Oleh
PUTU RINA WIDHIASIH
LUH PUTU DEVI KARTIKA
A.A LIDYA NIRMALA DEWI
NI PUTU PURI ARTINI
NI MADE ANDINI DEWI
THALIA ANGGREA NOOR
VITRI ANASTASIA IRIANTO
(P07134014002)
(P07134014006)
(P07134014008)
(P07134014014)
(P07134014016)
(P07134014018)
(P07134014020)
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu melalukan uji skrinning senyawa golongan
narkotika atau psikotropika pada darah atau urin pecandu narkoba
dengan teknik immunoassay.
2. Mahasiswa mampu melakukan
pemisahan
obat-obat
golongan
hasil
uji skrining
dengan
teknik
immunoassay.
3. Mampu melakukan penyiapan sampel dengan ekstraksi cair-cair.
4. Mampu memisahkan obat-obat golongan amfetamin dan opiate dari
sampel urin dengan ekstraksi cair-cair.
1.2 Latar Belakang
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif.
Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA
merupakan masalah yang kompleks yang memerlukan upaya penanggulangan
secara komprehensif. Meskipun dalam kedokteran sebagian besar golongan
NAPZA masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau
digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila
disertai peredaran dijalur ilegal, akan sangat merugikan bagi individu maupun
masyarakat luas khususnya generasi muda.
diperantarai
dengan
meningkatkan
konsentrasi
sinapsis
dan
sendiri
menjadi
lalu.
dunia.
untuk
mengetahui
ada
tidaknya
golongan
tersebut
pada
tubuh seseorang.
Pemeriksaan pendahuluan (Screening test) adalah pemeriksaan laboratorium
sebagai upaya penyaring untuk mengetahui ada/tidaknya golongan narkotika dan
psikotropika yang menimbulkan efek toksik atau efek gangguan kesehatan pada
tubuh seseorang. Salah satu metode analisis toksikologi yang digunakan untuk
mendeteksi adanya obat-obatan narkotika dan psikotropika, pada serum , plasma,
serta urine adalah dengan menggunakan teknik immunoassay .
Pemeriksaan konfirmasi dapat digunakan setelah uji skrining dimana
pemeriksaan konfirmasi ini merupakan suatu pemeriksaan lanjutan yang lebih
akurat karena hasil yang dikeluarkan sudah definitif menunjukkan jenis
zat narkotika psikotropika yang terkandung di dalam sampel tersebut.
Pemeriksaan dilakukan apabila hasil pemeriksaan pendahuluan (screening test)
memberi hasil positif (BNN, 2008)
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Narkoba adalah obat, bahan, zat dan bukan tergolong makanan yang jika
diminum, dihisap, ditelan, atau disuntikkan dapat menyebabkan ketergantungan
dan berpengaruh terhadap kerja otak, demikian pula fungsi vital organ tubuh lain
(jantung, peredaran darah, pernapasan, dll).
Menurut Soerdjono Dirjosisworo, Narkotika adalah zat yang bisa
menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan
kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit,
rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Dalam
dunia medis dimanfaatkan sebagai pengobatan dan kepentingan manusia di
bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain. Sedangkan
Psikotropika dalam Undang-Undang No. 5/1997 disebutkan merupakan zat atau
obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
pada aktivitas mental dan perilaku.
Menurut UU Narkotika UU No. 35 tahun 2009 golongan psikotropika
golongan I dan II dimasukkan kedalam kelompok narkotika yang dibagi menjadi
5 jenis yaitu golongan amfetamin, opiat, barbiturat, benzodiazepine, dan
mariyuana (ganja). Golongan amfetamin terdiri atas amfetamin, dan turunannya
(ekstasi dan kristal sabu), golongan opiat terdiri atas morfin, heroin, dan kodein,
golongan barbiturat terdiri atas secobarbital, phenobarbital, dan amorbarbital,
golongan benzodiazepine yang terdiri dari diazepam, alprazolam, nimetazepam,
bromazepam, dan chlordiazepoxide.
Sementara golongan Psikotropika yaitu golongan III dan IV yang sesuai
dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1997. Zat yang termasuk psikotropika antara
lain ; Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine,
Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi,
Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.
2.2.
Uji Konfirmasi
Pemeriksaan konfirmasi adalah suatu pemeriksaan lanjutan yang lebih
akurat karena hasil yang dikeluarkan sudah definitif menunjukkan jenis zat
uji
pemastian
menggunakan
teknik
kromatografi
yang
dikombinasi dengan teknik detektor lainnya, seperti: kromatografi gas spektrofotometri massa (GC-MS), kromatografi cair kenerja tinggi (HPLC)
dengan diode-array detektor, kromatografi cair - spektrofotometri massa (LCMS), KLT-Spektrofotodensitometri, dan teknik lainnya. (Wirasuta, 2008)
2.4.
Opiat
Opioida atau opiate berasal dari kata opium. Opioida adalah segolongan zat,
baik yang alamiah, semi sintetik, maupun sintetik yang khasiatnya analgetik.
Opioida memiliki sifat menghilangkan rasa nyeri, khasiat hipnotik (menidurkan)
dan euforik (menimbulkan rasa gembira). Beberapa yang termasuk opioida
alamiah adalah :
1. Morfin
Pemakaian morfin yang teratur akan cepat menimbulkan toleransi dan
ketergantungan. Opium mentah mengandung 4-21 % morfin. Morfin
bekerja pada reseptor opiate yang sebagian besar terdapat di susunan saraf
pusat dan perut.
2. Kodein
Kodein merupakan alkaloida alamiah yang terdapat dalam opioida mentah
sebanyak 0,7-2,5 %. Kodein juga opioida alamiah yang paling banyak
digunakan dalam pengobatan. Kodein mempunyai efek analgetik lemah,
sekitar 1/12 kekuatan analgetik morfin. Karenanya kodein tidak dipakai
untuk menghilangkan rasa nyeri, tetapi merupakan antitusif (anti batuk)
yang kuat.
2.5.
Metode Ekstraksi
2.6.
Urin
Urine sangat berguna dalam skrining racun karena obat, racun dan metabolit
terdapat dengan konsentrasi yang lebih besar pada urin dibandingkan dalam
darah. Urine, tidak seperti plasma, bebas dari protein dan lipida, karena itu
umumnya dapat langsung diekstraksi dengan pelarut organik. Dibandingkan
dengan plasma atau serum, komposisinya bervariasi cukup besar yang dapat
dilihat dari warna gelap urine malam dibandingkan dengan warna yang pucat dari
urine yang dikumpulkan pada siang hari. (Wirasuta, 2008)
Urin segar berwarna kuning atau kuning-hijau, namun pada penyimpanan
sebagai larutan yang bersifat asam warna urin akan berubah menjadi kuningcoklat akibat terjadinya oksidasi dari urobilinogen menjadi urobilin. Sampel urin
tahan selama beberapa minggu jika disimpan pada suhu 2-8 0 C. Namun jika
dibekukan (-200 C), sampel urin yang diasamkan akan tahan sampai jangka waktu
yang panjang, tapi sebelumnya dilakukan sentrifugasi terlebih dahulu (Flanagan
et al., 2007)
2.7.
BAB III
PROSEDUR KERJA
Pipet tetes
Botol vial
Aluminium foil
Kulkas / freezer
Pipet ukur
Gelas beaker
Tabung reaksi
Ballfiller
Tabung eppendorf
Oven (memert)
Striptes benzodiazepine
THC
Metamfetamin dan Opiat dari
BIO-RAD
Strip pH dari MACHEREYNAGEL
Pemanas dari Caorning PC420D
2. Bahan
Metano
3.1.2 Skema Kerja
Preparasi sampel
a. Preparasi Sampel Darah Segar
Fase cair (plasma)
Darah
ditambah EDTA
Card strip
test segar
disiapkan
disentrifugasi
terbentuk 2 lapisan
Kecepatan 1500 rpm , selama 15 menit
Disentrifugasi
Fase Bening
Dipipet
Fase Keruh
c. Uji
Skrining
narkotika
dan
Psikotropika
dengan
Teknik
Immunoassay
Card strip dibawa ke suhu ruangTes strip dikeluarkan
dicelupkan
Plasma/urine,
arahmaks
panah
menunjuk tegak lurus pada sampel
Tinggi sampel yang tercelup tidak melebihi
batas tinggi
strip
Ditahan 30 detik
Strip
diletakkan
Muncul warna merah keunguan
pada
strip dipermukaan datar, bersih , tidak menyerap
Keterangan :
1. Interpretasi hasil uji skrining pada sampel analisis tidak mengandung
senyawa golongan narkotika atau psikotropika.
2. Interpretasi hasil uji skrining pada sampel analisis mengandung
senyawa golongan narkotika atau psikotropika.
3. Interpretasi hasil uji skrining tidak valid.
3.2 Uji Konfirmasi
3.2.1 Medium Analit
3.2.2
Urine
Target
3.2.3
Metode Pemisahan
Alat dan Bahan
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Alat :
Alat sentrifugasi
Alat vortex
Gelas ukur
Pipet volume dan
Ballfilter
Pipet tetes
Gelas beaker
Botol vial
Labu ukur
9. Tabung reaksi
10. Plat silica GF 254
11. Chamber
12. Camag Nanomat 4
13. Spektrofotometer
b. Bahan :
1. Amfetamin (AM)
2. Metamfetamin (MA)
3. Metillendioksimetanfeta
min (MDMA)
4. Morfin
5. Codein
Prosedur Kerja
Ekstraksi sampel dengan menggunakan ekstraksi cair-cair
-
Diambil 1 ml sampel
urin ditaruh pada tabung
sentrifuge
Residu dilarutkan
dalam 25l metanol
HASIL PENGAMATAN
BAB IV
GOLONGAN
HASIL
+
-
WARNA
pH
KETERANGAN
Didalam urin tidak
BENZODIAZEPI
Kuning Jernih
terdapat narkotika
golongan
benzodiazepin
Didalam urin tidak
AMPHETAMINE
Kuning Jernih
terdapat narkotika
golongan amfetamin
Didalam urin tidak
MORPHIN
Kuning Jernih
terdapat narkotika
golongan morphine
Didalam urin tidak
KOKAIN
Kuning Jernih
terdapat narkotika
golongan kokain
Benzodiazepin
Amphetamine
Morphine
Kokain
Struktur
pKa
Kelarutan
Titik isolistrik
Titik lebur
Koefisien partisi
eter
pH 9
254-256 C
1,4 atau 1 oktanol/air
Struktur
pKa
pKa 8,2
Kelarutan
Titik isolistrik
Titik lebur
spectrum UV
larutan 0,5%
1550 sampai 1590
dalam larutan asam dengan serapan maksimum pada
panjang gelombang 285nm (A11= 55a) dan tidak da
serapan pada basa
99
100
1+ antilog( pKa pH )
100
99
1,01
Antilog y
= 1,01 1
Antilog y
= 0,01
= log 0,01
= -2
pKa pH
=-2
8 pH
= -2
pH
= 10
o pKa 9,9
=
99
100
1+ antilog( pKa pH )
100
1+ antilog( pKa pH )
100
99
1,01
Antilog y
= 1,01 1
Antilog y
= 0,01
= log 0,01
= -2
pKa pH
=-2
9,9 pH
= -2
pH
= 11,9
100
1+antilog(8,210)
100
1+antilog(1,8)
100
1+0,0158
100
1,0158
= 98,44 %
Isopropanol:Kloroform (1:3)
untuk penguapan
proses penguapan
BAB V
PEMBAHASAN
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2009.
Farmakokinetik
Obat.
Diakses
dari
http://ebie-bie-
2013.
Narkotika
dan
Psikotropika.
Online.
http://www.scribd.com/doc/74127001/Bioanalisis-EMIT-Kualitatif-
(2012).
World
Drug
Report
2012.
[online]
tersedia:
http://www.unodc.org/documents/dataandanalysis/WDR2012/WDR_2012_we
b_small.pdf (diakses : Rabu, 25 Mei 2016 ; 11:17)
Wirasuta, 2008. Analisis Toksikologi Forensik Dan Interpretasi Temuan Analisis.
Jakarta : Universitas Udayana Press.
Wirasuta, Gelgel. 2013. Penuntun Praktikum Toksikologi. Denpasar : Universitas
Udayana
Praktikan II
Praktikan III
Praktikan IV
Praktikan V
Praktikan VI
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I
Pembimbing III
Pembimbing II
Pembimbing IV