Anda di halaman 1dari 42

Pertemuan 2

Simplisia dan Teknologi Pembuatan


Septiani Martha, M.Farm.,Apt
Bahan Perkuliahan
1. Definisi dan sejarah Farmakognosi
2. Simplisia dan Teknologi Pembuatan
3. Standarisasi Simplisia
4. Karbohidrat
5. Glikosida
6. Gum dan Mucilago
7. Resin dan Tanin
8. UTS
Definisi Simplisia
• Berdasarkan Materia Medika Indonesia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan
sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan
Simplisia Nabati

Simplisia Hewani Penggolongan Simplisia


Simplisia Pelikan
(Mineral)
Simplisia Nabati
Simplisia Nabati
Simplisia berupa tanaman untuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman
Eksudat Tanaman
Isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni, seperti
gom, lateks, tragakan, oleoresin, dan sebagainya
Simplisia Hewani
• Simplisia Hewani
Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian
hewan atau zat-zat yang berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
zat kimia murni
Simplisia Mineral
• Simplisia yang berupa mineral (pelikan)
yang belum diolah atau diolah dengan
cara sederhana dan belum berupa zat
kimia murni
Tata Nama Simplisia
• Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia,
nama simplisia tumbuhan ditulis dengan
menyebutkan nama genus atau spesies nama
tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang
digunakan
• Radix = Akar
• Fructus = Buah
• Cortex = Kulit
• Semen = Biji
• Lignum = Kayu
• Flos = bunga
• Caulis = Batang
• Herba =
Seluruh bagian
Contoh.........................
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Orthosiphonis stamineus
Bagian yang digunakan : Daun
Latin Simplisia : Orthosiphonis Folium
Indonesia : Daun Kumis kucing
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Zingiber officinale
Bagian yang digunakan : Rimpang
Latin Simplisia : Zingiberis Rhizoma
Indonesia : Rimpang Jahe
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Piper nigrum
Bagian yang digunakan : Buah
Latin Simplisia : Piperis Nigri Fructus
Indonesia : Buah Lada Hitam
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Syzygium aromaticum
Eugenia caryophyllus
Bagian yang digunakan : Bunga
Latin Simplisia : Caryophylli Flos
Indonesia : Bunga Cengkeh
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Cinnamomum zeylanicum
Bagian yang digunakan : Kulit Kayu
Latin Simplisia : CINNAMOMI CORTEX
Indonesia : Kulit Kayu Manis
TATA NAMA SIMPLISIA
Nama latin : Myristica fragrans
Bagian yang digunakan : Biji
Latin Simplisia : MYRISTICAE SEMEN
Indonesia : Pala
• Simplisia menurut MMI hanya untuk penggunaan
pengobatan
• Secara umum adalah simplisia nabati yang telah melalui
proses pasca panen dan proses preparasi secara
sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang
siap pakai atau siap diproses lebih lanjut yaitu:
– Jamu: siap pakai dalam bentuk serbuk halus untuk
diseduh sebelum diminum
– Infus: siap dipakai untuk dicacah dan digodok
sebagai jamu godokan
– Diproses lebih lanjut untuk dijadikan produk sediaan
farmasi lain yang umumnya melalui proses ekstraksi,
separasi dan pemurnian yaitu menjadi ekstrak, fraksi
atau bahan isolat senyawa murni
Tahapan Penyiapan Simplisa
Pengumpulan
Sortasi Basah Pencucian Penirisan
bahan baku

Pengemasan Sortasi Kering Pengeringan Perajangan

Pemeriksaan
Penyimpanan
Mutu
Asal Tumbuhan
Tanaman Budidaya
• Tanaman ini sengaja dibudidaya untuk itu bibit tanaman
harus dipilih yang baik, ditinjau dari penampilan atau
dengan kata lain berkualitas atau bermutu tinggi.
• Simplisia yang berasal dari tanaman budidaya selain
berkualitas, juga sama rata atau homogen sehingga dari
waktu ke waktu akan dihasilkan simplisia yang bermutu
mendekati konsisten.
• Demikian juga terdapat faktor lain yang berpengaruh
terhadap penampilan dan kandungan kimia suatu tanaman
antara lain tempat tumbuh, iklim, pemupukan, waktu
panen, pengolahan pasca panen.
Proses Pengambilan
Pemanenan
• Waktu pemanenan yang tepat akan
menghasilkan simplisia yang mengandung
bahan berkhasiat yang optimal.
• Kandungan kimia dalam tumbuhan tidak sama
sepanjang waktu. Kandungan kimia akan
mencapai kadar optimum pada waktu tertentu.

Di Eropa diadakan research-research khusus mengenai


penyebaran, kultivasi, panen, pengeringan, dan penyimpanan
simplisia.
Cara pengumpulan bagian tanaman yang dipergunakan
sebagai bahan obat sebagai berikut :
• Daun (Folium/folia)
Dipanen waktu proses fotosintesis masih aktif, yaitu pada
waktu menjelang berbunga atau sedang berbunga tetapi
belum berbuah
• Bunga (Flores/Flos)
Diambil dan dikumpulkan sesaat setelah terjadi
penyerbukan/pembuahan. Kadang-kadang diambil pada
waktu bunga belum mekar (cengkeh atau melati) dan tepat
mekar (bunga mawar)
• Herba
Diambil ketika tumbuhan sedang mencapai tumbuh optimum.
Lebih baik lagi kalau tumbuhan sedang berbunga.
• Buah (Fructus)
Lada (pemanenan pada saat buah sudah tua tetapi belum
matang akan menghasilkan lada hitam; tetapi jika sudah masak
akan menghasilkan lada putih).
• Biji (Semen)
Dipanen pada saat buah sudah tua atau buah mengering,
misalnya: biji kedawung
• Rhizoma-Radix
Diambil setelah selesai proses vegetatif. Pada tumbuhan
terdapat zat penumbuh yaitu auxin. Jika pertumbuhan telah
selesai berarti tumbuhan sudah cukup tua.
Pada zingiberaceae umumnya di anggap cukup tua bila
umurnya kurang lebih setahun / 8 bulan.
• Rhizoma (Rimpang)
Sangat penting karena kalau di ambil sudah tua/kering : kadar
amylumnya tinggi, kadar minyak atsiri tinggi, kadar air rendah.
Sebagai tanda dimana rhizome dapat diambil baik: daun-daun
sudah layu dan kering.
• Cortex (Kulit Batang)
Diambil bila tumbuhan sudah cukup besar/ telah tua.
Sebaiknya pada musim kemarau sehingga kulit kayu mudah
dikelupas
• Lignum (Kulit Kayu)
Diambil dari batang pohon yang sudah tua. Zat-zat yang di
ambil dari lignum antara lain : Zat warna misalnya : Santali
Lignum, Santalini Lignum, Sasafras Lignum, Quassiae Lignum,
glikosida → makin tua makin tinggi.
Proses Pembuatan Simplisia
SORTASI BASAH

• Pada tahapan ini, memisahkan kotoran atau bahan asing


serta bagian tanaman lain yang tidak diinginkan dari bahan
simplisia
• Kotoran yang dimaksud dapat berupa tanah, kerikil,
rumput, tanaman lain yang mirip, bahan yang telah
busuk/rusak serta bagian tanaman lain
• Pemisahan ini bertujuan untuk menjaga kemurnian serta
mengurangi kontaminasi awal yang dapat mengganggu
proses selanjutnya, mengurangi cemaran mikroba serta
memperoleh simplisia dengan jenis dan ukuran seragam
Proses Pembuatan Simplisia
PENCUCIAN
• Menghilangkan tanah dan kotoran lain yang melekat pada bahan
• Dilakukan dengan menggunakan air bersih, air sumber, air
sumur atau air PAM
• Khusus bahan yang mengandung senyawa aktif mudah larut,
pencucian dilakukan secepat mungkin (tidak direndam)
• Pencucian harus cermat, terutama pada simplisia yg berada
didalam tanah atau dekat dengan permukaan tanah
• Dilakukan dgn air mengalir agar kotoran yang terlepas tidak
menempel kembali
• Dilakukan dalam bak bertingkat dgn air mengalir untuk kapasitas
besar
• Penyemprotan air bertekanan tinggi /dgn sikat untuk kotoran yg
susah dibersihkan
Proses Pembuatan Simplisia
PENIRISAN

• Setelah bahan dicuci bersih segera ditiriskan pada rak-rak


yang telah diatur sedemikian rupa untuk mencegah
pembusukan atau bertambahnya kandungan air
• Tujuannya untuk mengurangi/menghilangkan kandungan
air pada permukaan bahan
• Selama penirisan bahan dibolak-balik untuk mempercepat
penguapan, dilakukan ditempat teduh dengan aliran udara
cukup agar terhindar dari fermentasi dan pembusukan
• Setelah air yg menempel di permukaan bahan menetes
atau menguap, bahan simplisia dikeringkan dengan cara
yang sesuai
Proses Pembuatan Simplisia
PENGUBAHAN BENTUK

• Beberapa jenis bahan baku/simplisia seringkali harus


diubah menjadi bentuk lain, misalnya irisan, potongan dan
serutan untuk memudahkan pengeringan, pengemasan,
penggilingan dan penyimpanan serta pengolahan
selanjutnya
• Perajangan bisa dilakukan dengan pisau (Stainless stell)
atau alat perajangan khusus (Rasingko) sehingga
menghasilkan rajangan seragam
• Simplisia serutan digunakan alat penyerut kayu (elektrik)
yg dapat diatur ketebalannya
Proses Pembuatan Simplisia
PENGUBAHAN BENTUK
• Semakin tipis ukuran hasil rajangan, semakin cepat proses
penguapan air sehingga mempercepat waktu pengeringan.
Namun jika terlalu tipis dapat menyebabkan berkurang atau
hilangnya zat berkhasiat yg mudah menguap, sehingga
mempengaruhi komposisi, bau, dan rasa yg diinginkan. Selain
itu juga menyebabkan simplisia mudah rusak saat dilakukan
pengeringan dan pengemasan.
• Ukuran ketebalan simplisia harus seragam tergantung pada
bagian tumbuhan yg diiris
• Ketebalan irisan simplisia rimpang, umbi, akar ± 3 mm, daun
dipotong melintang dengan lebar daun ± 2 cm dan kulit batang
diiris dengan ukuran 2 x 2 cm.
• Pada umumnya rimpang diiris melintang, kecuali jahe, kunyit
dan kencur dipotong membujur
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN

Tujuannya:
• Mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak dan
dapat disimpan
• Menghentikan reaksi enzimatis
• Mencegah pertumbuhan kapang, jamur dan jasad renik lain
• Mencegah perubahan kimiawi
• Mengurangi volume berat bahan

Dengan matinya sel bagian tanaman, maka proses metabolisme


terhenti sehingga senyawa aktif yang terbentuk tidak diubah
secara enzimatik, kecuali umbi bawang
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN

Ada dua macam pengeringan:


• Pengeringan secara alamiah (sinar matahari langsung untuk
bagian tanaman yg relatif keras dgn senyawa aktif yg relatif stabil
dan dikeringanginkan untuk bagian tanaman yg lunak dgn
senyawa aktif mudah menguap)
• Pengeringan buatan (menggunakan oven, uap panas atau alat
pengering lain)

Hal yg perlu diperhatikan:


• Suhu Pengeringan Tidak
≤60°C dan 30 - 40°C (volatil dan Terjadi
termolabil
• Kelembaban dan Aliran Udara
• Waktu (lamanya) Pengeringan Face hardening
• Luas Permukaan Bahan
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN

Face hardening
Bagian luarnya kering tetapi bagian dalam masih basah

Faktor Penyebab:
• Rajangan terlalu tebal sehingga panas sulit menembusnya
• Suhu pengeringan terlalu tinggi dengan waktu yang
singkat
Keadaan yg menyebabkan penguapan air di permukaan
bahan jauh lebih cepat dari pada difusi air dari dalam ke
permukaan bahan. Akibatnya bagian luar bahan menjadi
keras dan menghambat proses pengeringan lebih lanjut
Proses Pembuatan Simplisia
PENGERINGAN

Pengeringan Buatan didapatkan simplisia yg mutunya


lebih baik, Karena:
• Pengeringan lebih merata dalam waktu relatif cepat
• Tidak dipengaruhi cuaca (tidak tergantung kondisi
alam)
• Proses pengeringan dapat dipersingkat (hanya
beberapa jam) dan kadar air bahan dapat ditekan
serendah mungkin
Proses Pembuatan Simplisia
SORTASI KERING

• Prinsipnya sama dengan sortasi basah, tetapi dilakukan


terhadap simplisia sebelum dikemas
• Tujuannya untuk memisahkan bahan-bahan asing,
simplisia yg belum kering seutuhnya dan simplisia yg
rusak akibat proses sebelumnya, sehingga menjamin
simplisia benar-benar bebas dari benda asing
• Dilakukan secara manual
• Setelah disortasi, dilakukan grading atau pemisahan
menurut ukuran sehingga diperoleh simplisia dengan
ukuran seragam
Proses Pembuatan Simplisia
PENGEMASAN & PEMBERIAN LABEL

• Pengepakan sangat berpengaruh terhadap mutu terkait


pengangkutan dan penyimpanan simplisia
• Tujuannya untuk melindungi simplisia saat pengangkutan,
distribusi, dan penyimpanan dari gangguan seperti suhu,
kelembaban, cahaya, pencemaran mikroba serta berbagai jenis
serangga

• Bahan pengemas harus kedap air dan udara serta melindungi


isinya tehadap berbagai gangguan dari luar (kain katun/ karung
yg terbuat dari plastik, jerami/goni, guci porselin dan botol kaca)
• Sebelum itu simplisia daun dan herba umumnya dimampatkan
dulu untuk mempermudah pengemasan dan pengangkutan
• Selanjutnya dikemas dgn karung plastik yg dijahit tiap sisinya
dan ditambahkan silica gel yg dibungkus
Proses Pembuatan Simplisia
PENGEMASAN & PEMBERIAN LABEL

Bahan pengemas harus memenuhi syarat:


• Bersifat Inert/netral, artinya tidak bereaksi dgn simplisia yg
dapat berakibat terjadinya perubahan bau, warna, rasa, kadar
air dan kandungan senyawa kimia aktifnya
• Mampu mencegah terjadinya kerusakan mekanis dan fisiologis
• Mudah digunakan, tidak terlalu berat dan harga relatif murah
Label ditempel harus menunjukkan informasi simplisia yg jelas
meliputi:
• Nama ilmiah tumbuhan obat dan Nama Indonesia
• Asal bahan (tempat budidaya)
• Tanggal panen dan tanggal simpan
• Berat simplisia
• Status kualitas bahan
Proses Pembuatan Simplisia
PENYIMPANAN

Tujuannya: agar simplisia tetap tersedia setiap saat bila


diperlukan dan upaya untuk mempertahankan kualitas fisik dan
kestabilan kandungan senyawa aktif sehingga tetap memenuhi
persyaratan mutu yg ditetapkan.

Faktor yg mempengaruhi kualitas simplisia:


• Cahaya dapat mempengaruhi mutu secara fisik dan kimiawi
• Reaksi kimiawi internal, terjadinya perubahan kimia karena
proses fermentasi, autooksidasi
• Oksidasi menyebabkan teroksidasinya senyawa aktif
• Absorpsi air
• Kontaminasi
Proses Pembuatan Simplisia
PENYIMPANAN

Hal yg perlu diperhatikan pada tempat penyimpanan:


• Temperatur
• Intensitas cahaya
• Kelembaban

Cara penyimpanan:
Memenuhi kaidah ‘First In First Out” (FIFO)
Simplisia yg disimpan lebih awal harus digunakan terlebih dahulu
Proses Pembuatan Simplisia
PENYIMPANAN

Apabila tidak dinyatakan lain:


Simplisia disimpan di tempat terlindung dari sinar matahari
dan pada suhu kamar
Simplisia yang mudah menyerap air harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat yang berisi kapur tohor

Disimpan terlindung dari sinar matahari berarti bahwa


simplisia harus disimpan dalam wadah atau botol yang
dibuat dari kaca inaktinik berwarna hitam, merah atau coklat
tua
Disimpan pada suhu kamar (15° dan 30°C)
Kontrol Kualitas Pascapanen
Parameter kontrol kualitas setiap tahapan pengelolaan
pascapanen tanaman obat. Parameter QC:
Sortasi :
Mikroskopis/makroskopis, persentasi bahan organik asing

Pencucian : Angka cemaran mikroba dan residu pestisida

Perajangan : Keseragaman bentuk dan ukuran

Pengeringan :
Tingkat kekeringan bahan, kestabilan kandungan kimia

Pengemasan
Angka cemaran mikroba, %kadar air/ susut pengeringan
Pemeriksaan Mutu Simplisia
• Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada
waktu penerimaan atau pembeliannya dari
pengumpul atau pedagang simplisia
• Simplisia yang diterima harus berupa simplisia
murni dan memenuhi persyaratan umum untuk
simplisia (yang tercantum dalam buku Materia
Media Indonesia, Farmakope indonesia
Pemeriksaan Mutu
Simplisia

Secara Organoleptik Secara Mikroskopis

Secara Kimia Secara Fisika


Pemalsuan Dan Penurunan Mutu
Simplisia

Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja,


sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan secara
tidak sengaja.

• Simplisia dianggap bermutu rendah


• Simplisia dianggap rusak
• Simplisia dinyatakan bulukan
• Simplisia dinyatakan tercampur
• Simplisia dinyatakan dipalsukan

Anda mungkin juga menyukai