Anda di halaman 1dari 19

PENGELOLAAN OBAT DAN

PERBEKALAN KESEHATAN
DALAM KONDISI BENCANA
apt. Andi Ulfah Magefirah Rasyid, S.Farm., M.Si.
PENDAHULUAN
 Undang-undang No.24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
 Posisi wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan berbentuk
kepulauan menimbulkan potensi tinggi terjadinya berbagai jenis bencana alam
seperti banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrim, abrasi, gelombang
ekstrim, dan kebakaran lahan dan hutan.
 Meningkatnya jumlah penduduk dan permukiman juga menjadi faktor
meningkatnya potensi bencana seperti epidemi, wabah penyakit, dan bencana
teknologi seperti kecelakaan industri
Siklus Kebencanaan dan Manajemen
Penanggulangannya

 Manajemen penanggulangan bencana


adalah segala upaya atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka upaya
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pemulihan berkaitan
dengan bencana yang dilakukan pada
tahapan sebelum, saat, dan setelah
bencana (Gambar 1).
 Dalam UU No.24 tahun 2007, tahapan
penyelenggaraan penanggulangan
bencana meliputi tahap prabencana,
tanggap darurat, dan pascabencana.
Kebijakan Penanganan Krisis Kesehatan
 Penanggulangan masalah kesehatan dalam kondisi bencana ditujukan untuk
menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi korban akibat bencana dan
pengungsi sesuai standar minimal.
 Kebijakan penanganan krisis kesehatan antara lain :
1. memprioritaskan penanganan gawat darurat medik,
2. mengoptimalkan pelayanan kesehatan rutin di fasilitas Kesehatan,
3. melaksanakan penanganan krisis kesehatan secara berjenjang,
4. pengelolaan bantuan kesehatan dengan terstruktur, dan
5. penyediaan informasi yang berkaitan dengan penanggulangan kesehatan
Peran Tenaga Kefarmasian dalam
Penanggulangan Bencana
1. Menjamin keamanan dan keselamatan staf farmasi lainnya bila terjadi bencana di waktu
kerja.
2. Mengatur dan menjamin stok kebutuhan obat di apotek/instalasi farmasi rumah sakit.
3. Menyediakan obat yang dibutuhkan berdasarkan data yang ada.
4. Melakukan konseling pada pasien tentang keamanan obat yang selamat dari bencana.
5. Mengantisipasi adanya perubahan penyakit atau luka dan mencari obat serta alat kesehatan
yang sesuai untuk penanganan hal tersebut.
6. Menjamin keamanan dan penyimpanan obat yang sesuai di pusat distribusi obat.
7. Siap menyediakan berbagai kebutuhan obat dan alat kesehatan pada berbagai tahap
penanganan bencana.
8. Menjamin pasien tidak terinfeksi penyakit pandemik.
9. Menetapkan prosedur agar aktivitas di instalasi farmasi/apotek tetap berjalan
MEKANISME PENGELOLAAN OBAT
DAN PERBEKALAN KESEHATAN
 Penyediaan obat dalam situasi bencana merupakan salah satu unsur penunjang
yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan pada saat bencana. Oleh karena
itu diperlukan adanya persediaan obat dan perbekalan kesehatan sebagai
penyangga bila terjadi bencana mulai dari tingkat kabupaten, provinsi sampai
pusat.
 Penyediaan dan pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan dalam
penanggulangan bencana pada dasarnya tidak akan membentuk sarana dan
prasarana baru, tetapi menggunakan sarana dan prasarana yang telah tersedia,
hanya intensitas pekerjaannya ditingkatkan dengan memberdayakan sumber daya
daerah (Kab/Kota/ Provinsi).
Pengaturan dan Pendistribusian Obat Dan
Perbekalan Kesehatan
Posko Kesehatan langsung meminta obat dan perbekalan kesehatan
kepada Dinas Kesehatan setempat.

Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tersedia di Pustu dan Puskesmas dapat langsung
dimanfaatkan untuk melayani korban bencana, bila terjadi kekurangan minta tambahan ke
Dinkes Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota).

Dinkes Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota) menyiapkan obat dan perbekalan kesehatan
selama 24 jam untuk seluruh sarana kesehatan yang melayani korban bencana baik di
Puskesmas, pos kesehatan, RSU, Sarana Pelayanan Kesehatan TNI dan POLRI maupun Swasta.

Bila persediaan obat di Dinkes Kab/Kota mengalami kekurangan dapat segera


meminta kepada Dinkes Provinsi dan atau Depkes c.q Pusat Penanggulangan Krisis
berkoordinasi dengan Ditjen Binfar dan Alkes.
Prinsip Dasar Pengelolaan Obat Dan
Perbekalan Kesehatan
 Prinsip dasar dari pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan pada
situasi bencana adalah harus cepat, tepat dan sesuai kebutuhan.
 Oleh karena itu, dengan banyaknya institusi kesehatan yang terlibat
perlu dilakukan koordinasi dan pembagian wewenang dan tanggung
jawab.
“Guidelines for Drug Donations”

Prinsip pertama Prinsip kedua Prinsip ketiga Prinsip keempat


• obat sumbangan harus • obat sumbangan harus • tidak boleh terjadi • harus ada komunikasi
memberikan mengacu kepada standar ganda yang efektif antara
keuntungan yang keperluan dan sesuai penetapan kualitas negara donor dan
sebesar-besarnya bagi dengan otoritas jika kualitas salah negara penerima,
negara penerima, penerima dan harus satu item obat tidak sumbangan harus
sehingga bantuan mendukung kebijakan diterima di negara berdasarkan
harus didasarkan pada pemerintah dibidang donor, sebaiknya hal permohonan dan
kebutuhan, sehingga kesehatan dan sesuai ini juga diberlakukan sebaiknya tidak
kalau ada obat yang dengan persyaratan di negara penerima. dikirimkan tanpa
tidak diinginkan, administrasi yang adanya
maka kita dapat berlaku. pemberitahuan
menolaknya.
Perkiraan Jumlah Kasus
 Perkiraan Jumlah Kasus di daerah Bencana:
 A. BALITA: 10% x jumlah Balita atau 10% x 10% x jumlah penduduk
 B. DEWASA: 60% x jumlah penduduk
Peta Rawan Bencana di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai