Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktek Belajar Klinik II Stase Kegawatdaruratan Keperawatan
(Kritis)
Disusun Oleh :
NPM : 4002180018
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai
oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
2. Etiologi
(Aspani, 2016)
a. Disfungsi miokard
Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus paten
Disaritmia
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurun .
b. Aterosklerosis koroner
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan
dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan
risiko terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia baik
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara langsung
AV), peningkatan mendadak after load. Regurgitasi mitral dan aorta menyebabkan
e. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
kontraktilitas jantung.
Menurut Wijaya & putri (2013), manifestasi gagal jantung sebagai berikut :
kontrol pernafasan.
Gejala :
Dispenea
mengganggu pertukaran gas . dispnea bahkan dapat terjadi saat istirahat atau
Pasien yang mengalami orthopnea tidak akan mau berbaring, tetapi akan
menggunakan bantal agar bisa tegak ditempat tidur atau duduk dikursi, bahkan
saat tidur.
Batuk
Hal ini disebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak produktif, tetapi
yang sering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan aputum berbusa
Mudah lelah
Terjadi akibat curah jantung yang kurang, menghambat jaringan dari srikulasi
normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga
Ronkhi
Terjadi akibat gangguan oksigen jaringan, stres akibat kesakitan berfasan dan
Gejala :
Oedem parifer
Peningkatan BB
Hepatomegali
Asites
Pitting edema
Anoreksia
Mual
Pusing
Kelelahan
Ekstrimitas dingin
d. Perfusi pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin seta sekresi aldosteron dan
4. Klasifikasi CHF
2011) :
a. Kelas 1 : Timbul gejala sesak pada aktivitas fisik yang berat, aktivitas sehari-hari
tidak terganggu
b. Kelas 2 : Timbul gejala sesak pada aktivitas sedang, aktivitas sehari-hari sedikit
terganggu
c. Kelas 3 : Timbul gejala sesak pada aktivitas ringan, aktivitas sehari-hari terganggu
d. Kelas 4 : Timbul gejala sesak pada aktivitas sangat ringan atau istirahat
5. Patofisiologi
kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan tugasnya sebagai organ
pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung. Pada tingkat awal disfungsi
mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada penurunan curah
jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon primer
memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau hampir
yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Bila curah
jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup
yang harus menyesuaikan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada
setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu preload (jumlah darah yang
tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar
kalsium), dan afterload (besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol).
Apabila salah satu komponen itu terganggu maka curah jantung akan menurun.
hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis koroner
jantung.
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara
terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal jantung ventrikel kanan.
Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel
brpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan
Sumber : (WOC) dengan menggunakan Standar Diganosa Keperawatan Indonesia dalam (PPNI,2017)
7. Pemeriksaan Diagnostik
jantung EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis iskemia san
bentuk jantung, serta menilaikeadaan ruang jantung dan fungsi katup jantung.
d. Tes darah BNP : untuk mengukur kadar hormon BNP (Brype nattruretic peptide)
dinding.
membedakan gagal jantung sisi kanan, sisi kiri, dan stenosis katup atau
insufisiensi, juga mengkaji potensi arteri kororner. Zat kontras disuntikan kedalam
8. Penatalaksanaan
a. Terapi farmakologi :
Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah baring, perubahan gaya hidup,
a. Wawancara
Identitas pasien
Keluhan utama
Nyeri dada, Edema ektremitas bawah, Nafsu makan menurun, nausea, dietensi
dan edema pulmonal akut. Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu
pasien
Riwayat penyakit dahulu
oleh pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung, dan penyakit
Aktifitas/istirahat
Sirkulasi
Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat, nokturia, diare atau
konstipasi
fisik meliputi:
Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi, kenyamanan, distress, sikap
Tanda-tanda Vital :
- Tekanan Darah
Nilai normalnya :
- Nadi
- Pernapasan
- Suhu Badan
ventrikel
terjadi pada saat kontraksi isimetris dari bilik pada permulaan systole
1. Pusing.
Ronchi basah
2. Penglihatan kabur.
Objektif Gangguan pertukaran gas
1. Sianosis.
2. Diaforesis.
3. Gelisah.
4. Napas cuping hidung.
5. Pola napas abnormal
(cepat / lambat,
regular/iregular,
dalam/dangkal).
6. Warna kulit abnormal
(mis. pucat, kebiruan).
7. Kesadaran menurun.
2 Tanda Mayor Pola nafas tidak
Subjektif : CHF efektif (D. 0005)
1. Dispnea
Objektif : Gagal pompa ventrikel
kanan
1. Penggunaan otot bantu
pernapasan.
Tekanan diastole meningkat
2. Fase ekspirasi memanjang.
3. Pola napas abnormal (mis.
Tekanan atrium kanan
takipnea. bradipnea, meningkat
hiperventilasi kussmaul
cheyne-stokes). Lien
Tanda Minor
Subjektif : Splenomegali
1. Ortopnea
Objektif : Mendesak diafragma
1. Pernapasan pursed-lip.
2. Pernapasan cuping hidung. Sesak nafas
3. Diameter thoraks anterior-
posterior meningkat Pola nafas tidak efektif
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi
menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
8. Ditensi vena jugularis
9. Terdengar suara nafas
tembahan
10. Hepatomegali
11. Kadar Hb/Ht turun
12. Oliguria
13. Intake lebih banyak dari
output (balans cairan
positif)
Kongesti paru
6 Tanda Mayor Perfusi perifer tidak
Subjektif : CHF efektif (D. 0009)
(tidak tersedia)
Objektif : Gagal pompa ventrikel kiri
1. Pengisian kapiler >3 detik.
Forward failure
2. Nadi perifer menurun atau
tidak teraba. Suplai O2 otak menurun
3. Akral teraba dingin.
4. Warga kulit pucat. Sinkop
5. Turgor kulit menurun
Perfusi perifer tidak efektif
Tanda Minor
Subjektif :
1. Parastesia.
2. Nyeri ekstremitas
(klaudikasi intermiten).
Objektif :
1. Edema.
2. Penyembuhan luka lambat.
3. Indeks ankle-brachial <
0,90.
4. Bruit femoral.
diagnosa keperawatan dari orang dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai
h. Ansietas (D.0080)
12.
13. Perencanaan Keperawatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi
Dan Indicator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi
Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi
Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI
Fajriah. (2020). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gagal Jantung Kongestif (Chf)
Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. Diakses dari http://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/1056/1/KTI%20FAJRIAH%20NUR%20R.pdf
Aa Munandar. (2019). Konsep Dasar Penyakit Gagal Jantung. Diakses dari
http://eprints.umpo.ac.id/5020/3/BAB%202.pdf
Yola Narolita. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Kongestif
dengan Masalah Hipervolemia. Diakses dari
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1125/23/151210034_Yola%20Narolita_KTI.pdf