Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ KOMUNIKASI KELOMPOK “
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi

Dosen Pengampu
Ustadz Sulhan Akbar S.Sos

Disusun Oleh :
Danial Khatami
Hartono

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


AKADEMI DAKWAH INDONESIA NTB
KOTA MATARAM
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa yang dengan
dilipatkan rahmat dan inayahnya kami selaku penulis dapat penyelesaikan Makalah Pengantar
Ilmu Komunikasi (PIK) yang bertemakan ‘’ Ilmu Komunikasi Kelompok ‘’ yang di
dalamnya membahas tentang definisi, tujuan dan fungsi serta efektivitas Ilmu Komuniasi
Kelompok.
Tak lupa kami mengucapkan jazakumullahu khoiron kepada Dosen pengampu kami Ustaz
Sulhan Akbar S.Sos, yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan walaupun jauh dari kata sempurna.
Kami juga sebagai penulis memohon maaf jika ada kekurangan di dalam makalah ini baik dari
segi penjelasan dan penulisan yg mungkin kurang sesuai. Kami juga memohon kritik dan saran
yg membangun untuk makalah kami agar kami bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya. Terim
kasih kami ucapkan kepada para pembaca semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua
Amin.

Mataram

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.Latar belakang
Komunikasi adalah kata yang sering kita dengar sehari-hari. Bahkan setiap hari kita selalu
melakukan komunikasi dalam kehidupan. Komunikasi dilakukan manusia untuk mencapai
sebuah tujuan tertentu, karena manusia merupakan makhluk sosial yang selalu melakukan
interaksi dengan orang lain. Dalam setiap interaksi sosial antar individu tindakan komunikasi
biasanya melibatkan dua belah pihak yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya.
Kehidupan sosial mendorong manusia untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan
manusia lain, yang kemudian tergabung dalam sebuah kelompok. Dimana kelompok tersebut
dapat terbentuk karena tujuan dan pemikiran yang sama.

Ada beberapa pengertian kelompok menurut para ahli, salah satunya menurut Merton
(1990) kelompok yaitu sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang
telah mapan, sedangkan di dalam kelompok tersebut ada rasa solidaritas karena adanya nilai
bersama. Selain itu pengertian kelompok menurut Homans (1950) mengatakan bahwa
kelompok merupakan sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan lainnya, dalam
jangka eaktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga hal tersebut memberikan
kesempatan bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara langsung. Dan terakhir yaitu
menurut De Vito (1997) kelompok adalah sekumpulan individu yang berhubungan satu sama
lain yang memiliki tujuan bersama dan adanya organisasi atau struktur diantara mereka. Di
dalam kelompok dikembangkan norma-norma yang dianggap sebagai dasar berperilaku
anggotanya.

Kelompok terdiri dari beberapa individu, dimana setiap individu selalu memiliki pemikiran
dan gagasan serta ide dari masing-masing, dengan adanya hal ini terjadilah gesekan serta
hambatan yang terjadi di dalam sebuah kelompok. Melalui gesekan dan hambatan inilah suatu
kelompok dapat diuji tingkat solidaritas dan keutuhan antar anggota kelompok. Hambatan lain
yang sering 2 terjadi di dalam kelompok adalah hambatan mengenai komunikasi di dalam suatu
kelompok.
BAB ll

PEMBAHASAN

A. Difinisi komunikasi kelompok

Berikut definisi dan pengertian komunikasi kelompok dari beberapa sumber buku:

 Menurut Effendy (2003), komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung


antara seseorang komunikator kepada sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua
orang. Karena apabila komunikasai seseorang atau dua orang itu termaksud komunikasi
antar pribadi.
 Menurut Wiryanto (2005), komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka
antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi
informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
 Menurut Rosmawaty (2010), komunikasi kelompok adalah komunikasi dalam
kelompok kecil orang, dengan tujuan antara lain untuk berbagi informasi, membantu
mengembangkan gagasan bahkan membantu untuk memecahkan masalah, baik secara
formal maupun tidak formal.
 Menurut Sendjaja (2004), komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga
atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti
berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota
dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.

kelompok adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan di antara anggota


kelompok. Dilansir dari buku Komunikasi Bisnis: Konstruksi Teoretis dan Praktis (2021)
karya Nia Kurniasih Suryana, dkk, komunikasi kelompok juga bisa diartikan sebagai
proses pemindahan pengertian serta informasi dari satu orang kepada anggota kelompok
lainnya. Sebagaimana mengutip dari buku Teori Komunikasi Umum dan Aplikasinya
(2019) karya Evi Novianti, berikut pengertian komunikasi kelompok menurut:
a. Michael burgoon dan michael rufinner
komunikasi kelompok merupakan interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna
memperoleh maksud atu tujuan yang di kehendaki, seperti berbagi informasi
pemlliharadiri atau, pemecahan masalah.

b. Menurut Angelia Putriana, dkk dalam buku Psikologi Komunikasi (2021),


komunikasi kelompok termasuk komonikasi tatap muka karena komunikator dan
komunikan berada dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat.
Berdasarkan jumlah anggotanya, komunikasi kelompok dapat dibagi menjadi dua, yakni:
1. Komunikasi kelompok kecil
Bentuk komunikasi kelompok ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contonya
kegiatan diskusi rapat,perkuliahan, seminar, diskusi panel, dan sebagainya.,komunikasi
kelompok kecil berlangsng secara dialogis, punya umpan balik verbal, serta adnyannya
diskusi tanya jawab.
2.komunikasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar lebih ditujukan pada proses afeksi dan bersifat linier atau satu
arah. Pesan yang disampaikan komunikan lebih tertuju pada perasaan. Bentuk komunikasi
kelompok ini punya jumlah komunikan yang sangat besar dari berbagai latar belakang, jenis
kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Selain itu, pesan yang disampaikan komunikator
sifatnya mudah menyebar di antara komunikasi.
B. Tujuan Komunikasi Kelompok
Dari beberapa faktor-faktor diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap kelompok akan
memiliki sebuah citra yang baik dimata masyarakat jika seluruh faktor diatas dapat dipenuhi
dan digunakan atau dilakukan dengan baik. Ketika faktor-faktor diatas sudah dilakukan dengan
baik, maka tujuan dari sebuah komunikasi kelompok akan langsung terlihat oleh setiap anggota
kelompok. Tujuan komunikasi kelompok sebenarnya akan paling dipengaruhi oleh jenis dan
fungsi dari sebuah kelompok itu sendiri. Sebagai contoh, tujuan dari komunikasi kelompok
yang dilakukan oleh siswa sekolah tentunya akan berkaitan dengan kegiatan sekolah yang
mereka kerjakan secara berkelompok. Meskipun begitu, secara garis besar komunikasi
kelompok memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Menjalin hubungan sosial antar individu


2. Menyalurkan ide, pikiran, gagasan, saran hingga kritik
3. Menjadi sarana atau alat terapi diri
4. Sarana untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan
5. Membuat sebuah keputusan
6. Menghasilkan sebuah solusi
7. Menjadi media penghubung antar pihak
8. Menyusun rencana atau kegiatan kelompok
9. Memecahkan masalah yang dihadapi
10. Mengembangkan kelompok kecil menjadi kelompok besar

Sebuah kelompok yang dibentuk pastinya akan memiliki sebuah tujuan, dimana tujuan tersebut
akan dikomunikasikan secara terus menerus oleh setiap anggota kelompok. Tujuan komunikasi
kelompok secara langsung maupun tidak langsung akan terlihat pada sebuah kelompok yang
kita ikuti. Dari tujuan komunikasi kelompok diatas, tentunya kita sudah memahami kenapa dan
mengapa sebuah kelompok itu dibentuk. Dari tujuan diatas pula, beberapa tujuan lain dapat
kita lihat serta kita bagi kedalam beberapa jenis tujuan lainnya seperti :

1. Personal

Personal atau dapat juga dikatakan sebagai pribadi seseorang, dimana pribadi tersebut secara
tidak langsung pasti memiliki tujuan ketika mengikuti sebuah kelompok. Ketika orang tersebut
masuk dan menjadi anggota kelompok, maka komunikasi kelompok yang Ia lakukan juga
bertujuan untuk melakukan pemenuhan terhadap kebutuhan personalnya. Biasanya tujuan ini
mencakup keperluan atau kebutuhan personal seseorang yang menginginkan dan mencari
persahabatan, pertemanan dan keluarga baru. Selain itu, tujuan komunikasi kelompok juga
akan memberikan pemenuhan kebutuhan personal bagi orang-orang yang ingin berbagi cerita
suka maupun duka. (baca juga : Unsur-unsur Komunikasi Kesehatan)
2. Interpersonal

Kebutuhan interpersonal merupakan sebuah kebutuhan yang terdapat didalam diri seseorang,
dimana kebutuhan tersebut berasal dari luar seperti lingkungan dan orang-orang terdekat.
Ketika seseorang masuk kedalam sebuah kelompok dan melakukan komunikasi kelompo, maka
tujuan utamanya adalah untuk melakukan pemenuhan kebutuhan interpersonal ini. Secara tidak
langsung, komunikasi kelompok ini juga memiliki tujuan untuk melakukan pemenuhan
kebutuhan interpersonal seseorang. Tujuan ini dapat kita lihat pada sebuah kelompok Human
Counseling, kelompok layanan rehabilitasi mental atau trauma serta kelompok-kelompok yang
berfokus kepada pemberian rasa kasih sayang kepada seseorang yang membutuhkan. (baca
juga : Tipe Komunikasi Environmental)

3. Pengembangan diri

Tujuan komunikasi kelompok yang selanjutnya adalah untuk menentukan atau melakukan
pengembangan diri terhadap setiap anggotanya. Pengembangan diri yang dilakukan didalam
sebuah kelompok seperti peningkatan kemampuan fisik,psikologis maupun mental serta
peningkatan mutu kualitas hidup dan kualitas bersosialisasi. Tujuan komunikasi yang satu ini
dapat kita temui pada jenis-jenis kelompok pembinaan karakter, pembinaan bakat dan
kemampuan serta kelompok-kelompok yang dibentuk berdasarkan tujuan pengembangan
karakter. (baca juga : Tipe Komunikasi Tekstual dalam Groupware)

4. Mempermudah kegiatan

Tujuan komunikasi kelompok keempat adalah untuk mempermudah segala jenis kegiatan,
seperti bakti sosial, kegiatan sekolah, kegiatan bersosialisasi dan bermasyarakat, serta kegiatan-
kegiatan lainnya. Ketika sebuah kelompok ingin melakukan suatu kegiatan, maka kegiatan
tersebut akan semakin mudah untuk dibicarakan, dirancang, dan dilakukan ketika komunikasi
kelompok berjalan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, sebuah kelompok haruslah selalu
menggunakan komunikasi sebagai alat atau media yang paling utama untuk mengorganisir
sesuatu. (baca juga : Fungsi Komponen Pendukung Komunikasi Daring)

5. Menciptakan suasana

Komunikasi kelompok juga bertujuan untuk menciptakan sebuah suasana yang baik bagi setiap
anggota kelompok yang ingin melakukan pertukaran informasi atau pesan. Suasana
komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan sebuah komunikasi yang baik pula, serta
suasana yang baik akan menciptakan dan melahirkan berbagai keputusan yang menguntungkan
bagi seluruh pihak. (baca juga : Tipe Jaringan Komunikasi dalam Manajemen)

6. Mencari jawaban

Komunikasi kelompok juga memiliki tujuan yang lain yaitu untuk mencari jawaban atas
sebuah pertanyaan yang timbul disaat diskusi atau komunikasi kelompok sedang berlangsung.
Tujuan yang satu ini akan membantu setiap anggota kelompok untuk ikut berpartisipasi dalam
mencari jawaban tentang hal-hal yang dipertanyakan oleh orang lain, kelompok lain hingga
hal-hal yang dipertanyakan oleh masyarakat. Mencari sebuah jawaban bukan hanya dapat
diartikan untuk menjawab pertanyaan saja, melainkan juga dapat untuk menentukan jawaban
atas kegelisahan dan kerisauan setiap anggota kelompok. (baca juga : Contoh Tipe Komunikasi
Asynchronous)

7. Saling berbagai informasi

Tujuan komunikasi kelompok yang ketujuh adalah untuk melakukan sebuah kegiatan
pertukaran atau saling berbagi informasi diantara anggota kelompok atau anggota kelompok
dengan pengurus kelompok dan diantara pengurus kelompok. Ketika sebuah kegiatan
pertukaran informasi terjadi dengan baik dan berproses dengan efektit, maka akan tercipta
sebuah kesatuan tujuan dan kesatuan pandangan diantara anggota kelompok. Jika kesatuan
tujuan dan pandangan ini sudah tercapai, maka kelompok tersebut akan semakin mudah untuk
berkembang dan melakukan segala hal karena pada diri anggotanya sudah merasa bahwa
mereka satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. (baca juga : Teknik Penulisan Berita
Investigasi)

8. Sebagai media pengikat

Kelompok yang selalu berkomunikasi pada setiap kegiatan akan menjadikan komunikasi
sebagai sebuah media pengikat dan penghubung. Oleh sebab itu, komunikasi kelompok juga
memiliki tujuan sebagai media pengikat diantara setiap anggota organisasi. Setiap anggota
akan diikat atau secara tidak langsung akan dipaksa mengikuti aturan-aturan yang berlaku di
kelompok tersebut. Selain itu, tujuan komunikasi sebagai media pengikat juga akan
mempermudah setiap pengurus untuk memberikan perintah atau arahan kepada anggota
kelompok, karena anggota kelompok akan merasa bahwa mereka harus mematuhi apa yang
disuruh dan diarahkan oleh pengurus kelompok. (baca juga : Efek Media Massa Terhadap
Individu)

9. Sebagai media hiburan

Sebuah komunikasi kelompok yang diselingi oleh bahan bercandaan untuk membuat anggota
kelompok yang hadir tertawa dan merasa terhibur, tentunya akan menghilangkan kekakuan
atau kebekuan suasana sewaktu pertemuan kelompok. Maka dari itu, komunikasi kelompok
juga bertujuan sebagai media hiburan bagi antar anggota, antar pengurus atau antar anggota
dengan pengurus kelompok. Tujuannya adalah untuk menghibur orang-orang yang berada
didalam sebuah kelompok tersebut agar suasana menjadi lebih cair dan komunikasi dapat
menjadi lebih efektif. (baca juga : Perkembangan Pemasaran Dari Masa ke Masa)

10. Menjadi alat persuasi

Komunikasi kelompok juga bertujuan sebagai alat persuasi kepada seluruh orang-orang yang
ada didalam kelompok. Tujuannya sebagai alat persuasi akan mampu meredam amarah, emosi
dan hal-hal lain yang tidak diinginkan tidak akan mudah untuk berkembang.
Ketika Komunikasi Persuasif dilakukan didalam kegiatan berkelompok, maka anggota
kelompok akan lebih mau untuk mendengarkan arahan dan instruksi dari pengurus kelompok
itu. Jika komunikasi persuasi ini dilakukan dengan baik dan didukung oleh cara penyampaian
yang baik pula, maka setiap permasalahan yang terjadi akan dapat selesaikan dengan baik.
(baca juga : Teknik Komunikasi Arsitektur)
11. Memberi motivasi, arahan hingga tugas

Tujuan komunikasi kelompok berikutnya adalah sebagai media untuk memberikan motivasi
atau arahan kepada seluruh anggota kelompok hingga memberikan tugas- tugas yang akan
dikerjakan dan dilakukan oleh anggota kelompok. Pemberian motivasi dan arahan kepada
anggota kelompok akan membuat anggota kelompok merasa bahwa dirinya dipedulikan oleh
pengurus dan anggota kelompok yang diikutinya. Begitu pula ketika anggota kelompok
diberikan sebuah tugas, maka anggota tersebut akan berusaha untuk menyelesaikan tugas
tersebut sebaik mungkin. (baca juga : Bentuk Komunikasi pada Lansia)

12. Memelihara kelompok

Komunikasi kelompok juga memiliki tujuan untuk memelihara kelompok. Pemeliharaan yang
dimaksud seperti menjaga agar seluruh anggota kelompok tetap berkomunikasi, meskipun
sedang tidak ada pertemuan kelompok. Selain itu, komunikasi akan tetap memelihara umur
dari kelompok tersebut karena ketika sebuah kelompok masih sering berkomunikasi maka
informasi atau kegiatan yang berkaitan dengan kelompok tersebut akan diketahui oleh seluruh
anggota kelompok. Begitu juga sebaliknya ketika komunikasi tidak lagi terjalin pada sebuah
kelompok, maka anggota kelompok tidak akan mendapatkan informasi atau pesan apapun lagi
sehingga mereka akan merasa kelompok tersebut sudah tidak menganggap dirinya lagi. Inilah
tujuan dari komunikasi kelompok untuk menjaga dan memelihara komunikasi disetiap
kelompok sehingga umur kelompok bisa bertahan lama. (baca juga : Perkembangan Teknologi
Komunikasi di Indonesia)

13. Meningkatkan partisipasi anggota

Tujuan komunikasi kelompok yang berikutnya adalah untuk menjaga tingkat partisipasi
anggota kelompok didalam setiap kegiatan kelompok, karena tingkat partisipasi yang rendah
secara perlahan akan membunuh kelompok itu sendiri. Ketika tingkat partisipasi anggota
kelompok dirasa sudah menurun,  komunikasi akan berguna dan untuk mengembalikan dan
meningkatkan partisipasi anggota. Komunikasi yang dilakukan untuk meningkatkan minat
anggota bisa berupa pemberian semangat kepada anggota, pemberian reward kepada anggota
hingga mengadakan kegiatan Family Gathering. (baca juga : Sejarah Teknologi Informasi)

14. Memberikan koreksi

Komunikasi yang terjadi pada setiap anggota kelompok, juga bertujuan dan berguna sebagai
bahan untuk mengkoreksi diri sendiri, mengkoreksi diri orang lain hingga mengkoreksi
keputusan yang diberikan oleh kelompok lain atau pemerintah. Tujuan komunikasi kelompok
yang satu ini akan terlihat ketika seorang anggota kelompok bernama AA merasa
pendapat,saran atau masukan yang diberikan oleh anggota bernama CC tidak sesuai dengan
visi dan misi kelompok. Oleh sebab itu, anggota kelompok bernama AA akan memberikan
koreksi terhadap apa yang disampaikan oleh CC. Tujuannya agar apa yang disampaikan oleh
oleh CC menjadi sesuai dengan visi dan misi kelompok tersebut. Selain itu, komunikasi yang
bertujuan untuk memberikan koreksi akan membuat sebuah kelompok menjadi lebih hidup dan
kreatif.

15. Pengumpul informasi


Ketika komunikasi sedang berlangsung, disadari atau tidak komunikasi juga memiliki tujuan
untuk mengumpulkan seluruh informasi atau pesan berupa ide, gagasan, pandangan, pola pikir
hingga saran atau kritik anggota kelompok. Tujuan komunikasi kelompok yang satu ini akan
kita lihat ketika terjadi sebuah komunikasi untuk menentukan pilihan, menentukan peraturan,
hingga menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan dilaksanakan oleh sebuah
kelompok. Dengan tujuan komunikasi kelompok yang satu ini, pengurus akan lebih gampang
untuk menentukan sesuatu hal karena seluruh informasi yang dibutuhkan sudah dikumpulkan
sewaktu berkomunikasi.

Demikianlah beberapa tujuan komunikasi kelompok yang dapat kami jelaskan kepada Anda
pembaca setia Pakarkomunikasi.com. Semoga apa yang kami tuliskan diatas dapat memberikan
tambahan pengetahuan kepada. Sampai ketemu pada artikel berikutnya.

C. Fungsi komunikasi kelompok

Menurut Bungin (2009), komunikasi kelompok memiliki beberapa fungsi, antara lain
yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi menjalin hubungan sosial. Fungsi ini menjelaskan bagaimana kelompok


tersebut dapat membentuk dan memelihara hubungan antara para anggotanya dengan
memberikan kesempatan melakukan berbagai aktivitas rutin yang informal, santai, dan
menghibur.
2. Fungsi pendidikan. Fungsi ini untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan semua
anggota kelompok, baik pengetahuan yang bersifat umum maupun khusus, maupun
pengetahuan yang berkaitan dengan kepentingan kelompok maupun anggotanya.
Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok,
kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
3. Fungsi persuasi. Dalam fungsi ini, seorang anggota berusaha mempersuasikan anggota
kelompok lainnya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang di inginkannya. Seseorang yang terlibat dalam usaha usaha persuasif di dalam
kelompoknya memiliki risiko untuk tidak diterima oleh anggota kelompoknya yang
lain, apabila hal yang di usulkannya tersebut bertentangan dengan norma norma
kelompoknya, maka justru dia dapat menyebabkan konflik di dalam kelompok dan
dapat membahayakan posisinya di dalam kelompok tersebut.
4. Fungsi pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Pemecahan masalah
(problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak
diketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan (decision making)
berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahan masalah
menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan.
5. Fungsi terapi. Fungsi ini hanya ada pada kelompok tertentu saja yang memang
memiliki tujuan untuk membantu menerapi para anggota kelompok agar mencapai
perubahan personal sebagai mana yang diinginkan.

B. Unsur’’ komunikasi kelompok


Menurut Goldberg (2006), komunikasi kelompok memiliki unsur-unsur dan proses sebagai
berikut:

a. Komunikator (Sender)

Komunikator merupakan orang yang mengirimkan pesan yang berisi ide, gagasan, opini dan
lain-lain untuk disampaikan kepada seseorang (komunikan) dengan harapan dapat dipahami
oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Anggota dan penguru
dalam suatu kelompok atau komunitas bisa menjadi komunikator ketika mereka melakukan
proses komunikasi dalam proses tersebut.

b. Pesan (Message)

Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan
dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif jika diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan yang disampaikan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan dan
lain sebagainya. Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain.

c. Media (Channel)

Media adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti TV, radio, surat kabar, papan
pengumuman, telepon dan media jejaring sosial. Media yang terdapat dalam komunikasi
kelompok bermacam-macam jenis, seperti; rapat, seminar, pameran, diskusi panel, workshop
dan lain-lain. Media dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang disampaikan, jumlah penerima
pesan, dan situasi.

d. Mengartikan kode atau isyarat

Setelah pesan diterima melalui indra (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan
harus dapat mengartikan simbol atau kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dapat dimengerti
atau dipahami. Komunikasi kelompok mempunyai suatu simbol, kode atau isyarat tersendiri
yang menjadi ciri khas suatu kelompok yang hanya dimengerti oleh kelompok atau komunitas
itu sendiri.

e. Komunikan

Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang dapat memahami pesan dari si pengirim
meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa mengurangi arti atau pesan yang dimaksud
oleh pengirim. Dalam komunikasi kelompok komunikan bertatap muka dan bertemu langsung
dengan komunikatornya. Sehingga seseorang bisa berkomunikasi secara langsung.

f. Respon

Respon adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun non verbal. Tanpa respon seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap si penerima pesan. Respon bermanfaat untuk memberikan informasi, saran
yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan
serta keterbukaan di antara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
g. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh
dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu
kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima
salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

D. . Aspek’’ komunikasi kelompok


Menurut Cartwright dan Zander (1968), aspek-aspek yang terdapat dalam komunikasi
kelompok antara lain yaitu: 

1. Pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok. Pelaku komunikasi yaitu siapa


yang berperan sebagai sumber atau dapat dikatakan pula sebagai penyampai pesan.
Peranan sumber tersebut adalah siapa yang menyampaikan informasi kepada para
anggota kelompok lain dan penyampai informasi apa saja yang dianggap penting bagi
kelangsungan kelompok.
2. Pesan-pesan yang dipertukarkan dalam komunikasi kelompok. Pesan adalah apa
yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat
simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud
sumber tadi. 
3. Interaksi yang terjadi di dalam proses komunikasi kelompok. Interaksi adalah suatu
hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana perilaku individu yang satu
mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya.
Dalam interaksi, apabila seseorang tertarik pada orang lain, maka ia akan memberikan
feedback atau timbal balik dari komunikasi yang dilakukan orang lain. Sebaliknya, jika
seseorang tidak tertarik, maka dia tidak akan memberikan interaksi timbal balik kepada
orang lain tersebut. Dengan demikian unsur ketertarikan seseorang akan ikut
menentukan terjadinya interaksi. 
4. Kohesivitas yang terjadi di dalam proses komunikasi kelompok. Kohesi kelompok
adalah bagaimana anggota kelompok saling menyukai dan saling mencintai satu sama
lain. Tingkatan kohesivitas akan menunjukkan seberapa baik kekompakan dalam
kelompok yang bersangkutan. 
5. Norma kelompok yang diterapkan. Norma di dalam kelompok mengidentifikasikan
anggota kelompok itu berperilaku. Penyesuaian anggota kelompok dengan norma
tersebut adalah bagian dari harga yang harus dibayar sebagai hasil dari diterima
menjadi anggota kelompok tersebut.

E. Proses Dan Tahapan komunikasi kelompok

Menurut Goldberg (2006), tahapan atau proses yang terjadi dalam komunikasi kelompok
terbagi ke dalam empat fase, yaitu sebagai berikut:

a. Fase 1: Orientasi 

Dalam fase ini, anggota masih dalam taraf perkenalan, para anggota masih belum dapat
memastikan seberapa jauh ide-ide mereka akan dapat diterima oleh anggota lain. Pernyataan
dalam fase ini masih bersifat sementara dan pendapat-pendapat yang dikemukakan secara hati
hati. Komentar dan interpretasi yang meragukan cenderung memperoleh persetujuan dalam
fase ini dibandingkan dengan fase-fase yang lain. Ide-ide yang dilontarkan tanpa banyak
menggunakan fakta pendukung.

b. Fase 2: Konflik 

Fase ini mulai muncul adanya ketidak-setujuan yang ditunjukkan masing-masing anggota
sehingga menimbulkan suatu pertentangan. Dalam fase in dukungan dan penafsiran meningkat,
pendapat semakin tegas dan komentar yang meragukan berkurang. Usulan keputusan yang
relevan seolah-olah sudah dapat ditentukan dan anggota kelompok mulai mengambil sikap
untuk berargumentasi, baik itu sikap yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan
terhadap usulan-usulan tersebut. Dalam fase ini koalisi pun terbentuk, anggota mulai
membentuk gang-gang tertentu sehingga terjadi suatu konflik.

c. Fase 3: Timbulnya sikap-sikap baru 

Konflik yang terjadi dan komentar yang berkurang dalam fase ini, anggota-anggota kelompok
tidak lagi membela diri secara gigih dalam menanggapi komentar yang tidak menyenangkan.
Sikap-sikap anggota berubah dari tidak setuju menjadi setuju terhadap usulan dan keputusan
yang ada.

d. Fase 4: Dukungan 

Usulan dan keputusan yang di inginkan semakin tampak pada fase keempat. Pertentangan
berubah menjadi dukungan yang lebih menguntungkan bagi usulan dan keputusan. Perbedaan
pendapat sudah tidak lagi ada. Para anggota kelompok berusaha keras mencari kesepakatan
bersama dan satu sama lain cenderung saling mendukung, khususnya dalam menyetujui
beberapa usulan keputusan tertentu.

Komunikasi kelompok membutuhkan media yang digunakan untuk sarana berinteraksi dan
bersosialisasi. Media ini juga berfungsi sebagai wadah untuk mempromosikan segala bentuk
kegiatan yang mengandung nilai komersial yang menguntungkan bagi komunitasnya. Adapun
beberapa media yang biasa digunakan dalam komunikasi kelompok adalah:

1. Seminar 

Seminar adalah suatu pertemuan yang membahasa suatu topik atau masalah yang khusus secara
ilmiah di bawah pimpinan atau pengurus yang ahli dan berwenang dalam bidang tersebut yang
menghasilkan sebuah keputusan acuan berpikir di masa yang akan datang. Seminar merupakan
sarana yang digunakan oleh kelompok kecil untuk menyalurkan ide- ide dan gagasan baru yang
dimiliki kelompok tersebut. Biasanya sebuah kelompok atau komunitas mengundang
narasumber yang mempunyai korelasi dan keterkaitan dengan seminar dan komunitas tersebut.

2. Rapat atau Meeting 

Rapat atau meeting adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan,
instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk membicarakan,
merundingkan dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Media
rapat digunakan ketika kelompok atau komunitas ketika membicarakan suatu masalah untuk
diselesaikan, membahas tentang keanggotaan, gagasan baru, untuk menyampaikan informasi,
perintah atau pernyataan dan mempersiapkan suatu acara atau kegiatan.
3. Diskusi panel 

Diskusi panel yaitu suatu bentuk diskusi yang diselenggarakan di hadapan sejumlah partisipan
yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum dengan tujuan untuk
memahami/mengerti suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan menstimulus partisipan
agar mengarahkan perhatiannya terhadap masalah tersebut.

4. Workshop 

Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah kecil antara para ahli (pakar) untuk membahas
masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya dan dalam lokakarya menghasilkan suatu
produk yang dapat digunakan oleh peserta.

5. Talkshow 

Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio seseorang atapun komunitas berkumpul
bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang
dipandu oleh seorang moderator. Talkshow juga menghadirkan tamu berkelompok yang ingin
mempelajari berbagai pengalaman.

Komunikasi kelompok membutuhkan media yang digunakan untuk sarana berinteraksi dan
bersosialisasi. Media ini juga berfungsi sebagai wadah untuk mempromosikan segala bentuk
kegiatan yang mengandung nilai komersial yang menguntungkan bagi komunitasnya. Adapun
beberapa media yang biasa digunakan dalam komunikasi kelompok adalah:

1. Seminar 

Seminar adalah suatu pertemuan yang membahasa suatu topik atau masalah yang khusus secara
ilmiah di bawah pimpinan atau pengurus yang ahli dan berwenang dalam bidang tersebut yang
menghasilkan sebuah keputusan acuan berpikir di masa yang akan datang. Seminar merupakan
sarana yang digunakan oleh kelompok kecil untuk menyalurkan ide- ide dan gagasan baru yang
dimiliki kelompok tersebut. Biasanya sebuah kelompok atau komunitas mengundang
narasumber yang mempunyai korelasi dan keterkaitan dengan seminar dan komunitas tersebut.

2. Rapat atau Meeting 

Rapat atau meeting adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan,
instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk membicarakan,
merundingkan dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Media
rapat digunakan ketika kelompok atau komunitas ketika membicarakan suatu masalah untuk
diselesaikan, membahas tentang keanggotaan, gagasan baru, untuk menyampaikan informasi,
perintah atau pernyataan dan mempersiapkan suatu acara atau kegiatan.

3. Diskusi panel 

Diskusi panel yaitu suatu bentuk diskusi yang diselenggarakan di hadapan sejumlah partisipan
yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum dengan tujuan untuk
memahami/mengerti suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan menstimulus partisipan
agar mengarahkan perhatiannya terhadap masalah tersebut.

4. Workshop 

Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah kecil antara para ahli (pakar) untuk membahas
masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya dan dalam lokakarya menghasilkan suatu
produk yang dapat digunakan oleh peserta.

5. Talkshow 

Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio seseorang atapun komunitas berkumpul
bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang
dipandu oleh seorang moderator. Talkshow juga menghadirkan tamu berkelompok yang ingin
mempelajari berbagai pengalaman.
BAB III

KESIMPULAN

Komunikasi merupakan bagian yang paling penting dalam membangun suatu kelompok atau
komunitas melalui komunikasi kelompok bisa saling berinteraksi dan saling mengenal.
Komunitas beridiri karena adanya minat dan ketertarikan yang sama sehingga membuat
komunitas mempunya tujuan yang jelas. Komunitas Rambo Muay Thai Yogyakarta berdiri
karena adanya kesamaan minat dalam ilmu bela diri meskipun anggota bukan berasal dari
daerah yang sama namun memiliki tujuan yang sama.
Pola komunikasi yang terjadi dalam Komunitas Rambo Muay Thai Yogykarta ini terjadi
dua komunikasi yaitu komunikasi Internal dan Eksternal. Komunikasi internal komunitas
Rambo Muay Thai Yogyakarta terdapat dua macam bentuk komunikasi yaitu komunikasi
kelompok dan komunikasi interpersonal. Komunikasi yang hampir secara keseluruhan bersifat
non formal. Komunikasi yang bersifat formal hanya terjadi pada saat tertentu seperti ketika
pertemuan rapat, GATNAS (Gathering Nasional) dan acara-acara resmi kelompok komunitas.
Pola komunikasi internal antara pelatih atau pengurus dan anggota komunitas Rambo Muay
Thai Yogyakarta dilakukan melalui komunikasi interpersonal secara langsung, yaitu melalu
tatap muka (face-toface) seperti latihan bersama, rapat mingguan, Kopdar (kopi darat) dan
Gathering.
Dalam komunikasi interpersonal ini setiap anggota merasa lebih akrab tanpa ada suatu
batasan. Komunikasi interpersonal juga dirasa sangat efektif karena arus informasi yang
didapat lebih mendalam dan serta lebih mudah dalam menyelesaikan suatu masalah yang
dihadapi. Berbagai macam kegiatan Komunitas Rambo Muay Thai Yogyakarta merupakan
instrument dari tujuan kelompok untuk meningkatkan kohesifitas yang tinggi di dalam
kelompok. Kohesifitas yang tinggi berdampak positif bagi Kelompok Komunits Rambo Muay
Thai Yogyakarta hal ini dapat dilihat dari keakraban, sense of belonging, loyalitas, dan
solidaritas anggota kelompok yang berguna untuk meningkatkan eksistensi kelompok.
Pola komunikasi Komunitas Rambo Muay Thai Yogykarta yang terjadi dalam proses
komunikasi eksternal merupakan bentuk komunikasi kelompok. Komunikasi yang terjadi
hampir secara keseluruhan bersifat formal. Komunikasi formal bersifat langsung (tatap muka)
terjadi pada saat kegiatan event kejuaraan yang berhubungan dengan masyarakat banyak, serta
pada saat event “Ayo Indonesia Bergerak bersama Anline” Selain kegiatan tersebut terdapat
komunikasi internal antar pengurus dan anggota kelompok serta komunikasi eksternal
kelompok. Keomunitas Rambo Muay Thai Yogyakrta juga berkomunikasi melalui media
(mediated). Media yang dimaksud bisa melalui media sosial internet seperti pesan singkat
Whatsapp, jejaring sosial Instagram, Facebook juga twitter.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai