Disusun oleh
Kelompok VI :
1. Eti Khoirinnisa
2. Hani Amri NH
3. K. Ari Nurbiyanto
4. Trimo
5. Vica Apriliyani
6. Taid Judin
7. Wina Awani P
8. Yulius Heri P
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraktilitas jantung,yang menyebabkan curah jantung lebih rendah
dari curah jantung normal.konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan
persamaan COP = SV x HR
Dimana Curah Jantung (CO:Cardiac Output):fungsi frekuensi jantung
(HR : Heart Rate)x Volume sekuncup.(SV=Stroke Volume).
Frekuensi jantung : funfsi sistem saraf otonom.Bila curah jantung
berkurang ,sistem saraf simpatis akan mempercepatkan frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung.Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai,maka volume sekuncup
jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
(curah jantung:jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dalam 1
denyutan).
Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan
kekakuan serabut jantung,volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal
masih dapat dipertahankan.
E. MANIFESTASI KLINIK
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan gagal
jantung terbagi atas:
1. Gagal jantung kiri
Pada gagal jantung kiri terjadi dispneu ,batuk mudah lelah,denyut
jantung cepat (takikardi) dengan bunyi jantung S3,kecemasan,kegelisahan dan
Ortopnu ( kesulitan bernafas saat berbaring)
2. Gagal jantung kanan
Edema ekstremitas bawah (edema dependen)
Edema sakral => sering jarang terjadi pada pasien yang berbaring
lama.Karena daerah sakral menjadi daerahyang dependen.
Pitting edema : edema yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan
ringan dengan ujung jari,pertambahan berat badan,hepatomegali (pembesaran
hepar),distensi vena leher,asites (penimbunan cairan di dalam rongga
peritoneum),anoreksia dan mual,nokturia (rasa ingin kencing malam hari).
3. Gagal jantungkongestif
Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung
kanan dan kiri.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada gagal jantung kongestif antara lain:
1. Syok kardiogenik
Merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri gagal jantung,terjadi bila
ventrikel kiri mengalami kerusakan yang cukup luas.
2. Episode tromboemboli
Episode emboli yang dijumpai adalah emboli paru.Terapi emboli sistemik
dapat berasal dari ventrikel kiri.Sumbatan vaskuler dapat mengganggu suplai
darah ke ekstremitas.
3. Efusi perikardium
Efusi pericardium mengacu pada masuknya cairan kedalam kantong
pericardium.Kerja biasanya disertai dengan pericarditis,gagal jantung atau
bedah jantung.Perkembangan efusi yang cepat meregangkan pericardium
sampai ukuran maksimal dan menyebabkan penurunan curah serta aliran balik
vena ke jantung.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
jantung.
2. Kebutuhan Fungsional
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Keletihan / kelelahan terus menerus sepanjang hari
Insomnia
Nyeri dada dengan aktivitas
Dispnea pada istiharat / pada pengerahan tenaga
Tanda : Gelisah,perubahan status mental,misalnya letargi
Tanda vital berubah pada aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi,IM baru / Akut,episode GJK sebelumnya,
Penyakit katub jantung,bedah jantung,endokarditis,SLE(Systemic
Lupus Erythematosus),anemia,syok
Septik.
Bengkak pada kaki,telapak kaki,abdomen ”sabuk terlalu ketat”
(pada gagal bagian kanan).
Tanda : TD : Mungkin rendah (gagal pemompaan);normal (GJK ringan
atau kronis);atau tinggi (kelebihan beban cairan / peningkatan
TV) tekanan nadi mungkin sempit,menunjukkan volume
sekuncup.
c. Intregitas Ego
Gejala : Ansietas kuatir,takut.
Stres yang berhubungkan dengan penyakit / keprihatinan
Finansial (pekerjaan / biaya perawatan medis).
Tanda : Berbagai manifestasiperilaku misalnya ansietas,marah,ketakutan,
Mudah tersinggung.
d. Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih,urine berwarna gelap,berkemih malam hari
(nokturia),diare / konstipasi.
e. Makanan / cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan
Mual / muntah
Penambahan berat badan signifikan
Pembengkakan pada ekstrimitas bawah
Diet tinggi garam / makanan yang telah diproses, lemak, gula,
kafein.
Tanda : Penambahan berat badan cepat
Distensi abdomen (asites),edema (umum, dependen, tekanan
pitting).
f. Hygiene
Gejala : Keletihan / kelemahan,kelelahan selama aktivitas perawatan diri.
Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
g. Neurosensori
Gejala : Kelemahan,pening,episode pingsan.
Tanda : Letargi,kusut pikir,disoriensi,perubahan perilaku,mudah
tersinggung.
h. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri dada,angina akut atau kronis
Nyeri abdomen kanan atas
Sakit pada otot.
Tanda : Tidak tenang,gelisah
Fokus menyempit (menarik diri)
Perilaku melindungi diri.
i. Pernafasan
Gejala : dispneu disaat aktivitas,tidur sambil duduk,atau dengan beberapa
Bantal.
Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum
Riwayat penyakit paru kronis
Penggunaan bantuan pernafasan,mis oksigen atau medikasi
Tanda : Pernafasan : Takipnea, nafas dangkal, pernafasan labored,
penggunaan, Otot aksesoris pernafasan,nasal flaring.
Batuk : Kering / nyaring / non produktif atau mungkin batuk terus-
Menerus dengan / tanpa pembentukan sputum.
Sputum : Mungkin bersemu darah,merah muda / berbuih (edema
Pulmonal)
Bunyi nafas : mungkin tidak terdengar,dengan krokles basilar dan
Mengi.
Fungsi mental : Mungkin menurun;letargi;kegelisahan
Wabah kulit : pusat atau sianosis
j. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam mental
Kehilangan kekuatan / tonus otot
Kulit lecet
k. Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
(Marlyn Doenges 2000:52-54)
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Komposmentis (kesadaran penuh)
c. TTV = T, N, RR, S
d. Kepala : Kaji bentuk kepala dan keadaan kulit apakah ada benjolan / tanda
- tanda bekas luka di kepala, pembengkakan, adanya nyeri tekan.
e. Mata : Kaji kesimetrisan mata,konjungtiva anemis atau tidak,sklera ikterik
/ tidak.
f. Hidung : Kaji keadaan kulit hudung terhadap warna adanya
pembengkakan, ada polip / tidak.
g. Teliga : Kaji posisi,ukuran, bentuk, higiene, adanya lesi, masa dan
kesimetrisan terdapat suremun / tidak.
h. Mulut : Kaji warna bibir, kelembapan, kesimetrisan, ulkus,warna gigi,
lesi, kebersihan mulut dan gigi.
i. Leher : Kaji adanya pembengkakan kelenjar tyroid, JVP (Jugularis
Ventrikel Preasure)
j. Dada
Paru
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan
Palpasi : Vokal vremetus
Perkusi : Bunyi sonor (normal) / hipersonor (terlalu banyak cairan),
timpani.
Auskultasi : Bunyi nafas krekels / ronki
k. Jantung
Inspeksi : Tampak iktus cordis (letak jantung) / tidak
Palpasi : ada nyeri tekan
Perkusi : Bunyi yang terdengar pekak / tidak,terjadi kardiomegali
Auskultasi : Kaji adanya bunyi jantung s1 dan s2 serta tambahan bunyi
Jantungv s3 atau s4
l. Abdomen
Inspeksi : Asites
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Redup
Auskultasi : Peristaltik tidak teratur
4. Data penunjang
a. Foto Toraks
Mengungkapkan adanya perbesaran jantung edema atau efusi pleura,
temuan
Tersebut menegaskan diagnosa GJK.
b. Elektrolit Serum
Mengungkapkan kadar natrium yang rendah sebagai hasil hemodilusi
darah
Dari adanya kelebihan retensi cairan.
B. ANALISA DATA
Data Problem
Ds : Pasien mengatakan keletihan, Intoleransi aktivitas
berdebar-debar, nafas pendek
dengan tubuh kehabisan tenaga,
nyeri dada
Do : Perubahan tanda vital,adanya
disritmia, dispnea, keadaan umum
lemah
Ds : Pasien mengeluh kesulitan dalam Kerusakan pertukaran gas
bernafas,dada sesak
Do : Ralles(bunyi pulmonal,edema pada
paru-paru)
Ds : Pasien sesak nafas Kelebihan volume cairan
Do : Ortopneu, bunyi jantung s3 (sekresi
kemih yang berkurang), oliguria,
hipertensi, terdapat asites,
ekstremitas udema.
Ds : Klien mengatakan lemah,nyeri dada Curah jantung menurun
Do : Peningkatan frekuensi jantung
(takikardi),perubahan tekanan
darah(TD)(hipotensi),bunyi jantung
ekstra (s3,s4),penurunan saluran
urine,nadi perifer tidak teraba,kulit
dingin kusam,ortopnea,perbesaran
hepar,edema
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan intoleransi aktivitas b.d penurunan perfusi
2. Curah jantung menurun b.d perubahan kontraktilitas miokardial
3. Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler – alveolus
4. Kelebihan volume cairan b.d peningkatan reabsorbsi natrium / air
D. INTERVENSI
( Marlyn Doenges.2000:55-62)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2.
Jakarta : EGC.