) 2005
8. Petunjuk teknis Dengan Implementasi PSN 3m-plus Gerakan 1 rumah 1
jumantik, kemenkes RI 2017

8
BAB V
LOGISTIK

Dalam melaksanakan kegiatan program Malaria Logistik yang dipakai


adalah berupa :
1. Leflet dan lembar Balik
2. Jumantik Kit
3. RDT (NS1 dan IGg/Igm)
4. Insektisida/ larvasida

9
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN SASARAN

A. HAK SASARAN
1. Masyarakat berhak mendapatkan pengetahuan tentang penyakit Malaria
2. Masyarakat berhak mendapatkan pembinaan dari petugas kesehatan
dinas Kesehatan dan puskesmas
3. Masyarakat berhak mendapatkan pengobatan dan tindakan terhadap
kasus Malaria dari petugas Puskesmas

B. KEWAJIBAN SASARAN
1. Masyarakat berkewajiban melaksanakan perilaku sesuai dengan
penyuluhan pencegahan penyakit Malaria
2. Masyarakat berkewajiban melaksanakan pembinaan yang diterima

10
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam melaksanakan program pencegahan dan pemberantasan Malaria yang


mungkin terjadi
1. Bagi Lingkungan : Tidak ada resiko
2. Bagi Petugas : Tertularnya penyakit pada saat melakukan
penyelidikan epidemioligi kasus Malaria
3. Bagi Masyarakat : Tertularnya penyakit Malaria apabila
terdapat kasus Malaria di lingkungan sekitarnya

11
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pencapaian Program pencegahan dan pemberantasan Malaria dilihat dari kasus


Malaria Indikator :
Sasaran Indikator Definisi Operasional Target (%)
Strategis
Pencegaha Kasus Seseorang dengan hasil 100%
n dan Malaria pemerisaanpositif malaria
pemberant berdasarkan pengujian mikrokopis/
asan RDT.
Malaria Kasus malaria konfirmasi terdiri dari
indeegenous, impor dan kasus
malaria asimtomatis

12
BAB IX
PENUTUP

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Malaria merupakan salah


satu program di Puskesmas termasuk ke dalam UKM essensial yang betujuan
untuk menekan angka kejadian penyakit Malaria dengan cara pengobatan sesuai
dengan tatalaksana Malaria dan upaya pengendalian vektor. Untuk itu perlu
dilakukan penyuluhan dan PSN di masyarakat, sekolah dan tempat – tempat umum
secara terus menerus guna untuk memberantas vektor Malaria (nyamuk
Anopheles).
Diharapkan dengan adanya program pencegahan dan pemberantasan
penyakit Malaria di dinas kesehatan dapat mengurangi angka kejadian penyakit
Malaria dan lebih meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang pada akhirnya
dapat menurunkan angka kematian.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Petunjuk Teknis Pencatatan dan Pelaporan program Maalaria menggunakan


Aplikasi Sismal
2. Petunjuk Teknis Implementasi PSN 3M-Plus dengan Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian
Kesehatan RI . 2017

14

Anda mungkin juga menyukai