Anda di halaman 1dari 9

Nama

: Thalia Anggrea Noor

NIM

: P07134014018

Semester

:V
PEMERIKSAAN HAV IgG/IgM

Hari/Tanggal : Rabu/12 Oktober 2016


Tempat: Lab. Bakteriologi Jur.Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar
I.

Tujuan
Pemeriksaan imunokromatografi (rapid test) untuk mendeteksi secara kualitatif
adanya antibodi IgM/IgG virus hepatitis A dalam serum atau plasma pasien.

II.

Metode
Metode

yang

digunakan

dalam

pemeriksaan

HAV

IgG/IgM

adalah

Imunokromatografi
III.

Prinsip
Berdasarkan reaksi antara antibodi dalam serum/plasma dengan antigen dalam
membran yang dilapisi oleh tiga garis yaitu G (garis HAV IgG), M (garis HAV
IgM), dan C (garis kontrol). Ketika spesimen ditambahkan kedalam membran, bila
terbentuk garis berwarna ungu pada garis G, M, dan C menandakan dalam
spesimen pasien terdapat antibodi IgG dan atau IgM virus hepatitis A.

IV.

Dasar Teori
Hepatitis A adalah penyakit virus akut menular yang disebabkan oleh hepatitis A virus
(HAV), virus RNA unenveloped untai tunggal yang adalah anggota genus, Hepatovirus,
keluarga Picornaviridae. Meskipun HAV memiliki satu serotipe dikenal dan tujuh
genotipe, mata I-VII1, studi terbaru telah direklasifikasi HAV menjadi enam genotipe
berdasarkan analisis molekuler gen VP1,. Namun demikian, genotipe I-III lebih terkait
dengan penyakit pada manusia, sedangkan genotipe IV-VI berhubungan dengan hepatitis
simian, dan awalnya diidentifikasi pada monyet Old World. Akibatnya, manusia dan

primata non-manusia (NHPs) adalah reservoir alami HAV.

(Walfrido Kuhl

Svoboda,2016)
Masa inkubasi HAV adalah dari 2 sampai 6 minggu. Anti-HAV IgM dan IgG yang
terdeteksi pada awal gejala, meskipun virus dapat dideteksi dalam darah dan kotoran
cepat (10 sampai 12 hari pasca infeksi). Anti-HAV IgM terus dideteksi pada individu
yang terinfeksi untuk antara 2 dan 9 bulan pasca-infeksi, setelah itu menurun. Oleh
karena itu, anti-HAV IgM berguna untuk mendiagnosis infeksi akut atau baru.
Sedangkan, antibodi IgG meningkat bertahap, mencapai tingkat tinggi selama fase
penyembuhan dan tetap menetap sepanjang hidup. (Hyeok jin Lee et al,2010)
Diagnosis laboratorium hepatitis A terutama didasarkan pada deteksi antibodi yang
berhubungan dengan infeksi akut dan masa lalu (IgM dan IgG, masing-masing). Tes
pelengkap dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk diagnosis infeksi baru. Dalam
program prevaccination, bagaimanapun, deteksi total antibodi anti-HAV juga penting
untuk menentukan apakah individu telah memperoleh kekebalan dan untuk
mengidentifikasi seberapa rentan pasien terhadap infeksi HAV. (Arcangeletti M.C et
al,2011)
V.

VI.

Alat dan Bahan


A. Alat
1. Mikropipet 5 l
2. Pipet Disposable atau pipet kapiler
B. Reagen
1. Rapid test HAV IgG/IgM
2. Diluent
C. Spesimen
Serum/plasma (EDTA, heparin, sitrat)
Cara Kerja
1. Semua komponen bahan/reagen dan spesimen dikondisikan pada suhu ruang
sebelum dilakukan pemeriksaan
2. Kaset tes dikeluarkan dari kemasannya, ditempatkan pada daerah datar dan
permukaan yang kering
3. Dipipet spesimen sebanyak 5 l dan dimasukkan kedalam lubang spesimen
bertanda S
4. Diluent ditambahkan sebanyak 4 tetes kedalam lubang diluent

5. Hasil dibaca dalam 20 menit


VII.

VIII.

Interpretasi Hasil
- Negatif
: hanya terlihat/muncul warna pada garis kontrol C
- Positif IgG
: hanya terlihat/muncul warna pada garis G dan C
- Positif IgM
: hanya terlihat/muncul warna pada garis M dan C
- Positif IgG dan IgM :terlihat/muncul warna pada garis G,M, dan C
- Invalid
: tidak terlihat/muncul warna pada garis C
Hasil Pengamatan
- Identitas probandus
Nama
: Kadek Hardiawan
Umur
: 20 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Jenis sampel
: serum
- Hasil pemeriksaan
Negatif antibodi IgM dan atau IgG virus hepatitis A
(hanya terdapat garis warna ungu pada garis kontrol C saja)

Gambar hasil pemeriksaan

Gambar 8.1 Bungkus Kaset pemeriksaan


HAV IgG/IgM merk SD BIOLINE

Gambar 8.2 Diluent yang digunakan


untuk pemeriksaan HAV

Gambar 8.3 Sampel Serum


yang
digunakan
untuk diperiksa

Gambar 8.4 hasil pemeriksaan HAV IgG/IgM


negatif

yang

ditandai

dengan

munculnya garis warna merah


pada garis kontrol C
IX.

Pembahasan
Hepatitis A adalah penyakit virus akut menular yang disebabkan oleh hepatitis A virus
(HAV), virus RNA unenveloped untai tunggal termasuk anggota genus, Hepatovirus,
Famili Picornaviridae. infeksi HAV-diinduksi terjadi terutama melalui rute fecal oral
yang disebabkan oleh konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi, atau kontak

dengan host yang terinfeksi. Penyakit ini endemik di beberapa negara berkembang.
(Walfrido Kuhl svoboda et al,2016)
Masa inkubasi HAV yaitu 2 sampai 6 minggu. Anti-HAV IgM dan IgG akan
terdeteksi pada awal gejala, meskipun virus dapat dideteksi dalam darah dan kotoran
cepat (10 sampai 12 hari pasca infeksi). Anti-HAV IgM terus dideteksi pada individu
yang terinfeksi untuk antara 2 dan 9 bulan pasca-infeksi, setelah itu menurun. Oleh
karena itu, anti-HAV IgM berguna untuk mendiagnosis infeksi akut atau baru.
Sedangkan, antibodi IgG anti-HAV akan meningkat secara bertahap, mencapai tingkat
tinggi selama fase penyembuhan dan bertahan sepanjang hidup. (Hyeok jin Lee et
al,2010)
Pada pemeriksaan antibodi IgM/IgG virus hepatitis A digunakan reagen dengan merk
SD BIOLINE. SD BIOLINE HAV IgG/IgM merupakan suatu rapid test yang dirancang
untuk mendeteksi dan membedakan antibodi IgM dan IgG virus hepatitis A dalam
sampel serum atau plasma dengan antikoagulan EDTA, heparin serta sitrat. Dalam
reagen ini terdapat tiga garis pada membran tes, yaitu garis kontrol, HAV IgM dan HAV
IgG. Setiap garis memiliki komposisi yang berbeda-beda, gold conjugate pada kaset
mengandung mouse monoclonal Anti-HAV-gold colloid (1 0,2 g), garis kontrol
mengandung goat anti-mouse IgG (81,6 g), garis HAV IgG mengandung mouse
monoclonal anti-human IgG (40,8g), sedangkan garis HAV IgM mengandung mouse
monoclonal anti-human IgM (40,8g).
Selain kaset tes, dalam kit SD BIOLINE ini juga terdapat diluent yang mengandung
100 mM buffer fosfat, tween 20 (0,1%), dan sodium azide (0,01%). Reagen ini sangat
baik digunakan sebagai rapid tes serologi dikarenakan memiliki spesifisitas dan
sensitifitas yang tinggi, yakni sensitifitas 97,6% dan spesifisitas 98,0%. Dalam
pemeriksaan, sensitifitas dan spesifisitas harus diperhatikan karena sensitifitas
merupakan kemampuan suatu alat atau reagen dalam mendeteksi orang yang benarbenar memiliki antibodi IgM atau IgG virus hepatitis A, sedangkan, spesifisitas
merupakan kemampuan alat untuk mendeteksi orang yang benarbenar tidak memiliki
antibodi IgM atau IgG virus hepatitis A. sehingga, semakin besar nilai sensitifitas dan

spesifisitas dari alat atau reagen maka semakin besar kemampuan alat dan reagen dalam
mendeteksi antibodi IgM atau IgG dalam serum/plasma pasien.
Dalam penggunaannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada penggunaan
kit SD Bioline sehingga reagen/bahan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam
mendeteksi antibodi IgG dan IgM, antara lain bahan/reagen harus disimpan pada suhu
ruang dan tidak boleh dibekukan karena alat ini sensitive terhadap suhu. jangan
membuka bungkus kaset bila pemeriksaan tidak dilakukan segera, apabila kaset
dibiarkan terlalu lama diluar bungkusnya maka kaset akan menyerap air-air di udara.
Untuk memberikan hasil pemeriksaan yang optimal, bahan dan reagen tidak boleh
digunakan bila sudah masuk tanggal kadaluarsa dan bungkus kaset rusak, agar hasil
yang diberikan tidak invalid. Serta tidak boleh mencampur reagen dengan merk lain
karena setiap reagen/bahan memiliki komposisi dan prosedur kerja yang berbeda-beda.
Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini merupakan sampel serum dari darah
vena dengan metode pengambilan venipuncture, yang mana darah yang sudah
dikumpulkan dimasukkan kedalam tabung tanpa antikoagulan (tabung merah), dan
didiamkan selama 30 menit hingga darah membeku lalu disentrifuge dengan kecepatan
3000 rpm selama 10 menit. setelah sentrifugasi akan terbagi menjadi 2 bagian yakni
bagian merah (eritrosit) dan bagian kuning (serum). Bagian atas yang berwarna kuning
inilah yang akan digunakan untuk dilakukan pemeriksaan. Spesimen dapat disimpan bila
tidak segera digunakan. Spesimen dapat disimpan pada suhu 2-8C, tapi untuk waktu
pemeriksaan yang lebih lama dari 2 minggu maka spesimen harus dibekukan. Sampel
dengan presipitasi tidak boleh digunakan karena dapat menyebabkan hasil yang tidak
konsisten, selain ituu, sampel yang terkontaminasi dengan darah atau lisis, RF, lipemik,
dan ikterik dapat merusak hasil pemeriksaan, sehingga spesimen yang akan digunakan
harus bebas kontaminasi.
Dalam prosedur pemeriksaan, spesimen, bahan, dan reagen harus di suhu ruangkan
terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan dikarenakan suhu sangat mempengaruhi
hasil dari pemeriksaan ini. Selain itu, kaset pemeriksaan juga harus diletakkan pada
tempat yang datar agar memaksimalkan proses pergerakan spesimen pada membran dan
tempat yang kering agar kaset tidak menyerap cairan selain spesimen dan diluent.

Spesimen akan bereaksi dengan diluent dan bergerak sepanjang membrane test melewati
tiga garis test yakni garis kontrol C, garis HAV IgG G dan garis HAV IgM M.
Apabila spesimen mengandung antibodi IgM dan atau IgG virus hepatitis A maka akan
terbentuk garis warna pada garis G dan M, namun bila spesimen tidak mengandung
antibodi IgM dan atau IgG virus hepatitis A maka tidak akan terbentuk/muncul warna
ungu pada garis G dan M. garis kontrol C wajib hadir pada setiap pemeriksaan
karena garis kontrol merupakan kontrol posedural serta sebagai penentu apakah reagen
yang digunakan masih dalam keadaan yang baik. Disebut kontrol procedural karena,
apabila prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh praktikan tidak sesuai dengan
panduan insert kit atau jumlah volume reagen atau spesimen tidak tepat maka garis
kontrol C tidak akan muncul/terlihat sehingga hasil yang muncul akan invalid.
Dari pemeriksaan HAV IgM dan atau IgG (rapid tes) didapatkan hasil negatif
memiliki antibodi IgM/IgG virus hepatitis A pada probandus atas nama Kadek
Hardiawan (laki-laki/20 tahun). Hasil pemeriksaan ini dilihat dari hasil pada membran
kaset pemeriksaan dengan muncul/terlihatnya garis warna ungu pada garis kontrol C
saja. Garis warna ungu yang tak terlihat pada garis test ini dikarenakan dalam sampel
serum tersebut tidak mengandung antibodi IgM/IgG virus hepatitis A, sehingga, antigen
yang terdapat pada membran tes tidak dapat mengikat antibodi yang terdapat pada
spesimen. Dalam pemeriksaan HAV IgM dan atau IgG terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri) yang lengkap, baik dan
benar untuk menghindari terjadinya kontaminasi dan atau kemungkinan terpaparnya
praktikan dengan virus hepatitis A ini.
X.

Simpulan
Hepatitis A adalah penyakit virus akut menular yang disebabkan oleh hepatitis A virus
(HAV). Berdasarkan pemeriksaan HAV IgM dan atau IgG pada sampel atas nama Kadek
Hardiawan didapatkan hasil negatif antibodi IgM/IgG virus hepatitis A pada sampel
serum probandus.

XI.

Daftar Pustaka

Amado, Lucane A.2010. Experimental hepatitis A virus (HAV) infection in


cynomolgus monkeys (Macaca fascicularis): evidence of active
extrahepatic

site

of

HAV

replication.[online].tersedia:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2812731/
Arcangeletti,M.C.2011. Multicentric Evaluation of New Commercial Enzyme
Immunoassays for the Detection of Immunoglobulin M and Total
Antibodies

against

Hepatitis

Virus.[online].tersedia:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3147345/
Bozkurt,Hayriye.2014. Determination of Thermal Inactivation Kinetics of Hepatitis A
Virus

in

Blue

Mussel

(Mytilus

edulis)

Homogenate.

[online].tersedia:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC40189
12/
Garcia, Flor P Castro.2014. Conjugated bilirubin affects cytokine profiles in hepatitis
A virus infection by modulating function of signal transducer and
activator

of

transcription

factors.[online].tersedia:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4253506/
Lee, Hyeok jin et al.2010. Evaluation of an immunochromatographic assay for the
detection

of

anti-hepatitis

virus

IgM.[online].tersedia:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2914673/
Singh,Mini Pritam.2015. Molecular characterization of hepatitis A virus strains in a
tertiary care health set up in north western India.[online].tersedia:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4418158/
Svoboda,Walfrido Kuhl.2016. SEROLOGICAL DETECTION OF HEPATITIS A
VIRUS IN FREE-RANGING NEOTROPICAL PRIMATES (Sapajus
spp., Alouatta caraya) FROM THE PARAN RIVER BASIN, BRAZIL.
[online].tersedia:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC47939
50/
Roque-Afonso, Anne-Marie.2006. Diagnostic Relevance of Immunoglobulin G
Avidity

for

Hepatitis

Virus.[online].tersedia:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC525178/

Traore,Kuan Abdoulaye.2012. Seroprevalence of Fecal-Oral Transmitted Hepatitis A


and

Virus

Antibodies

in

Burkina

Faso.[online].tersedia:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3478277/
Walker,Christopher M.2016. Reassessing Immune Control of Hepatitis A Virus.
[online].tersedia:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC44563
47/

Anda mungkin juga menyukai