Oleh:
Thalia Anggrea Noor
(1903010144)
Puji Syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan anugrah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul,
“Perkembangan Dan Pertumbuhan Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Dilihat Dari Siklus
Hidupnya” dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa pula saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan paper ini hingga dapat tersusun dengan baik. Paper ini dissun
berdasarkan pengetahuan yang didapatkan penulis dari beberapa refrensi seperti buku
dan media elektronik. Paper ini diharapkan daoat menjadi refrensi bagi orang lain baik
sebagai bahan bacaan maupun tugas dalam memahami perkembangan dan
pertumbuhan tumbuhan lumut dilihat dari siklus hidupnya.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, begitu pun dengan paper ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, sehingga penulis dapat memperbaiki paper ini di masa mendatang.
ii
DAFTAR ISI
Judul ........................................................................................................................ i
Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ..............................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Tumbuhan Lumut ...............................................................................................3
2.2 Klasifikasi Tumbuhan Lumut ...........................................................................4
2.3 Siklus Hidup Tumbuhan Lumut ........................................................................8
Bab III Pembahasan
3.1 Siklus Hidup Tumbuhan Lumut ......................................................................10
3.2 Fungsi Tumbuhan Lumut Bagi Lingkungan Sekitar .......................................12
BAB IV Kesimpulan .............................................................................................13
Daftar Pustaka ........................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuhan lumut memiliki berbagai fungsi yang menjadi komponen penting bagi
kehidupan, ini dikarenakan tumbuhan lumut berperan signifikan dalam keseimbangan
air dan siklus hara yang berfungsi sebagai substrat, sumber makanan, dan sumber
makanan bagi organisme lainnya. Oleh karena itu, tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor sebelum tumbuhan lain tumbuh. Tumbuhan lumut tidak dapat hidup
sendiri, dan hidup dengan membentuk koloni.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
hijau karena memiliki sel-sel plastid yang menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat
autrotrof sehingga lumut dapat membuat makann sendiri dari proses fotosintesis
(Najmi, 2009)
4
Secara umum klasifikasi bryophyta dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2.1 Klasifikasi Bryophyta yang memiliki tiga kelas utama yaitu lumut
hati (hepaticeae), lumut tanduk (anthocerotaceae), dan lumut daun (musci).
5
Tumbuhan lumut kelas anthocerotae memiliki ciri-cri sebagai berikut (Hasan dan
Ariyanti, 2004):
a. Talus gametofit tidak dapat dibedakan antara sturktur “batang” dan
“daun”, sedangkan “akar” masih berupa rhizoid
b. Talus gamettofit berbentuk pipih dorsiventral
c. Pada permukaan dorsal talus gametofit dibentuk gametangium, yaitu
antheridium dan arkhegonium
d. Talus sporofitnya berbentuk seperti tanduk atau jarum yang ramping
(kecil), dan pertumbuhannya terjadi karena pembelahan sel-sel dasar
pada daerah kaki
Habitat hidup tumbuhan lumut kelas Anthocerotae umumnya pada tanah mineral
yang lembab dibukit ataupun di lereng gunung. Tanah gambut yang bersifat asam dan
miskin unsur hara tidak cocok bagi kehidupan lumut anggota kelas Anthocerotae
(Akhmadi, 2010).
Pada lumut hati (hepaticeae) identifikasi dilakukan melalui penentuan bentuk
gametofit, anatomi internal dan isi sel pada talus, serta posisi organ seksual dan struktur
pelindungnya. Lumut hati memiliki perbedaan bangsa yaitu lumut hati bertalus
(marchantiales) dan lumut hati berdaun (jungermaniales) didominasi dengan bentuk
tumbuhan dominan talus yang menempel pada permukaan tanah (Lukitasari, 2018).
Klasifikasi tumbuhan Lumut Hati
Regnum = Plantae
Divisio = Hepaticophyta
Kelas = Hepaticosida
Ordo = Hepaticoceales
Family = Hepaticoceae
Genus = Hepaticopsida
Spesies = Hepaticopsida sp
6
Bentuk lumut hati berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan (Hasan
dan Ariyanti, 2004). Habitat hidup tumbuhan lumut kelas Hepaticae umumnya pada
tanah mineral yang lembab dibukit ataupun di lereng gunung, terutama pada dasar
hutan yang lebat. Pada tanah gembut yang bersifat asam dan miskin unsur hara
umumnya tidak cocok bagi kehidupan lumut anggota kelas Hepaticae. Meskipun
demikian beberapa jenis yang talus gametofitnya seperti “daun” dapat ditemukan
tumbuh di hutan rawa gambut, misalnya Plagiochila sp (Tjitrosoepom, 1989).
Tumbuhan lumut kelas hepaticae mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Anonim,
2015):
a. Talus gametofit tidak dapat dibedakan antara struktur batang dan daun,
sedangkan akar berupa rizoid.
b. Talus gametofit berbentuk pipih dorsiventral.
c. Pada permukaan dorsal gametofit dibentuk anteridium dan arkegonium
yang berbentuk seperti payung.
d. Talus sporofitnya berukuran sangat kecil, sehingga hamper tidak terlihat.
Pada lumut daun, fitur gametofitik dari struktur daun (terutama rincian sel dan
bentuk daun), detail dari margin daun, ornamen sel, penampang melintang dari
pelepah, dan posisi organ seksual yang terhubung dengan puncak batang sangat
membantu klasifikasi. Fitur sporofit berperan dalam mengidentifikasi terutama terkait
sporangium, khususnya orientasi, bentuk, struktur pelindung sporangial (khususnya
stomata dan bentuk sel dari sel terluar) (Lukitasari, 2018).
Tumbuhan lumut daun dikelompokan kedalam tiga ordo yaitu ordo Andreaeales,
Sphagnales, dan Brayale (Hasanudin dan Mulyadi, 2004). Habitat lumut daun sangat
bervariasi, ada yang hidup di air parit, kolam, sumur, tanah, sawah, tebing, pinggiran
sungai, bahkan ada yang hidup pada batuan cadas (Q.A. International, 2016).
Klasifikasi tumbuhan Lumut Daun
Regnum = Plantae
Divisio = Bryophyta
Kelas = Bryopsida
7
Ordo = Bryopceales
Family = Bryopceae
Genus = Bryopsida
Spesies = Bryopsida sp
8
ini dipercaya mempengaruhi ukuran lumut sehingga berukuran kecil (Fuller dan
Carothers, 1994).
Lumut terdiri dari beberapa bagian yaitu batang, daun, rhizoid, sporofit, dan
gametofit. Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan
berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit.
Pada siklus hidupnya dan tahapan sporofit dengan organ pengahsil spora (sporangium)
yang biasanya akan menjadi parasit pada bagian gametofitnya. Spora yang ada di dalam
sporangium akan dikeluarkan ke udara setelah matang (Lukitasari, 2018).
Gametofit pada bryophyte merupakan tanaman fotosintetik yang biasanya
melekat pada substratnya dengan perantara rhizoid, yaitu struktur halus memanjang
berupa gabungan sederet sel yang sejenis dengan fungsi menyerupai akar. Pada lumut
hati, gametofit umumnya berdaun sedangkan sebagian lumut tanduk memiliki bentuk
dengan adanya talus. Gametofit pada bryophyte biasanya berukuran kecil bervariasi
mulai kurang dari 1 milimeter hingga 20 sentimeter, dan beberapa jenis lumut akuatik
(Fontinalis) memiliki gametofit yang dapat mecapai panjang hamper 1 meter
(Lukitasari, 2018).
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
3) Apofisis (Ujung seta yang membesar yang merupakan peralihan dari tangkai
dan sporangium)
4) Sporangium (Kotak spora)
5) Kaliptra (Tudung yang berasal dari arkegonium sebelah atas).
e. Gametofit
1) Anteridium (sel kelamin jantan) yang menghasilkan sperma
2) Arkegonium (sel kelamin betina) yang menghasilkan sel telur
11
Gambar 3.1.1 Metagenesis Tumbuhan Lumut
12
BAB IV
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Matakuliah Botani Tumbuhan Rendah. [online] tersedia di: https://repository.ar-
raniry.ac.id/5126/14/Cut%20Raihan.pdf. Diakses Pada 20 September 2019
Satiyem. 2010. Keankeragaman Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Pada Berbagai
Ketinggian Hunungannya Dengan Kondisi Lingkungan Di Wilayah Lereng
Selatan Gunung Merapi Pasca Erupsi, Jurnal Eksperimen Vol. 12 No. 3
Tjitrosoepom, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM
15