Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KULIAH KUNJUNGAN LAPANGAN (KKL) 2018

DISUSUN OLEH :

Monika Pandu Soraya

G1C016077

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Allhamdulillaahirabbil’alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kuliah Kunjungan Industri ini tepat pada waktunya. Adapun maksud penulisan Laporan
Kuliah Kunjungan Industri ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat Sidang Sarjana Muda
pada Universitas Muhammadiyah Semarang , yang telah penulis susun. Dengan harapan
penulis dapat mengetahui sejarah dan jenis peralatan yang digunakan dan produk yang
diproduksinya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan ini baik
dalam isi maupun bentuknya. Oleh karena itu kritik dan saran penulis terima dengan baik.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga Laporan Kuliah Kunjungan Industri ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya, terutama bagi penulis dan pembaca pada
umumnya. Semoga budi baik semua pihak yang tersebut diatas mendapat imbalan yang
setimpal dari Allah SWT. Amin

Semarang, 29 Maret
2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan
menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium
Biokimia,
Laboratorium khususnya di bidang tekologi nalis sebagai salah satu bidang yang
sangat berkembang di bidangg teknologinya, mahasiswa di tuntut untuk memiliki
pengetahuan akan teknologi yang cukup agar kualitas lulusan analis semakin kompeten
khususnya Universitas muhammadiyah semarang sehingga kampus memfasilitasi
mahasiswanya dan menuntut mahasiswa mengerti tidak hanya sekadar secara teori saja
namun mengerti secara praktik di lapangan , sehingga diadakan KKL (kuliah Kunjungan
Lapangan) untuk memberi pengetahuan yang lebih spesifik untuk menambah keilmuan
tentang perkembangan teknologi alat alat laboratorium dan proses prosesnya di bidang
laboratorium .
Pelaksanaan kegiatan kunjungan Industri ini adalah salah satu kegiatan pembelajaran
sebagai pengetahuan di luar kampus. Selain itu sebagai pendorong kreatifitas dan
melaporkan hasil pengamatan sebagai informasi yang disampaikan secara tertulis dalam
bentuk Laporan. Penulisan ini dapat dilaksanakan baik dan benar.

1.2. Tujuan
 Menambah wawasan mahasiswa mengenai laboratorium di industri dan
laboratoium kesehatan
 Mengenal pembuatan obat tradisional dan secara teknologi modern,
 Memahami dunia kerja yang sebenarnya,
1.3. Manfaat
Menambah wawasan dan informasi kepada mahasiswa  Menambah motivasi
mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. TEMPAT KUNJUNGAN


2.1.1. Sejarah Prodia
Prodia didirikan sebagai laboratorium sederhana pada tanggal 7 Mei 1973 di Solo.
Dan pada tahun 1975, prodia mulai mengembangkan layanan di kota Jakarta dan
Bandung. Pada tahun 1980, layanan prodia sudah mencapai 7 cabang, kemudian
berkembang hingga pada tahun 1985, layanan Prodia memiliki 10 cabang. Prodia
melengkapi struktur organisasinya dengan : Bagian Penelitian dan Pengembangan
Technical/Quality Control Department, serta Bagian Pendidikan dan Latihan bagi
karyawan. Untuk mewujudkan visi sebagai Centre of Excellence, Prodia merintis dan
melakukan kerjasama internasional dengan National University Hospital (NUH) -
Singapura dan Specialty Lab(Sekarang Quest Lab) – USA
Pada tahun 1991 hingga 1995, layanan Prodia berhasil menjangkau Indonesia
melalui 24 cabang. Pada tahun 1996, layanan Prodia bisa dinikmati di 38 cabang. Pada
tahun 1997, Prodia membangun dan mengimplementasikan Sistem Informasi
Laboratorium berbasis Infomation Technology (IT) bernama PRILI. Pada tahun 1999,
Prodia cabang Jakarta mendapat sertifikasi ISO 9002 dan menjadi laboratorium klinik
pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi internasional.
Pada tahun 2001 hingga 2005, jumlah cabang Prodia bertambah dari 49 menjadi 94
cabang yang tersebar di Indonesia. Laboratory Technologists di Prodia adalah yang
pertama memperoleh sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP), sementara itu Prodia dikenal sebagai laboratorium dengan komitmen tertinggi
dalam sertifikasi laboratory technologist-nya. Prodia memberikan beasiswa kepada
karyawannya untuk mengikuti program S2 dan S3 biomedik demi meningkatkan
kompetensi sumber daya manusianya. Pada tahun 2005, Sistem Manajemen Informasi
Laboratorium Prodia bermigrasi dari PRILI ke SISPRO
Pada tahun 2008, Prodia Jakarta kembali menjadi laboratorium klinik pertama di
Indonesia yang berhasil memperoleh akreditasi SNI ISO 15189, yaitu akreditasi
internasional khusus untuk laboratorium medis. Untuk meningkatkan mutu dan layanan
pemeriksaan kesehatan yang spesifik yang terkait laboratorium klinik, didirikan sister
company yakni Prodia the CRO (Contract Research Organization) untuk layanan uji klinik
obat, dan Prodia Occupational Health Institute untuk layanan pemeriksaan kesehatan
berbasis kesehatan kerja.
Pada tahun 2009, Prodia Tower, sebagai salah satu bagian untuk mewujudkan visi
Prodia sebagai Centre of Excellence, diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI. Pada tahun
ke-3 mengikuti program External Quality Assurance (EQAS) yang diselenggarakan oleh
Bio-Rad (USA), Prodia cabang Solo berhasil masuk peringkat 26 dari 2.320 laboratorium
peserta (dari 95 negara). Peringkat ini terus meningkat, yakni menjadi peringkat 18 dari
2.532 laboratorium peserta pada 2010. Meraih Top Brand Award dengan peringkat
tertinggi untuk pertama kalinya. Pada tahun 2010, Prodia menerima Service Excellence
Award.
Dan pada tahun 2011 hingga sekarang, Prodia sudah mendirikan Prodia Childlab di
Jakarta yang berkomitmen untuk memahami kebutuhan khusus akan layanan laboratorium
untuk pasien anak. Prodia juga mendirikan pabrik reagensia melalui sister company-nya
Proline (Prodia Diagnostic Line) yang bertujuan untuk mendukung kelancaran dan
ketersediaan reagensia (bahan baku untuk pemeriksaan. Proline menjadi pabrik reagensia
dengan lisensi dari Diasys - Jerman. Prodia juga telah berkerjasama dengan Quintiles
(sebuah Contract Research Organization terbesar di dunia) yang menjadikan Prodia dapat
menangani uji klinis multicenter yang dilakukan di berbagai negara oleh biofarmasi
global.
Pada September 2011, Prodia menjadi laboratorium pertama di Indonesia yang
mendapatkan sertifikasi NGSP untuk pemeriksaan HbA1c. Pada awal 2012, Prodia telah
memiliki 110 cabang yang tersebar di 78 kota 29 propinsi.

Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Prodia

Sejak awal, Drs. Andi Wijaya beserta seluruh pendiri lainnya tetap menjaga komitmen
untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati. Komitmen
itulah yang mengantarkan Prodia menjadi laboratorium klinik terbaik dan terbesar di
Indonesia seperti sekarang ini, serta menjadi Pusat Rujukan Nasional. Berikut adalah visi,
misi dan kebijakan mutu Prodia.
Visi :
1. Menjadi layanan kesehatan terpercaya menunjang pengobatan generasi baru
(Transforming towards reliable Next Generation Health Care).
2. Sebagai Centre of Excellence.
(Visi Prodia sebagai Centre of Excellence, membawa Prodia untuk terus
meningkatkan kualitas dan layanan kepada para pelanggan. Beberapa aktivitas Prodia
untuk mencapai tujuan sebagai Centre of Excellence)
Misi : Untuk Diagnosa Lebih Baik

Kebijakan Mutu :
Melalui kinerja berlandaskan mutu, manajemen dan karyawan prodia memiliki
komitmen untuk menghasilkan pemeriksaan dan layanan prima yang memuaskan pelanggan
dan pihak terkait, serta melakukan perbaikan berkesinambungan.
Kualitas pemeriksaan di Prodia adalah yang terbaik. Melalui sistem manajemen mutu Prodia,
maka hasil terbaik itu juga didapatkan secara konsisten di setiap cabang Prodia di Indonesia

2.1.2. PT VITAPHARM
PT. Vitapharm berdiri pada tahun 1962 di Surabaya dan salah satu pendirinya
adalah seorang ahli farmasi bernama Dr. Tio Tiongho. PT. Vitapharm lahir sebagai
perusahaan farmasi dengan nama PT. General Indonesian Producing Centre.
PT.Vitapharm sempat berganti nama beberapa kali hingga nama yang sekarang
ini.Perusahaan ini memproduksi produk-produk perawatan dan kecantikan yang sesuai
untuk daerah tropis. Untuk meningkatkan kualitas kerja dan mutu dari perusahaan,PT.
Vitapharm telah mengantongi sertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)
sebagai bukti akan kualitas produk yang mereka produksi untuk pembuatan cream,
lipstick, dan liquid pada tahun 2008, serta powder dan compact powder padatahun 2009.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas dari produk PT. Vitapharm terjamin mutunya
karena melewati beberapa tahap quality control, analisa danmikrobiologi yang ketat guna
mempertahankan kualitas dari produk.PT. Vitapharm menggunakan mesin-mesin
berteknologi canggih, tidak lupa mereka juga memperdayakan warga sekitar untuk turut
ambil bagian menjadi sumber dayamanusia yang berpengaruh besar dalam proses
produksi. Pekerja-pekerja tersebuttelah melewati masa training sehingga kinerja dan
jaminan dalam mereka bekerjadapat dipertanggungjawabkan. Hingga kini, PT. Vitapharm
telah menyerap ratusantenaga kerja.PT. Vitapharm mengatakan bahwa pabrik mereka juga
ramah lingkungan karenamereka mengelola limbah yang ada sehingga tidak
membahayakan lingkungansekitar. Hal ini meningkatkan kualitas dari perusahaan
tersebut.

Misi dari PT. vitapharm adalah:


a. Bekerjasama dalam penelitian dan pengolahan bahan dasar kosmetik, sehingga
mampu menghasilkan produk – produk kosmetik yang mempunyai keunggulan
kompetitif dan berkhasiat untuk mengimbangi dampak negative dari iklim tropis
serta mengikuti perkembangan gaya hidup.
b. Mengembangkan kemampuan dan motivasi karyawan untuk:
 Menghasilkan produk berkualitas.
 Menggalang kemitraan dengan pihak – pihak yang seiring dengan visi
perusahaan.
 Memelihara kesinambungan usaha.
c. Menyediakan produk, jasa perawatan dan informasi kosmetik yang sesuai, mudah
terjangkau bagi wanita dan mereka yang ingin memiliki wajah dan kulit tubuh yang
terawat baik.
d. Ikut memelihara kelestarian lingkungan dengan memetuhi ketentuan – ketentuan
yang berlaku.

2.1.3. BBPLK SURABAYA


Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya berdiri pada tahun 1917 dengan nama
Gewesteelijk Laboratorium dipimpin oleh Dr. S. W. de Wolff dan pada tahun 1976
sebagai organisasi Dinas Kesehatan Jawa Timur yaitu UPT Labkes Daerah Propinsi Jawa
Timur.
Pada tahun 1978 sesuai SK Menkes RI Nomor : 142/MENKES/SK/IV/1978 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Labkes, maka Labkesda Surabaya berubah
status dari milik Pemda menjadi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Departemen Kesehatan
RI dan berubah nama menjadi Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya dengan status
kelas B, yang dipimpin oleh Kepala Balai dibantu Kasub Bagian Tata Usaha dan tiga
Kepala Seksi (Kasie Mikrobiologi, Kasie Kimia dan Patologi, Kasie Media dan
Reagensia).
Setelah dinilai oleh Tim MENPAN dan DEPKES RI Tanggal 24 September 2004
status Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya meningkat menjadi Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Surabaya, dengan Eselon IIb, sesuai SK Menkes RI Nomor :
1063/MENKES/SK/IX/2004 yang diperbarui dengan Peraturan Menkes RI Nomor
558/MENKES/PER/VII/2006. Dengan peningkatan menjadi Balai Besar, Kepala BBLK
dibantu Kepala Bagian Tata Usaha dan dua Kepala Bidang (Kabid Laboratorium Klinik
dan Kesmas, Kabid Pengendali Mutu). Kepala Bagian Tata Usaha dibantu dua Kepala
Sub Bagian (Kasubbag Perencanaan dan Keuangan; Kasubbag Umum dan
Kepegawaian). Kabid. Laboratorium Klinik dan Lab. Kesmas dibantu dua Kepala Seksi
(Kasie Lab. Klinik; Kasie Lab. Kesmas), Kabid Pengendali Mutu dibantu dua Kepala
Seksi (Kasie Pemantapan Mutu ; Kasie Diklat dan Litbang).
Tahun 2009 BBLK Surabaya mengajukan perubahan status dari satuan kerja PNBP
menjadi PPK-BLU pada Departemen Keuangan dan dilaksanakan penilaian pada tanggal
3 Nopember 2009 dengan materi Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Tahun 2009 –
2013, Laporan Keuangan Periode 1 Januari 2008 s.d. 31 Desember 2008 serta Standar
Pelayanan Minimum. Akhirnya BBLK Surabaya telah berubah status menjadi PK-BLU
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 57/KMK.05/2010 tanggal
05 Februari 2010 tentang Penetapan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada
Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 52/MENKES/Per/VII/2013
tanggal 22 Juli 2013, Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium
Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan, terjadi perubahan struktur organisasi
dan tata kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Dengan perubahan struktur
tersebut, Kepala BBLK dibantu Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum dan
dua Kepala Bidang (Kabid Pelayanan, Kabid Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis).
Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum dibantu dua Kepala Sub Bagian
(Kasubbag Keuangan dan Barang Milik Negara; Kasubbag Administrasi Umum), Kabid
Pelayanan dibantu dua Kepala Seksi (Kasie Lab. Klinik dan Uji Kesehatan; Kasie Lab.
Kesmas), Kabid Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis dibantu dua Kepala Seksi
(Kasie Pemantapan Mutu ; Kasie Bimbingan Teknis). Di samping perubahan struktur,
pada peraturan tersebut terdapat penambahan wilayah Bimbingan Teknis yang semua 7
wilayah menjadi 8 wilayah, yaitu :
1. Jawa Timur
2. Kalimantan Timur
3. Kalimantan Tengah
4. Kalimantan Selatan
5. Kalimantan Utara
6. Bali
7. Nusa Tenggara Barat
8. Nusa Tenggara Timur

Visi, Misi, Dan Kebijakan Mutu

Komitmen Manajemen :
1. Menyediakan jasa pelayanan laboratorium klinik dan lingkungan, sarana prasarana,
pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan yang berkualitas.
2. Melaksanakan perbaikan kualitas pelayanan yang berkesinambungan untuk
memenuhi harapan pelanggan.
3. Menjalankan sistem manajemen sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Visi : Menjadi laboratorium kesehatan Nasional yang terkemuka di Indonesia tahun
2019.

Misi :

1. Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan laboratorium yang


terstandarisasi.
2. Melaksanakan Bimbingan Teknik, Pemantapan Mutu Eksternal, pemeriksaan
spesimen Surveilans dan Kejadian Luar Biasa di wilayah Regional dan Nasional
3. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumber daya manusia yang
berkesinambungan.
4. Mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada serta melaksanakan manajemen
keuangan yang akuntabel.

Moto : Untuk Anda kami memberikan yang terbaik.


2.2. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan Jurusan teknologi laboratorium medik
Fakultas ilmu keperawatan dan kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2018 – 29 Agustus 2018
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. MATERI KUNJUNGAN


3.1.1. PRODIA

3.1.2. PT VITAPHARM

3.1.3. BBLK SURABAYA

3.2. LAPORAN SEMENTARA

BAB IV

KESIMPULAN

4.1. KESIMPULAN

4.2. SARAN

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai