Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM KOMUNIKASI PEKERJA SOSIAL

OLEH:

ANDIKA SAPUTRA (200404051)

OJA WIRANDA (200404050)

DOSEN PENGAMPU: Drs. Yusri, M.L.I.S.

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial dan pastinya kamu pasti mendengar kalimat
itu serta menyadari kebenaran dibalik kalimat tersebut. Kenapa manusia disebut
sebagai makhluk sosial? Salah satu alasannya adalah karena manusia tidak bisa hidup
sendirian.
Komunikasi menjadi hal yang selalu kita lakukan setiap hari. Entah itu,
dengan rekan kerja, teman, orang tua, keluarga, pacar, atau bahkan orang asing yang
tidak sengaja kita temui di ruang publik dengan tujuan yang berbeda-beda. Namun,
meski kita melakukannya setiap hari, sebenarnya komunikasi itu apa sih? Yuk cari
tahu sama-sama!
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin,
communicatus, artinya berbagi atau menjadi milik bersama - mengacu pada upaya
yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut ilmuwan politik Amerika
Serikat sekaligus pencetus teori komunikasi, Harold Lasswell, komunikasi adalah
suatu proses menjelaskan siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa
(who says what in which channel to whom and with what effect).
B. Rumusan masalah
1. Apa itu kolompok komunikasi?
2. Ada beberapa macam karekter komunikasi kelompok?
3. Apa saja fumgsi komunikasi kelompok?
4. Apa saja yang menjadi elemen komunikasi kelompok?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang terjadi
pada saat individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan deskripsi
mengenai bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula sejumlah
nasehat tentang cara-cara bagaimana yang harus ditempuh. Komunikasi kelompok
(group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang
komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.
Menurut Shaw komunikasi kelompok adalah sekumpulan individu yang dapat
mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain,
berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain, dan
berkomunikasi tatap muka. Sedangkan menurut Michael Burgon dan Michael Ruffner
seperti yang telah dikutip oleh Sasa Djuarsa, komunikasi kelompok adalah interaksi
tatap muka dari tiga individu atau lebih individu guna memperoleh maksud atau
tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi.
Komunikasi kelompok dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Komunikasi Kelompok Kecil (micro group)- kelompok komunikasi yang dalam
situasi terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara verbal atau dalam
komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan salah seorang
anggota kelompok, seperti yang terjadi pada acara diskusi, kelompok belajar,
seminar, dan lain-lain. Umpan balik yang diterima dalam komunikasi kelompok
kecil ini biasanya bersifat rasional, 10 Universitas Kristen Petra serta diantara
anggota yang terkait dapat menjaga perasaan masing-masing dan norma-norma
yang ada. Dengan kata lain, anatara komunikator dengan setiap komunikan
dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Komunikan dapat menanggapi uraian
komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti dan dapat menyanggal jika tidak
setuju dan lain sebagainya.
 Komunikasi Kelompok Besar- sekumpulan orang yang sangat banyak dan
komunikasi antar pribadi (kontak pribadi) jauh lebih kurang atau susah untuk
dilaksanakan, karena terlalu banyaknya orang yang berkumpul seperti halnya
yang terjadi pada acara tabligh akbar, kampanye, dan lainlain. Anggota
kelompok besar apabila memberitakan tanggapan kepada komunikator, biasanya
bersifat emosional, yang tidak dapat mengontrol emosinya. Lebih-lebih jika
komunikan heterogen, beragam dalam usia, pekerjaan, tingkat, pendidikan,
agama, pengalaman, dan sebagainya.
2. Karakteristik Komunikasi Kelompok
Beberapa karakteristik komunikasi kelompok, yaitu:
 Komunikasi kelompok bersifat formal, dalam arti pelaksanaannya
direncanakan terlebih dahulu, sesuai dengan komponen-komponennya.
 Komunikasi kelompok terorganisir, yaitu orang-orang yang tergabung dalam
kelompok yang mempunyai peranan dan tanggung jawab masingmasing dalam
mencapai tujuan.
 Komunikasi kelompok terlembagakan, dalam arti memiliki aturan main.
Komunikator dalam kelompok ini haruslah:
(i) Mencoba mengisolir beberapa proses yang sederhana dan mudah
dimengerti dari sekian banyak proses-proses yang timbul secara
simultan. 11 Universitas Kristen Petra .
(ii) Menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan untuk
mengorganisir pengamatan.

Menurut Sendjaja, karakteristik yang melekat pada suatu kelompok yaitu


norma dan peran. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-
orang dalam suatu kelompok berprilaku satu dengan lainnya. Kadang-kadang norma
oleh para sosiolog disebut juga dengan hukum (law) ataupun aturan (rule) yaitu
perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu
kelompok.

Ada tiga kategori norma kelompok yaitu:

I. Norma Sosial, yaitu yang mengatur hubungan diantara para anggota


kelompok.
II. Norma Prosedural, yaitu yang menguraikan dengan lebih rinci
bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu
kelompok harus membuat keputusan apakah melalui suara mayoritas
ataukah pembicaraan sampai tercapai kesepakatan.
III. Norma Tugas, yaitu memusatkan perhatian pada bagaimana suatu
pekerjaan harus dilaksanakan.
3. Fungsi Komunikasi Kelompok.
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya
fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi
hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah, dan pembuatan
keputusan, serta fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat kelompok, dan para anggota kelompok itu sendiri.
 Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana
suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara
para anggotanya, seperti bagaimana kelompok 12 Universitas Kristen Petra secara
rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang
informal, santai, dan menghibur
 Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalamm arti bagaimana sebuah
kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan
mempertukarkan pengetahuan. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-
kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri, bahkan kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap
anggota kelompok membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya tanpa
pengetahuan baru yang disumbangkan masing-masing anggota, maka fungsi ini
tidak akan tercapa
 Fungsi persuasi, seseorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota
lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat
usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak
diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut
terlalu bertentangan dengan nila-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru
orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik.
 Fungsi problem solving, kelompok juga dicerminkan dengan kegiatankegiatan
untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusankeputusan. Pemecahan
masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang
tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making)
berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi.
 Fungsi terapi, kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya
karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah
membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya.
4. Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok.
Bentuk komunikasi kelompok terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:
a) Komunikasi Kelompok Deskriptif (Menggambarkan).
I. Kelompok Tugas
Menurut Aubrey Fisher tindak komunikasi kelompok tugas dan
menemukan bahwa kelompok melewati empat tahap, yaitu orientasi,
konflik, pemunculan, dan peneguhan.
II. Kelompok Pertemuan.
Kelompok pertemuan oleh para psikolog digunakan untuk melatih
pasien menemukan dirinya sendiri. Carl roger melihat manfaat
kelompok pertemuan untuk pengembangan diri. Pada tahun 1970-an
para peneliti menemukan bahwa kelompok pertemuan bukan saja dapat
membantu pertumbuhan diri, tetapi juga mempercepat penghancuran
diri. Beberapa peneliti mencatat adanya kerusakan psikis akibat
kepemimpinan kelompok yang merusak. Seperti yang diketahui, orang
memasuki kelompok pertemuan untuk mempelajari diri mereka dan
mengetahui bagaimana mereka dipersepsi oleh anggota yang lain.
III. Kelompok Penyadar.
Kelompok penyadar ini digunakan untuk menimbulkan kesadaran pada
anggota-anggota kelompoknya. Untuk menimbulkan kesadaran diri
pada orang-orang yang berkumpul di dalam kelompok harus terdiri
dari orang-orang yang mempunyai karakteristik yang menjadi dasar
pembentukan kelompok.
b) Komunikasi Kelompok Preskriptif ( Memberi Petunjuk)
Komunikasi kelompok dapat dipergunakan untuk menyelesaikan tugas,
memecahkan persoalan, membuat keputusan, atau melahirkan gagasan kreatif,
membantu pertumbuhan kepribadian seperti dalam kelompok pertemuan atau
membangkitkan kesadaran sosial politik
5. Elemen Komunikasi Kelompok.
Menurut Ronald Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding
Human Communication mengatakan bahwa kelompok atau group merupakan
sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu
yang lama guna mencapai tujuan tertentu (a small collection of 14 Universitas Kristen
Petra people who interct with each other, usually face to face, over time order to reach
goals). Ada empat elemen komunikasi kelompok yang muncul dari definisi yang
dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu:
a. Elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan
faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat
perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact
adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang
sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang
hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat
disebut sebagai kelompok
b. Elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk
jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok.
Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang,
karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak
dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara.
c. Elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi
kelompok. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu
kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang.
Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang
dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompok untuk
dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya.
Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota
mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota
mampu melihat dan mendengar anggota yang lain.
d. Elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa
keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi
anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya .
6. Pengaruh Kelompok Pada Perilaku Komunikasi
Menurut Ronald Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding
Human Communication mengatakan bahwa kelompok atau group merupakan
sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu
yang lama guna mencapai tujuan tertentu (a small collection of 14 Universitas Kristen
Petra people who interct with each other, usually face to face, over time order to reach
goals). Ada empat elemen komunikasi kelompok yang muncul dari definisi yang
dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu:
 Elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan
faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat
perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact
adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang
sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang
hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat
disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila
sudah mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang
lain.
 Elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk
jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok.
Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang,
karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak
dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara.
 Elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi
kelompok. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu
kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang.
Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang
dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompok untuk
dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya.
Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota
mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota
mampu melihat dan mendengar anggota yang lain.
 Elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa
keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi
anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya .
7. Pengaruh Kelompok Pada Perilaku Komunikasi.
Adapun pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi, yaitu:
 Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju morma
kelompok sebagai akibat tekanan kelompok (Kiesler dan Kiesler (dalam
Rakhmat, 2000). Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau
melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan
melakukan hal yang sama.
 Fasilitasi Sosial
Fasilitasi menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena
ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi
lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain
dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek
ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya di depan orang yang
menarik bagi kita. Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan
dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang
kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi
peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi
penurunan prestasi.
 Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum
diskusi kelompok para anggotanya mempunyai sikap agak mendukung
tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung
tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak
menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih
keras.
8. Proses Komunikasi Kelompok
Proses komunikasi pada dasarnya sama dengan komunikasi pada umumya,
komponen dasar yang digunakan dalam berkomunikasi adalah komunikan,
komunikator (sender), pesan (message), media (channel) dan respon (efect). Akan 16
Universitas Kristen Petra tetapi dalam komunikasi kelompok proses komunikasi
berlangsung secara tatap muka, dengan lebih mengintensifkan tentang komunikasi
dengan individu antar individu dan individu dengan personal structural (formal).
Ketika seluruh orang yang terlibat dalam komunitas atau kelompok tersebut
berkomunikasi di luar forum, maka komunikasi yang terjalin antar individu
berlangsung secara pribadi dan bahasa yang digunakan cenderung tidak formal. Akan
tetapi jika individu tersebut bertemu dalam satu forum yang dihadiri anggota
kelompok atau komunitas tersebut, maka komunikasi yang berlangsung akan
cenderung menggunakan bahasa yang lebih formal. Proses komunikasi kelompok
dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Komunikator (Sender). Komunikator merupakan orang yang mengirimkan
pesan yang berisi ide, gagasan, opini dan lain-lain untuk disampaikan kepada
seseorang (komunikan) dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang
menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.Anggota dan pengurus
dalam suatu kelompok atau komunitas bisa menjadi komunikator ketika
mereka melakukan proses komunikasi dalam proses tersebut.
 Pesan (Message). Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau
diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan
pesan akan efektif jika diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan yang
disampaikan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan dan
lain sebagainya. Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol
sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Tujuan menyampaikan
pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau
menunjukkan arah tertentu.
 Media (Channel). Media adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti TV,
radio, surat kabar, papan pengumuman, telepon dan media jejaring sosial.
Media yang terdapat dalam komunikasi kelompok bermaca-macam, seperti
rapat, seminar, pameran, diskusi panel, workshop dan lain-lain. Media dapat
dipengaruhi oleh isi pesan yang disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi
dan vested of interest
 Mengartikan kode atau isyarat. Setelah pesan diterima melalui indra (telinga,
mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat 17 Universitas
Kristen Petra mengartikan simbol atau kode dari pesan tersebut, sehingga
dapat dimengerti atau dipahami. Komunikasi kelompok mempunyai suatu
simbol, kode atau isyarat tersendiri yang menjadi ciri khas suatu kelompok
yang hanya dimengerti oleh kelompok atau komunitas itu sendiri.
 Komunikan. Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang dapat
memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat
tanpa mengurangi arti atau pesan yang dimakasud oleh pengirim. Dalam
komunikasi kelompok komunikan bertatap muka dan bertemu langsung
dengan komunikatornya, sehingga seseorang bisa berkomunikasi secara
langsung.
 Respon. Respon adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima
pesan dalam bentuk verbal maupun non verbal. Tanpa respon seorang
pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan.
Hal ini penting bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah
diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Respon yang disampaikan
oleh penerima pesan pada umumnya merupakan respon langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah
pesan itu akan dilaksanakan atau tidak. Respon bermanfaat untuk memberikan
informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk
menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, serta dapat
memperjelas persepsi. Dalam komunikasi kelompok respon atau tanggapan
yang dihasilkan oleh anggota dan pengurus dalam komunitas tersebut berbeda-
beda, usulan atau keputusan dalam komunikasi tersebut didukung, diperbaiki,
dijelaskan, dirangkum, atau disetujui, maupun yang mengakibatkan tanggapan
yang menyenangkan atau bahkan meragukan.
9. Tahapan Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni:
 Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang 18
Universitas Kristen Petra atau simbol sebagai media. Lambang sebagai primer
dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau
perasaan komunikator kepada komunikan.
 Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Di sini, komunikator
menggunakan media kedua dalam memperlancarkan komunikasinya karena
komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan
banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN
Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang terjadi pada
saat individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan deskripsi mengenai
bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula sejumlah nasehat tentang
cara-cara bagaimana yang harus ditempuh. Komunikasi kelompok (group
communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator
dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang
Proses komunikasi pada dasarnya sama dengan komunikasi pada umumya, komponen
dasar yang digunakan dalam berkomunikasi adalah komunikan, komunikator (sender),
pesan (message), media (channel) dan respon (efect). Akan 16 Universitas Kristen Petra
tetapi dalam komunikasi kelompok proses komunikasi berlangsung secara tatap muka,
dengan lebih mengintensifkan tentang komunikasi dengan individu antar individu dan
individu dengan personal structural (formal). Ketika seluruh orang yang terlibat dalam
komunitas atau kelompok tersebut berkomunikasi di luar forum, maka komunikasi yang
terjalin antar individu berlangsung secara pribadi dan bahasa yang digunakan cenderung
tidak formal. Akan tetapi jika individu tersebut bertemu dalam satu forum yang dihadiri
anggota kelompok atau komunitas tersebut, maka komunikasi yang berlangsung akan
cenderung menggunakan bahasa yang lebih formal.
DAFTAR PUSTAKA

 Daryono, Yono. 2011. “Representasi Demokrasi dari Bahasa”.


http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/01/13/134440/
Representasi-Demokrasi-dari-Bahasa. Diakses pada tanggal 13 Januari 2011.
 Latief, M. 2010.” Komunikasi kelompok”.
http://edukasi.kompas.com/read/2010/11/29/15310189/Tiga.Daya.Tarik.Kuliah
.ke.China. Diakses pada tanggal 13 Januari 2011.
 Santika, Prasiddha. 2011. “ilmu komunikasi”.
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/01/13/inflasi-dan-pertumbuhan-
ekonomi-di-indonesia/. Diakses pada tanggal 13 Januari 2011.

Anda mungkin juga menyukai