Anda di halaman 1dari 29

SIMPLISIA

Dosen Pengampu :
Rahmi Muthia, M.Si., Apt.

Pertemuan 2. Mata Kuliah Farmakognosi


Ruang lingkup farmakognosi
Determinasi dan Telaah Ekologi
serta Penyebaran Tumbuhan Obat
Karakterisasi Simplisia

• Karakterisasi simplisia bertujuan untuk mengetahui spesifikasi


atau mutu simplisia yang diperiksa kandungan kimianya.
• Karakterisasi simplisia mencakup penentuan parameter
farmakognosi menurut FI dan MMI, a.l.:
• Organoleptik
• Sifat makroskopis
• Sifat mikroskopis
• Kadar air
• Susut pengeringan
• Kadar abu
Kandungan Kimia Tumbuhan Obat

Senyawa kimia dalam tumbuhan dapat digolongkan

berdasarkan alur pembentukannya (biosintesisnya), yaitu :

•Metabolit Primer: Polisakarida, Protein, Lemak dan Asam nukleat

•Metabolit Sekunder: Glikosida, Kumarin, Flavonoid, Terpenoid,

Steroid, Karotenoid, Alkaloid, dan Fenil propanoid.


Skrining Golongan Kimia

• Beberapa metode skrining kimia digunakan untuk mengidentifikasi


golongan senyawa kimia dalam simplisia nabati.

• Pada dasarnya skrining itu harus dilakukan dengan metode yang


cepat, sederhana, memerlukan peralatan sedikit, selektif untuk
suatu golongan kimia, relatif peka, dan kalau mungkin dapat
memberikan informasi tentang ada atau tidaknya suatu senyawa
spesifik yang berasal dari golongan kimia yang sedang
diidentifikasi.

• Golongan kimia yang diidentifikasi umumnya yang termasuk


metabolit sekunder
SIMPLISIA

• DEFINISI :
Simplisia adalah bahan alamiah yang
digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga
dan kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan.
JENIS-JENIS SIMPLISIA
SIMPLISIA NABATI

• Simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
• Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel
yang dengan cara tertentu (disengaja) di keluarkan dari selnya, atau zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu di pisahkan dari tanamannya dan belum berupa
zat kimia murni.
• Contoh : Folium, Herba, Flos, Cortex, Radix, Lignum, Fructus. Eksudat: Gummi
arabicum, tragacan.
SIMPLISIA HEWANI
• simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
• Contoh : hormon, enzym, tulang dan lain-lain.

SIMPLISIA MINERAL
•simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral) yang belum diolah atau telah diolah
dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
•Contoh : CaCO , kaolin
TATA NAMA SIMPLISIA
• Nama latin Simplisia ditetapkan dengan menyebut nama
Marga (Genus), atau nama Species (Jenis) atau petunjuk
lain dari Tanaman Asal, diikuti bagian tanaman yang
dipergunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia
nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman yang
berbeda marganya maupun untuk eksudat tanaman.

• Nama latin simplisia hewani dan pelikan ditetapkan dengan


menyebut nama latin yang paling umum bagi simplisia.

• Nama Indonesia: untuk semua jenis simplisia di tulis dengan


menyebutkan nama daerah yang paling lazim. Bagian yang
digunakan disebut setelah nama latin simplisia tersebut.
TATA NAMA SIMPLISIA
NO NAMA INDONESIA NAMA SIMPLISIA
1 Akar Radix
2 Umbi lapis Bulbus
3 Rimpang Rhizoma
4 Kulit Kayu Cortex
5 Kayu Lignum
6 Batang Caulis
7 Bunga Flos
8 Buah Fructus
9 Biji Semen
10 Daun Folium
11 Seluruh bagian tumbuhan Herba
TATA NAMA SIMPLISIA

 Nama Latin :
Curcuma xanthorrhiza
 Bagian yang digunakan :
Rimpang

 Nama Indonesia :
Rimpang temulawak

 Nama simplisia :
Curcuma rhizoma
TATA NAMA SIMPLISIA

 Nama Latin :
Chinchona succirubra
 Bagian yang digunakan :
Kulit kayu

 Nama Indonesia :
Kulit kayu kina

 Nama simplisia :
Chinae cortex
TATA NAMA SIMPLISIA

 Nama Latin :
Caesalpinia sappan
 Bagian yang digunakan :
Kayu

 Nama Indonesia :
Kayu Secang

 Nama simplisia :
Sappan lignum
TATA NAMA SIMPLISIA

 Nama Latin :
Areca catecu
 Bagian yang digunakan :
Biji

 Nama Indonesia :
Biji Pinang

 Nama simplisia :
Arecae semen
TATA NAMA SIMPLISIA

 Nama Latin :
Orthosiphon stamineus
 Bagian yang digunakan :
Daun

 Nama Indonesia :
Daun Kumis Kucing

 Nama simplisia :
Orthophonis folium
TAHAP PEMBUATAN SIMPLISIA
1. Pengumpulan Simplisia

Pengumpulan simplisia sangat penting

menentukan zat berkhasiat

Hal-hal yang diperhatikan:


a) bagian tanaman yang digunakan,
b) umur tanaman yang digunakan,
c) waktu panen, dan
d) lingkungan tempat tumbuh.
Beberapa simplisia dapat dikumpulkan :
 Sembarangan dari tumbuhan liar tanpa keahlian,
Contoh : Ipecae Radix, tumbuhan liar yang ada di hutan yang
digunakan masyarakat daerah secara empiris.

> Cara yang kedua yaitu cara pengumpulan yang memerlukan


keahlian berdasarkan ilmu pengetahuan dan biasanya dari
tanaman yang penanamannya teratur di kebun-kebun atau
tanaman yang di kultivasikan.
Contohnya : yang memerlukan keahlian yang berdasarkan ilmu
pengetahuan ialah Digitalis Folium, dan Belladonna Folium.
Cara Pengumpulan Bagian-Bagian Tanaman
yang digunakan :

• Daun : jika pucuk yang dipanen waktu proses fotosintesis masih aktif, yaitu pada
waktu hampir berbunga. Jika daun tua, pilih yang telah membuka sempurna dan
terletak dibagian cabang atau batang yang terkena sinar matahari sempurna

• Bunga : diambil dan dikumpulkan sesaat setelah terjadi penyerbukan/pembuahan.


Kadang-kadang diambil pada waktu bunga belum mekar. Untuk yang mengandung
minyak atsiri sebaiknya di panen sebelum mekar.

• Buah : waktu pengambilan sering dihubungkan dengan tingkat kemasakan, yang


ditandai dengan terjadinya perubahan pada buah seperti perubahan tingkat
kekerasan (contoh labu merah (Cucurbita oscllata)), perubahan warna (asam
(Tamarindus indica)), perubahan bentuk buah (mentimun (Cucurnis sativus)). Contoh
yang diambil sebelum masak yaitu lateks, daging buah.
Cara Pengumpulan Bagian-Bagian Tanaman
yang digunakan :

• Biji : di ambil kalau buah masak benar.

• Cortex : diambil bila tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat


berkhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid.

• Lignum : diambil dari batang pohon yang sudah tua. Zat-zat yang di ambil
dari lignum antara lain : Zat warna misalnya : Santali Lignum, Santalini
Lignum, Sasafras Lignum, Quassiae Lignum, glikosida → makin tua makin
tinggi.

• Herba : diambil ketika tumbuhan sedang mencapai tumbuh optimum.


Lebih baik lagi kalau tumbuhan sedang berbunga.
Cara Pengumpulan Bagian-Bagian Tanaman
yang digunakan :

• Bulbus : pengambilan dilakukan saat umbi mencapai besar maksimum dan


pertumbuhan pada bagian diatas tanah berhenti

• Rhizoma-Radix : diambil setelah selesai proses vegetatif. Pada tumbuhan terdapat


zat penumbuh yaitu auksin. Jika pertumbuhan telah selesai berarti tumbuhan
sudah cukup tua. Pada zingiberaceae umumnya di anggap cukup tua bila umurnya
kurang lebih setahun / 8 bulan. Rhizoma sangat penting karena kalau di ambil
sudah tua/kering : kadar amylumnya tinggi, kadar minyak atsiri tinggi, kadar air
rendah. Sebagai tanda dimana rhizome dapat diambil baik: daun-daun sudah layu
dan kering.
2. Sortasi Basah dan
3. Pencucian
• Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran
atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia.

• Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan


pengotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia.

 
4. Perajangan

• Perajangan bahan simplisia  dilakukan  untuk mempermudah proses


pengeringan, pengepakan, dan penggilingan/penyerbukan.

• Perajangan dapat dilakukan  dengan  pisau, atau dengan alat mesin


perajang  khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan
ukuran yag dikehendaki.
5. Pengeringan

Tujuan Pengeringan:

• Untuk membantu pengawetan bahan. Mencegah tumbuhnya


mikroorganisme.

• Untuk mengurangi volume berat bahan.

• Untuk mempermudah pembuatan, bentuk-bentuk yang umum


digunakan dalam perdagangan.

• Untuk mencegah reaksi enzimatik

• Untuk mencegah perubahan-perubahan kimiawi


Cara Pengeringan
1. Secara alami dengan sinar matahari. Bisa dilakukan
langsung dan tidak langsung.

a. Langsung : di udara terbuka pada cuaca baik. Contoh : Caryophylli


Flos, Cinnamomi Cortex, Cardamomi Fructus.

b. Tidak Langsung : Pengeringan dilakukan dalam ruangan kecuali :

– Mentha piperitae Folium : mula-mula pengeringan dilakukan di


ladang-ladang.

– Bunga dan buah dapat pula digunakan tempat dalam ruangan yang
dasarnya berupa anyaman kayu yang kemudian dialasi dengan
kertas penyerap (koran).
Cara Pengeringan
2. Secara buatan : a) Penaikan suhu, b) Pengurangan tekanan
(vakum).

•Pengeringan dengan penaikan suhu  lebih cepat dan sesuai untuk


tempat dalam udara dingin daripada udara terbuka.
•Dengan menaikkan suhu : 400-600C tanpa pengurangan tekanan :
menggunakan lemari pengering. Contoh : untuk simplisia tahan panas
(termostabil).
•Untuk bahan obat yang dikeringkan dalam jumlah sangat sedikit sangat
sesuai bila dikeringkan menggunakan pengurangan tekanan (ruang
vakum) dengan suhu serendah mungkin. Contoh : untuk simplisia
mengandung minyak atsiri.
•Kering sudah cukup bila daun diremas cukup rapuh.
Cara Pengeringan

3. Secara kimia : dengan menggunakan penambahan zat-zat


pengering. Digunakan untuk bahan-bahan termolabil.

4. Secara fisik : dengan sinar inframerah dan cara gelombang


radiasi.
 
6. Sortasi Kering dan
7. Pewadahan
• Sortasi dilakukan kembali untuk memastikan tidak adanya pengotor-
pengotor pada simplisia.

• Pewadahan berfungsi melindungi bahan dan tidak banyak makan tempat.

• Tujuan pewadahan untuk melindungi terhadap sinar, uap air/kelembaban,


gangguan serangga, tikus.

• Alat yang di gunakan /Wadah : plastik tebal dengan kualitas baik atau
gelas yang berwarna gelap dan tertutup kedap.
8. Penyimpanan

• cara penyimpanan suatu bahan obat tidak ada suatu keistimewaan.

• Tempat penyimpanan : tempat/gudang, dingin, di aliri udara kering.

• Untuk jumlah sedikit : dalam wadah tertutup rapat dan tahan sinar yang
terbuat dari gelas, kaleng timah, gelas coklat dll, suhu rendah.

- Bila di simpan dalam kotak kayu dan kantong kertas – akan


mengabsorbsi kembali uap air udara 10-12% (>12%), menyebabkan
simplisia dapat cepat rusak, selain itu akan dapat dirusak oleh serangga,
tikus, bau simplisia akan campur aduk.

Anda mungkin juga menyukai