RMAKOGNOSI
Pengertian Simplisia
Gunawan dan Mulyani, 2002 menjelaskan bahwa simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk
menyebut bahan-bahan obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan
bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan alami yang digunakan
untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun.
Penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah sejak berlangsung ribuan tahun yang lalu. Para ahli
kesehatan bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun sebelum masehi telah menggunakan tanaman obat-
obatan. Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit,
gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam Papyrus Ehers.
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu
Hyppocrates (466 tahun sebelum masehi), Theophrastus (372 tahun sebelum masehi) dan Pedanios
Dioscorides (100 tahun sebelum masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan
tanaman obat dalam De Materia Medica.
Di Indonesia, peKhasiatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.
Tetapi penggunaan belum terdokumentasi dengan baik. Pada pertengahan abad ke XVII seorang
botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam
bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang
diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede
tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 di Bogor
didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan
menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan
untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan
semakin berkembang.
2. Simplisia Buah
a. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.)
b. Mengkudu (Morinda Citrifolia L.)
c. Buah Naga (Hylocereus undatus (Haw.)Britt.Et R)
d. Jambu Biji (P. Guajava L.)
e. Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lam)
f. Kesemek (Diospyros Kaki Thunb.)
g. Nanas (Ananas Cumosus L. Merr)
h. Kepel (Stelechocarpus burahol)
1
Alvokat
(Persea americana Mill)
Daging buah : Asam tartrat, asam malat, asam sitrat, asam suksinat, asam asetat,
pektin dan gula invert
Daun : Flafonoid
Daging buah : demam, eksem, kegemukan, nyeri haid, pencahar, sakit perut,
sariawan, wasir, reumatik
Daun : Demam,kencing manis, kolesterol tinggi, sariawan,Gatal. Kulit kayu : Asma
dan haid tidak teratur
Daging buah : laksan
Daun : Analgesik,diaforitik dan laksatif.
- Bibit tanaman
6
Bintaro
(Cerbera manghas L.)
- Bibit tanaman
7
Bunga Melati
(Jasminum sambac (L.) Ait)
Minyak atsiri
Bunga dan daun : demam, mencret, selesma, dan menghentikan asi (obat luar)
Akar : Demam, sulit tidur, patah tulang (obat luar)
Bunga dan buah : Anti inflamasi,diaforetik, dan diuretik
Akar : Analgesik
Nama simplisia : Mirabilidis Radix Akar bunga pukul empat, dan Mirabilis folium
daun bunga pukul empat.
- Bibit tanaman
9
Bungur
(Lagerstroemia speciosa Auct. Non (L.) pres)
Kuncup bunga : Minyak atsiri, kariofiliena, zat samak, lendir, lemak, asam
oleanolat, dan malam
Daun : minyak atsiri
Kuncup bunga dan daun
Bunga atau minyak : suara parau,sakit gigi (obat luar), rematik (obat luar),
salesma (obat luar)
Analgesik, karminatif, stomakik
- Bibit tanaman
15
Daun Salam
(Syzygium poiyantum Wigh. Walp)
Minyak atsiri salamol, eugenol, flavonoid dan tanin
Daun dan kulit kayu : Gatal, kencing manis dan menceret
Akar.
Astrigen
Nama simplisia : Syzigii polyanthi Folium; daun salam
- Bibit tanaman
- Bimplisia (kering & basah)
16
Daun Suji
(Pleomela angustifolia N. E. Brown)
Daun, batang dan akar : saponin dan polivenol
Daun : obat beri-beri
Akar : obat kencing nanah
- Bibit tanaman
17
Durian
(Durio zibethinus Murr)
Saponin, polivenol dan flavonoid, akar : tanin
Akar : sakit demam dan sakit kulit
Daging buah : penghangat badan.
- Bibit tanaman
18
Gandarusa
(Justicia gendarussa Burm.F.)
- Bibit tanaman
23
Honje (Merah & Putih)
(Nicolaia speciosa Horan.)
- Bibit tanaman
24
Jahe
(Zingiber officinale Rose)
- Bibit tanaman
- Rimpang (basah &kering)
26
Jahe merah
( Z. officinale Roscea.Var.Rubrum)
- Bibit tanaman
- Rimpang (basah &kering)
27
Jambu Air
(Eugenia aqua Burm. F.)
Daun, kulit batang dan akar : saponin, flafonid, daun dan akar : tanin dan kulit
batang : polifenol
Kulit batang : obat sariawan
- Bibit tanaman
28
Jambu Batu
(Psidium quajava L.)
Daun : Zat samak, minyak atsiri, tri terpinoid, kuersetin, leukosianidin, asam
arjunelat, resin, minyak lemak.
Buah : Limonen, pinena, bisabolena, humelena, selinena, kadinena, hepaena.
Daun : disentri, haid tidak lancar, keputihan, mencret, pencernaan tidak baik
pada anak, radang usus, sariawan usus, panu(obat luar), sakit kulit (obat luar).
Buah : Disentri, kencing manis.
Daun : Anti inflamasi, hepostatik, astringen.
Asam anakardat, kardol, zat samak, asam galat, gingkol, minyak lemak, protein,
katekhin, dan sitosterin
Daun/daun muda : kanker, kencing manis, pegal linu, luka bakar (obat luar),
sakit kulit (obat luar).
Kulit kayu : mencret, sariawan (obat kumur) Getah (obat luar) kulit, borok.
Antirematik
- Bibit tanaman
34
Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia Christm. Swingl.)
- Bibit tanaman
- Simplisia
36
Kaca piring
(Gardenia augusta Merr.)
- Bibit tanaman
38
Kapol (kapolaga)
(Amomum cardamomum Will.)
- Bibit tanaman
40
Karuk
(Piper sarmentosum Roxb.)
Daun : asma, sesak napas
- Bibit tanaman
41
Kasumba Merah/keling
(Bixa orellana L)
- Bibit tanaman
45
Kelapa
(Coccus nucifera L. Var. viridis)
46
Kemuning
(Murraya paniculata L. Jack.)
- Bibit tanaman
53
Lemo
(Lemonia acidissima Auct. Non L.)
- Bibit tanaman
54
Lempuyang pahit
(Zingiber americans Bl.)
Minyak atsiri
Rimpang : Asma, badan penat, menceret, mencegah kehamilan, membangkitkan nafsu
makan, sakit perut
Stomakik
- Bibit tanaman
60
Mengkudu
(Morinda citrifolia L.)
Buah dan daun: Minyak atsiri,
kulit akar dan kulit kayu: Antrakuinon
Daun : alkaloid, minyak atsiri
Buah : Amandel, asma, batuk, disentri, hati & limfa membesar, haid tidak
teratur, tekanan darah tinggi, nyeri pinggang, Radang amandel (obat kumur),
radang tenggorokan (obat kumur), sariawan (obat Kumur)
Daun : Haid tidak teratur, obat cacing, kencing manis, Batuk (obat luar), limfa
membesar (obat luar), mulas ( obat luar)
Akar : Batuk, Demam, disentri, kencing manis, kencing sedikit, obat cacing
tekanan darah tinggi
Hipotensif, antelmintik, dan emenagog
- Bibit tanaman
- Simplisia dan buah segar
61
murbey
(Morus alba L)
- Bi bit tanaman
62
Nangka
(Artocarpus integra Merr. Thumb)
Nama Simplisia :
Artocarpi Cortex:Kulit kayu
Artocarpi Folium: daun
Artocarpi Lignom : kayu
Artocarpi Amilum: pati
- Bibit tanaman
63
Nenas
(Ananas cumosus L. Merr.)
Enzim Bromelin, asam ananasat, asam sitrat, ergosterol peroksida, vit c dan
gula.
Buah : batuk, demam, haid tidak teratur, membangkitkan nafsu makan, mulas, obat
cacing, sakit perut, radang tenggorokan, selesma, kapalan(obat luar) dan ketombe
(obat luar)
Antitusif, diuretik dan antelmitik.
64
Nilam
(Pogostemon cablin (Blamco) Benth)
- Bibit tanaman
69
Patah tulang
(Euphorbia tirucalli L.)
- Bibit tanaman
70
Patat (Garut)
(Maranta arundenasia L.)
- Bibit tanaman
71
Pohon Kamboja
(Plumeria acuminata Ait.)
- Bibit tanaman
72
Pohon Tanjung
(Mimusops elengi L.)
Kulit kayu : Alkaloid, zat warna, saponin, tanin, lilin, dan zat pati
Buah : saponin, asam tanat, gula, dan vit C.
Bunga : Minyak atsiri, alkaloid
Kuli kayu : Demam, mencret, keputihan, gatal (obat luar), sariawan (obat kumur),
radang gusi, rematik (obat luar), sakit tenggorokan (obat luar).
Daun : Asma (asap), bisul (obat luar), sakit kepala (obat luar), sariawan (obat
kumur)
Kulit kayu : Astringen, dan anti piretik
- Bibit tanaman
74
Remak Daging
(Hemigraphis colorata Hall.f)
Daun : Flavonoid, natrium, senyawa kalium,
Disentri, wasir, perdarahan sesudah melahirkan
Diuretik dan hemostatik
Nama Simplisia : Hemigraphis coloratae folium(daun remak daging)
- Bibit tanaman
- Simplisia daun
75
Saga
(Abrus precatonius)
Akar : Glisirhizin, prekatorina
Daun :Glisirhizin, abrin, trigolena, prekatorina dan kholina.
Biji : Abrin, zat beracun toksalbumin glikosida, hemoglutinin, zat beracun
abrulin, trigonelina, prekatotina
Akar : Hepatitis, sakit tenggorokan
Daun : Batuk, bronkitis, nifas, perut kembung,radang amandel, suara parau,
sariawan, sakit kuning, wasir, rematik (obat luar)
Biji : (obat luar ),Eksem, Kudis, radang kulit bernanah, sakit kulit
Akar : Anti inflamasi dan deuretik
Daun : Antitusif
Biji :Anti inflamasi dan paratisida
Nama simplisia: Abri radix; akar saga, Abri folium; daun saga, Abri semen ; biji
saga
- Bibit tanaman
- Simplisia tanaman
76
Sambang darah
(Excoecaria cochinchinensis Lour)
Flavonoid, saponin, dan tanin
Akar : perdarahan dalam, muntah darah, haid tidak teratur.
Emenagog
Nama simplisia : Excoecaria Radix; Akar sambang darah
- Bibit tanaman
- Simplisia akar
77
Sambang nyawa
(Gynura procumbens Back.)
- Bibit tanaman
78
Sambiloto
(Andrographis paniculata Burm. F. Nees)
- Bibit tanaman
- Simplisia tanaman
84
Sukun
(Artocarpus communis Forst)
Daun dan kulit batang : saponin dan polifenol
Daun : Demam
Kulit buah : melancarkan ASI
- Bibit tanaman
85
Tangkil/Melinjo
(Gnetum gnemon L.)
- Bibit tanaman
86
Tapak Dara Merah
(Catharanthus roseus (L.) G.Dom)
Nama simplisia : Catharanthi Folium; Daun tapak dara, Catharanthi radix; akar
tapak dara
- Bibit tanaman
- Simplisia tanaman
88
Tapak Dara putih
(Catharantus roseus (L.) G.Dom
Alkaloid ajmalina, katarantina, vinkristina, serpentina, reseosida
vinkaleukoblastina, dan lebih dari 60 jenis alkaloid lainnya.
Seluruh bagian tanaman : Leukemia-limpositik, kencing manis, tekanan darah
tinggi
Antineoplastik, hipotensi dan tranguilizer.
Nama simplisia : Catharanthi Folium; Daun tapak dara, Catharanthi radix; akar
tapak dara
- Bibit tanaman
- Simplisia tanaman
89
Tasbih merah
(Canna indica Linn)
- Bibit tanaman
93
Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata Roxb. Schlet.)
Minyak atsiri (sineol, zat pati, kamfer, d-borneol, dan zingiberin), kukurmin
dan zedoarin
Rimpang : Batuk, keputihan, membangkitkan nafsu makan, mengecilkan perut, mulas,
radang rahim, sariawan, panu (obat luar).
Karminatif, antipiretik, dan ekspektoran
- Bibit tanaman
- Rimpang tanaman
96
Temu Putih
(Curcuma zedoaria Berg. Roscoe)
Simplisia Temulawak
Klasifikasi Tanaman :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
-->
Khasiat dan Manfaat Temulawak
Bagi Kesehatan
Temulawak ( curcuma xanthorrhiza ) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis.
Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama
pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar.
Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk
batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap
helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak
mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua.
Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna
khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna
kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh
baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.
Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda),
Temulabak (Madura).
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa
kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang
sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida,
foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini
bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan
anti hepototoksik (anti keracunan empedu).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit
perut, Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan,
Jerawat.
1. Sakit Limfa / Limpa
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam
daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan
disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
2. Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum selama 3 hari.
3. Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
4. Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
5. Sakit Kepala dan masuk angin
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3
gelas, kemudian disaring disaring.
6. Maag
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
7. Sakit perut, sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
2 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih
15 menit, dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 3 kali, 1 kali sehari.
9. Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi
bubur.
Cara menggunakan : dimakan biasa.
10. Memacu ASI yang macet
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa,
2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
11. Kesulitan berak / buang air besar (BAB)
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air
panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan: diminum biasa.
12. Sembelit
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan : diminum biasa.
13. Menambah nafsu makan
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam
daun meniran.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
Dit :
Persentase sortir setelah dicuci ?
Jawab :
Berat penyortiran sebelum dicuci – berat penyortiran setelah dicuci
x 100 %
Berat penyortiran sebelum dicuci
= 9, 23 %
2. Setelah diiris
Diket :
Berat sebelum diiris = 590 gram
Berat setelah diiris = 400 gram
Dit :
Presentase berat sebelum diiris….?
Jawab :
Berat sebelum diiris – berat setelah diiris
X 100 %
Berat sebelum diiris
= 23, 7 %
Diket :
Berat temulawak setelah diiris = 400 gram
Berat simplisia seluruhnya = 135 gram
Dit :
Persentase irisan rimpang basah menjadi simplisia ..?
Jawab :
Berat temulawak setelah diiris – berat simplisia seluruhnya
X 100 %
= 66, 25 %
Jawab :
Berat simplisia temulawak baik + berat simplisia temulawak bulukan
X 100 %
= 110 gram
X 100 %
110 gram + 25 gram
= 110 gram
X 100 %
135 gram
= 81, 5 %
-->
Perbandingan Tahapan dengan Hasilnya
Penyortiran ( segar )
Temulawak yang akan dibuat simplisia ini disortir untuk memisahkan kotoran-
kotoran atau bahan-bahan asing, untuk memisahkan bahan yang busuk serta untuk
megurangi jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan.
Hasil :
Pada hasil penyortiran, sudah dipastikan bahan yang akan dibuat telah disortir
dengan baik dan sesuai dengan tahapan.
Pencucian
Setelah disortir, temulawak dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan
mengurangi mikroba-mikroba yang melekat pada temulawak. Pencucian ini
menggunakan air bersih seperti air dari mata air, sumur / PAM. Pada saat
pencucian perhatikan air cucian dan air biasanya, jika masih kotor ulangi
pencucian/pembilasan sekali atau dua kali lagi pencucian dilakukan pada waktu
sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yag terkandung
dalam bahan. Pencucian ini dilakukan dengan air bertekanan tinggi, untuk lebih
meyakinkan, kotoran pada bahan dapat dihilangkan dengan tangan.
Hasil :
Pada bahan yang sudah dicuci, sudah dipastikan juga bahan telah bersih, karena
pada saat pencucian kita menggunakan air bersih dan dilakukan dengan air yang
bertekanan tinggi. Selain itu temulawak juga disikat dengan bersih, sehingga telah
sesuai dengan tahapan.
Penirisan
Setelah temulawak dicuci kemudian ditiriskan di rak-rak pengering supaya
temulawak tidak basah.
Pengirisan
Setelah temulawak tidak basah maka bisa diiris dengan ketebalan irisan pada
temulawak adalah sebesar 7-8 mm yang dilakukan secara manual dengan pisau
yang tajam dan terbuat dari stainlees maupun mesin potong.Untuk tujuan
mendapatkan minyak atsiri yang tinngi bentuk irisan sebaiknya adalah membujur (
split ). Bentuk irisannya Melintang ( slice ) untuk mempercepat keringnya
temulawak.
Hasil :
Pada saat pengirisan, di dalam tahapan telah ditentukan bahwa ketebalan irisan
pada temulawak adalah sebesar 7-8 mm dengan pisau yag terbuat dari stainlees.
Namun pada hasil pengirisan berbeda dengan tahapan, karena ketebalan masih
belum merata dan irisan juga masih banyak yang bentuknya tidak melingkar
dengan sempurna, ini mungkin karena ada salah beberapa anggota kelompok yang
tidak memakai pisau stainlees.
Selain itu ada juga irisan yang warnanya menjadi kehitaman, itu disebabkan karena
ada yang memakai pisau yang tidak bersih. Dan di dalam tahapan berisi jika diiris
secara membujur ( split ) digunakan jika ingin mendapatkan minyak atsiri yang
tinggi, sedangkan yang melintang ( slice ) digunakan untuk mempercepat
pengeringan.
Dan pada saat pengeringan, kita memilih untuk memotong secara melintang ( slice
) agar pengeringannya lebih cepat.
Hasil :
Pada saat penimbangan awal, berat irisan adalah 400 g.
Pengeringan
Temulawak yang sudah diiris dan ditimbang dapat dikeringkan dengan sinar
matahari ( tidak langsung ). Tetapi untuk irisan temulawak yang dikeringkan
dengan sinar matahari langsung, sebelum dikeringkan terlebih dahulu irisan
temulawak direndam dengan larutan asam sitrat 3% selama 3 jam. Selesai
perendaman irisan dicuci kembali sampai bersih, ditiriskan kemudian dijemur di
panas matahari. Tujuan dari perendaman adalah untuk mencegah terjadinya
degradasi kur-kuminoid pada simplisia pada saat penjemuran juga mencegah
penguapan minyak atsiri yang berlebihan.
Irisan temulawak dijemur dengan menggunakan nampan yang mempunyai lubang.
Pada saat pegeringan irisan temulawak diletakkan pada nampan agak diberi jarak
antara irisan yang satu dengan yang lain agar tidak saling tumpang tindih dan cepat
kering. Pengeringan dilakukan selama 3-5 hari .Cirri waktu pengeringan sudah
berakhir apabila irisan temulawak sudah dapat dipatahkan dengan mudah atau
setelah kadar airnya dibawah 8%.
Hasil :
Pada saat pengeringan kita tidak menjemur di bawah matahari langsung, sehingga
tidak perlu menggunakan larutan asam sitrat.
Di dalam tahapan disebutkan bahwa pengeringan dilakukan selama 3 – 5 hari dan
hasilnya kita selesai dalam waktu 5 hari, ini disebabkan mungkinkarena keadaan
cuaca yang normal sehingga lama pengeringan bisa sesuai dengan tahapan.
Penimbangan Akhir
Setelah dikeringkan, temulawak ditimbang lagi untuk diketahui berapa penyusutan
yang telah terjadi. Maka setelah dikeringkan dan ditimbang akhirnya temulawak
sudah menjadi simplisia.
Hasil :
Pada saat penimbangan akhir, berat simplisia adalah 135 g.
Penyortiran ( Kering )
Selanjutnya dilakukan penyortiran kering pada simplisia yang telah kering dan
ditimbang, dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti
kerikil, tanah, atau kotoran-kotoran lain.
Hasil :
Pada saat penyortiran kering, diperoleh hasil simplisia yang baik adalah 110 g dan
yag bulukan adalah 25 g. Simplisia yang bulukan mungkin disebabkan karena pada
saat pengeringan, ketika membalik-balikkan irisan yang masih basah ( belum
kering ) keadaan tangan kurang bersih. Sehingga kotoran yang berada pada tangan
menempel pada irisan, apalagi irisan tersebut belum kering dan masih mengandung
air, sehingga merupakan tempat yang paling baik untuk pertumbuhan bakteri. Dan
hasilnya setelah kering irisan yang terkena kotoran tersebut menjadi simplisia yang
bulukan.
Pengemasan
Setelah bersih, simplisia yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastic
atau karung yang bersih dan kedap udara ( belum pernah dipakai sebelumnya ).
Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama simplisia,
bagian dari tanaman, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih
dan metode penyimpanannya.
Penyimpanan
Simplisia yang telah dikemas, kemudian disimpan dalam gudang. Kondisi ruangan
harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30°C dan harus memiliki
ventilasi baik dan lancer, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan
kualitas simplisia, memiliki penerangan yang cukup ( hindari dari sinar matahari
langsung ), serta bersih dan bebas dari hama gudang.