Anda di halaman 1dari 83

PREPARASI BAHAN TUMBUHAN

Joko Sudarsono, S.Farm, MPH, Apt


Bagian Farmasi-Kedokteran Universitas Sebelas Maret
deffhio@gmail.com
Kandungan kimia tumbuhan

Zat aktif Zat balast/penyerta

Alkaloid Klorofil
Glikosida Lemak, asam lemak
Flavonoid, dll Pigmen tumbuhan
H2O

tumbuhan segar 5-90%,


jamur 40-45%,
bakteri 15-20%,
reaksi enzimatik>5%,
hewan 35-85%
Biji 10-15%
Senyawa Kimia Tumbuhan

Senyawa kimia dalam tumbuhan dapat dibedakan


menjadi 2 kelompok :
1. metabolit primer
Dibutuhkan untuk pertumbuhan tumbuhan
spt.: as amino, protein, karbohidrat, lemak.
2. metabolit sekunder
Dibutuhkan untuk benteng pertahanan
tumbuhan dari pengaruh buruk lingkungan atau
serangan hama penyakit dan untuk kelangsungan
hidup tumbuhan
Mempunyai aktivitas biologi tertentu.
Metabolit sekuder

Metabolit sekuder identik dengan senyawa aktif dalam tumbuhan


Masing-masing senyawa metabolit sekunder tsb merupakan senyawa campuran, bukan
senyawa murni.
Dalam satu tumbuhan mempunyai metabolit sekunder yang bermacam-macam.
Distribusi metabolit sekunder ke bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga,
buah, biji tidak merata.
Metabolit Sekunder

Fungsi metabolit sekunder pada tumbuhan


1. Melindungi tumbuhan dari serangan mikroba, diproduksi di
sekitar sel yang terinfeksi.
Mis : timun melengkung .......... fitoaleksin
2. Mempertahankan diri dari gangguan predator
Mis : bau dari minyak atsiri (minyak menguap)
3. Menarik serangga untuk kebutuhan penyebaran biji,
penyerbukan
Mis : pigmen zat warna (antosian)
4. Menghasilkan senyawa alelopati untuk meracuni
tumbuhan di dekatnya
5. Melawan herbivora, dengan membentuk senyawa toksik
Metabolit Sekunder

Terpenoid
Contoh : Minyak atsiri
- Minyak atsiri yang banyak dikenal : m cengkih, m sereh, m
kayuputih, curcuminoid dsb
- Aktivitas biologi minyak atsiri bermacam-macam : anestesi
lokal, antiseptik, anti jamur, repelan, anti muntah ,
ekspektoransia, karminativa, dsb.
Metabolit Sekunder

Glikosida
• Struktur glikosida terdiri dari glikon (gula) dan aglikon ( flavonoid,
terpenoid)
• Karena ada gula, maka senyawa glikosida ini larut dalam air.
• Jamu (”obat herbal”), secara tradisional penyiapannya dengan
cara direbus dengan air maka senyawa kimia yang terlarut
sebagian besar adalah glikosida.
Contoh glikosida :
Glikosida jantung, dihasilkan oleh tumbuhan Digitalis lanata L.,
mengandung digoxin, digitoxin, gitoxin
Aktivitas biologi : meningkatkan kontraktilitas otot jantung
Metabolit Sekunder

Saponin
Berupa glikosida triterpen terdiri dari 30 atom Carbon.
Aktivitas biologi saponin : menghemolisis sel darah,
menembus dinding sel (toksis), mencegah penyempitan
pembuluh darah, menurunkan kolesterol
Metabolit Sekunder

Alkaloid
• Berasal dari kata alkali (basa) dan old (menyerupai),
strukturnya mengandung gugus atom N, yang berasal dari
asam amino.
• Alkaloid memiliki aktifitas yang menonjol dalam dunia
pengobatan .
• Seyawa alkaloid yang sudah dikenal : kokain, morphin,
nikotin, kafein, kolkisin, kinin dsb.
• Aktivitas biologi alkaloid bermacam-macam : analgetik,
sedativ, antiparasit dll.
ALUR PENCARIAN SYW AKTIF DARI BAHAN ALAM
11
….??
? Tumbuhan

Simplisia
(Skrining fitokimia, Ekstraksi)

Ekstrak
(Uji biaktivitas, Separasi)

Fraksi
(Uji biaktivitas, Pemurnian)

Isolat
(Uji biaktivitas, Identifikasi)
SIMPLISIA
Simplisia

• Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang


belum mengalami perubahan apapun dan berupa bahan yang dikeringkan
Simplisia

• Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman
utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara
ketiganya, misalnya Datura Folium dan Piperis nigri Fructus.
• Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari
selnya.
Simplisia

• Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris
asselli) dan madu (Mel depuratum).
• Simplisia mineral
Simplisia mineral adalah simplisia berupa bahan mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk
tembaga.
Simplisia

• Simplisia tanaman termasuk dalam golongan simplisia nabati.


Secara umum pemberian nama atau penyebutan simplisia
didasarkan atas gabungan nama spesies diikuti dengan nama
bagian tanaman.
• Contoh : merica dengan nama spesies Piperis albi maka nama
simplisianya disebut sebgai Piperis albi Fructus. Fructus
menunjukkan bagian tanaman yang artinya buah.
Tahapan–tahapan pembuatan simplisia

1. Pengumpulan bahan baku


2. Sortasi basah
3. Pencucian
4. Perajangan
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
7. Pengepakan dan penyimpanan
Pengumpulan bahan/panen

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara


lain tergantung pada:
• Bagian tanaman yang digunakan
• Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen
• Waktu panen
• Lingkungan tempat tumbuh
Pengumpulan bahan/panen

• Keseluruhan atau bagian tanaman tertentu


dikumpulkan berdasarkan tempat
akumulasi metabolit  yang sehat
• Usia tanaman dan kondisi lingkungan
• Tanaman harus diidentifikasi secara benar
 taksonomis
• Nama, bagian yang digunakan, tempat,
tanggal pengambilan
• Spesimen kering
Pengumpulan bahan/panen

• Teknik pengumpulan
Pengambilan dilakukan secara langsung (pemetikan)
harus memperhatikan keterampilan si pemetik, agar diperoleh
tanaman/bagian tanaman yang dikehendaki, misalnya dikehendaki
daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan
merusak bagian tanaman lainnya.

Pengambilan bahan dengan menggunakan alat


harus disesuaikan dengan kandungan kimianya agar tidak merusak
zat aktif yang dikandungnya, misalnya jangan menggunakan alat
yang terbuat dari logam untuk simplisia yang mengandung senyawa
fenol dan glikosa.
Pengumpulan Bahan

• Waktu pengumpulan atau panen


waktu pengumpulan yang tepat yaitu pada saat
kandungan zat aktifnya mencapai jumlah maksimal.
Tanaman yang diambil harus sehat, tidak
berpenyakit atau terjangkit jamur, bakteri dan virus
karena dapat menyebabkan berkurangnya
kandungan zat aktif dan terganggunya proses
metabolisme serta terbentuknya produk metabolit
yang tidak diharapkan
Pengumpulan bahan
Pada umumnya waktu pengumpulan sebagai berikut :
• Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah
menjadi masak,contohnya, daun Athropa belladonna mencapai
kadar alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman saat mulai berbunga.
Tanaman yang berfotosintesis diambil daunnya saat reaksi
fotosintesis sempurna yaitu pukul 09.00-12.00
• Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar
• Buah dipetik dalam keadaan tua, kecuali buah mengkudu dipetik
sebelum buah masak
• Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna
• Akar, rimpang (rhizome), umbi dan umbi lapis (bulbus),
dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti
Bagian Tanaman

Bagian tanaman yang diambil:


1. Klika batang/klika/korteks Klika diambil dari batang utama dan cabang, dikelupas
dengan ukuran panjang dan lebar tertentu, sebaliknya dengan cara berselang-
seling dan sebelum jaringan kambiumnya, untuk klika yang mengandung minyak
atsiri atau senyawa fenol gunakan alat pengelupas yang bukan terbuat dari logam.
2. Batang (caulis)Batang diambil dari cabang utama sampai leher akar, dipotong-
potong dengan panjang dan diameter tertentu.
3. Kayu (Lignum)Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas kuliltnya dan potong-
potong kecil.
4. Daun (Folium)Daun tua atau muda (daun kelima dari pucuk) dipetik satu persatu
secara manual.
Bagian tanaman

5. Bunga (Flos): dapat berupa kuncup atau bunga mekar atau mahkota
bunga atau daun bunga, dapat dipetik langsung dengan tangan.
6. Akar (Radix)Bagian yang digunakan adalah bagian yang berada di bawah
permukaan tanah,dipotong-potong dengan ukuran tertentu.
7. Rimpang (Rhizoma)Tanaman dicabut, rimpang diambil dan dibersihkan
dari akar, dipotong melintang dengan ketebalan tertentu.
Pengambilan sebaiknya pada musim kering dan bagian atas
tanaman mengering (layu).
8. Buah (Fructus)
Dapat berupa buah yang masak, matang atau buah muda, dipetik
dengan tangan
9. Biji (Semen)
Buah yang dikupas kulit buahnya menggunakan tangan atau alat, biji
dikumpulkan dan dicuci
Pencucian dan Sortasi Basah

• Pencucian dan sortasi basah dimaksudkan untuk


membersihkan simplisia dari benda-benda asing dari luar
(tanah, kerikil, rumput, batang,daun, akar yang telah rusak
serta pengotor-pengotor lainnya), dan memisahkan bagian
tanaman yang tidak dikehendaki
• Pencucian terutama dilakukan bagi simplisia utamanya
bagian tanaman yang berada di bawah tanah (akar,
rimpang, bulbus), untuk membersihkan simplisia dari sisa-
sisa tanah yang melekat
• Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan
pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia.
Pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir
Pencucian

Perendaman
• Perendaman biasanya dilakukan pada bahan yang tidak banyak
mengandung kotoran seperti daun, bunga, buah dll. Proses
perendaman dilakukan beberapa kali pada wadah dan air yang
berbeda, pada rendaman pertama air cuciannya mengandung
kotoran paling banyak.
• Saat perendaman kotoran-kotoran yang melekat kuat pada bahan
dapat dihilangkan langsung dengan tangan. Metoda ini akan
menghemat penggunaan air, namun sangat mudah melarutkan
zat-zat yang terkandung dalam bahan.
Pencucian

Penyemprotan
• Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya
banyak melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-
lain. Proses penyemprotan dilakukan dengan menggunakan air
yang bertekanan tinggi.
• Untuk lebih meyakinkan kebersihan bahan, kotoran yang melekat
kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan tangan.
Proses ini biasanya menggunakan air yang cukup banyak, namun
dapat mengurangi resiko hilang/larutnya kandungan dalam bahan
Pencucian
Penyikatan (manual maupun otomatis)
• Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan
yang keras/tidak lunak dan kotorannya melekat sangat kuat.
Pencucian ini memakai alat bantu sikat yang di-gunakan bentuknya
bisa bermacam-macam, dalam hal ini perlu diperhatikan kebersihan
dari sikat yang digunakan.
• Penyikatan dilakukan terhadap bahan secara perlahan dan teratur
agar tidak merusak bahannya. Pembilasan dilakukan pada bahan
yang sudah disikat. Metode pencucian ini dapat menghasilkan bahan
yang lebih bersih dibandingkan dengan metode pencucian lainnya,
namun meningkatkan resiko kerusakan bahan, sehingga merangsang
tumbuhnya bakteri atau mikroorganisme
Perajangan

• Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses


pengeringan dan pewadahan setelah dicuci dan dibersihkan
dari kotoran atau benda asing, materi/sampel dijemur dulu +-
1 hari kemudian dipotong-potong kecil dengan ukuran antara
0,25-0,06 cm yang setara dengan ayakan 4/18 (tergantung
jenis simplisia).
• Pembuatan serbuk simplisia kecuali dinyatakan lain, seluruh
simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk (4/18).
• Semakin tipis perajangan maka semakin cepat proses
pengeringan kecuali tanaman yang mengandung minyak
menguap perajangan tidak boleh terlalu tipis karena
menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat aktif.
Sebaliknya bila perajangan terlalu tebal pengeringannya lama
dan mudah berjamur
Pengeringan

Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah :


• Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat
digunakan dalam jangka yang relative lama.
• Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya
pembusukan oleh jamur ataubakteri karena terhentinya proses
enzimatik dalam jaringan tumbuhan yang selnya telah mati. Agar
reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air yang
dianjurkan adalah kurang dari 10 %
• Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin
dibuat serbuk.Cara pengeringan dapat dilakukan secara alamiah
dan secara buatan
Pengeringan

• Umumnya sampel dibiarkan kering di rak dalam


ruangan dengan ventilasi yang memadai
• Kondisi kering  mencegah fermentasi oleh
mikroorganisme dan degradasi metabolit
• Perlindungan dari sinar matahari langsung 
meminimalkan reaksi yang diinduksi oleh sinar
UV
• Oven  pengeringan lebih cepat, meminimalkan
reaksi enzimatik (cth. hidrolisis glikosida)
Pengeringan

Pengeringan alamiah Tergantung dari kandungan zat aktif simplisia,


pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
• Sinar matahari langsung, terutama pada bagian tanaman yang keras (kayu,
kulit biji, biji dan sebagainya) dan mengandung zat aktif yang relative stabil
oleh panas)
• Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara langsung,
umumnya untuk simplisia bertekstur lunak (bunga, daun dan lain-lain) dan
zat aktif yang dikandungnya tidak stabil oleh panas (minyak atsiri).
Pengeringan buatan
• Cara pengeringan dengan ,menggunakan alat yang dapat diatur
suhu,kelembaban, tekanan atau sirkulasi udaranya
• Oven  pengeringan lebih cepat, meminimalkan reaksi enzimatik
(cth. hidrolisis glikosida)
Pengeringan

• Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan.


Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40 - 60°C dan
hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang
mengandung kadar air 10%.
• Demikian pula dengan waktu pengeringan juga bervariasi,
tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan seperti rimpang,
daun, kayu ataupun bunga.
Pengeringan

• Kerugian pengeringan dengan sinar matahari antara lain :


1) Untuk mendapatkan hasil yang benar-benar kering memerlukan waktu
yang lama terlebih kalau cuaca kurang menguntungkan.
2) Pengeringan akan sangat tergantung pada cuaca (sinar matahari), apabila
cuaca buruk untuk beberapa hari, kemungkinan besar kerusakan endogen
pada hasil tanaman telah mulai berlangsung.
3) Pengeringannya memerlukan tempat yang luas dan beberapa orang
tenaga pengering.
4) Karena suhu dan waktu sukar diawasi atau diatur fluktuasinya, maka
kadang-kadang selama pengeringan dapat terjadi kerusakan akibat aktivitas
mikroba.
5) kecepatan pengeringan akan sangat tergantung kepada iklim. Oleh
karena itu cara ini lebih banyak digunakan di daerah dengan udara panas
atau kelembaban rendah, serta tidak turun hujan.
Pengeringan

• Pengering berbentuk cabinet


• Pengering berbentuk terowongan (tunnel dryer)
• Pengering yang dapat berputar (rotary dryer)
• Pengering berbentuk silindris ( drum dryer)
• Pengering dengan sistem penyemprotan (spray dryer)
Pengeringan

Kelebihan pengeringan dengan alat pengering mekanis antara lain:


a. Waktu yang diperlukan untuk mengeringkan relatif lebih
singkat.
b. Suhu dapat diatur, disesuaikan dengan bahan yang
dikeringkan dan hasil yang dikehendaki.
c. Tidak memerlukan tempat yang luas
d. Hasil yang diperoleh mempunyai mutu yang baik meskipun
kadang-kadang mutunya lebih rendah daripada
pengeringan sinar matahari.
e. Tidak memerlukan banyak tenaga.
Sortasi Kering

• Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing dan


pengotor-pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada
simplisia kering
• Sortasi kering dilakukan sebelum pewadahan simplisia bertujuan
memisahkan sisa-sisa benda asing atau bagian tanaman yang
tidak dikehendaki yang tidak tersortir pada saat sortasi basah
Pewadahan dan penyimpanan simplisia

• Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena faktor luar dan
dalam, antara lain cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi,
penyerapan air, pengotoran, serangga dan kapang
• Simplisia yang diperoleh diberi wadah yang baik dan disimpan pada tempat
yang dapat menjamin terpeliharanya mutu dari simplisia.
• Wadah terbuat dari plastic tebal atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup
kedap memberikan suatu jaminan yang memadai terhadap isinya, wadah
dari logam tidak dianjurkan agar tidak berpengaruh terhadap simplisia.
Penyimpanan
• Jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas maupun karung
goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang
dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi
isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi.
• Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun
di ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup
kering dan berventilasi.
• Pemberian label yang jelas pada tiap kemasan yang isinya menuliskan ;
nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang digunakan, tanggal
pengemasan, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih,
metode penyimpanan
EKSTRAKSI
• Departemen Kesehatan RI, 1986, Sediaan Galenik,
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
• Sarker, S.D., Latif, Z., dan Gray, A. I., 2006, Natural
Product Isolation, second edition, Humana Press Inc.
• Wallis, T. E. 1960. Textbook of Pharmacognosy 4th
Edition. London: J & A. Churcill
Ekstraksi

• Ekstraksi Merupakan proses pemisahan dari bahan padat maupun cair


dengan bantuan pelarut
• Sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
atau hewani dengan menggunakan penyari yang cocok, diluar pengaruh
cahaya matahari
• Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan
perbedaan kelarutan
Apa yang dimaksud dengan
penyarian/ekstraksi?

Penyarian adalah kegiatan


penarikan zat yang dapat larut
dari bahan yang tidak dapat
larut dengan pelarut
Ekstrak

Sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat


aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan
pelarut yg sesuai, diuapkan, dan massa atau serbuk yg
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi bahan
baku yg telah ditetapkan
Tujuan Ekstraksi

• Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia


yang terdapat pada bahan alam
• Untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu,
misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin
• Untuk digunakan dalam pengobatan tradisional
EKSTRAKSI

Sel yang dinding selnya masih utuh

Cairan penyari melarutkan zat aktif

Melewati dinding sel

Zat aktif keluar sel


Mekanisme Ekstraksi

Pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke


dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan
berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai
terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di
dalam dan di luar sel.
Prinsipnya senyawa yang berkhasiat diambil atau dipisahkan
dari tumbuhan. Bahan tumbuhan: segar atau kering (bahan
yang kering disebut simplisia).
Cara penggunaan simplisia

Rebus dengan air


Bahan segar atau kering, cara paling sederhana
Terjadi pemisahan senyawa kimia yang larut dalam
air dengan ampas
Menggunakan alat dari tanah liat (antikarat)
dengan alat
Seduh dengan air panas
Bahan kering, umumnya berupa serbuk
Serbuk yang dikapsul
Senyawa metabolit sekunder tidak dipisahkan,
digunakan bersama sel-sel tumbuhan
48
FAKTOR2 YANG BERPENGARUH
Bahan Awal

SEGAR KERING
BUAH/FRUCTUS
DAUN/FOLIUM
BIJI/SEMEN
HERBA
BATANG/CAULIS
RIMPANG/RHIZOMA
KULIT KAYU/KORTEKS
KAYU/LIGNUM
Pemanenan bahan

• Daun dan herba: mulai/menjelang berbunga


• Bunga: menjelang/saat mekar
• Buah dan Biji: saat buah tua
• Rhizoma: pertumbuhan vegetatif terhenti
Pelarut

Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor


berikut ini :
• Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama pada
ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin)
ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu
larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya di
ekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.
• Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar
(kebutuhan pelarut lebih sedikit).
Pelarut

• Kemampuan tidak saling bercampur


Pada ekstraksi cair-cair pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut
dalam bahan ekstraksi.
• Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaaan
kerapatan yaitu besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan
agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah
pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatan kecil,
seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal
(misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
Pelarut

• Reaktifitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan
secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
Sebaliknya dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia
(misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas
yang tinggi. Seringkali ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia.
Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada
dalam bentuk larutan.
• Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan
itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk
aseotrop. ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada
proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga
halnya dengan panas penguapan yang rendah).
PEMILIHAN PELARUT

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan


ketika memilih penyari:
 Kelarutan senyawa target
 Keamanan
 Kemudahan
 Potensi pembentukan artifak
 Grade/tingkatan dan kemurnian penyari
Pelarut

Kriteria yang lain


Pelarut sedapat mungkin harus
- murah
- tersedia dalam jumlah besar
- tidak beracun
- tidak dapat terbakar
- tidak eksplosif bila bercampur dengan udara
- tidak korosif
- tidak menyebabkan terbentuknya emulsi
- memiliki viskositas yang rendah
- stabil secara kimia dan termis.
56 JENIS-JENIS PELARUT
Air
Hidrokarbon alifatis (PE,heksan)
Kloro hidrokarbon (Diklormetan,
Triklormetan)
Alkohol (Etanol, metanol,
isopropanol)
Asam karboksilat
Ester
Ether
Minyak
Air
Murah dan mudah diperoleh
Stabil
Tidak mudah menguap dan tidak mudah
+ terbakar
Tidak beracun
Alamiah
Tidak selektif
Sari dapat ditumbuhi kapang dan kuman 
cepat rusak
Untuk pengeringan butuh waktu lama
Etanol
Tidak beracun
Netral
Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam
+
etanol 20% ke atas
Absorbsi baik
Etanol dapat bercampur dengan air pada
segala perbandingan
Panas untuk pemekatan lebih sedikit

- Harganya lebih mahal


Pelarut
• Asam bersifat korosif (meremukkan alat) sehingga tidak boleh dipakai
dalam industri, dan korosif bagi kulit manusia
• Inert secara kimia: tidak bercampur dg syw kimia, air kapur dg fenol
akan terbentuk khelat berwarna
• Kloroform dalam jumlah besar, diuapkan shg terjadi fosgen
(karsinogen)
• Etanol 50% maka air sulit menguap, sehingga perlu tenaga yg lebih
besar untuk evaporasi, tidak ekonomis.
• Kewaspadaan  penyari yang mudah terbakar dan yang mudah
membentuk peroksida eksplosif (dietil eter dan penyari yang
mengandung eter)
• Penyari dengan titik didih rendah: aseton, kloroform, diklorometan,
etil asetat, heksan, petroleum eter menguap dengan cepat
• Air dan butanol  sulit dihilangkan
• Ekstraksi senyawa :
– Polar : air, etanol, metanol
– Semi polar : etil asetat, diklorometan
– Nonpolar : n-heksan, petroleum eter,
kloroform
• Penyari nonpolar  senyawa lipofil (alkana,
asam lemak, pigmen, lilin, sterol, beberapa
terpenoid, alkaloid, dan kumarin)
• Penyari semi polar  beberapa alkaloid dan
flavonoid
• Penyari polar  glikosida flavonoid, tanin,
beberapa alkaloid
PENYARI SENYAWA YG
TERLARUT
HEKSANA Lemak
PE Terpenoid
BENZEN Steroid
TOLUEN Antrakinon,kumarin, flavonoid
polimetil, resin, klorofil

KLOROFORM SEMUA DI ATAS


DIKLOROMETAN Isoflavon, alkaloid bebas,
kurkumin dan fenol lain
DIETIL ETER SEMUA DI ATAS
Flavonoid polihidroksi
(aglikon)
ETIL ASETAT SEMUA DI ATAS
ASETON Flavonoid monoglikosida,
antrakinon glikosida, steroid
glikosida, kumarin glikosida
ETANOL SEMUA DI ATAS
METANOL Flavonoid glikosida, tanin,
saponin
AIR PANAS Semua yg lrt dlm penyari mulai
dari dietil eter ke bawah,
Alkaloid garam, karbohidrat,
protein
PROSES EKSTRAKSI

Pembuatan serbuk
Pembasahan
Penyarian
Pemekatan
PENYERBUKAN

• Tujuan penggilingan (yaitu, fragmentasi


tanaman menjadi partikel yang lebih kecil)
adalah
– untuk memperbaiki ekstraksi selanjutnya
dengan membuat sampel lebih homogen
– meningkatkan luas permukaan
– memfasilitasi penetrasi
pelarut ke dalam sel
• Alat: palu, pemotong, atau alat lain
Mengapa ukuran bahan
perlu diperkecil?
• Penyarian  perpindahan massa
• Zat aktif di dalam sel, ditarik oleh cairan
penyari sehingga terjadi larutan zat aktif
dalam cairan penyari tersebut.
• Umumnya penyarian akan bertambah baik
bila permukaan serbuk simplisia yang
bersentuhan dengan cairan penyari makin
luas

• Semakin halus serbuk seharusnya semakin


baik penyariannya
Pembasahan

Dinding sel
tumbuhan Serabut selulosa simplisia
segar dikelilingi oleh air

Pengeringan

Pengerutan sehingga
terjadi pori-pori

Pembasahan

Cairan penyari memasuki pori-pori sehingga


mempermudah penyarian selanjutnya
Penyarian

Sel yang dinding selnya masih utuh

Cairan penyari melarutkan zat aktif

Melewati dinding sel

Zat aktif keluar sel


Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi penyarian?

Derajat kehalusan
serbuk

Perbedaan
konsentrasi
Semakin besar perbedaan
konsentrasi, semakin cepat
penyarian
Sel dalam serbuk simplisia

Arah sari yang lebih encer


Arah sari yang lebih pekat
Metode penyarian

Infundasi

Perkolasi Maserasi

Sokhletasi
Pemekatan
• Penguapan adalah proses terbentuknya
uap dari permukaan cairan
• Kecepatan penguapan tergantung pada
kecepatan pemindahan panas
• Oleh karena itu alat penguapan
dirancang agar dapat memberikan
pemindahan panas yang maksimal
kepada cairan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan

Suhu
• Makin tinggi suhu  makin cepat penguapan
• Suhu  kerusakan zat aktif
• Banyak glikosida dan alkaloid yang terurai pada
suhu di bawah 100oC
• Pengaturan suhu sangat penting agar penguapan
dapat berjalan cepat dan kemungkinan peruraian
dapat ditekan sekecil mungkin
• Untuk zat aktif yang sangat peka terhadap panas 
pengurangan tekanan
Waktu
• Suhu tinggi waktu singkat kurang menimbulkan
kerusakan dibanding suhu rendah tapi waktu lama
Kelembaban
• Beberapa zat kimia lebih mudah terurai bila
kelembabannya tinggi, terutama pada kenaikan
suhu
• Beberapa reaksi hidrolisis memerlukan air sebagai
medium berlangsungnya reaksi
Cara penguapan
Konsentrasi
Proses Ekstraksi

Proses ekstraksi (Pemisahan) itu sendiri dibagi menjadi


bermacam-macam menurut asal dan bahan yang akan
dipisah. Secara garis besar, ada dua macam
pemisahan.
1. Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses
pemisahan cairan dari padatan dengan menggunakan
cairan sebagai bahan pelarutnya.
2. Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan cairan
dari suatu larutan dengan menggunakan cairan sebagai
bahan pelarutnya.
Ekstraksi Padat-cair

• Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu


zat pelarut. Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat
terlarut dari suatu padatan atau untuk memurnikan padatan
dari cairan yang membuat padatan terkontaminasi, seperti
pigmen.
• Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan ditentukan oleh
banyaknya zat yang larut, penyebarannya dalam padatan,
sifat padatan dan besarnya partikel. Jika zat terlarut
menyebar merata di dalam padatan, material yang dekat
permukaan akan pertama kali larut terlebih dahulu. Pelarut,
kemudian akan menangkap bagian pada lapisan luar sebelum
mencapai zat terlarut selanjutnya, dan proses akan menjadi
lebih sulit dan laju ekstraksi menjadi turun.
EKSTRAKSI PADAT-CAIR

Biasanya proses leaching berlangsung dalam tiga


tahap, yaitu:
1. Pertama perubahan fase dari zat terlarut yang
diambil pada saat zat pelarut meresap masuk.
2. Kedua terjadi proses difusi pada cairan dari
dalam partikel padat menuju keluar.
3. Ketiga perpindahan zat terlarut dari padatan ke
zat pelarut.
EKSTRAKSI PADAT-CAIR

• Pada umumnya penyarian akan semakin baik bila permukaan


serbuk simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari
semakin luas
• Serbuk yg terlalu halus akan memberikan kesulitan pd proses
penyarian, karena butir-butir halus partikel akan membentuk
suspensi yg dipisahkan dg hasil penyarian.
• Apabila dinding sel banyak yg pecah akan menyebabkan zat yg
tidak diinginkan akan ikut penyarian
EKSTRAKSI CAIR-CAIR

• Ekstraksi cair-cair adalah proses pemindahan


suatu komponen campuran cairan dari suatu
larutan ke cairan yang lain (yaitu pelarutnya).
Pada suatu campuran dua cairan yang saling
larut, salah satu adalah sebagai zat terlarut
(solute), dan yang lain adalah sebagai zat
pembawanya (diluent).
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
• Ekstraksi cair-cair sangat berguna untuk memisahkan
analit yang dituju dari penganggu dengan cara
melakukan partisi sampel antar 2 pelarut yang tidak
saling campur.
• Salah satu fasenya seringkali berupa air dan fase
yang lain adalah pelarut organik. Senyawa-senyawa
yang bersifat polar akan ditemukan di dalam fase air,
sementara senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik
akan masuk pada pelarut organik.
• Analit yang terekstraksi ke dalam pelarut organik akan
mudah diperoleh kembali dengan cara penguapan
pelarut, sementara analit yang masuk ke dalam fase
air seringkali diinjeksikan secara langsung ke dalam
kolom.
82
METODE EKSTRAKSI

• Ekstraksi dengan menggunakan Pelarut?


• Dingin  ????
• Panas  ?????

Anda mungkin juga menyukai