Alkaloid Klorofil
Glikosida Lemak, asam lemak
Flavonoid, dll Pigmen tumbuhan
H2O
Terpenoid
Contoh : Minyak atsiri
- Minyak atsiri yang banyak dikenal : m cengkih, m sereh, m
kayuputih, curcuminoid dsb
- Aktivitas biologi minyak atsiri bermacam-macam : anestesi
lokal, antiseptik, anti jamur, repelan, anti muntah ,
ekspektoransia, karminativa, dsb.
Metabolit Sekunder
Glikosida
• Struktur glikosida terdiri dari glikon (gula) dan aglikon ( flavonoid,
terpenoid)
• Karena ada gula, maka senyawa glikosida ini larut dalam air.
• Jamu (”obat herbal”), secara tradisional penyiapannya dengan
cara direbus dengan air maka senyawa kimia yang terlarut
sebagian besar adalah glikosida.
Contoh glikosida :
Glikosida jantung, dihasilkan oleh tumbuhan Digitalis lanata L.,
mengandung digoxin, digitoxin, gitoxin
Aktivitas biologi : meningkatkan kontraktilitas otot jantung
Metabolit Sekunder
Saponin
Berupa glikosida triterpen terdiri dari 30 atom Carbon.
Aktivitas biologi saponin : menghemolisis sel darah,
menembus dinding sel (toksis), mencegah penyempitan
pembuluh darah, menurunkan kolesterol
Metabolit Sekunder
Alkaloid
• Berasal dari kata alkali (basa) dan old (menyerupai),
strukturnya mengandung gugus atom N, yang berasal dari
asam amino.
• Alkaloid memiliki aktifitas yang menonjol dalam dunia
pengobatan .
• Seyawa alkaloid yang sudah dikenal : kokain, morphin,
nikotin, kafein, kolkisin, kinin dsb.
• Aktivitas biologi alkaloid bermacam-macam : analgetik,
sedativ, antiparasit dll.
ALUR PENCARIAN SYW AKTIF DARI BAHAN ALAM
11
….??
? Tumbuhan
Simplisia
(Skrining fitokimia, Ekstraksi)
Ekstrak
(Uji biaktivitas, Separasi)
Fraksi
(Uji biaktivitas, Pemurnian)
Isolat
(Uji biaktivitas, Identifikasi)
SIMPLISIA
Simplisia
• Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman
utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara
ketiganya, misalnya Datura Folium dan Piperis nigri Fructus.
• Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari
selnya.
Simplisia
• Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris
asselli) dan madu (Mel depuratum).
• Simplisia mineral
Simplisia mineral adalah simplisia berupa bahan mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk
tembaga.
Simplisia
• Teknik pengumpulan
Pengambilan dilakukan secara langsung (pemetikan)
harus memperhatikan keterampilan si pemetik, agar diperoleh
tanaman/bagian tanaman yang dikehendaki, misalnya dikehendaki
daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan
merusak bagian tanaman lainnya.
5. Bunga (Flos): dapat berupa kuncup atau bunga mekar atau mahkota
bunga atau daun bunga, dapat dipetik langsung dengan tangan.
6. Akar (Radix)Bagian yang digunakan adalah bagian yang berada di bawah
permukaan tanah,dipotong-potong dengan ukuran tertentu.
7. Rimpang (Rhizoma)Tanaman dicabut, rimpang diambil dan dibersihkan
dari akar, dipotong melintang dengan ketebalan tertentu.
Pengambilan sebaiknya pada musim kering dan bagian atas
tanaman mengering (layu).
8. Buah (Fructus)
Dapat berupa buah yang masak, matang atau buah muda, dipetik
dengan tangan
9. Biji (Semen)
Buah yang dikupas kulit buahnya menggunakan tangan atau alat, biji
dikumpulkan dan dicuci
Pencucian dan Sortasi Basah
Perendaman
• Perendaman biasanya dilakukan pada bahan yang tidak banyak
mengandung kotoran seperti daun, bunga, buah dll. Proses
perendaman dilakukan beberapa kali pada wadah dan air yang
berbeda, pada rendaman pertama air cuciannya mengandung
kotoran paling banyak.
• Saat perendaman kotoran-kotoran yang melekat kuat pada bahan
dapat dihilangkan langsung dengan tangan. Metoda ini akan
menghemat penggunaan air, namun sangat mudah melarutkan
zat-zat yang terkandung dalam bahan.
Pencucian
Penyemprotan
• Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya
banyak melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-
lain. Proses penyemprotan dilakukan dengan menggunakan air
yang bertekanan tinggi.
• Untuk lebih meyakinkan kebersihan bahan, kotoran yang melekat
kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan tangan.
Proses ini biasanya menggunakan air yang cukup banyak, namun
dapat mengurangi resiko hilang/larutnya kandungan dalam bahan
Pencucian
Penyikatan (manual maupun otomatis)
• Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan
yang keras/tidak lunak dan kotorannya melekat sangat kuat.
Pencucian ini memakai alat bantu sikat yang di-gunakan bentuknya
bisa bermacam-macam, dalam hal ini perlu diperhatikan kebersihan
dari sikat yang digunakan.
• Penyikatan dilakukan terhadap bahan secara perlahan dan teratur
agar tidak merusak bahannya. Pembilasan dilakukan pada bahan
yang sudah disikat. Metode pencucian ini dapat menghasilkan bahan
yang lebih bersih dibandingkan dengan metode pencucian lainnya,
namun meningkatkan resiko kerusakan bahan, sehingga merangsang
tumbuhnya bakteri atau mikroorganisme
Perajangan
• Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena faktor luar dan
dalam, antara lain cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi,
penyerapan air, pengotoran, serangga dan kapang
• Simplisia yang diperoleh diberi wadah yang baik dan disimpan pada tempat
yang dapat menjamin terpeliharanya mutu dari simplisia.
• Wadah terbuat dari plastic tebal atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup
kedap memberikan suatu jaminan yang memadai terhadap isinya, wadah
dari logam tidak dianjurkan agar tidak berpengaruh terhadap simplisia.
Penyimpanan
• Jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas maupun karung
goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang
dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi
isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi.
• Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun
di ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup
kering dan berventilasi.
• Pemberian label yang jelas pada tiap kemasan yang isinya menuliskan ;
nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang digunakan, tanggal
pengemasan, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih,
metode penyimpanan
EKSTRAKSI
• Departemen Kesehatan RI, 1986, Sediaan Galenik,
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
• Sarker, S.D., Latif, Z., dan Gray, A. I., 2006, Natural
Product Isolation, second edition, Humana Press Inc.
• Wallis, T. E. 1960. Textbook of Pharmacognosy 4th
Edition. London: J & A. Churcill
Ekstraksi
SEGAR KERING
BUAH/FRUCTUS
DAUN/FOLIUM
BIJI/SEMEN
HERBA
BATANG/CAULIS
RIMPANG/RHIZOMA
KULIT KAYU/KORTEKS
KAYU/LIGNUM
Pemanenan bahan
• Reaktifitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan
secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
Sebaliknya dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia
(misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas
yang tinggi. Seringkali ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia.
Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada
dalam bentuk larutan.
• Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan
itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk
aseotrop. ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada
proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga
halnya dengan panas penguapan yang rendah).
PEMILIHAN PELARUT
Pembuatan serbuk
Pembasahan
Penyarian
Pemekatan
PENYERBUKAN
Dinding sel
tumbuhan Serabut selulosa simplisia
segar dikelilingi oleh air
Pengeringan
Pengerutan sehingga
terjadi pori-pori
Pembasahan
Derajat kehalusan
serbuk
Perbedaan
konsentrasi
Semakin besar perbedaan
konsentrasi, semakin cepat
penyarian
Sel dalam serbuk simplisia
Infundasi
Perkolasi Maserasi
Sokhletasi
Pemekatan
• Penguapan adalah proses terbentuknya
uap dari permukaan cairan
• Kecepatan penguapan tergantung pada
kecepatan pemindahan panas
• Oleh karena itu alat penguapan
dirancang agar dapat memberikan
pemindahan panas yang maksimal
kepada cairan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan
Suhu
• Makin tinggi suhu makin cepat penguapan
• Suhu kerusakan zat aktif
• Banyak glikosida dan alkaloid yang terurai pada
suhu di bawah 100oC
• Pengaturan suhu sangat penting agar penguapan
dapat berjalan cepat dan kemungkinan peruraian
dapat ditekan sekecil mungkin
• Untuk zat aktif yang sangat peka terhadap panas
pengurangan tekanan
Waktu
• Suhu tinggi waktu singkat kurang menimbulkan
kerusakan dibanding suhu rendah tapi waktu lama
Kelembaban
• Beberapa zat kimia lebih mudah terurai bila
kelembabannya tinggi, terutama pada kenaikan
suhu
• Beberapa reaksi hidrolisis memerlukan air sebagai
medium berlangsungnya reaksi
Cara penguapan
Konsentrasi
Proses Ekstraksi