Anda di halaman 1dari 6

1.

Maulid Nabi

Firman Allah SWT:

"Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan."(QS.Yunus:58).

Jadi, Allah SWT menyuruh kita untuk bergembira dengan rahmat-Nya, sedangkan Nabi SAW
merupakan rahmat yang terbesar, sebagaimana tersebut dalam Al-Quran, "Dan tidaklah Kami
mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam." (QS Al-Anbiya: 107).

Dalam sebuah hadist disebutkan:

.As-Suhaeli telah menyebutkan bahawa Abbas bin Abdul mutholibmelihat abu lahab dalam
mimpinya,dan Abbas bertanya padanya,"Bagaimana keadaanmu? Abu lahab menjawab, di
neraka, cuma setiap senin siksaku diringankan karena aku membebaskan budakku
Tsuwaibah karena gembiraku atas kelahiran Rasul saw."(shahih bukhari hadits no.4813,
sunan Baihaqi al-kubra hadits no.13701, syibul Iman no.281, fathul Baari al-Masyhur
juz 11 hal431)

2. Kerapan Sapi

Dalam riwayat lain tercantum, "Apakah kamu akan mematikannya dua kali mengapa
engkau tidak mengasah pisaumu terlebih dahulu sebelum kamu membaringkannya?"
(Shahih, HR al-Hakim).
Kandungan Bab:
1. Larangan menganiaya hewan yang disembelih, misalnya dengan mengasah pisau
sementara hewan yang akan disembelih melihatnya. Atau menyembelihnya sementara
hewan yang disembelih tersebut melihat kepada hewan-hewan lainnya.
2. Barangsiapa menyembelih hendaklah ia menyembelih dengan baik, hendaklah ia
menajamkan pisau sebelum merebahkan sembelihannya dan membuat nyaman hewan
sembelihannya.
Firman Allah Surah Al Hijr 20 -23
()

dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (kami
menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki
kepadanya.

()

dan Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami
(pulalah) yang mewarisi

Dalam Firman Allah SWT di atas dijelaskan Allah telah menjadikan untuk manusia
keperluan dan makhluk di bumi dan Allah lah yang memberi rizky kepada makhluk itu di
teruskan dalam Surah Al Hijr ayat 23 Allah lah yang menghidupkan dan mematikan.

Firman Allah SWT.


()

dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan yang hidup kekal lagi
Senantiasa mengurus (makhluk-Nya). dan Sesungguhnya telah merugilah orang yang
melakukan kezaliman

dalam ayat diatas Allah SWT senantiasa mengurus makhluknya dan merugilah orang yang
melakukan kedzaliman.

Allah SWT senantiasa mengurus dan memberi rizky pada setiap makhluk Nya. Allah SWT
pulalah yang berhak menghidupkan dan mematikan Makhluk Nya.
Hanya orang dzalim yang senantiasa mendahului kehendak Allah dan merekalah orang
orang yang merugi.

Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (6/441) :


, , : ,
, : ,
, ,
Haitsam bin Kharijah telah menuturkan kepadaku, ia berkata, Abu Rabi Sulaiman bin
Utbah As Sulami mengabarkan kepadaku, dari Yunus bin Maisarah bin Halbas, dari Abu
Idris, dari Abu Ad Darda, dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam, beliau bersabda:
Andaikan perbuatan yang kalian lakukan terhadap binatang itu diampuni, maka ketika itu
diampuni banyak dosa.

3. Kebudayaan Macapat

Barangsiapa yang tidak memperindah suaranya ketika membaca Al Quran, maka ia
bukan dari golongan kami. (HR. Abu Daud no. 1469 dan Ahmad 1: 175. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
:

.
Bacalah Al Quran dengan lagu dan suara orang arab. Jauhilah lagu/irama Ahli Kitab dan
orang orang fasiq. Nanti akan ada orang datang setelahku membaca Al Quran seperti
menyanyi dan melenguh, tidak melampau tenggorokan mereka. Hati mereka tertimpa
fitnah, juga hati orang yang mengaguminya. (HR. Tarmidzi)

4. Ritual Ojhung

Allah taala berfirman,




Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu
orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka
adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika
kamu memahaminya. (QS. Ali Imran[3]: 118)

Tentang sebab turunnya ayat di atas, Ibnu Abbas menjelaskan, Ada beberapa
orang kaum muslimin yang menjalin hubungan dekat dengan beberapa orang
Yahudi mengingat mereka adalah tetangga dan orang-orang yang pernah saling
bersumpah untuk saling mewarisi di masa jahiliyyah lalu Allah menurunkan
ayat yang berisi larangan menjadikan orang-orang Yahudi sebagai teman dekat
karena dikhawatirkan menjadi sebab munculnya godaan iman. Ayat yang
dimaksudkan adalah ayat di atas. (Riwayat Ibnu Abi hatim dengan sanad yang
hasan).
Dalam ayat ini terkandung larangan keras untuk simpati dan memihak kepada orang-orang
kafir, karena yang dimaksud bithonah dalam ayat tersebut adalah orang-orang dekat yang
mengetahui berbagai hal yang bersifat rahasia. Bithonah diambil dari kata-
kata bathnun yang merupakan kebalikan dari zhahir yang berarti yang nampak. Sedangkan
Imam Bukhari mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bithonah adalah orang-orang
yang sering menemui karena sudah akrab. Kata Ibnu Hajar, penjelasan tersebut merupakan
pendapat Abu Ubaidah (Fathul Bari, 13/202, lihat Jami Tafsir min Kutub al Ahadits,
1/396)

5. Kebudayaan Rokat Tase


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dia berkata, Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
:
:
.

Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian
melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih patut
bagi kalian, supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allh yang telah dianugerahkan
kepada kalian.

Syukur kepada Allh Subhanahu wa Taala adalah inti ibadah, pokok kebaikan, dan
merupakan hal yang paling wajib atas manusia. Karena tidak ada pada diri seorang hamba
dari nikmat yang tampak maupun tersembunyi, yang khusus maupun umum, melainkan
berasal dari Allh Subhanahu wa Taala. Allh Subhanahu wa Taala berfirman :

Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allh, kemudian apabila kamu
ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. [An-Nahl/16:53]

Allh Azza wa Jalla memberikan berbagai kebaikan dan menolak kejahatan dan keburukan.
Oleh karena itu, seorang hamba harus benar-benar bersyukur kepada-Nya. Hendaknya
seorang hamba berusaha dengan segala cara yang dapat mengantarnya dan membantunya
untuk bersyukur kepada Allh Subhanahu wa Taala .

Allh Subhanahu wa Taala berfirman :

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku. [Al-Baqarah/2:152]

Dan firman-Nya :

Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur,


niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-
Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. [Ibrhm/14:7]

6. Carok

Larangan Mencela

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian haram atas kalian.. (HR
Bukhari Muslim)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan


kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan
pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan
itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang
zalim. (QS. Al Hujarat [49]: 11)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya kekufuran. (HR Bukhari
Muslim)

Celaan adalah bentuk menyakiti sesama. Syariat pun melarang perbuatan menyakiti orang
lain.

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan
dan dosa yang nyata. (QS. Al Ahzab [33]: 58)

Celaan dan hinaan semakin besar jika ia berupa tuduhan kepada seseorang dalam hal
agamanya.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Tidaklah seseorang menuduh orang lain dengan kefasikan atau kekufuran, melainkan akan
kembali kepadanya tuduhan tersebut jika yang dituduhnya tidak demikian. (HR Bukhari)

Dalam rangka mencegah perbuatan buruk ini, syariat juga menetapkan bahwa orang yang
pertama mencela lebih besar dosanya dari dua orang yang saling mencela.



Dua orang yang saling mencela, maka dosa yang dikatakan keduanya akan ditanggung
oleh orang yang pertama kali memulai, selama yang terzalimi tidak melampuai batas. (HR
Muslim)

7. Kebudayaan Rokat

Allah subhanahu wataala berfirman:

.
(199 : )
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf (tradisi yang baik),
serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.. (QS. al-Araf : 199).

Dalam ayat di atas Allah memerintahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam agar menyuruh
umatnya mengerjakan yang maruf. Maksud dari urf dalam ayat di atas adalah tradisi yang
baik. Al-Imam Abu al-Muzhaffar al-Samani berkata:


Urf adalah sesuatu yang dikenal oleh masyarakat dan mereja jadikan tradisi dalam
interaksi di antara mereka. (Al-Samani, Qawathi al-Adillah, juz 1 hlm 29).

Syaikh Wahbah al-Zuhaili berkata:



Yang realistis, maksud dari uruf dalam ayat di atas adalah arti secara bahasa, yaitu
tradisi baik yang telah dikenal masyarakat. (Al-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami, 2/836).

8. Upacara Nadar

Sebagaiman Allah Taala berfirman,




Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Qs. An Nahl: 18)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



.
Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: Alhamdulillaahilladzii
athamanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin (Segala
puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya
serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Tirmidzi no. 3458.
Tirmidzi berkata, hadits ini adalah hadits hasan gharib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan).

9.

Anda mungkin juga menyukai