Anda di halaman 1dari 14

Cover

interaksi obat

Nama :Asiah Rahim


Nim :105131100719
Interaksi Obat
(Ikatan antara obat dengan reseptor)

- Mengapa Obat bekerja ?


Obat adalah zat kimia, yang berinteraksi dengan zat dalam tubuh yang juga sifatnya kimia. Sebagian
besar obat adalah obat sintetik dan sebagian lainnya adalah obat alam atau yang biasa disebut obat
tradisional. Obt tradisional dibagi menjadi jamu herbal berstandar dan fitofarmaka.
- Bagaimana obat berinteraksi di dalam tubuh ?
Interaksi antara obat dan tempat ikatan pada reseptor bergantung pada terpenuhinya kesesuaian antara
molekul obat dan target proteinnya. Makin erat kesesuaian dan makin banyak ikatan biasanya non kovalen
maka makin kuat gaya tarik diantara molekul tersebut , sehingga makin tinggi afinitas obat terhadap
reseptor
Cover
Target obat (Reseptor)
Reseptor adalah molekul protein yang secara normal diaktivasi oleh transmigtor atau hormon.
Target obat Makromolekul
Obat yang disebut sebagai ligan
Obat secara kasat mata ketika berinteraksi dengan target protein akan kelihatan kecil.
Obat berinteraksi pada target protein melalui sisi keterikatan (Binding Sites)
Memiliki poket hidrofobik atau daerah yang tidak larut dalam air dan permukaan yang makromolekul
Obat berinteraksi dengan intermolecular
Pada setiap obat mengandung struktur kimia yang khas yang disebut gugus fungsi yang akan berada pada
binding groups. Dimana daerah ini memiliki daerah yang spesifik yang disebut binding regions
Obat memiliki daerah yang terikat maupun tidak terikat memiliki jumlah yang sama
Proses menuju target obat
Penjelasan

Di dalam obat yang mengandung struktur kimia biasanya memiliki gugus fungsi yang khas
yang sudah memiliki binding group, lalu target protein atau reseptor memiliki binding regions.
Dimana keduanya akan dipertemukan oleh intermolekuler bonds. Jika intermolekuler bondsnya
kuat maka akan terjadi afinitas atau Tarik menarik antara obat dengan reseptor, sehingga akan
terbentuk bound drug. Sedangkan jika tidak terjadi afinitas maka obat tidak akan terikat pada
target atau reseptor sehingga tidak akan terjadi efek trapetik.
Jenis ikatan atau intermolekuler binding forces
1. Ikatan elektro static atau ikatan ionic
- Ikatan yang paling kuat
- Kekuatannya biasanya 20-40 Kj/mol
- Hanya bekerja pada daerah daerah hidrofobik dan biasanya menyatukan antara opposite charge atau
muatan yang berbeda

Obat yang bekerja memiliki muatan apakah positif atau negative, begitu juga dengan
targetnya juga memiliki muatan tertentu. Itulah mengapa ikatan ionic hanya mampu menembus
daerah hidrofobik sebab memang sulit fi tembus oleh obat-obat yang tidak memiliki muatan.
Contoh daerah lipofilik di dalam tubuh manusia
Daerah CNS atau daeran Central nerve system

Rangka otak yang dilindungi oleh lapisan lipid yang tebal dimana
lapisan lipid itu mengandung muatan sehingga proses metabolisme di
daerah CNS terdapat kejutan listrik. Misalnya : Produksi kolestrol
Obat yang biasanya bekerja di daerah CNS yang memiliki ikatan
ionic itu contohnya obat turunan statin atau obat anti hiperklos kimia
Lanjutan (Lipitor)
itulah mengapa dengan kekuatan ionic maka obat tersebut mampu
menembus daerah hidrofob dan akumulasinya atau durasi yang bekerja
di daerah CNS itu cukup lama sehingga aturan pakainya biasanya
hanya 1x1 itupun dikonsumsi malam hari sebab, prosesmetabolisme
kolestrol terjadi di malam hari
Lanjutan
2. Ikatan hidrogen
- Ikatan ini bervariasi kekuatannya dan biassanya jauh lebih lemah dari interaksi elektrostatik dan ikatan ionik
- Biasanya ikatan hidrogen menukarkan antara elektron deficient hidrogen dan elektro deficient heteroatom
contohnya : Nitrogen atau oksigen. Sehingga ada 2 istilah yang muncul yaitu
- Hidrogen bond donor A
- Hidrogen bond acceptor

B C

D E
Hidrogen kekuatannya lemah makanya bekerjanya hanya di daerah hidrofilik atau daerah yang mengandung
air. Sebab pertukaran yang terjadi antara obat dan reseptor adalah pertukaran hidrogen. Jadi mungkin jika
obatnya mengandung HBA maka obatnya atau ligannya pasti mengandung HBD.
Daerah hidrofilik

Contohnya daerah lambung dan usus. Interaksi yang terlibat biasanya interaksi orbital dan sifatnya directly atau langsung

Contoh hydrogen bonds ekseptor yang kuat misalnya ion yang mengandung ion karboksilat, ion pospat dan emide bersih
Contoh hydrogen bond akseptor yang kekuatannya sedang yaitu obat yang mengandung asam karboksilat, amide oxygen,
keton, ester, eter dan alcohol
Contoh hydrogen bonds akseptor yang sifatnya lemah yaitu ion sulfur, forin, clorin, cincin aromatic, amide nitrogen, dan
aromatic amine
Contoh hydrogen bond donor yang baik yaitu ion ammonium kuartener
Interaksi yang sangat lemah hanya berkisar antara 2-4 Kj/mol dan juga berada di daerah transient areas yang
memiliki densities yang lemah dan bekerja pada area hidrofobik.
Sifatnya acak, hanya mampu menyatukan obat yang jaraknya dekat dengan reseptor sehingga bias berada
dibagian tubuh di araea hidrofobik (jarak anatara obat harus dekat).

3. Ikatan Van-der
waals
4. Ikatan dipole-dipole

Ada daerah dipole yang memasuki Obat yang memiliki dipole Hanya gugus simetrik ini yang

area binding sites terutama daerah biasanya adalah obat yang bias diarahkan atau didesain dari

molekul inti memiliki gugus karbon berkisar luar untuk target reseptor yang

120 derajat membutuhkan saja


Cover

Maka obat yang simetrik struktur kimianya ini harus di desain ke arah reseptor sebelah

kanan. Mendesai dengan cara memberikan kekuatan dipole yang berbeda tentu kekuatan

dipole daerah disosiase yang kanan harus lebih besar sehingga pada saat masuk kedalam

tubuh akan berjalan menuju arah reseptor bagian kanan saja


Proses interaksi dipole-dipole
Cover

Thank You
Thank You
Insert the Sub Title
of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai