Disusun Oleh :
DEFI SELA GUNAWAN
(14201.12.20007)
2. DEFINISI
Congestive Heart Failure (CHF) disebut dengan gagal jantung
kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah
yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrisi (Kasron, 2016). Gagal jantung diartikan sebagai ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen sehingga metabolisme
mengalami penurunan. Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu
kondisi dimana jantung mengalami kegagalandalam memompa darah guna
mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigensecara
adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna
menampungdarah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau
mengakibatkan otot jantung kakudan menebal. Jantung hanya mampu
memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
melemah tidak mampu memompa dengan kuat.
Sebagai akibatnya, ginjal seringmerespons dengan menahan air dan garam.
Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ
tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien
menjadi bengkak (Udjianti, 2010).
3. ETIOLOGI
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai
berikut : (Aspani, 2016) :
a. Disfungsi miokard
3) Disaritmia
4. KLASIFIKASI
Klasifikasi Fungsional gagal jantung menurut New York Heart
Association (NYHA), sebagai berikut :
5. PATHOFISIOLOGI
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan
tugasnya sebagai organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal
jantung. Pada tingkat awal disfungsi komponen pompa dapat
mengakibatkan kegagalan jika cadangan jantung normal mengalami payah
dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada penurunan curah jantung.
Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan
perfusi organ vital normal.
6. PATHWAY
7. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang muncul dari pasien gagal jantung adalah akibat adanya
aliran darah balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri dan menuju ke vena
pulmonalis yang pada akhirnya terjadi bendungan pada paru, selanjutnya
daerah akan mengalir ke ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis dan
juga akan menuju ke atrium kanan. Seandainya atrium kanan sudah
mengalami over load akhirnya darah akan mengalir ke vena cava superior
dan vena cava inferior yang akan menimbulkan pembesaran vena jugalaris
dan edema pada ekstrimitas bawah. Dari penjelasan diatas maka pada
pasien gagal jantung akan memunculkan gejala yaitu bila gagal jantung
dimulai dari jantung sebelah kiri/gagal jantung kiri maka akan muncul
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru.
1) Dispnoe/sulit bernafas
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran gas yaitu oksigen dengan carbon dioksida. Selain itu juga
dapat terjadi ortopnu/sesaknafas berjadi akibat perubahan posisi dari
duduk ke tidur dan berkurang bila dari tidur ke duduk. Beberapa pasien
dapat mengalami ortopnu pada malam hari yang dinamakan
Paroksimal Nokturnal Dispnea ( PND).
2) Batuk
3) Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang sehinggah metabolisme
akan mengalami penurunan, sehinggah energi akan menurun juga.
4) Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan
bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.
Sedang gejala pada gagal jantung kanan antara lain :
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan
kasus gagal jantung kongestive di antaranya sebagai berikut :
9. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan pada penyakit ini meliputi : Dukung istirahat
untuk mengurangi beban kerja jantung, meningkatkan kekuatan dan
efisiensi kontraktilitas miokarium dengan preparat farmakologi dan
membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara
memberikan terapi antidiuretik, diit dan istirahat.
1) obat Digitalis
yaitu untuk meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan
memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan : peningkatan
curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan
peningkatan diuresisi dan mengurangi Keperawatan Medikal Bedah
I 32 edema (Misal: Digoxin dan Digitoxin).
2) Terapi diuretik
diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui
ginjal.Penggunaan hrs hati – hati karena efek samping hiponatremia
dan hipokalemia (Misal : Natrium Diklofenak, Furosemid,
spironolactone, manitol).
3) Terapi vasodilator
Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi tekanan terhadap
pompa darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan
ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian
ventrikel kiri dapat dituruinkan (Misal : Citicolin).
4) Dukungan diet
yaitu pembatasan Natrium (garam dapur) untuk mencegah,
mengontrol, atau menghilangkan edema.
10. KOMPLIKASI
Menurut Wijaya & Putri (2013) komplikasi pada gagal jantung Yaitu:
1. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri.
2. Syok kardiogenik: stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat
penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat
ke organ vital (jantung dan otak).
3. Episode trombolitik
4. Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan
sirkulasi dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh
darah.
5. Efusi dan tamponade jantung. Masuknya cairan kekantung
perikardium, cairan dapat meregangkan perikardium sampai
ukuran maksimal. CPO menurun dan aliran balik vena kejantung
menuju tomponade jantung.
DAFTAR PUSTAKA
M. Baharucdin., M. Najib. 2016. Keperawatan Medikal Bedah 1. Cetakan
Pertama Desember 2016.
N. Lailia. 2014. Patomekanisme Penyakit Gagal Jantung Kongestif.
Patomekanisme Penyakit (81-90). Vol. 4, No.2 Maret 2014.
Aspaiani,RY. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada pasien Gangguan
Kardiovaskuler : aplikasi nic&noc. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
Smeltzer,S. C., Bare, B. G.,2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.
Brunner & suddarth. Vol.2.E/8”. Jakarta : EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
1. DATA UMUM
1. Identitas pasien : Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal
masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2. Identitas Penanggung Jawab Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan, serta status hubungan dengan pasien.
2. KELUHAN UMUM
1. Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea
2. Lelah, pusing
3. Nyeri dada
4. Edema ektremitas bawah
5. Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen
6. Urine menurun
c. Ekokardiografi
6. DIAGNOSA KEPERAWATA
Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolus-kapiler
2) Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitas, preload,
afterload
3) Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya napas (mis, nyeri saat
napas)
4) Hipervolemia b/d gangguan mekanisme regulasi