Anda di halaman 1dari 10

Tugas Praktikum I

Kelas Selasa 15.00 /Teaching Lab 2.1


Asisten: Siti Nuraini Syafitri Sativa
Nama:
1.
2.
3.
4.
5.

Ika Angraeni (G64130104)


Firdaus Azmi (H24130003)
Dewi Ratnasari (H24130032)
Fathimah Fakhrunnisa (H24130132)
Nadhira (H3413)
Sejarah Komunikasi Kelompok dan Teknik Diskusi Kelompok

1. Sejarah Komunikasi Kelompok


Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama.
Communico , communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (( make to common ).
Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan
orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk
dapat memahami satu dengan yang lainnya ( communication depends on our ability to
understand one another ).
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal
kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. dengan evolusi kehidupan, maka
sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan
membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. Pada
binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana melalui tindakan tindakan
yang bersifat reflek. Menurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak
reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di
dunia luar yang kita kenal sebagai emosi . Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat
pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum
komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal , bicara , tulisan, gerakan , dan penyiaran.
Komunikasi dapat berupa interaktif , transaktif , bertujuan , atau tak bertujuan . Melalui
komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan
sama oleh penerima pesan tersebut. Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan
termasuk barang antik, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan
komunikasi digambarkan sebagai penemuan yang revolusioner, hal ini dikarenakan

peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan
komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.
Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana
komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan
lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman
komunikasi itu sendiri.
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam
memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga
ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah
kelompok. Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing
anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi yang terjadi suatu saat akan
memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan .
Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok
tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama.
Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
Sejatinya komunikasi kelompok sudah ada sejak dahulu yang mana sebelum adanya ilmuan yang
membahas secara lanjut ilmu ini,sejak dahulu kelompok kelompok telah ada dan pada kelompok
tersebut telah ada komunikasi yang terjadi,ini menandakan komunikasi kelompok sudah ada sejak
dahulu.Pada tahun 1930 an para ahli lisan telah memikirkan betapa pentingnya diskusi
dikembangkan sebagai bidang studi dan terapan,meskipun pada saat itu terjadi gesekan antara
kaum golongan kanan dengan kaum kaum lain,pada saat itu para ahli lisan mengembangkan ilmu
diskusi agar dapat membantu suatu kelompok mengambil keputusan.
Pada tahun 1939 McBurney dan Hance mengeluarkan buku yang membahas tentang komunikasi
kelompok atau yang awalnya dikenal sebagai diskusi,buku itu berjudul Discussion in Human
Affairs .Pada saat ini diskusi dianggap hal yang penting dalam melaksaanakan tradisi berdiskusi
dan diskusi kelompok ini cenderung memusatkan perhatiannya pada tingkah laku dari anggota
kelompoknya.
Perhatian pada komunikasi kelompok sebagai suatu bidang studi,penelitian dan terapandalam
komunikasi lisan sebenarnya sejak 50 tahun lalu sudah ada namun masih dalam skala dan ruang
lingkupnya yang kecil,namun setelah munculnya buku dari McBurney dan Hance komunikasi
massa menjadi hal yang vital dan meluas dalam kurikulum komunikasi lisan.Meskipun buku dari
McBuney dan Hance bukanlah buku yang membahas tentang diskusi yang pertama namun pada

buku tersebut terdapat dasar pemikiran filosofis yang sesuai dengan perhatia dan kepentingan
orang banyak dibidan disiplin ilmu komunikasi lisan.
A. Dasar Pembetukan Kelompok
Langkah proses pembentukan diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses
selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut :

Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada
anggota yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai
tingkat intelegensi tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi

ketimpangan yang mencolok.


Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk

berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.


Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok
atau individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini

suatu kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.


Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian

masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.


Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan
disini adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya.
Kebebasan disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak

mengganggu proses kelompok.


Interaksi
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting
dalam kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses
memberi dan menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain,
sehingga transfer ilmu dapat berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).

B. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial


Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau
juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada

juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan
pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1) Kedekatan
Kedekatan geografis tempat tinggal. Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan
geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita
membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung
dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang
saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin
mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik
meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan
terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan
peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan. Kedekatan geografis
daerah asal. Ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang
sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada
ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.
2) Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga
kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka
berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang
dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau
karakter-karakter personal lain.
Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :
a. Kesamaan kepentingan
Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini
akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
b. Kesamaan keturunan
Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya
orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing
anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini
untuk menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.
c. Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial
yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing
anggotanya.

C. Tahap Pembentukan Kelompok


Tahap 1 - Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok
cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum
saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap 2 - Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka
hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota
kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.
Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada
tahap ini.
Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab
telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan
mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa
ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung
satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja
kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

2. Pengertian Komunikasi Kelompok


Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu
kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin,
1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai

interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,
seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi
komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka,
peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk
mencapai tujuan kelompok.
Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149) menyatakan komunikasi
kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan
seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama
lain.
Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya: Human Communication, A Revision of
Approaching Speech/Communication, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi
tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki
seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota
dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat (the face-to
faceinteraction of three or more individuals, for a recognized purpose such as information
sharing, self-maintenance, or problem solving, such that the members are able to personal
characteristics of the other members accurately).

3. Pengertian Diskusi Kelompok


Moh. Surya (1975:107) mendefinisikan diskusi kelompok merupakan suatu proses bimbingan
dimana murid-murid akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran
masing-masing dalam memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini tetanam pula tanggung
jawab dan harga diri. Selain itu, Moh. Uzer Usman (2005:94) menyatakan bahwa diskusi
kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan atau pemecahan masalah.
Menurut Suyanto, diskusi kelompok adalah teknik bimbingan kelompok yang dilaksanakan
dengan maksud agar para siswa anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama. Senada dengan pendapat di atas, Surya menyatakan diskusi
kelompok merupakan suatu teknik dalam bimbingan kelompok yang murid-muridnya mendapat
kesempatan memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid mendapat kesempatan untuk
menyumbang pikiran dalam memecahkan suatu masalah.

Dalam diskusi tersebut semua anggota kelompok diikutsertakan secara aktif dalam mencapai
kemungkinan

pemecahan

masalah

secara

bersama-sama

mengutarakan

masalahnya,

mengutarakan ide-ide, mengutarakan saran-saran, saling menanggapi satu dengan yang lain
dalam rangka pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Dalam kegiatan diskusi kelompok yang
memegang peranan adalah pembimbing. Pembimbing berusaha menciptakan situasi yang
mendorong konseli untuk ikut terlibat dalam diskusi dan selalu aktif berpartisipasi dan saling
berinteraksi diantara mereka. Setelah diskusi kelompok berjalan, diharapkan pembimbing untuk
tidak terlalu mencampuri pola suatu permasalahan.
Secara sederhana, Diskusi kelompok merupakan suatu teknik bimbingan kelompok yang
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memecahkan masalah secara bersama-sama
dalam suatu kelompok. Dalam diskusi tersebut diharapkan setiap siswa secara aktif mengambil
bagian untuk mengemukakan pendapat ataupun pengalaman-pengalamannya sehingga siswa yang
lain dalam kelompok tersebut dapat mengambil manfaat dari pendapat dan pengalaman yang
dikemukakan oleh temannya.
Diskusi kelompok juga merupakan percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau
lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan,
dibawah pimpinan seorang pemimpin.
4. Teknik Diskusi Kelompok
Pada dasarnya tujuan diskusi kelompok menurut Winkel adalah membahas bersama masalah yang
dihadapi. Lebih lanjut tim MKDK tujuan diskusi kelompok adalah :
1.

Memberi kesempatan pada setiap peserta untuk mengambil suatu pelajaran dari pengalaman
teman-teman peserta yang lain dalam mencapai jalan keluar suatu masalah.

2.

Memberikan suatu kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap orang itu mempunyai masalah
sendiri-sendiri apabila ada persamaan masalah yang diutarakan, oleh salah satu anggota hal
ini akan memberi keringanan beban batin bagi anggota yang kebetulan masalahnya sama.

3.

Mendorong individu yang tertutup dan sukar mengutarakan masalahnya, untuk berani
mengutarakan masalahnya.

4.

Kecenderungan mengubah sikap dan tingkah laku tertentu setelah mendengarkan pandangan,
kritikan atau saran teman anggota kelompok.

Kelebihan dan kelemahan diskusi kelompok

Kelebihan diskusi :
Memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran,
misalnya : dalam pertukaran pendapat siswa berperan sebagai peserta diskusi, berperan
sebagai pemimpin diskusi, dan sebagai perumus hasil diskusi (lebih-lebih jika kelompok
diskusi tersebut kecil jumlahnya).
Melatih siswa untuk mengutarakan pendapatnya secara runtut dengan menggunakan
bahasa baku, sekaligus melatih siswa menghargai pendapat teman dengan kesadaran
bahwa diskusi adalah pengkajian kebenaran dan adanya perbedaan sudut pandang adalah
suatu kewajaran.
Diskusi memberi kemungkinan perluasaan informasi, bahkan penambahan informasi
baru bagi pesertanya (siswa). Diskusi memberi kesempatan kerjasama, siswa yang
cenderung cerdas dapat membantu siswa yang cenderung lambat belajar. Diskusi melatih
siswa untuk berpikir mandiri dan sekaligus meningkatkan taraf kepercayaan dirinya.
Situasi pembelajaran dengan berdiskusi melatih siswa untuk hidup secara demokratis di
masyarakatnya.
Situasi diskusi memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal diri sendiri, mencari
kemungkinan-kemungkinan

yang

terbaik

dalam

pemecahan

masalahnya,

mengembangkan pendapat-pendapatnya, meyakini nilai-nilai hidup tertentu, dan


sekaligus meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat keputusan-keputusan dalam
hidupnya.
Situasi diskusi memberi keleluasaan guru untuk membimbing belajar siswa (secara
bervariasi), misalnya : memandu perumusan masalah yang didiskusikan, menyiapkan
sumber belajar, pengelompokan anggota diskusi, pembinaan teknis berdiskusi, dan guru
dapat mengambil jarak dengan kegiatan siswa dalam rangka mengamati diskusi siswa
secara evaluatif (membuat penilaian proses).

Kelemahan diskusi:
Dalam situasi diskusi sulit menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan dalam
waktu yang telah direncanakanpula; situasi dapat berkembang bertele-tele, penuh
perbedaan pendapat, bahkan jika koordinasi serta kepemimpinan diskusi tersebut lemah

atau jelek situasinya dapat berkembang menjadi penuh konflik yang menyesatkan
pencapaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan diskusi ini akan membawa hasil sebagaimana diharapkan jika para peserta
diskusi menguasai kemampuan yang memadai untuk diskusi dan sekaligus bersedia
bersiap diri secara pantas sebelum masuk ke situasi diskusi.
Selain penguasaan bahan diskusi, peserta diskusi juga perlu menguasai keterampilan
teknis dalam berdiskusi; hal ini perlu dipalajarinya oleh peserta diskusi pada waktu
sebelum dan didalam siatuasi diskusi.
Proses serta hasil diskusi akan kurang memadai (semu) jika pemimpin diskusi kurang
hasil dalam menciptakan situasi diskusi yang mendorong setiap peserta bebas
berpendapat serta terbuka untuk menerima kebenaran yang diajukan peserta lain dan
kurang berhasil memandu kelompok untuk aktif dalam analisis sintesis (selama
berdiskusi) agar semakin dapat menggali kebenaran yang luas, mendala, dan sistematis,
perlu diakui bahwa sulit untuk menemukan seorang pemimpin diskusi yang berbobot
(lebih-lebih diantara para siswa).
Dalam situasi diskusi dapat terjadi gejala tingkah laku peserta yang dominatif, di pihak
lain dapat terjadi ada peserta yang berperan sebagai penonton, dan ada pula peserta yang
perhatiannya pindah objek-objek lain diluar tema diskusi.
Kegiatan diskusi membutuhkan fasilitas tertentu, misalnya : banyak ruangan untuk
masing-masing kelompok diskusi, mebeler yang memadai serta dapat diatur secara luwes
(mudah dipindah-pindah = bersifat mobil), dukungan sumber relevan serta jumlahnya
mencukupi kebutuhan dan kondisi yang nyaman untuk berdiskusi.
Cara pelaksanaan :
a. Mempersiapkan ruang diskusi lengkap dengan sarana yang lain.
b. Anggota kelompok siap di tempat masing-masing (idealnya 6-10).
c. Perkenalan antar anggota masing-masing dalam perkenalan tersebut dapat atau boleh
diadakan tanya jawab tentang identitas anggota dan ditutup dengan permainan kelompok
untuk menuju kunci akrab.
d. Dipimpin konselor membuat suatu kesepakatan bersama (janji bersama) bahwa anggota
kelompok tidak dibenarkan masalah yang dibahas kelompok (asas kerahasiaan) dan setiap

anggota kelompok berjanji untuk membantu setiap masalah yang dikemukakan oleh teman
anggota kelompok.
e. Kesempatan mengutarakan masalah anggota kelompok dengan terlebih dahulu menentukan
masalah siap diutamakan dan bagaimana tanggapan serta pemecahannya.
f. Pengakhiran diskusi dengan : (1) himpunan ada folow up atau tindak lanjut kepada konseli
atau anggota kelompok yang masalahnya sudah didiskusikan. (2) bila perlu menentukan waktu
untuk diskusi selanjutnya.

Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sultan. 2010. Jurnal Pengantar Ilmu Komunikasi. Kendari: Universitas Haluoleo.
Bulatau. J. 1971. Teknik Diskusi Berkelompok. Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai