Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN PROGRAM MALARIA

I. PENDAHULUAN
Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu
bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menurunkan
produktivitas kerja.
Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan melalui
program pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain meliputi
diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian
vektor yang kesemuanya ditujukan untuk memutus mata rantai penularan
malaria.

II. Tujuan umum :


Menurunkan angka kesakitan yang disebabkan oleh malaria.

Tujuan khusus
1. Petugas memahami prosedur penyakit malaria.
2. Petugas mempu memberi pengobatan penyakit malaria sesuai standar
terapi.
3. Petugas mampu menurunkan angka kejadian malaria.
4. Petugas mampu mencegah terjadinya KLB /wabah malaria.

III. SASARAN:
Penderita malaria dan masyarakat.

IV. PELAKSANA.
Dokter, perawat, bidan, Petugas laborat, HS, promkes.

V. SARANA DAN PRASARANA.


Tensi meter, stetoskup, termometer, senter, pemeriksaan laborat, CM, buku
register, SIK.

VI. METODE.
Pemeriksaan penderita malaria.
Pengambilan sediaan darah.
Penyuluhan.
Penyelidikan Epidemiologi.

VII. TEMPAT DAN WAKTU :


Setiap hari pada waktu pelayanan di poli Umum, poli Ibu dan anak, rawat
inap, UGD, Pustu, polindes, desa.

VIII. BIAYA
BOK Puskesmas.

IX. KEGIATAN.
1. Pelayanan pasien malaria di rawat jalan : meliputi anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laborat, menegakkan diagnose, pemberian terapi,
penulisan resep, nasehat.
2. Pelayanan pasien malaria di rawat inap : meliputi anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laborat, menegakkan diagnose, pemberian terapi,
nasehat.
3. Penyelidikan Epidemiologi ke lingkungan rumah penderita.
4. Penyuluhan kepada masyarakat : memberikan penyuluhan tentan
penyakit malaria, pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan ,
pengobatan.
5. Pembentukan survai migrasi.
6. Penyusunan laporan : laporan bulanan diambil data dari SIK, register rawat
jalan, regiser rawat inap. Laporan tahunan diambil dari hasil rekap
laporan bulanan.
7. Evaluasi dan RTL dilakukan setiap bulan, sebagai acuan kegiatan bulan
berikutnya

X. PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dibuat melalui program SIK yang berasal dari rawat jalan BP
umum, BP KIA, rawat inap, polindes, pustu, dan lansia.
2. Pelaporan dibuat dari register malaria dan hasil rekapitulasi dari program
SIK yang dibuat di akhir bulan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
kabupaten.
3. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat pada tiap akhir bulan oleh
pemegang program malaria dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
4. Evaluasi dilakukan oleh pemegang program malaria berupa ketepatan
pelaksanaan kegiatan apakah hasil cakupan program sudah tercapai atau
belum.
5. Evaluasi kegiatan dilakukan pada saat pertemuan lakakarya mini bersama
dengan program lain.
KERANGKA ACUAN PEMERIKSAAN KLINIS MALARIA

I. LATAR BELAKANG.
Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu
bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menurunkan
produktivitas kerja.
Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan melalui
program pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain meliputi
diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian
vektor yang kesemuanya ditujukan untuk memutus rantai penularan malaria.
Diagnosis malaria ditegakan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti
malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah secara
mikroskopik atau tes diagnostik cepat.

II. Tujuan umum :


Menurunkan angka kesakitan yang disebabkan oleh malaria.

Tujuan khusus
1. Petugas memahami prosedur penyakit malaria.
2. Petugas mampu mendiagnosa penyakit malaria.
3. Petugas mempu memberi pengobatan penyakit malaria sesuai standar
terapi.

III. SASARAN:
Penderita malaria.

IV. PELAKSANA.
Dokter, perawat, bidan, Petugas laborat, HS, promkes.

V. SARANA DAN PRASARANA.


Tensi meter, stetoskup, termometer, senter, pemeriksaan laborat, CM, buku
register, SIK.

VI. METODE.
Pemeriksaan penderita malaria.
Pengambilan sediaan darah.

VII. TEMPAT DAN WAKTU.


Setiap hari pada waktu pelayanan di poli Umum, poli Ibu dan anak, rawat
inap, UGD, Pustu, polindes.

VIII. BIAYA
-

IX. KEGIATAN.
1. Pelayanan pasien malaria di rawat jalan : meliputi anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laborat, menegakkan diagnose, pemberian terapi,
penulisan resep, nasehat.
2. Pelayanan pasien malaria di rawat inap : meliputi anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laborat, menegakkan diagnose, pemberian terapi,
nasehat.
3. Penyusunan laporan : laporan bulanan diambil data dari SIK, register rawat
jalan, regiser rawat inap. Laporan tahunan diambil dari hasil rekap
laporan bulanan.
4. Evaluasi dan RTL dilakukan setiap bulan, sebagai acuan kegiatan bulan
berikutnya
X. PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan dibuat melalui program SIK yang berasal dari rawat jalan BP
umum, BP KIA, rawat inap, polindes, pustu, dan lansia.
2. Pelaporan dibuat dari register malaria dan hasil rekapitulasi dari program
SIK yang dibuat di akhir bulan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
kabupaten.
3. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat pada tiap akhir bulan oleh
pemegang program malaria dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
4. Evaluasi dilakukan oleh pemegang program malaria berupa ketepatan
pelaksanaan kegiatan apakah hasil cakupan program sudah tercapai atau
belum.
5. Evaluasi kegiatan dilakukan pada saat pertemuan lakakarya mini bersama
dengan program lain.
KERANGKA ACUAN PENYELENGGARAAN SISTEM KEWASPADAAN DINI
( SKD ) DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) PENYAKIT
MALARIA

I. LATAR BELAKANG.
Penyakit malaria di Indonesia merupakan salah satu penyakit menular
yang masih menjadi endemis di beberapa wilayah dan sering menimbulkan
masalah kesehatan bagi masyarakat karena dapat menimbulkan wabah serta
memberikan kontribusi terhadap angka kematian bayi, balita dan ibu hamil.
Terjadinya peningkatan kasus malaria yang cenderung mengarah ke
terjadinya KLB di beberapa daerah, salah satu penyebabnya karena
pemantauan dan analisa data malaria yang masih lemah di semua jenjang,
sehingga tindakan yang dilaksanakan sering tidak membuahkan hasil yang
optimal.
Untuk mencegah dan menanggulangi penyakit malaria secara dini perlu
adanya satu pedoman Penyelenggaraan Sistem kewaspadaan Dini ( SKD ) dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) penyakit malaria.

II. Tujuan umum :


A. Terselenggaranya Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dengan baik untuk
dapat mencegah KLB malara melalui kerja sama lintas program dan lintas
sektoral sehingga dapat mencegah kematian dan menekan angka kesakian
malaria.
B. Tujuan Khusus.
1. Terselenggaranya SKD pada tingkat pelayanan kesehatan di Puskesmas
dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya KLB malaria.
2. Terselenggaranya upaya penanggulangan KLB malaria secara dini
sesuai rangkaian langkah-langkah kegiatan yang rasional, efektif, efisien
dalam mencegah terjadinya kematian dan menurunkan angka kesakitan
secara dini pada KLB malaria.

III. SASARAN
Penderita malaria.

IV. PELAKSANA
Dokter, perawat, bidan, Petugas laborat, HS, promkes.

V. SARANA DAN PRASARANA.


Tensi meter, stetoskup, termometer, senter, pemeriksaan laborat, CM, buku
register, SIK, PWS,laporan W2.

VI. METODE.
Pemeriksaan penderita malaria.
Pengambilan sediaan darah.
Penyelidikan Epidemiologi.
Penyuluhan.

VII. TEMPAT DAN WAKTU


Puskesmas Keling I dan desa.
Insidental sesuai dengan kejadian.

VIII. BIAYA
BOK Puskesmas.
IX. KEGIATAN.
1. Periode Peringatan Dini Sistem kewaspadaan Dini malaria.
- Sumber data untuk SKD dari form W2.
- Analisa dan penyajian data malaria.
- Kegiatan : pengamatan terus menerus, pengamatan secara periodik,
pengamatan sewaktu (insidentil), analisis hasil pengamatan.
- Survai vektor.
- Pengamatan terhadap perilaku.
2. Periode Kejadian Luar Biasa.
- Konfirmasi KLB malaria
- Analisis
- Membuat rencana penanggulangan KLB
- Penanggulangan KLB.
3. Pasca KLB malaria.
- Mengintensivkan kegiatan survailens.

X. PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


1. Pelaporan kejadian dan tindakan penanggulangan yang telah dilaksanakan
dilakukan secara berjenjang dari Puskesmas hingga ke Departemen
Kesehtan.
2. Pelaporan menggunakan format Laporan KLB Malaria.
3. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat oleh pemegang program malaria dan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
4. Evaluasi dilakukan dengan mengamati hasil laporan dari W2 pada minggu
berikutnta setelah terjadinya wabah.
5. Evaluasi kegiatan dilakukan pada saat pertemuan lakakarya mini bersama
dengan program lain.

Anda mungkin juga menyukai