Siswo P Santoso
CHICHO
TUJUAN
Tujuan Umum:
Memberikan acuan bagi petugas kesehatan dalam penanganan
krisis kesehatan akibat bencana.
Tujuan Khusus:
Tujuan Khusus:
Tersedianya Standar Teknis Pelayanan Kesehatan dalam
penanganan krisis kesehatan akibat bencana.
Tersedianya standar pengelolaan bantuan kesehatan, data
informasi penanganan krisis kesehatan akibat bencana
SASARAN
SASARAN
Seluruh petugas di jajaran kesehatan, lembaga donor, LSM/NGO
nasional dan internasional serta pihak lain yang bekerja/berkaitan
dalam penanganan krisis kesehatan akibat bencana
Siklus Bencana
Tanggap darurat
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pra Bencana
Saat Bencana
Pasca Bencana
Pencegahan
Rekonstruksi
Pemulihan
www.themegallery.com
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Penyediaan obat dalam situasi bencana merupakan salah satu
unsur penunjang yang sangat penting dalam pelayanan
kesehatan pada saat bencana. Oleh karena itu diperlukan adanya
persediaan obat dan perbekaIan Kesehatan sebagai penyangga bila
terjadi bencana mulai dari tingkat kabupaten, provinsi sampai pusat.
Penyediaan dan pendistribusian obat dan perbekalan
kesehatan dalam penanggulangan bencana pada dasarnya tidak
akan membentuk sarana dan prasarana baru, tetapi menggunakan
sarana dan prasarana yang telah tersedia, hanya intensitas
pekerjaannya ditingkatkan dengan memberdayakan sumber daya
daerah (Kab/Kota/ Provinsi).
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pengaturan dan pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan
adalah sebagai berikut
Posko Kesehatan langsung meminta obat dan perbekalan
kesehatan kepada Dinas Kesehatan setempat
Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tersedia di Pustu dan
Puskesmas dapat langsung dimanfaatkan untuk melayani korban
bencana, bila terjadi kekurangan minta tambahan ke Dinkes
Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota).
Dinkes Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota) menyiapkan obat dan
perbekalan kesehatan selama 24 jam untuk seluruh sarana
kesehatan yang melayani korban bencana balk di Puskesmas, pos
kesehatan, RSU, Sarana Pelayanan Kesehatan TNI dan POLRI
maupun Swasta.
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Bila persediaan obat di Dinkes Kab/Kota mengalami kekurangan
dapat segera meminta kepada Dinkes Provinsi dan atau Depkes c.q
Pusat Penanggulangan Krisis berkoordinasi dengan Ditjen Binfar
dan Alkes.
Prinsip dasar dari pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan pada
situasi bencana adalah kharus cepat, tepat dan sesuai ebutuhan.
Oleh karena itu, dengan banyaknya institusi kesehatan yang terlibat
perlu dilakukan koordinasi dan pembagian wewenang dan tanggung
jawab.
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Prinsip utama yang harus dipenuhi dalam proses pemberian
bantuan obat dan perbekalan kesehatan mengacu lepada
*Guideiines for Drug Donations", yaitu:
1. Prinsip pertama: obat sumbangan harus memberikan keuntungan
yang sebesar-besarnya bagi negara penerima, sehingga bantuan
harus didasarkan pada kebutuhan, sehingga kalau ada obat yang
tidak diinginkan, maka kita dapat menoiaknya.
2. Prinsip kedua: obat sumbangan harus mengacu kepada keperluan
dan sesuai dengan otoritas penerima dan harus mendukung
kebijakan pemerintah dibidang kesehatan dan sesuai dengan
persyaratan administrasi yang berlaku.
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
3. Prinsip ketiga: tidak boleh terjadi standar ganda penetapan
kualitas, jika kualitas salah satu item obat tidak diterima di negara
donor, sebaiknya hal ini juga diberlakukan di negara penerima.
4. Prinsip keempat adalah harus ada komunikasi yang efektif antara
negara donor dan negara penerima, sumbangan harus
berdasarkan permohonan dan sebaiknya tidak dikirimkan tanpa
adanya pemberitahuan.
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Koordinasi obat dan perbekalan kesehatan yang berasal dari pihak
donor harus dikoordinasikan oleh:
1. Pihak Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan kantor
kesehatan pelabuhan setempat bila obat dan perbekalan
kesehatan langsung diterima oleh Provinsi.
2. Pihak Departemen Kesehatan (Ditjen Binfar dan Alkes) bila obat
dan Perbekalan Kesehatan di terima di tingkat Nasional.
3. Bila obat dan perbekalan kesehatan diterima oleh Satkorlak PB
atau Bakornas PB, maka Satkorlak PB atau Bakornas PB
memberikan informasi bantuan ke Dinas Kesehatan Provinsi di
tingkat Provinsi atau Departemen Kesehatan di tingkat Nasiona
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Persyaratan teknis obat sumbangan, antara lain:
1. Masa Kedaluarsa obat dan Perbekalan sumbangan minimal 2 (dua)
tahun pada saat diterima oleh penerima bantuan. Hal ini
dimaksudkan agar obat dan Perbekalan Kesehatan tersebut dapat
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan program maupun situasi
darurat.
2. Obat dan Perbekalan kesehatan sumbangan yang diterima harus
berasal dari sumber resmi dan terdaftar/mempunyai izin edar di
negeri pemberi atau mendapat pengakuan dari WHO atau lembaga
independen lainnya. Hal ini diperlukan untuk menjamin keamanan
dari obat dan perbekalan kesehatan yang akan diterima.
3. Obat yang diterima sebaiknya sesuai dengan DOEN (Daftar Obat
Esensial Nasional); hal ini diperlukan agar tidak mengganggu
Program Penggunaan Obat Esensial di sarana kesehatan)
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
4. Kekuatan/potensi dosis dari obat sebaiknya sama dengan obat
yang biasa digunakan oleh petugas kesehatan.
5. Obat dan Perbekalan kesehatan sumbangan sebaiknya memenuhi
aturan internasional pengiriman barang yaitu setiap obat dan
perbekaIan kesehatan yang dikirim hendaknya disertai dengan
detail isi karton yang menyebutkan secara spesifik bentuk sediaan,
jumlah, nomor batch, tanggal kadaluarsa (expire date), volume,
berat dan kondisi penyimpanan yang khusus.
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pengeluaran obat dan perbekalan kesehatan dari pelabuhan
mendapat pembebasan tarif pajak apabila ada rekomendasi dari
Sekretariat Negara (Masuk dalam kategori bantuan teknis)
selanjutnya dilakukan pengurusan ke Departemen Keuangan cq
Ditjen Bea dan Cukai. Dalam situasi bencana pengeluaran obat dan
perbekalan kesehatan dikoordinasikan oleh Bakornas PB. Untuk
Provinsi harus ada rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan
untuk Kabupaten/ Kota harus mendapatkan rekomendasi Dinas
Kesehatan Kab/Kota dan kantor Bea cukai setempat.
Biaya pengiriman dari negara donor, transport lokal,
pergudangan/penyimpanan yang baik, urusan bea cukai sebaiknya
dibayar oleh negara pemberi
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Alur permintaan dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan pada
saat terjadinya bencana dapat dilihat di Buku Standar Obat dan
Perbekkes, Ditjen Bina Yanfar dan Alkes (Iihat Gambar 5).
Agar penyediaan obat dan perbekalan kesehatan dapat membantu
pelaksanaan pelayanan kesehatan pada saat kejadian bencana,
maka jenis obat dan perbekalan kesehatan harus sesuai dengan
jenis penyakit..
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Obat dan perbekalan paska bencana harus diperlakukan sesuai
dengan aturan yang ada.
Pengelolaan obat untuk mendukung pelayanan kesehatan harus
ditangani oleh petugas kesehatan yang memiliki keahlian
dibidangnya.
Mengingat obat mempunyai efek terapi dan efek samping, maka
obat paska bencana yang tersebar diluar sarana kesehatan dan
dikelola oleh tenaga yang tidak kompeten dan tidak memiliki
kewenangan, maka harus dilakukan penarikan.
Langkah yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan, khususnya
pengelola obat dan perbekalan kesehatan setelah pasca bencana
harus melakukan inventarisasi terhadap obat dan perbekalan
kesehatan yang masih tersebar.
MEKANISME PENGELOLAANBANTUAN
Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kegiatan inventarisasi tersebut dilakukan karena:
1. Bentuk pertanggungjawaban terhadap pihak donor
2. Obat yang masih tersisa dapat digunakan untuk menunjang
pelayanan kesehatan.
3. Obat yang tersisa jangan sampai ada dibawah pengelolaan institusi
atau perorangan yang tidak mempunyai otoritas atau keahlian.
4. Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan saat bencana
seringkali tidak tercatat degan baik, karena pada saat tersebut
tenaga kesehatan terfokus pada pelayanan kesehatan.
5. Obat yang masih tersisa jangan sampai tidak dapat dimanfaatkan
untuk menunjang pelayanan kesehatan disaat situasi normal
6. Inventarisasi obat-obatan dan perbekalan kesehatan yang
kedaluarsa untuk dilakukan penghapusan
1.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TERIMA
KASIH
Siswo P Santoso
CHICHO