APOTEK SAHABAT
Jl. Diponegoro No. 23, Jogoyudon, Wates, Kulon Progo
Oleh:
ANGKATAN XXXIV
2019
i
DAFTAR ISI
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
iii
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang karena setiap aspek
kehidupan berhubungan dengan kesehatan. Kesehatan juga mendukung keberhasilan dalam
pembangunan nasional. Salah satu upaya mendukung pembangunan di bidang kesehatan
adalah pendirian apotek yang bertujuan untuk menunjang kesehatan masyarakat. Menurut
Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukannya praktik kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan kefarmasian sendiri adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien (masyarakat) yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Salah satu standar kompetensi apoteker adalah melakukan upaya preventif dan
promotif kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan apotek mampu mempromosikan
kesehatan bagi masyarakat di sekitar apotek sehingga kesadaran akan pola hidup sehat dan
derajat kesehatan masyarakat menjadi meningkat. Pelayanan kefarmasian di apotek
berorientasi pada pasien dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan obat secara rasional,
sehingga apoteker berkewajiban memiliki keterampilan, pengetahuan dan perilaku agar dapat
berinteraksi langsung dengan pasien atau masyarakat. Selain itu, apoteker juga
bertanggungjawab atas pengelolaan apotek dan keseimbangan antara aspek klinis dan
ekonomis demi kepentingan pasien sehingga pelayanan obat ke masyarakat menjadi terjamin
keamanan, kualitas maupun kuantitas dan masyarakat bisa mendapatkan obat sesuai
kemampuan ekonominya.
Apotek mempunyai dua fungsi yaitu sebagai tempat pelayanan kesehatan dan bisnis.
Sebagai penyedia layanan kesehatan, apotek berfungsi menyediakan obat‐obatan yang
dibutuhkan masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal. Sedangkan sebagai institusi
bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan tanpa mengabaikan keselamatan
pasien. Cara menyeimbangkan fungsi apotek dari segi bisnis dan pelayanan salah satunya
dengan membentuk apotek sebagai tempat yang nyaman, leluasa, serta ramah dengan pasien
atau masyarakat.
1
VISI DAN MISI APOTEK
A. Visi
Menjadi pilihan utama masyarakat sebagai penyedia pelayanan kefarmasian yang
berlandaskan islami dan menerapkan prinsip “No Pharmacist No Service” dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
B. Misi
1. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berkualitas dan sesuai dengan syariat
islam.
2. Menyediakan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan perbekalan kefarmasian lainnya
yang berkualitas, terjamin keasliannya, dan terjangkau bagi masyarakat.
3. Meningkatkan kesejahteraan pemilik dan seluruh karyawan yang bekerja di apotek
dengan menumbuhkan jiwa enterpreneurship.
4. Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
2
ANALISIS SWOT DAN RENCANA STRATEGI
A. Analisis SWOT
Metode analisis SWOT adalah metode yang digunakan dalam rencana pendirian
Apotek Kita. Dalam menyusun analisis SWOT didasarkan pada beberapa faktor yaitu
faktor kekuatan (Strength), faktor kelemahan (Weakness), faktor peluang (Opportunity),
dan tantangan (Threat).
1. Kekuatan (Strength)
a. Apotek buka setiap hari kecuali pada hari raya islam (idul fitri dan idul adha) dan
hari raya nasional.
b. Apotek buka mulai dari jam 06.00-21.00 wib.
c. Apotek berbasis pelayanan patient oriented dengan motto “No Pharmacist, No
Service,” dimana Apoteker selalu berada di Apotek dan terlibat langsung dalam
pelayanan kefarmasian.
d. Apotek menggunakan standar operasional yang sudah teruji.
e. Memiliki system manajemen yang mumpuni.
f. Apotek memiliki SDM yang kompeten, ramah, handal dan bersahabat.
g. Menyediakan obat-obat berkualitas dan terjangkau.
h. Menyediakan fasilitas pemeriksaan kesehatan berupa cek tekanan darah, gula
darah, kolesterol dan asam urat (cek komplit).
i. Menyediakan poster dan leaflet seputar kesehatan sebagai upaya promosi
kesehatan.
j. Lokasi Apotek berada pada jalan diponegoro, jogoyudan, wates, kulon progo,
dimana Apotek berdekatan dengan Pasar Wates, klinik Pratama Kusuma Medisca.
dan ATM.
k. Adanya delivery obat dengan pembelian obat minimal Rp. 50.000 dengan daya
jangkau 3 KM.
l. Menyediakan layanan panggilan untuk kesehatan (Cek Komplit) dengan daya
jangkau 5 KM.
2. Kelemahan (Weakness).
a. Lokasi yang berada ditepi jalan diponegoro, jogoyudan, wates, kulon progo
berada didekat pasar dan klinik, namun kurang tersedianya lahan parkir yang
memadai untuk mobil.
b. Belum memiliki pelanggan tetap karena merupakan Apotek baru yang belum
dikenal oleh masyarakat.
3
c. Apotek tidak buka selama 24 jam (hanya 16 jam).
d. Adanya Apotek competitor, yaitu 300 m terdapat Apotek Salro.
3. Peluang (Opportunities)
a. Lokasi Apotek berada pada jalan diponegoro, jogoyudan, wates, kulon progo,
dimana Apotek berdekatan dengan Pasar Wates, klinik Pratama Kusuma Medisca.
dan ATM.
b. Pola pengobatan masyarakat yang kini beralih pada pengobatan swamedikasi
merupakan peluang yang dimanfaatkan Apoteker dalam rangka pengabdian
profesi. Dimana Apoteker dapat melaksanakan KIE dalam rangka konseling,
pemberian informasi dan edukasi. Serta sebagai upaya Apoteker membangun
kepercayaan masyarakat dan menjadi sumber terpercaya bagi masyarakat terkait
pengobatan.
c. Peluang untuk dapat berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan rekan sejawat
Apoteker dan juga tenaga kesehatan professional lain (Dokter,Dokter Gigi dan
Dokter Hewan).
d. Jumlah penduduk daerah wates yang tergolong cukup padat, sehingga menjadi
sumber pelanggan Apotek yang potensial.
e. Sebagian penduduk berada pada kelas sosial menengah kebawah dan menengah
dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang tinggi.
f. Penduduk golongan geriatric (lansia) cukup banyak, dan mengalami banyak
masalah kesehatan terutama penyakit degenerative.
g. Bekerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta untuk layanan kesehatan dan
paket-paket promosi lainnya.
4. Ancaman (Threats)
a. Adanya anggapan dari masyarakat menengah kebawah terkait pengobatan di
Apotek yang mahal.
b. Kesenjangan biaya antara Apotek dengan unit pelayanan kesehatan pemerintah
dapat dianggap sebagai ancaman bagi pertumbuhan Apotek.
c. Ancaman datang dari kompetitor, yaitu Apotek lain disekitar lokasi serta unit
pelayanan kesehatan lain.
4
B. Rencana Strategi
Strength Weakness
1. Apotek buka setiap 1. Kurang tersedianya lahan
hari kecuali pada parkir yang memadai untuk
hari raya islam dan mobil.
hari raya nasional. 2. Belum memiliki pelanggan
Buka mulai dari tetap karena merupakan
jam 06.00-21.00 Apotek baru.
wib. 3. Apotek tidak buka 24 jam
2. Berbasis pelayanan (16 jam).
patient oriented 4. Adanya 1 Apotek
dengan motto “No kompetitor.
Pharmacist, No
Service.”
3. Menyediakan
fasilitas
pemeriksaan
kesehatan berupa
cek tekanan darah,
gula darah,
kolesterol dan asam
urat.
4. Delivery obat
dengan pembelian
obat minimal Rp.
50.000 dengan daya
jangkau 3KM.
5. Menyediakan
layanan panggilan
untuk kesehatan
(cek komplit)
dengan daya
jangkau 5KM.
5
kesehatan dan paket panggilan cek kesehatan ke
promosi.
rumah dengan daya jangkau
5KM.
6
ANALISIS TEKNIS
A. Peta lokasi
Data pendukung :
7
B. Desain interior dan eksterior
8
12 2
14
1
3
9
13 6
10
161 4
15 111
5
7
8 2
12 6 1
14
1
3
9
13
10
15
16 4
11
7 5
Keterangan :
8
8. Lemari narkotika dan psikotropik
9. Meja racik
10. Rak OWA
11. Alkes
12. Komputer admin
13. Tempat penyimpanan cold chain
14. Kamar mandi
15. Dapur
16. Tempat sholat
C. Jenis produk
1. Resep
2. OTC
3. OWA
4. Obat keras, narkotik dan psikotropik
5. Alat kesehatan
9
ANALISIS PASAR
A. Lokasi
Lokasi APOTEK SAHABAT terletak di pusat keramaian kota wates, tepatnya di Jl.
Diponegoro No. 23, Jogoyudan, Wates, Kulon Progo. Lokasi tersebut sangat strategis karena
terletak di dekat pertigaan pasar wates, alun-alun kota dan kurang lebih 700 m dari jalan
provinsi serta 400 m dari stasiun wates. Posisi apotek dekat dengan pusat perniagaan pasar
wates, klinik bersalin siti khadijah dan klinik pratama kusuma medisca.
B. Potensi pasar
1. Kepadatan Penduduk
Apotek SAHABAT terletak di Desa Jogoyudan Kecamatan Wates dengan
jumlah penduduknya sebesar 14.231 orang.
3. Tingkat Pendidikan
Mayoritas penduduk Tegalrejo memiliki tingkat Pendidikan yang baik yaitu
sebanyak 4.748 orang tamat SMA dan 1.525 tamat S1 sehingga mayoritas masyarakat
memiliki kesadaran tinggi terkait pentingnya menjaga kesehatan.
4. Tingkat Keamanan
Lokasi cukup aman karna berada didekat perempatan pos polisi, pemukiman
penduduk, tempat makan dan lokasi berada dipinggir jalan.
5. Jumlah pesaing
Pelayanan kesehatan lain yang dekat dengan daerah Apotek SAHABAT
diantaranya RS. Bersalin Siti Khadijah (130 m) dan Klinik Pratama Kusuma Medisca
(300 m).
Apotek lain yang berada pada jarak 0-1 km antara lain:
1) Apotek Keluarga Sehat Utama 350 M
2) Apotek Sanro 500 M
3) Apotek Trifarma 500 M
4) Apotek Grawira Farma 600 M
5) Apotek K24 700 M
6) Apotek Faradina Farma 850 M
7) Apotek Karisma Paramedika 900 M
10
2) Apotek Asy Syifa’ 1,4 Km
3) Apotek Giripeni 1,4 Km
4) Apotek Bangkit Jaya Farma 1,6 Km
5) Apotek Avima 1,7 Km
6) Apotek Pengasih 1,9 Km
7) Apotek Janitra Farma 2,8 Km
8) Apotek Margo Saras Farma 3,9 Km
6. Keterjangkauan
Apotek SAHABAT berada di pusat perniagaan kota wates dan memiliki akses
transportasi yang mudah baik transportasi umum maupun pribadi. Selain itu, sarana
penyebrangan cukup lebar karena sering digunakan oleh penjual maupun pembeli dari
pasar wates.
7. Prevalensi Penyakit
11
ANALISIS MANAJEMEN
A. Bentuk Badan Usaha
Bentuk badan usaha Apotek Sahabat adalah perseorangan dengan sumber modal
usaha berasal dari 2 orang apoteker. Dengan pembagian persentase investasi 60% dan
40%. Apoteker pemilik izin usaha diberikan kepada pemberi modal terbesar.
B. Struktur organisasi
Apoteker Pendamping
Citra Ayustiasuri Putri, S.Farm.,Apt
C. Jenis pekerjaan
Sumber daya manusia (SDM) di Apotek Sahabat memiliki tugas yang berbeda-beda
sesuai dengan kompetensi masing-masing, yaitu :
12
d. Memberikan kesejahteraan pegawai dan membina hubungan baik antar
sesama pegawai, PBF dan lingkungan sekitar.
e. Menyusun dan mengatur jadwal shift, izin dan cuti masing-masing
karyawan.
f. Berusaha untuk mendapatkan hasil sesuai rencana kerja, meningkatkan
omset, mengandakan pembelian yang tepat dan penekanan biaya langsung
lainya.
g. Bertanggung jawab dalam melaksanakan seluruh kegiatan terkait SDM dan
logistik.
h. Melaksanakan kegiatan manajerial meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan.
i. Melakukan pencatatan dan pelaporan sediaan farmasi, bahan medis habis
pakai, dan alat kesehatan secara rutin dan lengkap ke sistem informasi
manajemen
2. Apoteker pendamping
a. Bertanggung jawab kepada Apoteker Penanggung Jawab.
b. Melakukan penyimpanan dan penataan display barang.
c. Mendokumentasikan resep (secara tertulis maupun secara sistem).
d. Bertanggung jawab melakukan stock opname.
e. Bertanggung jawab dalam melaksanakan seluruh kegiatan terkait
pelayanan,
f. Bertanggung jawab mengantikan wewenang Apoteker Penanggung Jawab
jika Apoteker Penanggung Jawab tidak ada ditempat.
g. Melaksanankan kegiatan farmasi klinis melputi pengkajian resep,
dispensing, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, home care,
Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan Monitoring Efek Samping Obat
(MESO).
3. Tenaga teknis kefarmasian
a. Bertanggung jawab kepada apoteker pendamping.
b. Membantu tugas Apoteker dalam melaksanakan kegiatan pelayanan farmasi
klinik di apotek.
c. Membantu tugas apoteker dalam melakukan penyimpanan dan stock
opname.
4. Admin dan akuntan
a. Bertanggung jawab kepada Apoteker Penanggung Jawab.
b. Melakukan input transaksi ke sistem.
c. Membuat laporan keuangan mingguan yang terdiri dari :
1. Laporan penjualan minggguan
2. Laporan keuangan (masuk dan keluar)
d. Membuat laporan keungan bulanan yang terdiri dari :
1. Laporan laba rugi
2. Neraca
3. Lampiran-lampiran (piutang, penjualan, persediaan)
13
D. Jumlah kebutuhan tenaga kerja
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor pendukung terpenting
dalam terselengaranya pelayanan kefarmasian di Apotek. Kegiatan pelayanan
kefarmasian di apotek dilakukan oleh Apoteker yang dapat dibantu oleh Asisten
Apoteker. Apotek sahabat dalam penyelengaraannya membutuhkan 6 tenaga kerja,
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 9.1 Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja diatas ditentukan berdasarkan hari dan jam kerja :
a. Jam operasional Apotek Sahabat selama 16 jam
b. Hari kerja senin-minggu dengan jam kerja dibagi menjadi 2 shift, yaitu
shift pertama pukul 06.00-14.00 WIB dan shift kedua pukul 14.00-21.00
WIB.
E. Program kerja
Program kerja Apotek Sahabat untuk mencapai sasaran meliputi :
1. Pembagian pekerjaan sesuai dengan kompetensinya masing-masing
2. Pelayanan kefarmasian dilakukan selama 16 jam, dengan pembagian jam kerja
sebagai berikut :
Shift pertama pukul 06.00-14.00 WIB
Shift kedua pukul 14.00-21.00 WIB
3. Melakukan pelayanan kefarmasian oleh Apoteker dan menerapkan prinsip 5S
(senyum, salam, sapa, sopan, santun)
4. Melakukan promosi Apotek, kesehatan dan sediaan farmasi melalui kerja sama
dengan karang taruna setempat dan melalui media sosial (instagram, Grup wa).
ANALISIS KEUANGAN
14
A. Modal
1. Modal Tetap
a. Perlengkapan apotek Rp 23.500.000,00
Rincian :
1 set timbangan Rp 1.000.000,00
1 buah lemari es Rp 1.500.000,00
1 set etalase obat Rp 20.000.000,00
1 buah meja racik Rp 300.000,00
2 kursi racik Rp 200.000,00
1 lemari narkotik/psikotropik Rp 500.000,00
15
1) Tenaga kerja
1. Apoteker pengelola (1) 2.500.000 2.500.000
2. Apoteker pendamping(1) 2.100.000 2.100.000
3 Tenaga Teknis Kefarmasian (1) 1.600.000 1.600.000
4. Admin(1) 1.600.000 1.600.000
Total 7.800.000/bulan
2) Biaya lain-lain
Sewa bangunan 3.750.000/bulan
Biaya pemeliharaan gedung dan peralatan 200.000/bulan
Listrik, air, telepon, wifi, dll 2.500.000/bulan
Total 6.450.000/bulan
Biaya Keseluruhan 7.800.000 + 6.450.000 = 14.250.000,00
16
3. Penjualan OWA
75 % x 252.000.000 = 189.000.000
4. Penjualan obat narkotik dan psikotropik
75 % x 225.000.000 = 168.750.000
5. Pengeluaran rutin tahun ke-1 = 178.800.000
1
BEF= X Rp178. 800.000,0 0
Rp1.282 .410 .000
1−
Rp1.540 .800 .000
Presentasi BEP
Biaya tetap
¿ X 100 %
Pendapatan – biaya variable
17
Rp178. 800.000,00
¿ X 100 %
Rp 1.540 .800.000 – Rp1.282 .410.000
= 69 %
4) Kapasitas BEP
Kapasitas BEP = % BEP x jumlah lembar resep pertahun
= 75,2% x 3600
= 2.707 R/ pertahun
= 226 R/ perbulan
KESIMPULAN
18
Dengan hasil analisis tersebut Apoteker dipandang layak untuk menjalankan kerja
profesinya dan dengan melihat aspek-aspek yang ada, APOTEK SAHABAT ini dapat
dinyatakan layak untuk didirikan.
DAFTAR PUSTAKA
19
Kementrian Kesehatan RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
73 Tahun 2016, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
20