Anda di halaman 1dari 52

FARMAKOLOGI BAHAN ALAM

apt. ANDI ULFAH MAGEFIRAH RASYID, S.Farm., M.Si.


Nilai obat dari tanaman
Tanaman obat masyarakat/pasien
Hendaknya diselidiki dengan seksama dan ilmiah
Bahan tumbuhan akan bernilai jika dibuat dalam bentuk
yang mudah dikonsumsi
Syarat tumbuhan obat :

Ada khasiat, Ada dosis/takaran, aturan pakai, tepat cara


pembuatan, tepat cara penggunaan, waktu pemakaian.
PARAMETER DALAM
PENELUSURAN
FARMAKOLOGI BAHAN
ALAM
AKTIVITAS BIOLOGIK BAHAN ALAM TELAH
LAMA DILAKUKAN, DENGAN ADANYA :

SIMPOSIUM DAN SEMINAR INTERNATIONAL


KONGRES NASIONAL MAUPUN INTERNATIONAL
TENTANG BIOLOGIK NATURAL PRODUK
MAKALAH DAN HASIL PENELITIAN
BUKU-BUKU RESMI TENTANG ADANYA AKTIVITAS
BAHAN ALAM
TULISAN YANG BERSIFAT LOKAL
INFORMASI DARI MASYARAKAT
FARMAKOLOGI BAHAN ALAM MERUPAKAN
SUATU METODE PENDEKATAN UNTUK :

MENGANALISA EFEK FARMAKODINAMIK


(EFEK OBAT TERHADAP TUBUH)
MENGANALISA EFEK TOKSISITAS
MELIHAT KHASIAT DAN MANFAAT
PARAMETER YANG DIGUNAKAN :

ANALISA SECARA PROSPEKTIF

(UJI PRAKLINIK),
dimana bahan alam ini belum diketahui mempunyai
efek farmakologi atau tidak, sehingga perlu diujikan
pada hewan.

ANALISA SECARA RETROSPEKTIF

(UJI KLINIS),
dimana bahan alam ini diujikan kembali pada
manusia untuk melihat dan mengetahui adanya efek
farmakologi.
TAHAP-TAHAP PENELITIAN BAHAN ALAM :
1. PENELITIAN FARMAKOGNOSI, FARMAKOLOGI,
TOKSISITAS SIMPLISIA, SEHINGGA HASILNYA DAPAT
DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL (JAMU).

2. PENELITIAN FARMAKOLOGI, DAN TOKSISITAS


EKSTRAK, SEHINGGA HASILNYA DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI OBAT KELOMPOK FITOFARMAKA.

3. PENELITIAN FITOKIMIA, KIMIA MEDISINAL,


FARMAKOLOGI, TOKSIKOLOGI, SEHINGGA HASILNYA
DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT MODERN.
SUMBER BAHAN BAKU
OBAT ALAM
1. SIMPLISIA
Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan RI (Keputusan
Menteri Kesehatan RI No: 230/Menkes.IX/1976) dan Dirjen POM
(Keputusan Dirjen POM Depkes RI No : 4308/D/SK/V/1984)
mengemukakan batasan mengenai simplisia.

Simplisia adalah bahan alamiah yang


dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
dikeringkan.
PENGGOLONGAN SIMPLISIA
1. Simplisia nabati, adalah simplisia berupa tanaman utuh,
bagian tanaman atau eksudat tanaman.
2. Simplisia hewani, adalah simplisia yang berupa hewan utuh,
bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa zat kimia murni
3. Simplisia mineral (pelikan), adalah simplisia yang berupa
mineral yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana
dan belum berupa zat kimia murni 
Simplisia
• 1. G A P
(GOOD AGRICULTURE PRACTICE)
PROSES PENANAMAN, DAN PEMANENAN

• 2. G M P
(GOOD MANUFACTURING PRACTICE)
PROSES PEMBUATAN SIMPLISIA
PEMBUATAN SIMPLISIA

Pengumpulan
Sortasi Kering
Bahan Baku

Sortasi Basah Pengeringan

Pencucian Perajangan
Pengumpulan Bahan Baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada :
(a) Bagian tanaman yang digunakan.
(b) Umur tanaman yang digunakan.
(c) Waktu panen.
(d) Lingkungan tempat tumbuh.

 Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam
bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman
tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar.
Sortasi Basah

 Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-


bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang
dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah,
kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran
lainnya harus dibuang.
Pencucian

 Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat
pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air
sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut di dalam air
yang mengalir, pencucian agar dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Cara
sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah rnikroba awal simplisia.
Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah mikroba pada
permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan
tersebut dapat mempercepat pertumbuhan mikroba.
Perajangan

 Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan
simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan
penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam
keadaan utuh selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin
perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang
dikehendaki. Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan air,
sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat
menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap.
Sehingga mempengaruhi komposisi bau dan rasa yang diinginkan. Oleh karena itu bahan
simplisia seperti temulawak, temu giring, jahe, kencur dan bahan sejenis lainnya dihindari
perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri.
Pengeringan

 Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat
disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi
enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam
simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.
Enzim tertentu dalam sel, masih dapat bekerja, menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati
dan selama bahan simplisia tersebut masih mengandung kadar air tertentu. Pada tumbuhan yang
masih hidup pertumbuhan kapang dan reaksi enzimatik yang merusak itu tidak terjadi karena adanya
keseimbangan antara proses-proses metabolisme, yakni proses sintesis, transformasi dan
penggunaan isi sel. Keseimbangan ini hilang segera setelah sel tumbuhan mati. Reaksi enzimatik
tidak berlangsung bila kadar air dalam simplisia kurang dari 10%.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu
pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan dan luas
permukaan bahan. Pada pengeringan bahan simplisia tidak dianjurkan
menggunakan alat dari plastik. Selama proses pengeringan bahan simplisia,
faktor-faktor tersebut harus diperhatikan sehingga diperoleh simplisia kering
yang tidak mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan. Cara
pengeringan yang salah dapat mengakibatkan terjadinya “Face hardening”,
yakni bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih
basah. Hal ini dapat disebabkan oleh irisan bahan simplisia yang terlalu tebal,
suhu pengeringan yang terlalu tinggi, atau oleh suatu keadaan lain yang
menyebabkan penguapan air permukaan bahan jauh lebih cepat daripada difusi
air dari dalam ke permukaan tersebut, sehingga permukaan bahan menjadi
keras dan menghambat pengeringan selanjutnya. “Face hardening” dapat
mengakibatkan kerusakan atau kebusukan di bagian dalarn bahan yang
dikeringkan.

• Suhu pengeringan tergantung kepada bahan simplisia dan cara


pengeringannya. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu 300 sampai
90°C, tetapi suhu yang terbaik adalah tidak melebihi 60°C. Bahan simplisia
yang mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap
harus dikeringkan pada suhu serendah mungkin, misalnya 300 sampai 450C,
atau dengan cara pengeringan vakum yaitu dengan mengurangi tekanan udara
di dalam ruang atau lemari pengeringan, sehingga tekanan kira-kira 5 mm Hg.
Kelembaban juga tergantung pada bahan simplisia,cara pengeringan, dan
tahap tahap selama pengeringan. Kelembaban akan menurun selama
berlangsungnya proses pengeringan.
Sortasi Kering

 Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan


simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti
bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran
lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. Proses ini
dilakukan sebelum simplisia dibungkus untuk kemudian disimpan. Seperti
halnya pada sortasi awal, sortasi disini dapat dilakukan dengan atau secara
mekanik. Pada simplisia bentuk rimpang sering jumlah akar yang melekat
pada rimpang terlampau besar dan harus dibuang. Demikian pula adanya
partikel-partikel pasir, besi dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus
dibuang sebelum simplisia disimpan/digunakan.
Tabel. Nama Latin dari Bagian Tanaman yang digunakan
dalam tatanama simplisia

No Nama Bagian Tanaman Contoh simplisia


Latin Indonesia
1. Radix Akar Caricae Radix
2. Rhizoma Rhizoma, Rimpang Curcumae Rhizoma
3. Tuber Umbi Solanii Tuber
4. Bulbus Umbi batang Alii Sativi Bulbus
5. Lignum Kayu Sappan Lignum
6. Cortex Kulit batang, klika Cinnamomi Cortex
7. Caulis Batang Tinosporae Caulis
8. Folium Daun Psidii Folium
9. Flos Bunga Caryophyli Flos
10. Fructus Buah Bruceae Fructus
11. Semen Biji Coffeae Semen
12. Herba Herba, terna Phylanthi Herba
13. Amilum Pati Amilum Solani
14. Cera Lilin Cera alba
15. Thallus Talus Usneae Thallus
16. Herba Herba Andrographidis Herba
17. Oleum Minyak lemak Oleum Sesami
18. Pericarpium Kulit buah Garcinia Pericarpium
19 Gummi Gum Gummi Arabica
20 Legumen Biji polongan Legumen Phaseoli
2. EKSTRAK
Menurut Farmakope Indonesia IV, tahun 1995, ekstrak
didefinisikan :

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan


mengekstraksi/menyari senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku
yang telah ditetapkan.
Jenis-jenis Ekstrak
• Ekstrak cair

• Ekstrak kental

• Esktrak kering
Pembuatan ekstrak
Metode ekstraksi :
a. Dingin (maserasi, perkolasi)
b. Panas (destilasi, refluks, sokhletasi, infusa, dekokta)
KLASIFIKASI
BAHAN ALAM
Klasifikasi Yang Digunakan Adalah Klasifikasi
Berdasarkan Aktivitas Fisiologisnya Dengan Beberapa
Pertimbangan, Yakni :
1. Klasifikasi Berdasarkan Taksonomi dan Biogenesis Masih Dalam
Tahap Perkembangan dan Masih Mungkin Terjadi Banyak
Perubahan.
2. Klasifikasi Berdasarkan Struktur Kimia Sudah Banyak Dilakukan,
Bahkan Hampir Semua Buku Kimia Bahan Alam Menggunakan
Klasifikasi Ini.
3. Klasifikasi Berdasarkan Struktur Kimia Sudah Banyak Dilakukan,
Bahkan Hampir Semua Buku Kimia Bahan Alam Menggunakan
Klasifikasi Ini.
Penggolongan Aktivitas Fisiologis dan
Khasiat Terapeutik Bahan Alam Yang
Digunakan Didasarkan Pada
Penggolongan Menurut Wagner (1993),
Weiss (1991), Hansel (1991), Reuter
(1997), dan Evans (1989).
1. Obat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
2. Obat Yang Bekerja Pada SSP
3. Obat Penyakit Pernapasan
4. Obat Gastroenterologika
5. Obat Antirematik dan antiflogistik
6. Obat Urologika
7. Obat Sitostatika
8. Obat Endokrinologika
9. Obat Antiparasit
10. Obat-Obat Untuk Kontrasepsi Oral

Jurnal terkait, tanaman/bahan alam, kandungan senyawa berkhasiat, mekanisme


aksi/farmakologinya
BEBERAPA SENYAWA KIMIA YANG ADA DALAM BAHAN ALAM
YANG MEMPUNYAI KHASIAT BIOLOGIS :
SESKUITERPEN KUMARIN
DITERPEN ASAM AMINO
MONOTERPEN LIGNAN
TRITERPEN KARBOHIDRAT
SAPONIN TRITERPEN ASAM LEMAK
FLAVONOID ISOTIOSIANAT
KUINON NAFTALEN
STEROL
PEMANFAATAN OBAT DARI BAHAN ALAM
 JAMU MELIPUTI :
1. OBAT YANG BERASAL DARI TUMBUHAN, HEWAN,
MINERAL, ATAU SEDIAAN GALENIK ATAU
CAMPURAN DARI BAHAN TERSEBUT, YANG
DIGUNAKAN DALAM UPAYA PENGOBATAN
BERDASARKAN PENGALAMAN.
2. BAHAN BAKUNYA ADALAH SIMPLISIA YANG BELUM
MENGALAMI STANDARISASI.
3. SEDIAANNYA BERUPA SERBUK/SEDUHAN,
RAJANGAN UNTUK SEDUHAN/REBUSAN.
4. KEGUNAAN/INDIKASI MASIH MENGGUNAKAN
ISTILAH TRADISIONAL, MISALNYA ENCOK, MASUK
ANGIN,GALIAN SINGSET, DSB.
LANJUTAN,..
 FITOTERAPI (FITOFARMAKA), MELIPUTI :
1. SEDIAAN OBAT YANG TELAH
JELAS/DIBUKTIKAN KEAMANAN DAN
KHASIATNYA.
2. BAHAN BAKUNYA TERDIRI DARI SIMPLISIA
ATAU SEDIAAN GALENIK YANG TELAH
MEMENUHI PERSYARATAN YANG BERLAKU,
SEHINGGA TERJAMIN KESERAGAMAN
KOMPONEN AKTIF, KEAMANAN DAN
KHASIATNYA.
3. KEGUNAAAN/INDIKASI TELAH
MENGGUNAKAN ISTILAH FARMAKOLOGI
SEPERTI, DIURETIKA, KHOLAGOGUM,
ANALGETIKA DLL.
KELOMPOK OBAT FITOTERAPI, DIDASARKAN
ATAS :
BAHAN OBAT ALAM NABATI DIHARAPKAN
MEMPUNYAI MANFAAT UNTUK PENYAKIT
YANG MENDUDUKI URUTAN ATAS.
BAHAN OBAT ALAM NABATI TERSEBUT
DIPERKIRAKAN AKAN MEMPUNYAI MANFAAT
UNTUK PENYAKIT TERTENTU BERDASARKAN
PENGALAMAN PEMAKAIAN.
BAHAN OBAT ALAM NABATI TERSEBUT
DIPERKIRAKAN MERUPAKAN SATU-SATUNYA
ALTERNATIF UNTUK PENYAKIT TERTENTU.
ADA DUA KELOMPOK PENYAKIT YANG DAPAT MEMPENGARUHI
DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT, YAITU :
 PENYAKIT MENULAR (INFEKSI), YAITU :
1. TBC PERNAFASAN
2. TIPES PERUT
3. RADANG HATI
4. INFEKSI PERNAFASAN AKUT
5. DEMAM BERDARAH
6. DISENTRI
7. MALARIA, KOLERA, INFLUENZA, DLL.
LANJUTAN,…
 PENYAKIT YANG TIDAK MENULAR,
YAITU :
1. HIPERTENSI
2. DIABETES MELITUS
3. RADANG USUS
4. KEGUGURAN
5. BATU SALURAN KENCING
6. TUKAK PEPTIKUM
7. ASMA
8. RADANG SENDI, DLL.
GLIKOSIDA JANTUNG
TERMASUK OBAT YANG SULIT DISINTESA
MEMILIKI EFEK AKTIVITAS YANG TINGGI.
MEMILIKI INDEKS TERAPI YANG SEMPIT, KARENA ITU
CUKUP BERBAHAYA DALAM PEMAKAIAN.
UMUMNYA UNTUK TERAPI PENGOBATAN GAGAL
JANTUNG.
GLIKOSIDA JANTUNG MERUPAKAN SENYAWA
METABOLIT SEKUNDER ALAMI YANG MEMILIKI EFEK
FARMAKOLOGI PADA OTOT JANTUNG DALAM DOSIS
KECIL.
SUMBER-SUMBER TANAMAN DARI GLIKOSIDA JANTUNG :
DIGITALIS PURPUREA (DIGOKSIN DAN DIGITOKSIN).
Digoksin dan digitoksin yang berasal dari daun Digitalis purpurea merupakan
senyawa glikosida jantung yang memiliki efek terapeutik. Digoksin dapat
meningkatkan laju kontraksi otot jantung dan menurunkan edema pada
penderita gagal jantung, sedangkan selama aritmia menurunkan konduksi
nodus atrioventrikular (AV) (menunjukkan efek parasimpatomimetik) dan
menurunkan laju ventrikel.
DIGITALIS LANATA (DIGOKSIN, LANATOSID)
BIJI STROPHANTUS GRATUS (QUABAIN)
DAFTAR SEJUMLAH GENUS UTAMA YANG MENGANDUNG
GLIKOSIDA JANTUNG :
APOCYNACEAE TILIACEAE
ASCLEPIADACEAE CELASTRACEAE
LILIACEAE LEGUMINOSAE
RANUNCULACEAE SCROPHULARIACEAE
MORACEAE STERCULIACEAE
GLIKOSIDA JANTUNG DIBAGI ATAS DUA (2) GOLONGAN :
 GLIKOSIDA GOLONGAN KARDENOLIDA, DISEBUT JUGA GLIKOSIDA JANTUNG I,
UMUMNYA TERDAPAT DALAM GENUS DIGITALIS, ADONIS, STROPHANTUS, DLL.
 GLIKOSIDA GOLONGAN BUFADIENOLIDA, DISEBUT JUGA GLIKOSIDA JANTUNG II,
UMUMNYA TERDAPAT DALAM GENUS SCILLA, HELLEBORUS.
AKSI FARMAKOLOGI
EFEKTIVITAS GLIKOSIDA JANTUNG BERGANTUNG PADA
AGLIKON MAUPUN BAGIAN GULANYA.
YANG MEMILIKI AKTIVITAS ADALAH MOLEKUL
AGLIKONNYA, NAMUN BAGIAN GULANYA MEMUDAHKAN
KELARUTAN, DAN DENGAN DEMIKIAN MENINGKATKAN
KEKUATAN PENGARUH GLIKOSIDA TERHADAP OTOT
JANTUNG.
SIMPLISIA UNTUK OBAT-OBAT PENYAKIT JANTUNG

DIGITALIS PURPUREA, MELIPUTI


DIGITOKSIN, DAN DIGOKSIN.
DIGITALIS LANATA, MELIPUTI DIGOKSIN,
LANATOSID, DESLANOSID.
BIJI STOPHANTUS GRATUS,MELIPUTI
QUABAIN, STROPANTIN G, DLL.
BIJI STROPHANTUS KOMBE, (STROPANTIN
K).
BULBUS URIGENIA MARITIMA ATAU
BULBUS URIGENIA INDICA.
STRUKTUR KIMIA GLIKOSIDA JANTUNG TERBAGI DUA (2) :
BAGIAN GULA (PENTOSA, HEKSOSA, GLUKOSA, DLL).
BAGIAN NON GULA (AGLIKON) YANG TERDIRI DARI INTI
STEROIDA DAN INTI LAKTON.
SEDIAAN OBAT JANTUNG YANG ADA DALAM FARMAKOPE
INDONESIA EDISI IV :
DIGITALIS PULVIS (SERBUK DIGITALIS)
DIGITALIS COMPRESSI (TABLET DIGITALIS)
DIGITOXINUM (DIGITOKSIN)
DIGITOXINI COMPRESSI (TABLET DIGITOKSIN)
DIGOXINUM (DIGOKSIN)
DIGGOXINI COMPRESSI (TABLET DIGOKSIN).
SIMPLISIA UNTUK OBAT PENYAKIT PEMBULUH DARAH
RAUWOLFIAE RADIX (AKAR PULE PANDAK)
LAVANDULAE FLOS (BUNGA LAVENDER)
EKSTRAK GINKGO BILOBA
HIPPOCASTANI SEMEN
ARNICAE FLOS
HAMAMELIDIS FOLIUM
MELILOTI HERBA
ALLII SATIVI BULBUS (BAWANG PUTIH).
SIMPLISIA UNTUK OBAT YANG BEKERJA PADA SISTEM SYARAF
PUSAT :
EPHEDRAE HERBA
KAWA-KAWA RHIZOMA
COCAE FOLIUM
MARIHUANA DARI CANNABIS INDICA
MYRISTICAE SEMEN.
CALAMI RHIZOMA
VALERIANAE RADIX
VINCAE HERBA, DLL
SIMPLISIA UNTUK OBAT PENYAKIT PERNAFASAN
ASARI RHIZOMA
ALTHAEAE (RADIX, FOLIUM, FLOS).
PSYLII SEMEN
PLANTAGINIS OVATAE (SEMEN, HERBA, DAUN).
MALVAE (FLOS, FOLUIM)
IPECACUANHAE RADIX
LIQUIRITAE RADIX, DLL.
SIMPLISIA UNTUK OBAT GASTROENTEROLOGIKA
(LAMBUNG/USUS)
MILLEFOLII HERBA (FLOS)
CAPSICI FRUCTUS
CAPSICI FRUCTUS ACER
CINNAMOMI CORTEX
ZINGIBERIS RHIIZOMA
OLEUM CINNMOMI
AURANTII FLOS
CASSIAE CORTEX, DLL.
SIMPLISIA UNTUK OBAT ANTIREMATIK DAN ANTIFLOGISTIK
SALVIAE FOLUM
SALVIAE AETHEROLEUM
MATRICARIAE (CHAMOMLLAE) FLOS
CARYOPHYLLI FLOS
CARYOPHYLLI AETHEROLEUM
SALICIS CORTEX
HYPERICI HERBA
COLCHICI SEMEN
SIMPLISIA OBAT UNTUK PENYAKIT UROLOGIKA (DIURETIK DAN
PELURUH BATU GINJAL) :
JUNIPERI FRUCTUS
ORTHOSIPHONIS FOLIUM
UVAE URSI FOLIUM
HERNIARIAE HERBA
VIOLAE TRICOLORIS HERBA
URTICAE RADIX
ONONIDIS RADIX (OAB)
APII FRUCTUS
SIMPLISIA UNTUK OBAT ANTITUMOR (SITOSTATIK)
CATHARANTHI ROSEI FOLIUM
PODOPHYLLI RHIZOMA
PODOPHYLLI RESIN
COLOCYNTHIDIS FRUCTUS
BRYONIAE RADIX
VISCI ALBI HERBA
ARISTOLOCHIAE RHIZOMA
SIMPLISIA UNTUK OBAT ENDOKRINOLOGIKA
YOHIMBE CORTEX
SECALE CORNUTUM (ERGOT)
CIMICIFUGAE RHIZOMA
LITHOSPERMI SEMEN
EKSTRAK VITEX AGNUS-CASTUS
HYDRASTIS RHIZOMA
FUCUS VESICULOSUS
LYCOPUS EUROPAEUS, DLL.
SIMPLISIA UNTUK OBAT ANTIPARASIT, (MALARIA):
CHINAE (CHINCONAE) CORTEX
ALSTONIAE CORTEX
PYRETHRI FLOS, (INSEKTISIDA)
CINAE FLOS (OBAT CACING)
ARECAE SEMEN
GRANATI CORTEX
AZADIRACHTA INDICA
GALANGAE RHIZOMA (ANTI JAMUR)
SIMPLISIA UNTUK OBAT KONTRASEPSI ORAL, DENGAN BAHAN
BAKU SEBAGAI BERIKUT :
DIOSCOREAE TUBERA (Sp).
FOENIGRAECI SEMEN
GLYCINE MAX
SOLANUM Sp.
RUSCI ACULEATI RADIX
AVICENNIA OFFICINALE L.
SARSAPARILLAE RADIX
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai