Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kardiovaskuler


Dosen pengampuh : Nana Rohana, SKM, M.Kep

Disusun oleh
Kelompok I :
1. Arif Andi Setiawan
2. Eka Dewi Intan P
3. Novia Irawati
4. Fitriyani
5. Tutut Puji
6. Lutfi Ari Murdiono
7. Wika Putranti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


CENDIKIA UTAMA
2009
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayahnya sehingga makalah ini dapat

terselesaikan. Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Penyakit Jantung Koroner” disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata

kuliah Respirasi.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak oleh

karena itu, pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Muchtadi M,Bc, selaku ketua STIKES Cendikia Utama Kudus.

2. Nana Rohana, SKM, M.Kep, selaku dosen pengajar mata kuliah maternitas.

3. Bapak, Ibu, teman-teman yang selalu memberi semangat.

Kudus, Juni 2009

Penulis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER

I. KONSEP DASAR

A. Definisi
Penyakit jantung koroner atau penyakit arteri koroner adalah suatu
manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Palque terbentuk
pada percabangan arteri yang kearah arterion kiri, arteri koronoria kanan dan
agak jarang pada arteri sirromflexa. Aliran darah ke distal dapat mengalami
obstruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh
akumulasi plaque. Sirkulasi kolateral berkembang disekitar obstruksi
arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi miokardium.
Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan suplai O 2 yang adekuat ke
sel yang berakibat terjadinya jantung koroner.

B. Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner terdiri atas dua yaitu faktor yang
tidak dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan.
1. Faktor tidak bisa dikendalikan
a. Keturunan
b. Umur
c. Jenis kelamin
2. Faktor yang dapat dikendalikan
a. Merokok
b. Obesitas
c. Hipertensi
d. DM
e. Makanan
f. Kurang olahraga
g. Stress
h. Gaya hidup
C. Manifestasi Klinis
1. Takikardi
2. Dispnea
3. Disritmia
4. Capilary refill time lambat
5. Suara jantung S3 dan S4
6. Mual muntah
7. Anoreksia turgor menurun
8. Nyeri dada
9. Cyanosis
10. Crakcles / wezzing

D. Patofisiologis
Penyakit jantung koroner merupakan respons iskemik dari
miokardium yang disebabkan oleh penyempitan arteri koronaria secara
permanen atau tidak permanen. O2 diperlukan oleh sel-sel miokardial, untuk
metabolisme aerob dimana adenosin trifosfat (ATP) dibebaskan untuk energi
jantung pada saat istirahat membutuhkan 70% O2. Banyaknya oksigen yang
diperlukan untuk kerja jantung disebut sebagai myocardial oxigen
cunsumption (MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan jantung.
Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap
peningkatan tuntutan tekanan O2 dengan menambah percepatan dan kontraksi
untuk menekan volume darah ke sekat-sekat jantung. Pada jantung yang
mengalami obstruksi aliran darah myocardial, suplai darah tidak dapat
mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya obstruksi letal
maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai
glikolisis aerobik berupaya memenuhi kebutuhan O2.
Penimbungan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik
yang dapat sebagai prediposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung.
Hipokromia dan asidosis laktat mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan
kontraksi menurun, gerakan dinding segmen iskemik menjadi hipokinetik.
Kegagalan ventrikel kiri menyebabkan penurunan stroke volume,
pengurangan cardiac output, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir
diastol dan tekanan desakan pada arteri pulmonalis serta tanda-tanda
kegagalan jantung.
Kelanjutan dan iskemia tergantung pada obstruksi pada arteri
koronaria (permanen / sementara), lokasi serta ukurannya. Tiga manifestasi
dari iskemia miokardial adalah angina pektoris, penyempitan arteri koronarius,
preinfeksi angina, dan miocardial.

E. Komplikasi
1. Shok kardiogenik
2. Congestive Heart Failure.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER

A. PENGKAJIAN
Tanggal :
Oleh :
Jam :
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Diagnosa :
No. RM :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Alamat :
Umur :
Hubungan dengan Pasien :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri dada yang sangat hebat.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan dispnea dan nyeri dada setiap melakukan
aktivitas. Nyeri yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk benda tajam,
kesemutan, dan seperti tertahan beban berat.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah mengalami penyakit IMA, hipertensi.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan pada riwayat keluarga ada yang menderita
DM, perbesaran kelenjar tiroid.
e. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja pada pabrik rokok.
f. Kebiasaan sosial
Pasien mengatakan perokok aktif.
3. Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan umum : Lemah.
b. Kesadaran : Composmentis.
c.Tanda-tanda vital :
TD : hipertensi
N : 120 (Takikardi)
S : meningkat
RR :
d. Kepala : Mesochepal
e.Wajah : Pucat
f. Mata : Ikterik (kuning)
g. Hidung :-
h. Mulut : Sianosis
i. Telinga :
j. Leher : Tekanan vena jugularis 2,5 (tidak normal)
k. Dada :
Paru-paru
I :
P :
P :
A :

Jantung
I :
P :
P :
A :

Abdomen
I :
P :
P :
A :
l. Genetalia : Bersih, tidak terpasang DC.
m. Ekstremitas :

4. Pola Fungsional
a. Pola bernafas
Dispnea, wheezing, batuk.
b. Kebutuhan nutrisi
Mual, muntah, anoreksia, penurunan turgor kulit, BB menurun
c. Kebutuhan eliminasi
Sering BAK
Didalam usus terjadi kebisingan.
d. Kebutuhan istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat tidur pasien terganggu.
e. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Nyeri dada yang tajam, dan seperti tertimpa beban berat.
f. Kebutuhan berpakaian
Dalam berpakaian pasien dibantu oleh perawat / keluarga.
g. Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh dan sirkulasi
TD meningkat, nadi meningkat, disritmia, pada auskultasi terdapat
bunyi tambahan S3 atau S4, pemeriksaan vena jugularis terdaapt
oedeme.
h. Kebutuhan personal hygience
Dalam personal hygiene pasien dibantu oleh perawat atau keluarga.
i. Pola gerak dan keseimbangan tubuh
Ekstremitas pasien terganggu
j. Kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain.
Kebutuhan komunikasi pasien terganggu
k. Kebutuhan spiritual
Pasien tidak dapat melaksanakan sholat seperti biasanya sebelum
pasien sakit.
l. Kebutuhan bekerja
Pasien tidak bekerja seperti sebelum pasien sakit.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Pasien tidak dapat bermain dan berekreasi seperti sebelum sakit.
n. Kebutuhan belajar
Kebutuhan belajar pasien terganggu.

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. ECG
Menunjukan adanya S – T elevasi yang menunjukkan tanda dari
iskemi, gelombang T inversi atau hilang tanda dari injury, dan
gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis.
b. Enzym dan isoenzym jantung
 CPK – MB meningkat dalam 4 – 12 jam dan mencapai puncak
dalam 24 jam.
 SGOT meningkat dalam 6 – 12 jam dan mencapai puncak dalam
36 jam
c. BGA
Menunjukkan terjadinya hipoksia
d. Rontgen dada
Menunjukkan adanya kardiomegali, CHF, dan aneurisma ventrikel.
e. Whole blood cell
Leukosit meningkat
f. Trigliserida : meningkat

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ikemia jaringan
jantung.
2. Itoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2
3. Resiko tinggi terjadinya penurunan cardiac berhubungan dengan
perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunnya preload.
4. Resti penurunan perfusi jaringan berhubungan hipovolemia
5. Resiko tinggi terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan
dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium,
penurunan plasma protein
C. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan  Monitor dan kaji
nyeri berhubungan tindakan keperawatan karakteristik dan
dengan iskemia diharapkan mampu lokasi nyeri
jaringan jantung menunjukan adanya  Monitor TTV
penurunan rasa nyeri  Anjurkan pada pasien
dengan KH : nyeri agar segera melapor
hilang bila terjadi nyeri
 Ciptakan suasana
tenang dan aman
 Ajarkan teknik
relaksasi
 Kolaborasi : berikan
obat betablocker,
antiangina dan
analgetik

2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan  Catat irama, nadi, TD


berhubungan dengan tindakan keperawatan sebelum dan sesudah
ketidakseimbangan selama 3 x 24 jam aktivitas.
antara suplai oksigen diharapkan klien  Anjurkan pada pasien
dan kebutuhan oksigen menunjukkan agar lebih banyak
peningkatan istirahat
kemampuan dalam  Anjurkan pada pasien
melakukan aktivitas agar tidak “ngedan”
dengan KH : saart BAB
 TD normal  Jelaskan pada pasien
 Nadi normal tahap-tahap aktivitas
 Irama normal yang boleh dilakukan
 Tunjukkan pada pasien
tentang tanda-tanda
fisik bahwa aktivitas
melebihi batas.
3. Resiko tinggi Setelah dilakukan
penurunan cardiac tindakan keperawatan  Lakukan pengukuran
output berhubungan klien diharapkan tidak TD (bandingkan kedua
dengan perubahan terjadi penurunan lengan pada posisi
dalam rate, irama, cardiac output. berdiri, duduk, dan
konduksi, jantung, tidur jika
menurunnya preloud. memungkinkan)
 Kaji kualitas nadi.
 Catat perkembangan
dari adanya S3/S4
 Auskultasi suara napas
 Dampingi pasien saat
beraktivitas.
 Sajikan makanan yang
mudah dicerna dan
kurangi konsumsi
kafein.
 Kolaborasi ECG, foto
toraks, dan pemberian
obat anti disritmia.
4 Resiko tinggi perfusi Setelah dilakukan  Kaji adanya perubahan
jaringan berhubungan tindakan keperawatan kesadaran
dengan hipovolemia diharapkan klien tidak  Inspeksi adanya pucat,
terjadi penurunan cyanosis, kulit dingin,
perfusi jaringan. penurunan kualitas
nadi
 Kaji adanya edeme
 Kaji irama, kedalaman
dan usaha napas.
 Monitor intake dan
output
 Kolaborasi
pemeriksaan serum
ceratinin dan elektrolit
 Auskultasi suara napas
 Kaji adanya jugular
vena destention.
 Ukur intake dan output
 Kaji BB setiap hari
 Sajikan makanan
dengan diet rendah
garam.
 Kolaborasi pemberian
deuritika.
DATA PENUNJANG
Hb : 9,8 (12 – 18 g/dl)
Ht : 29,9 (37 – 43 vol %)
Eritrosit : 3,37 (4 – 5 jt/ul)
VER : 88,6 (82 – 92 fl)
HER : 28,9 (27 – 31 pg)
KHER : 32,7 (32 – 36 g/dl)
Leukosit : 4.000 (5.000 – 10.000 ul)
Trombosit : 236.000 (150.000 – 400.000/ul)
RDW : 14,7
MPV : 8,0
LED :
1 Jm : 42 (P 7 – 5/1 Jm)
2 Jm : 80 (L 3 – 11/ 1 Jm)
SGOT : 13,8 (< 12 u/1)
SPOT : 12,0 (< 12 u/l)
Cholesterol : 174
Gula darah puasa : 74
Gula darah sewaktu : 82
Ureum darah : 36,2 (300 – 1.000 mg/ 24 Jm)
Creatinin darah : 1,63 (20 – 35 mg/ 24 Jm)
Uric acid darah : 3,1

Anda mungkin juga menyukai