Anda di halaman 1dari 21

Herbarium

Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Herbarium adalah koleksi specimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun
berdasarkan sistim klasifikasi. Herbarium dibuat dari specimen yang telah dewasa, tidak terserang
hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Jenis herbarium ada 2, basah dan kering. Herbarium
basah digunakan untuk specimen berair dan lembek, misal buah atau bunga yang tebal yang
tidak memungkinkan dilakukan pengawetan dengan cara koleksi kering. Sedangkan, herbarium
kering digunakan untuk specimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan
akar.
Fungsi herbarium secara umum antara lain :
1. Sebagai pusat referensi : herbarium merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi
para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam,
maupun para petugas yang bergerak dalam konservasi alam. mencegah terjadinya pemalsuan
bahan baku obat, khususnya yang berasal dari tumbuhan.
2. Sebagai lembaga dokumentasi : herbarium merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah,
seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan spesies baru, tumbuhan yang berkhasiat obat,
tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi, dan lain-lain
3. Sebagai pusat penyimpan data : herbarium digunakan untuk mendukung studi ilmiah lainnya,
seperti survey ekologi, studi fitokimia, perhitungan kromosom, analisa perbandingan
biologi, dan berperan dalam mengungkap kajian evolusi
B. Cara Kerja
Pembuatan herbarium kering :

1. Proses pengeringan
Material herbarium diambil seluruh bagian tumbuhan (daun, batang, akar, bunga, buah). Bersihkan
material herbarium dari pengotor, keringanginkan. Tata material di dalam lipatan kertas
koran dengan menggunakan selotip. Bagian batang yang mengandung spora atau bunga atau
buah harus disusun sedemikian rupa sehingga

1
spora, bunga, atau buah terlihat jelas. Tumpuk lipatan koran yang berisi material dengan lembaran
kardus/kayu tripleks, ikat dengan tali raffia, beri beban berat diatasnya, bisa menggunakan
tumpukan buku atau batu bata. Diamkan selama 1 minggu.
2. Pembuatan herbarium
a. Mounting : pemotongan herbarium menjadi lebih kecil.
- Specimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton manila

- Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29x43 cm

- Tata daun yang memperlihatkan bagian atas dan bawahnya.

b. Labeling
- Label berisi keterangan tentang tumbuhan, seperti : nama daerah, nama latin, klasifikasi
tumbuhan (kingdom sampai spesies), deskripsi khusus terkait morfologi tumbuhan, dan
manfaat secara tradisional

Pembuatan herbarium basah

1. Siapkan specimen yang telah dibersihkan dari pengotornya, keringanginkan.


2. Buat larutan formalin 4%
3. Tata specimen dalam botol selai, tuang larutan formalin secara perlahan hingga seluruh bagian
specimen terendam. Tutup rapat botol.
4. Beri label yang berisi keterangan tumbuhan : nama daerah, nama family dan spesies, manfaat
secara tradisional.

2
PEMBUATAN SIMPLISIA

uji kualitasnya secara sederhana baik organoleptik maupun makroskopik.


A. DASAR TEORI
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang
dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan atau
mineral.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. Simplisia hewani adalah
simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa zat murni. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa
bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa zat kimia murni.
Faktor luar meliputi tempat tumbuh, iklim, ketinggian tanah, pupuk, dan sebagainya.
Faktor dalam meliputi genetik yang terdapat dalam tumbuhan tersebut.
Nama simplisia terdiri dari 2 kata, misal Digitalis folium (daun digitalis) berasal dari tanaman jenis
Digitalis purpurea. Beberapa simplisia hanya dinamai dengan satu kata, misal Opium, Gallae, Aloe, dll.
Terminologi yang digunakan untuk menandai adanya bagian dari tumbuhan terlihat pada tabel 1.

3
Tabel 1. Terminologi Penamaan Simplisia
No. Nama Latin Keterangan
1. Radix Akar (root), hati-hati! sering tertukar dengan konsep botani. Namanya
radix ternyata merupakan rhizome (akar tinggal)
2. Rhizoma Batang yang berada di bawah tanah, tumbuh mendatar, secara
umum membawa akar lateral/cabang samping
3. Tuber Suatu bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi, secara botani
merupakan akar/rhizome. Tuber adalah bagian tumbuhan yang menebal,
utamanya terdiri dari parenkim tempat menyimpan makanan
(biasanya pati/amilum) dan dengan sedikit bagian yang berkayu

4. Bulbus Onion, umbi lapis. Secara botani, umbi lapis adalah batang yang
diselimuti dengan daun bernutrisi yang biasanya hanya sedikit
mengandung klorofil
5. Lignum Wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu. Namun
sering keliru, misalnya Quassiae lignum juga mengandung kulit batang
yg tebal, walaupun hanya
sebagian kecil

6. Cortex Bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat
berasal dari akar, batang, dan cabang
7. Folium Leaf, daun terdiri dari daun tengah pada tumbuhan
8. Flos Flower, bunga yang terdiri dari bunga tunggal atau seluruh karangan
bunga
9. Fructus Fruit, buah yang berupa buah yang belum masak, sudah tua
belum masak, sudah masak
10. Pericarpium Fruit peel, kulit buah
11. Semen Seed, biji terdiri dari seluruh biji atau biji tanpa kulit
12. Herba Herb, bagian tumbuhan di atas tanah (aerial parts) terdiri dari daun,
batang, bunga, dan buah
13. Aetheroleum Essential oil, volatile oil, minyak atsiri (minyak menguap, minyak
terbang) adalah produk yg berasal dari tumbuhan atau bagiannya yg
berbau khas yg terdiri banyak komponen kompleks dan bersifat
menguap
14. Oleum Oil, minyak lemak (fixed oil) yang berasal dari tumbuhan
yang dipisahkan dengan pengepresan
15. Pyroleum Tar, dibuat dengan destilasi kering bahan tumbuhan
16. Resina Resin, yaitu produk dan sekret tumbuhan tertentu atau hasil destilasi
balsam, yaitu residu penyulingan balsam
17. Balsamum Balsam, larutan resin dalam minyak atsiri yg dihasilkan oleh tumbuhan
tertentu

Penyiapan Simplisia
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)

dilakukan langkah-langkah agar obat tradisional yang dihasilkan aman (safety), bermanfaat (efficacy),
dan bermutu (quality).
1. Penyiapan Bahan Baku Simplisia
Ketentuan saat pemanenan tumbuhan bagian tumbuhan adalah sebagai berikut :
1.) Biji (semen) dipanen pada saat buah sudah tua atau buah mengering, misal biji kedawung
4
2.) Buah (fructus) dikumpulkan pada saat buah sudah masak atau sudah tua tetapi belum masak,
misalnya lada (misalnya pada pemanenan lada, kalau dilakukan

5
pada saat buah sudah tua tetapi belum masak akan dihasilkan lada hitam (Piperis nigri fructus);
tetapi kalau sudah masak akan dihasilkan lada putih (Piperis albi fructus).
3.) Daun (folia) dikumpulkan pada saat tumbuhan menjelang berbunga atau sedang berbunga tetapi
belum berbuah.
4.) Bunga (flos/flores) dipanen pada saat masih kuncup (misalnya cengkeh atau melati) atau tepat
mekar (misalnya bunga mawar atau srigading).
5.) Kulit batang (cortex) diambil dari tanaman atau tumbuhan yang telah tua atau umur yang tepat,
sebaiknya panen pada musim kemarau sehingga kulit kayu mudah dikelupas.
6.) Umbi lapis (bulbus) dipanen pada waku umbi mencapai besar optimum, yaotu pada waktu
bagian atas tanaman sudah mulai mengering (misal bawang putih atau bawang merah)
7.) Rimpang (rhizome) dipanen pada waktu pertumbuhan maksimal dan bagian di atas tanah sudah
mulai mengering, yaitu pada permulaan musim kemarau.

B. CARA KERJA
Setelah dilakukan pemanenan bahan baku simplisia, maka tahapan penanganan pasca panen adalah
sebagai berikut :
1. Sortasi basah
- Pilih bahan baku simplisia dengan benar dan murni, artinya bahan baku simplisia berasal
dari tanaman yang dimaksud, bukan tanaman lain.
- Pisahkan dengan bahan organik atau tumbuhan lain atau bagian dari tumbuhan lain yang
mungkin menempel pada bahan baku simplisia.
- Bahan baku simplisia tidak boleh tercampur dengan tanah, kerikil, atau pengotor lain
(misalnya serangga atau bagiannya).
2. Pencucian
- Bersihkan bahan baku simplisia dengan air mengalir (mata air, air sumur, atau air PAM),
hindari menggunakan air sungai karena cemarannya berat.
- Pada pencucian rimpang dapat ditambahkan kalium permanganat 1:8000 yang dilarutkan
dalam air untuk mencuci, bertujuan untuk menekan angka kuman.
- Tiriskan, agar kelebihan air cucian mengalir.

- Timbang berat basah bahan baku simplisia.

6
3. Perajangan
- Bahan baku simplisia yang tebal, seperti rimpang, buah, batang, umbi. Dilakukan
perajangan agar proses pengeringan tidak terlalu lama, sehingga dapat menghindari
kemungkinan membusuk atau berjamur.
- Iris bahan baku simplisia dengan ketebalan 5-6 cm menggunakan alat perajang atau pisau
berbahan stainless steel atau baja tahan karat.
4. Pengeringan
- Pengeringan merupakan proses pengawetan simplisia sehingga tahan dalam penyimpanan.
- Pengeringan akan menghindari terurainya kandungan kimia karena pengaruh enzim.
- Pengeringan yang cukup akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan kapang
(jamur). Jamur Aspergillus flavus akan menghasilkan aflatoksin yg sangat beracun dan
dapat menyebabkan kanker hati. Sementara angka kapang atau khamir (AKK) tidak boleh
lebih dari 104 cfu. Mikroba patogen harus negatif dan kandungan aflatoksin tidak lebih dari
30bpj.
- Proses pengeringan simplisia dapat dilakukan dengan 3 metode :

a. Pemanasan mekanik menggunakan oven


o Tata simplisia pada nampan yang telah dilapisi kertas koran, tata simplisia
menjadi satu lapisan, jangan bertumpuk
o Masukkan ke dalam oven dengan suhu maksimal 60oC
o Panaskan hingga simplisia mudah remah atau mudah dipatahkan.
b. Pemanasan langsung dengan cahaya matahari
o Tata simplisia pada nampan yang telah dilapisi kertas koran, tata simplisia
menjadi satu lapisan, jangan bertumpuk
o Panaskan pada sinar matahari langsung
o Apabila tidak kering satu hari, maka kertas koran pelapis nampan diganti setiap
harinya.
o Panaskan hingga simplisia mudah remah atau mudah dipatahkan.
c. Pemanasan langsung dengan cahaya matahari dan ditutup kain hitam
o Tata simplisia pada nampan yang telah dilapisi kertas koran, tata simplisia
menjadi satu lapisan, jangan bertumpuk
o Panaskan pada sinar matahari langsung dengan ditutup kain hitam

7
o Apabila tidak kering satu hari, maka kertas koran pelapis nampan diganti setiap
harinya.
o Panaskan hingga simplisia mudah remah atau mudah dipatahkan.
5. Sortasi kering
- Simplisia yang telah kering tersebut masih sekali lagi dilakukan sortasi untuk memisahkan
kotoran, bahan organik asing, dan simplisia yang rusak (berjamur, patah) karena sebagai
akibat proses sebelumnya.
- Timbang berat kering simplisia

- Hitung persen rendemen = (berat basah/berat kering)x100% = ............................. %

6. Pengepakan dan penyimpanan


- Pengepakan simplisia yang mengandung minyak atsiri, misal rimpang jahe, daun kemangi,
rimpang bangle, dll menggunakan bahan kertas.
- Pengepakan simplisia yang tidak mengandung minyak atsiri menggunakan bahan
pengepak berupa plastik bening.
- Beri label dengan menuliskan nama kelas dan kelompok, metode pengeringan, dan nama
spesies serta organ simplisia
7. Pemeriksaan mutu
- Lakukan pengukuran kadar air untuk memastikan kualitas simplisia.
Simplisia yg baik mengandung kadar air kurang dari 10%.

- Lakukan KLT untuk membandingkan kualitas simplisia dengan metode pengeringan yang
berbeda terhadap kadar senyawa aktifnya.
8. Pembagian kelompok kerja

8
ANALISA MAKROSKOPIK

A. PENDAHULUAN
Pemeriksaan makroskopik hanya dapat diterapkan pada obat tradisional yang diramu dari
simplisia utuh, missal obat tradisional godogan (rebusan). Oleh sebab itu dalam melakukan uji
makroskopik ini diperlukan keterampilan tinggi dalam mengenali simplisia.
Uji makroskopik dapat dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa
menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran, dan warna
simplisia yang di uji.
Pemerian yang perlu dideskripsikan meliputi tanaman asal, familia, pertelaan secara
organoleptis, ciri khas, ukuran serta gambar simplisia tersebut.

PEMBUATAN AMILUM

membuat amium dan mengenal jenis-jenis amilum.

Amilum merupakan produk dari fotosintesis yang biasanya tersimpan dalam organ
penimbun cadangan makanan pada tumbuhan, seperti pada umbi, batang dan biji. Amilum
terdiri dari dua macam polisakarida yaitu 20-28% amilosa dan sisanya amilopektin. Menurut
Hidayat (1995), bentuk, tipe dan ukuran amilum dapat digunakan sebagai ciri taksonomi
tumbuhan.
Zea mays (jagung)
Oryza sativa (beras)
Solanum tuberosum (kentang)
Triticum aesticum (gandum)
Maranta arundinacea (garut)
Ipomoea batatas (ketela rambat)
Manihot utilissima (ketela pohon)

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Subfamili: Crotonoideae

Bangsa: Manihoteae

9
Genus: Manihot

Spesies: M. esculenta

Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae
Genus: Ipomoea
Spesies: Ipomoea batatas (L.) Lam.

Kingdom: Plantae

(tanpa Angiospermae
takson):

(tanpa Monokotil
takson):

(tanpa Commelinids
takson):

Ordo: Zingiberales

Famili: Marantaceae

Genus: Maranta

Spesies: M.
arundinacea

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Liliopsida
 Ordo : Poales
 Famili : Poaceae
 Genus : Triticum L

10
Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Subkelas: Asteridae

Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae

Genus: Solanum

Spesies: S. tuberosum

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Infra kingdom : Streptophyta
Super divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super ordo : Lilianae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza L.
Spesies : Oryza sativa L.

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus: Zea
Spesies: Zea mays L.

Amilum digunakan sebagai bahan penyusun awur dan sebagai bahan pembantu dalam
pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan
penghancur. Sementara suspense amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap
keracunan iodium dan amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk
suppositoria

11
ANALISA MIKROSKOPIK

Mengidentifikasi serbuk simplisia baik tunggal maupun campuran dengan menggunakan mikroskop
serta menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.

. Cara ini dapat diterapkan pada obat tradisional rajangan, obat tradisional godogan
(rebusan) dan obat tradisional bentuk serbuk maupun bentuk modifikasi (pil, tapel, parem, dll.),
namun tidak diterapkan pada obat tradisional yang diolah dari ekstrak/sari simplisia.
Bahan yang diuji dapat berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau
berupa serbuk.

12
13
28
29
30
31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai