Anda di halaman 1dari 29

PENGANTAR

FARMAKOGNOSI

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
STIKES KUSUMA BANGSA

PUTRI
RAMDANIAH
FARMAKOGNOSI (PHARMACOGNOSY)

 Istilah farmakognosi (pharmacognosy) berasal dari bahasa


latin, Pharmacon : Bahan obat yang berasal dari tumbuhan,
hewan dan mineral dan Gnosis : Ilmu.
 Farmakognosi adalah ilmu biogenik atau obat dan racun
yang
berasal dari alam.
 Hal ini berhubungan dengan semua tumbuhan obat,
termasuk tumbuhan yang menghasilkan campuran kompleks,
yang digunakan dalam bentuk herba kasar atau ekstrak
(fitoterapi), senyawa-senyawa murni seperti morfin, dan
makanan yang mempunyai manfaat tambahan bagi
kesehatan (nutraseutika).
Michael Heinririch, et al. 2010
FARMAKOGNOSI (PHARMACOGNOSY)

• “Pharmacognosy is a multidisciplinary subject which


comprises parts of botany, organic chemistry, biochemistry,
and pharmacology” (Samuelsson, 1999).

• The subject of pharmacognosy deals with natural


products used as or for the production and discovery of
drugs” (Samuelsson, 1999).

•A natural product can be entire organism such as a plant,


an animal or a microorganism, which has not been
subjected to any treatment except, perhaps, to a simple
process of preservation such as drying
Istilah-istilah yang terkait

Fitofarmaka (= Fitoterapi) adalah sediaan obat yang telah dibuktikan


keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau
sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku.
Zoofarmaka adalah sama dengan fitofarmaka tetapi bahan dasarnya
berasal dari hewan.

Homoeopati adalah sistem pengobatan dengan menggunakan bahan obat


dalam bentuk pengenceran yang besar, jadi kadar bahan obat sangat
kecil.

Aromaterapi adalah pengobatan atau pemeliharaan kesehatan dengan


menggunakan minyak atsiri. Hal ini sangat erat hubungannya dengan
Spa (Sano par aqua), yaitu pemeliharaan kesehatan atau kebugaran
dengan air atau minyak atsiri.

Sediaan galenik adalah bentuk penyarian tumbuhan atau bagiannya yang


berupa ekstrak (infusa, ekstrak, tingtur).
Istilah-istilah yang terkait

 Etnobotani adalah ilmu yang mengkaji tentang tanaman yang


terkait dengan kehidupan suku bangsa tertentu untuk
digunakan utamanya untuk pengobatan dan pemeliharaan
kesehatan atau keperluan lain. Ilmu ini sangat berguna untuk
mempelajari tanaman tertentu guna dikembangkan menjadi
komoditi bagi manusia.

 Etnofarmakologi adalah eksplorasi ilmiah antar disiplin tentang


senyawa aktif secara biologis yang digunakan secara tradisional
atau diteliti oleh manusia. (bruhn & Holmstredt [98] : 405-406)

 Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kandungan


kimia dalam tumbuhan atau bagiannya.
Bahan alam , atau senyawa yang diisolasi dari alam
Bahan alam merupakan zat kimia yang sering digunakan dalam
bentuk obat berizin. Senyawa-senyawa ini terkadang diproduksi
secara sintesis, yang pada awalnya ditemukan dari obat-obat
tanaman dan dikenal sebagai “senyawa identik alami”. Contoh :

Morfin, dari poppy opium (Papaver somniferum) digunakan


sebagai analgetik

Digoxin dan glikosida digitalis lain, dari foxglove (Digitalis


spp),
digunakan untuk mengobati gagal jantung.

Taksol, dari pohon cemara Pasifik (Taxus brevilovia), digunakan sebagai


pengobatan antikanker.

Kuinin dari kulit batang Cinchona (Cincona spp.) digunakan


dalam pengobatan malaria.

Kafein dari semak kopi (Coffea arabica), digunakan sebagai stimulan.


Nutraseutika atau “makanan fungsional”
Banyak makanan diketahui memiliki efek manfaat terhadap
kesehatan . Contoh :

Bawang putih, jahe, kunyit, serta berbagai rempah-


rempah lainya.

Tumbuhan yang mengandung antosianin atau flavonoid seperti


bermacam bilberry, kakao dan anggur merah.

Tumbuhan yang mengangdung keratonoid, seperti tomat,


wortel, dan sayur-sayuran lainnya.
SIMPLISIA (Obat Gubal) = Crude drugs

Crude drug is used for those natural


products such as plant or parts of plants,
extracts, and exudates which are not pure
compounds.
Crude drug = simplisia / obat gubal.

Simplisia (p)/ simpleks (s): bahan obat alam yang masih berada dalam wujud
asli (belum diubah bentuknya), dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang
sudah dikeringkan.

Obat gubal : obat nabati / hewani yang terdiri dari bahan2 alami tanpa
mengalami proses lain, kecuali sekedar pengumpulan & pengeringan.

Eksudat : isi sel yang keluar dari tanaman secara spontan/ sengaja
dikeluarkan, yang berupa zat/ bahan nabati yang dipisahkan (diisolasi) dari
tanaman dengan cara tertentu.
• minyak atsiri (Aetheroleum: essential oil, volatile oil).
• minyak lemak (Oleum: oil, fixed oil)
• tar (Pyroleum)
• resin (Resina)
• balsam (Balsamum)
TATANAMA (NOMENCLATUR)

Nama yang menunjukkan bagian tanaman :

Radix : akar (root)


• Sering tidak sama dengan konsep botani. Namanya Radix ternyata
merupakan rhizomes (akar tinggal).
Rhizoma : akar tinggal (rhizome)
• Batang di dalam tanah, biasanya mempunyai akar lateral.

Tuber :
• Bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi, yang secara botani
merupakan akar/rhizoma. Tuber adalah bagian tumbuhan yang
menebal, utamanya terdiri dari parenkim tempat penyimpanan
makanan (biasanya pati amilum) dan sedikit bagian yang berkayu.

Bulbus : onion , umbi lapis


• Secara botani umbi lapis adalah batang, yang diselimuti dengan
bernutrisi yang biasanya hanya sedikit mengandung klorofil.
daun
Lignum : wood, kayu
• Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu. Namun sering keliru, misalnya
Quassiae Iignum juga mengandung kulit batang yang tebal, walaupun hanya sebagian
kecil.

Cortex : bark, kulit kayu


• Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang, dan
cabang.

Folium : leaf, daun


• Terdiri dari daun tengah pada tumbuhan.

Flos : flower, bunga


• Bunga yang terdiri dari bunga tunggal atau seluruh karangan bunga.

Fruktus : fruit, buah


• Buah yang berupa buah yang belum masak, sudah tua belum masak, sudah masak.

Pericarpium : fruit peel, kulit buah

Semen : seed, biji terdiri dan seluruh biji atau biji tanpa kulit.
Herba : herb
• Bagian tumbuhan di atas tanah (aerial parts) terdiri dari batang, daun, bunga, dan buah.

Aetheroleum : essensial oil, volatile oil


• Minyak atsiri (minyak menguap, minyak terbang) adalah produk yang berasal dari
tumbuhan atau bagiannya yang berbau khas yang terdiri banyak komponen yang komplek
dan bersifat menguap.

Oleum : oil, minyak lemak (fixed oil)


• Minyak lemak (fixed oil) yang berasal dari tumbuhan yang dipisahkan dengan pengepresan.

Pyroleum : tar
• Dibuat dengan destilasi kering bahan tumbuhan.

Resina : resin
• Yaitu produk dan sekret tumbuhan tertentu atau hasil destilasi balsam, yaitu residu
penyulingan balsam.

Balsamun : balsam
• Larutan resin dalam minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan tertentu.
TATANAMA (NOMENCLATUR) ….. (lanjutan)

 Nama tumbuhan/tanaman obat sering dalam


bahasa latin. Nama Latin biasanya kata pertama
menunjukkan marga (genus) dan kata kedua
mununjukkan jenis (species) tumbuhan/
tanaman.
 Nama obat gubal (simplisia) terdiri dari
nama marga dan atau jenis atau petunjuk
lain dari Tanaman Asal, diikuti bagian
tanaman yang dipergunakan, contoh Digitalis
folium (daun digitalis)
 Kecuali beberapa simplisia hanya dinamai
dengan satu kata, misalnya Opium, Gallae, Aloe.
Contoh nama obat gubal (simplisia)

Nama latin :Orthosiphonis


stamineus
Bagian yang digunakan: Daun
Latin Simplisia: Orthosiphonis Folium
Indonesia: Daun Kumis kucing
Contoh nama obat gubal (simplisia)

Nama latin : Curcuma


xanthorrhiza Bagian yang
digunakan: Rimpang Latin
Simplisia: Curcumae Rhizoma
Indonesia: Rimpang Temulawak

Nama latin : Areca catecu


Bagian yang digunakan: biji
Latin Simplisia: Arecae semen
Indonesia: biji pinang
Contoh nama obat gubal (simplisia)

Nama latin : Caesalpinia


sappan Bagian yang digunakan:
Kayu Latin Simplisia: Sappan
lignum Indonesia: Kayu secang

Nama latin : Chinchona succirubra


Bagian yang digunakan: kulit
Latin Simplisia: Chinae Cortex
Indonesia: Kulit kina
PENYIAPAN SIMPLISIA

• Bahan baku simplisia.


(a)

• Proses pembuatan simplisia.


(b)

• Cara pengepakan/pengemasan dan


(c) penyiapan simplisia.
Bahan Baku Simplisia

 Dalam pembuatan simplisia, kualitas bahan baku


simplisia merupakan faktor yang penting yang
perlu diperhatikan.
 Sumber bahan baku dapat berupa tumbuhan,
hewan, maupun mineral.
 Berdasarkan kenyataan bahwa simplisia nabati
merupakan komponen utama dalam produk obat
tradisional.
 Simplisia nabati yang ideal dapat ditinjau dari asal
tumbuhan tersebut. Tumbuhan tersebut dapat
berasal dari TANAMAN BUDIDAYA maupun
TUMBUHAN LIAR.
• Tumbuhan Liar
• Tumbuh sendiri di hutan/ tempat lain, sengaja ditanam untuk tujuan lain
(tanaman hias, tanaman pagar)
• Mutu simplisia tidak tetap, sebab:
• Umur tumbuhan/ bagian tumbuhan yang dipanen tidak tepat &
berbeda.
• Umur  kadar senyawa aktif  mutu simplisia
Taxus • Jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen kurang diperhatikan 
brevifolia simplisianya tidak sama
• Genus sama  morfologi mirip  jangan sampai keliru !
• Lingkungan tempat tumbuh berbeda (ketinggian, kondisi tanah,
cuaca)  perbedaan kadar senyawa aktif.

• Tanaman Budidaya
• sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia, berupa: perkebunan,
TOGA (Tanaman Obat keluarGA), lahan tumpang sari.
• Ideal sebagai sumber bahan baku OT  mutu seragam & bisa
C. ditingkatkan:
xanthorrhiza • memilih bibit unggul
• menerapkan GAP (Good Agricultural Practices)/ teknologi tepat
guna dalam pegolahan tanah, pemeliharaan, pemupukan, dan
perlindungan tanaman (gabungan budidaya & pemuliaan tanaman).
Waktu Pemanenan

Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan simplisia yang


mengandung bahan berkhasiat yang optimal. Kandungan kimia dalam
tumbuhan tidak sama sepanjang waktu.

• Biji (semen), dipanen saat buah sudah tua atau buah


mengering, misalnya biji kedawung.
Biji
• Buah (fructus), dikumpulkan pada saat buah sudah masak
atau sudah tua tetapi belum masak, misalnya lada. Buah
lada kalau dipanen saat buah sudah tua tetapi belum masak
akan dihasilkan lada hitan (Piperis nigri Fructus); tatapi
Buah kalau sudah masak akan dihasilkan lada putih (Piperis albi
Fructus)

• Daun (folia), dikumpulkan pada saat tumbuhan menjelang


berbunga atau sedang berbunga tetapi belum berbuah.
Daun
Waktu Pemanenan ……… (lanjutan)

• Bunga (flos) dipanen pada saat masih kuncup (misalnya


cengkeh atau melati) atau tepat mekar (misalnya bungan
Bunga mawar, bungan srigading).

• Kulit Batang (cortex), diambil dari tanaman atau tumbuhan


Kulit yang telah tua atau umur yang tepat, sebaiknya pada musim
kemarau sehingga kulit kayu mudah dikelupas.
Batang

• Umbi Lapis (bulbus), dipanen pada waktu umbi mencapai


Umbi besar optimum, yaitu pada waktu bagian tanaman sudah mulai
mengering (misalnya bawang putih dan bawang merah)
Lapis

• Rimpang atau “empon-empon” (rhizoma), dipanen pada waktu


pertumbuhan maksimal dan bagian di atas tanah sudah mulai
Rimpang mengering, yaitu pada permulaan musim kemarau.
Proses Pembuatan Simplisia

• Pemisahan dan pembuangan bahan organik asing atau


tumbuhan atau tumbuhan lain yang terikut.
Sortasi • Bahan baku simplisia juga harus bersih, artinya tidak boleh
basah
tercampur dengan tanah, kerikil, atau pengotor lainnya
(misalnya serangga atau bagiannya.

• Pencucian seyogyanya tidak menggunakan air


Pen- sungai, tapi gunakan air dari mata air, sumur, atau
cucian air ledeng (PAM).
• Setelah dicuci ditiriskan agar kelebihan air
mengalir.
• Banyak simplisia yang memerlukan perajangan dengan
“manual” atau dengan mesin perajang agar proses
Pe- pengeringan berlangsung lebih cepat.
rajangan
• Alat perajang atau pisau yang digunakan “stainless steel”
atau baja nirkarat.
Proses Pembuatan Simplisia ………….. (lanjutan)

• Pengeringan merupakan proses pengawetan simplisia


sehingga tahan lama dalam penyimpanan, serta
Pe- menghindari terurainya kandungan kimia karena
ngering pengaruh enzim.
an • Menurut persyaratan obat tradisonal
pengeringan
dilakukan sampai kadar air tidak lebih dari 10 %.

• Simplisia yang telah dikeringkan tersebut masih


Sortasi sekali lagi dilakukan sortasi untuk memisahkan
kering kotoran, bahan organik asing, dan simplisia yang
rusak sebagai akibat proses sebelumnya.
Cara pengepakan/pengemasan dan penyimpanan simplisia.

 Mencegah kontaminasi & menjaga kestabilan tingkat kekeringan bahan


dengan bahan pengepak yang sesuai.
 Bahan pengepak yang baik adalah karung goni atau karung plastik,
pengepak lainnya digunakan menurut keperluanya.
 Pengepak yang dibuat dari aluminium atau kaleng dan seng mudah
melapuk, sehingga perlu dilapisi dengan plastik atau yangsejenis dengan
itu.
 Penyimpanan harus teratur, rapi, untuk mencegah resiko tercemar atau
saling mencemari satu sama lain, serta untuk memudahkan
pengambilan, pemeriksaan dan pemeliharaannya.
 Tempat atau gudang penyimpanan harus memenuhi syarat antara lain
harus bersih, tertutup, sirkulasi udara baik, tidak lembab, penerangan
cukup bila diperlukan, sinar matahari tidak boleh leluasa masuk ke
dalam gudang.
 PRINSIP: FIFO (first in-first out). Simplisia sejenis  catat tanggal
penyimpanan.
Pemeriksaan Mutu (Quality Control)

Tahapan Parameter QC
Sortasi Mikroskopis & makroskopis
% bahan organik asing
Pencucian Angka cemaran mikroba &
pestisida
Perajangan Keseragaman bentuk & ukuran
Mudah dikeringkan & dikemas
Pengeringan Kadar air
Stabilitas kandungan kimia
Pengemasan Angka cemaran mikroba Kadar
air/ Susut pengeringan

Laboratorium pemeriksaan mutu simplisia atau obat tradisional


(GLP) yang terakreditasi
PULVERISASI

DEFINISI :
Fragmentasi serbuk / simplisia secara mekanik yang mengubah
solid (zat padat) menjadi partikel dengan ukuran yang lebih
kecil.

TUJUAN :
Untuk mendapatkan simplisia dengan derajat kehalusan tertentu.
Masing-masing simplisia perlu ditetapkan derajat halus yang
paling tepat untuk memperoleh hasil penyarian yang baik.
Contoh:
- Kulit kayu manis (18/24)
- Biji kola (24/34)
- Herba timi (34/40)

MAKSUD :
1. Menaikkan kecepatan dan efektifitas ekstraksi simplisia.
2. Menaikkan efek terapi obat.
3. Mempercepat waktu pengeringan.
PULVERISASI …… (lanjutan)

 Semakin kecil partikel - luas permukaan semakin besar  kontak dengan


penyari lebih baik  difusi zat aktif ke penyari lebih baik  penyarian
lebih efektif (penting dalam industri obat herbal).
 Makin halus makin luas kontak – efektif, namun pada proses filtrasi
dapat menyumbat.
 Serbuk simplisia yang terlalu halus  banyak sel yang pecah
 Pulverisasi – interaksi dengan logam  timbul panas  dapat
mempengaruhi kandungan kimia.
 Farmakope Indonesia : derajat kehalusan dinyatakan dengan nomor
pengayak (nomor menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung
searah dengan panjang kawat).
 satu nomor  semua serbuk dapat melalui pengayak dengan
nomor tersebut. (misalnya no. 85).
 dua nomor  semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor
terendah dan tdk lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor
tertinggi (misalnya no. 44/85).
PULVERISASI …………… (Peralatan)

MORTAR &
STAMPER
ALU &
LUMPANG

FOOD GRINDER
MACHINE
BLENDE
R AYAKAN
SEKI AN

Anda mungkin juga menyukai