Anda di halaman 1dari 8

Rasulullah juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati

wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat
yang terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar. Beliau bersabda:

“Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki
wilayah tersebut. Sebaliknya jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal,
janganlah kalian meninggalkan tempat itu” (HR. Al-Bukhari).

Dari hadits tersebut maka negara Khilafah akan menerapkan kebijakan


karantina dan isolasi khusus yang jauh dari pemukiman penduduk apabila
terjadi wabah penyakit menular. Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara
detail. Lalu dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat.
Selama isolasi, diberikan petugas medis yang mumpuni dan mampu
memberikan pengobatan yang tepat kepada penderita. Petugas isolasi
diberikan pengamanan khusus agar tidak ikut tertular.

Islam memang telah memerintahkan kepada setiap orang untuk mempraktekan


gaya hidup sehat, pola makan sehat dan berimbang serta perilaku dan etika
makan. Misalnya diawali dengan makanan. Allah SWT telah berfirman:

“Makanlah oleh kalian rezeki yang halal lagi baik yang telah Allah karuniakan
kepada kalian” (TQS. An-Nahl [16]: 114).

Kebanyakan wabah penyakit menular biasanya ditularkan oleh hewan


(zoonosis). Islam telah melarang hewan apa saja yang tidak layak dimakan. Dan
hewan apa saja yang halal dimakan. Apalagi sampai memakan makanan yang
tidak layak dimakan, seperti kelelawar. Makan ketika lapar dan berhenti
sebelum kenyang, mengisi perut dengan 1/3 makanan, 1/3 air dan 1/3 udara,
termasuk kaitannya dengan syariah puasa baik wajib maupun sunnah.

Oleh karena itu, Negara memiliki peran untuk senantiasa menjaga perilaku
sehat warganya. Selain itu, pemerintah juga mengedukasi agar ketika terkena
penyakit menular, disarankan menggunakan masker. Dan beberapa etika ketika
sakit lainnya.

Hadist Shahih 1
Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim.

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّ جْ ِز ا ْبتَلَى هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل بِ ِه نَاسًا ِم ْن ِعبَا ِد ِه فَإِ َذا َس ِم ْعتُ ْم بِ ِه فَاَل‬
َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ُ‫ض َوأَ ْنتُ ْم بِهَا فَاَل تَفِرُّ وا ِم ْنه‬ ٍ ْ‫تَ ْد ُخلُوا َعلَ ْي ِه َوإِ َذا َوقَ َع بِأَر‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tha’un (wabah penyakit


menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk
menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu
mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk
ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu
berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim dari
Usamah bin Zaid).

Hadist Shahih 2

Riwayat Bukhari dan Muslim

ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل ي‬


ِ ‫ُورد ََّن ُم ْم ِرضٌ َعلَى ُم‬
ٍّ‫صح‬ َ ‫قَا َل النَّبِ ُّي‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah yang sakit


dicampurbaurkan dengan yang sehat.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah)

Hadist Shahih 3

َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل‬


ِ ‫ض َر َر َواَل‬
‫ض َرا َر‬ َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak boleh berbuat


madlarat dan hal yang menimbulkan madlarat.” (HR Ibn Majah dan
Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn ‘Abbas)

Hadist Shahih 4

Hadist Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim tentang Anjuran Sholat di


rumah ketika hujan pada siang hari Jum’at.
ُ‫س أَنَّه‬
ٍ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َعبَّا‬
َّ ‫ير إِ َذا قُ ْلتَ أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا ُ أَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل هَّللا ِ فَاَل تَقُلْ َح َّي َعلَى ال‬
ْ‫صاَل ِة قُل‬ ٍ ‫قَا َل لِ ُم َؤ ِّذنِ ِه فِي يَوْ ٍم َم ِط‬
ٌ‫ك فَقَا َل أَتَ ْع َجبُونَ ِم ْن َذا قَ ْد فَ َع َل َذا َم ْن هُ َو خَ ْي ٌر ِمنِّي إِ َّن ْال ُج ُم َعةَ ع َْز َمة‬َ ‫اس ا ْستَ ْن َكرُوا َذا‬ َ َّ‫صلُّوا فِي بُيُوتِ ُك ْم قَا َل فَ َكأ َ َّن الن‬ َ
‫ض‬ِ ْ‫ين َوالدَّح‬ ِ ِّ‫ت أَ ْن أُ ْخ ِر َج ُك ْم فَتَ ْم ُشوا فِي الط‬ ُ ‫َوإِنِّي َك ِر ْه‬

dari Abdullah bin Abbas dia mengatakan kepada muadzinnya ketika turun
hujan (pada siang hari Jum’at), jika engkau telah mengucapkan “Asyhadu
an laa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, ” maka
janganlah kamu mengucapkan “Hayya alash shalaah, ” namun ucapkanlah
shalluu fii buyuutikum (Shalatlah kalian di persinggahan kalian).” Abdullah
bin Abbas berkata; “Ternyata orang-orang sepertinya tidak menyetujui hal
ini, lalu ia berkata; “Apakah kalian merasa heran terhadap ini kesemua?
Padahal yang demikian pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik
dariku (maksudnya Rasulullah saw). Shalat jum’at memang wajib, namun
aku tidak suka jika harus membuat kalian keluar sehingga kalian berjalan
di lumpur dan comberan.” (HR. Bukhori Muslim dari Abdullah ibn Abbas).

Hadist Shahih 5

Hadist panjang riwayat Bukhari Muslim yang artinya sbb.

Pada suatu ketika ‘Umar bin Khaththab pergi ke Syam. Setelah sampai di
Saragh, pimpinan tentaranya di Syam datang menyambutnya. Antara lain
terdapat Abu “Ubaidah bin Jarrah dan para sahabat yang lain. Mereka
mengabarkan kepada ‘Umar bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di
Syam. Umar kemudian bermusyawarah dengan para tokoh Muhajirin,
Anshor dan pemimpin Quraish.

Lalu ‘Umar menyerukan kepada rombongannya; ‘Besok pagi-pagi aku


akan kembali pulang. Karena itu bersiap-siaplah kalian! ‘ Abu ‘Ubaidah bin
Jarrah bertanya; ‘Apakah kita hendak lari dari takdir Allah? ‘ Jawab ‘Umar;
‘Mengapa kamu bertanya demikian hai Abu ‘Ubaidah? Agaknya ‘Umar
tidak mau berdebat dengannya. Dia menjawab; Ya, kita lari dari takdir
Allah kepada takdir Allah. Bagaimana pendapatmu, seandainya engkau
mempunyai seekor unta, lalu engkau turun ke lembah yang mempunyai
dua sisi. Yang satu subur dan yang lain tandus. Bukanlah jika engkau
menggembalakannya di tempat yang subur, engkau menggembala
dengan takdir Allah juga, dan jika engkau menggembala di tempat tandus
engkau menggembala dengan takdir Allah? ‘

Tiba-tiba datang ‘Abdurrahman bin ‘Auf yang sejak tadi belum hadir
karena suatu urusan. Lalu dia berkata; ‘Aku mengerti masalah ini. Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Apabila
kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu
datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat
kamu berada, maka janganlah keluar dari negeri itu karena hendak
melarikan diri.’ Ibnu ‘Abbas berkata; ‘Umar bin Khaththab lalu
mengucapkan puji syukur kepada Allah, setelah itu dia pergi.’ (HR Bukhari
dan Muslim).

Adapun di antara hadis hadis dha’if yang sering digunakan adalah:

Hadist Dha’if 1

Dari Anas bin Malik ‫رضي هللا عنه‬, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ِ ‫ار ْال َم َس‬


‫اج ِد‬ ْ َ‫ُرف‬
ِ ‫ت ع َْن ُع َّم‬ ِ ْ‫إِ َّن هللاَ تَ َعالَى إِ َذا أَ ْن َز َل عَاهَةً ِمنَ ال َّس َما ِء َعلَى أَ ْه ِل األر‬.
ِ ‫ضص‬

Sesungguhnya apabila Allah ta’ala menurunkan penyakit dari langit


kepada penduduk bumi maka Allah menjauhkan penyakit itu dari orang-
orang yang meramaikan masjid.

Hadits riwayat Ibnu Asakir (juz 17 hlm 11) dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232).

Hadis ini dinyatakan sebagai hadis dhaif oleh Nashir al-Din al-Albani
dalam kitab Silsilat al-ahadits al-Dho’ifat wa al-Maudhu’at, juz IV, hal. 222,
hadis no. 1851.

Hadist Dha’if 2
Dari Anas bin Malik ‫رضي هللا عنه‬, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ص َرفَ َع ْنهُ ْم‬ ِ ‫إِذا أ َرا َد هللا بِقَوْ ٍم عاهةً نَظَ َر ِإلَى أ ْه ِل ال َم‬
َ َ‫ساج ِد ف‬

Apabila Allah menghendaki penyakit pada suatu kaum, maka Allah


melihat ahli masjid, lalu menjauhkan penyakit itu dari mereka.

Riwayat Ibnu Adi (juz 3 hlm 233); al-Dailami (al-Ghumari, al-Mudawi juz 1
hlm 292 [220]); Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbihan (juz 1 hlm 159); dan
al-Daraquthni dalam al-Afrad (Tafsir Ibn Katsir juz 2 hlm 341).

Hadis ini adalah hadis dha’if. (lihat Nashiruddin al-Albani, Shahih wa Dha’if
al-Jami’ al-Shoghir, juz IV, hal. 380, hadis no. 1358).

Hadist Dha’if 3

Sahabat Anas bin Malik ‫ رضي هللا عنه‬berkata: “Aku mendengar Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda:

ْ ‫وال ُمتَ َحابِّينَ فِ َّي‬


َ‫وال ُم ْستَ ْغفِ ِرين‬ ْ ‫ار بُيُوتِي‬ ِ ْ‫ ” إِنِّي أَل َهُ ُّم بِأ َ ْه ِل اأْل َر‬:َّ‫يَقُو ُل هللاُ َع َّز َو َجل‬
ُ ْ‫ض َع َذابًا فَإِ َذا نَظَر‬
ِ ‫ت إِلَى ُع َّم‬
‫ت َع ْنهُ ْم‬ ُ ‫ص َر ْف‬َ ‫ار‬ِ ‫” بِاأْل َ ْس َح‬

Allah ‫ عز وجل‬berfirman: “Sesungguhnya Aku bermaksud menurunkan azab


kepada penduduk bumi, maka apabila Aku melihat orang-orang yang
meramaikan rumah-rumah-Ku, yang saling mencintai karena Aku, dan
orang-orang yang memohon ampunan pada waktu sahur, maka Aku
jauhkan azab itu dari mereka.

Riwayat al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman [2946].

Hadis ini dho’if Jiddan. (Lihat Nashiruddin al-Albani, Kitab Shahih wa Dha’if
al-Jami’ al-Shaghir, juz 9, hal. 121, hadis no. 3674).

Hadist Dha’if 4
Sahabat Anas bin Malik ‫ رضي هللا عنه‬berkata, Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda:

ِ ‫ار ْال َم َس‬


“‫اج ِد‬ ْ َ‫ُرف‬
ِ ‫ت ع َْن ُع َّم‬ ْ َ‫”إِ َذا عَاهَةٌ ِمنَ ال َّس َما ِء أُ ْن ِزل‬
ِ ‫تص‬

Apabila penyakit diturunkan dari langit, maka dijauhkan dari orang-orang


yang meramaikan masjid.

Riwayat al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman [2947]; dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232). Al-
Baihaqi berkata: “Beberapa jalur dari Anas bin Malik dalam arti yang
sama, apabila digabung, maka memberikan kekuatan (untuk diamalkan)”.

Hadist ini Dha’if. (Lihat Nashiruddin al-Albani, al-Silsilah al-Dha’ifah, juz IV,
hal. 350, hadis no. 1851).

2. Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim

ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل ي‬


‫ُور َدنَّ ُم ْم ِرضٌ َعلَى مُصِ ٍّح‬ َ ُّ‫َقا َل ال َّن ِبي‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat.”
(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

3. Jangan berbuat mudarat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang
menimbulkan madlarat.” (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn ‘Abbas)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kumpulan Hadis Shahih Tentang Wabah dan Cara
Menghadapinya, https://wartakota.tribunnews.com/2020/03/23/kumpulan-hadis-shahih-tentang-
wabah-dan-cara-menghadapinya?page=2.
Editor: Feryanto Hadi

Quran Surat Yunus Ayat 57 Anda belum mahir membaca Qur'an? Ingin segera bisa? Klik di sini sekarang!
َ ‫ُور َو ُه ًدى َو َرحْ َم ٌة لِّ ْلم ُْؤ ِمن‬
‫ِين‬ ِ ‫صد‬ُّ ‫ ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱل َّناسُ َق ْد َجٓا َء ْت ُكم م َّْوعِ َظ ٌة مِّن رَّ ِّب ُك ْم َوشِ َفٓا ٌء لِّ َما فِى ٱل‬Arab-Latin: Yā ayyuhan-nāsu qad
jā`atkum mau'iẓatum mir rabbikum wa syifā`ul limā fiṣ-ṣudụri wa hudaw wa raḥmatul lil-mu`minīn
Terjemah Arti: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-
orang yang beriman.

Referensi: https://tafsirweb.com/3331-quran-surat-yunus-ayat-57.html

QS. Al Israa (Perjalanan Malam) – surah 17 ayat 82 [QS. 17:82]

Ikuti RisalahMuslim

Facebook-f

Twitter

Instagram

Spotify

Pinterest

Surah Al Israa

Arti: Perjalanan Malam

Nmr. Surah: 17

Urutan Pewahyuan: 50

Diturunkan di: Mekkah

Al Qur'an sebagai obat yang manjur, Keutamaan Al Qur'an, Keutamaan kalam Allah
ّ ٰ ‫َو ُن َن ِّز ُل م َِن ۡالقُ ۡر ٰا ِن َما ہ َُو شِ َفٓا ٌء وَّ َر ۡح َم ٌۃ لِّ ۡلم ُۡؤ ِمن ِۡی َن ۙ َو اَل َی ِز ۡی ُد‬
‫الظلِم ِۡی َن ِااَّل َخ َسارً ا‬

PLAY

Wanunazzilu minal quraani maa huwa syifaa-un warahmatul(n)-lilmu’miniina walaa yaziiduzh-


zhaalimiina ilaa khasaaran;

Dan Kami turunkan dari Alquran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman,
sedangkan bagi orang yang zalim (Alquran itu) hanya akan menambah kerugian.

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 82 (QS.17:82)


‫ِين إِاَّل َخ َسارً ا‬ َّ ‫ِين ۙ َواَل َي ِزي ُد‬
َ ‫الظالِم‬ َ ‫آن َما ه َُو شِ َفا ٌء َو َرحْ َم ٌة ل ِْلم ُْؤ ِمن‬
ِ ْ‫ َو ُن َن ِّز ُل م َِن ْالقُر‬٨٢

Terjemahnya:

[82] Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

Surat Yunus Ayat 57

َ ‫ُور َو ُه ًدى َو َرحْ َم ٌة ل ِْلم ُْؤ ِمن‬


‫ِين‬ ِ ‫صد‬ُّ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ َق ْد َجا َء ْت ُك ْم َم ْوعِ َظ ٌة مِنْ َر ِّب ُك ْم َوشِ َفا ٌء ِل َما فِي ال‬

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Anda mungkin juga menyukai