Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK

Dosen Pengampu : Endang Lestiawati, SKp.,M.Kep

Di Susun Oleh:

Kelompok 2 kelas A19.01

1. Devita Musvikaningsih Indrasari (22130011)


2. Deova Vincencia Putri (22130012)
3. Vivi Susanti (22130013)
4. Roswita Seriayani W. (22130014)
5. Sri Agung Dwi Ruwu Putri Nusa (22130015)
6. Muku Ifa Luturmas (22130016)
7. Nurul Handayani Dwi Syahputri (22130018)
8. Erissa Astin Pitasari (22130019)
9. Soleman Sairo Umbu Awang (22130020)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2022/202


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan berkah, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga makalah tentang
“KOMUNIKASI KELOMPOK” dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang t
elah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah in
i. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi ka
mi, dosen pengampu kami Endang Lestiawati, SKp.,M.Kep, dan juga kepada tema
n-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.

Makalah ini disusun sebagai salah satu pencapaian tugas kami dalam menempuh
pembelajaran perkuliahan disemester satu ini. Pembuatan makalah ini dapat
berjalan dengan lancar karena adanya dukungan serta bimbingan dari berbagai
pihak untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih.

Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan


para pembaca. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, maka kami mengharapkan masukan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk sempurnanya makalah ini di masa mendatang.

Sleman, 25 November 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio, dan asal kata
ini bersumber pada kata Communis yang artinya sama makna, yaitu sama
makna mengenai satu hal (Effendy, 2005: 3). Banyak makna tentang arti k
ata komunikasi namun dari sekian banyak definisi yang diungkapkan oleh
para ahli dapat disimpulkan secara lengkap dengan maknanya yang hakiki,
yaitu komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, ata
u perilaku, baik langsung (secara lisan), maupun tidak langsung melalui m
edia. (Effendy, 2005: 5).
Komunikasi merupakan tindakan dalam kehidupan sehari-hari
yang memungkinkan kita untuk mampu menerima dan memberikan
informasi atau pesan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Secara
teoritis, komunikasi dibagi menjadi beberapa konteks, yaitu konteks
komunikasi interpersonal, konteks komunikasi intrapersonal, konteks
komunikasi kelompok, konteks komunikasi organisasi, dan konteks
komunikasi massa. Sehinggga dari beberapa macam konteks komunikasi
diatas, yang sesuai dengan makalah ini adalah komunikasi kelompok. .
Dalam komunikasi kelompok terdiri dari dua macam yaitu,
kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah
kelompok yang langsung berhubungan dengan individu yang lain.
Sedangkan, kelompok sekunder adalah kelompok yang bisa
mengaktualisasikan minat yang dimiliki, misalnya sekolah, lembaga
agama, dan tempat kerja.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memberikan serta
menambahkan informasi bagi para pembaca dan mahasiswa khususnya
bagi penulis untuk mengetahui komunikasi kelompok.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Komunikasi Kelompok


Komunikasi adalah istilah komunikasi berasal dari bahasa latin
Communication, yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya adalah sama makna, jadi komunikasi dapat terjadi apabila
terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dan diterima oleh komunikan. Hovland mendefinisikan proses
komunikasi sebagai proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan
rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain. (Mulyana, 2010:62).
Dalam komunikasi yang melibatkan dua orang, komunikasi berlangsung
apabila adanya kesamaan makna. Sesuai dengan definisi tersebut pada
dasarnya seseorang melakukan komunikasi adalah untuk mencapai kesamaan
makna antara manusia yang terlibat dalam komunikasi yang terjadi, dimana
kesepahaman yang ada dalam benak komunikator dengan komunikan
mengenai pesan yang disampaikan haruslah sama agar apa yang komunikator
maksud juga dapat dipahami dengan baik oleh komunikan sehingga
komunikasi berjalan baik dan efektif. (Effendy, 2005:9)
Menurut Walgito komunikasi kelompok terdiri dari dua kata komunikasi
dan kelompok, komunikasi dalam Bahasa inggris Communication berasal dari
Bahasa latin Communication, dan bersumber dari kata Communis yang berate
sama, yakni maksudnya menyamakan suatu makna. Sedangkan kelompok
(Hariyadi, 2011) kelompok dapat dipandang dari segi presepsi, motivasi dan
tujuan, interdependensi, juga dari segi interaksi.
B. Perkembangan Kelompok
Terdapat 4 tahapan perkembang suatu kelompok, yakni :
1. Forming adalah tahapan yang para anggota mulai menempatkan diri ber
hubungan secara interpersonal, mereka saling memperhatikan, bersahab
at, dan mencoba melihat manfaat serta biaya menjadi anggota kelompok.
2. Storming, tahap ini mulai banyak kegiatan dan pembentukan norma, ko
nflik mulai terjadi karena masalah keppemiminan, tujuan, norma atau p
erilaku interpersonal, namun konflik belum tentu terjadi manakala kelo
mpok dapat bekerja efektif dan mampu mengatasi problem.
3. Norming, tahap ketiga ini anggota kelompok belajar bekerjasama, meng
embangkan norma dan kekompakan. Kerjaasama dan rasa tanggung jaw
ab berkembang pada tahap ini.
4. Performing, tahap ini kerjasama yang efektif dalam menjalankan tugas.
Dari tahap ini beberapa keolmpok dapat terus berkembang, adapula yan
g kemudian mengalami kemunduran.

C. Sifat Komunikasi Kelompok


Menurut Gurning et al., (2012:3) terdapat beberapa sifat komunikasi
kelompok, yaitu :
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan
3. Kelompok bekerja dibawah arahan seseorang pemimpn
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran Bersama
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain

BAB III
PEMBAHASAN
Sedangkan menurut Michael Burgoon, komunikasi kelompok merupakan interaksi
yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih dengan cara bertatap muka dengan berb
agai tujuan seperti berbagi informasi, memecahkan suatu permasalahan, menjaga
diri, dimana setiap anggota kelompok dapat mengingat karakteristik anggota-angg
ota yang lain (Wiryanto : 2005). Dengan kata lain, komunikasi kelompok dapat di
katakan sebagai sebuah interaksi antar individu dalam suatu kelompok yang dilak
ukan secara tatap muka dengan tujuan tertentu.

Ada beberapa arus komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi kelompok, ya


itu arus komunikasi vertikal yang terdiri dari atas kebawah (downward communic
ation) dan arus komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) serta arus
komunikasi yang berlangsung antara dan diantarabagian dalam tingkatan yang sa
ma. Arus komunikasi ini dikenal dengan nama komunikasi horizontal. Dan komun
ikasi diagonal, komunikasi dalam kelompok antara seseorang dengan lainnya yan
g satu sama lain berbeda dalam kedudukandan unitnya. Komunikasi diagonal tida
k menunjukkan kekakuan sebagaimana dalam komunikasi vertikal, tetapi tidak ju
ga menunjukkan keakraban sebagaimana dalam komunikasi horizontal. (Pace dan
Faules dalam Mulyana, 2010: 189-195).

Komunikasi yang terjadi dalam kelompok pada hakekatnya adalah komunikasi int
erpersonal karena komunikasi yang terjadi antar anggotanya biasanya bersifat fac
e-to-face, pesan disampaikan secara lisan, tanpa perantara media sehingga umpan
balik dapat disampaikan secara langsung (Faizal et al., 2012: 123). Menurut Bungi
n (2009: 274) fungsi komunikasi kelompok antara lain adalah:

a) Fungsi hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu mem
elihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya, seperti
bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada an
ggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal, santai, dan menghibur.
b) Fungsi pendidikan adalah bagaimana sebuah kelompok secara formal maup
un informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.
c) Fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya memersuasi anggota l
ainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang etr
libat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa risiko untuk ti
dak diterima oleh para anggota lainnya.
d) Fungsi problem solving, kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegia
tannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan.
e) Fungsi terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainn
ya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Tentunya individu terseb
ut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan
manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu diri sendiri, bukan mem
bantu kelompok mencapai konsensus.

Manfaat dari membentuk kelompok yang efektif dari penelitian yang dilakukan ad
alah:

1. Saling bertukar informasi antar anggota untuk mencapai tujuan bersama


2. Menambah pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam sebuah pers
oalan yang belum pernah dihadapi
3. Membuat setiap anggota menjadi lebih sigap dalam memecahkan persoa
lan yang dihadapi sebuah kelompok
4. Mengembangkan mental setiap individu untuk berani mengungkapkan s
ebuah pendapat dalam kelompok
5. Meningkatkan kesadaran setiap anggota untuk tetap bersatu dalam meng
hadapi sebuah masalah
Peran dalam kelompok
 Initiator - contributor: peran yang memberikan ide baru bagi
kelompoknya.
 Information seeker: anggota ini akan mencari informasi yang detail pada
kelompoknya
 Opinion seeker: ia akan berusaha mencari opini tentang suatu hal dari
anggota kelompoknya.
 Information giver: ia berusaha untuk memberikan informasi yang
didapatkannya kepada kelompoknya
 Opinion giver: berusaha memberikan pendapatnya dan disampaikannya
kepada kelompoknya tentang sesuatu hal.
 Elaborator: berusaha untuk menjelaskan secara rinci beberapa hal tentang
sesuatu kepada anggota kelompoknya, walaupun kadang sudah jelas dan
tidak perlu.
 Sumarizer: memberikan kesimpulan atau ringkasan dari empat teman-
teman di kelompoknya.
 Coordinator-integrator: berusaha untuk menyimpulkan dan menyatukan
beberapa pendapat yang muncul di kelompoknya.
 Orienter: berusaha membawa kelompoknya pada tantangan atau antisipasi
mendatang
 Disagreer: mencoba untuk menentang pendapat yang ada.
 Evaluator-critic: memberikan evaluasi atau kritik pada pendapat yang
muncul di kelompoknya.
 Energizer: memberikan semangat pada saat kelompoknya sedang dalam
kondisi menurun.
 Procedural-technician: berusaha memberikan gambaran tehnis pelaksanaan
pendapat-pendapat yang muncul.
 Recorder: mencatat semua pendapat yang muncul di kelompok

Dalam komunikasi kelompok terdapat klasifikasi kelompok yang terbagi menjadi


tiga bagian (Jalaludin Rahmat, 2005: 85), yaitu:

a) Kelompok primer dan sekunder.


Kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggotaanggotanya berhub
ungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama.
Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotany
a berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. J
alaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik ko
munikasinya, sebagai berikut:
1) Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan melu
as. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembu
nyi, menyingkap unsur- unsur backstage (perilaku yang kita tampakk
an dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala
yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompo
k primer bersifat pribadi menggunakan berbagai 18 lambang, verbal
maupun nonverbal, sedangkan kelompok sekunder komunikasi bersif
at dangkal dan terbatas (umumnya bersifat verbal dan sedikit nonver
bal).
2) Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kel
ompok sekunder nonpersonal.
3) Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan da
ripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
4) Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelo
mpok sekunder instrumental.
5) Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelom
pok sekunder formal.
b) Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan meli
hat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, d
an pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga, yaitu kel
ompok tugas; kelompok pertemuan; dan kelompok penyadar.
Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transpl
antasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan ad
alah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok.
Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirin
ya. Kelompok penyadar mempunyai tugas terapi di rumah sakit jiwa adala
h contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas uta
ma menciptakan identitas sosial politik yang baru.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus
ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan da
n Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: disku
si meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur
parlementer.
c) Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggotaanggotanya secara
administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompo
k rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) u
ntuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut Rogers, struktur jaringan komunikasi merupakan susunan elemen-eleme


n yang membentuk pola arus komunikasi dalam sistem proses komunikasi. Terdap
at lima jenis struktur pola komunikasi kelompok, yakni :

1) Struktur roda yakni dimana hanya seorang pemimpin (pusat) dalam suatu
kelompok yang dapat mengirimkan dan menerima pesan dari semua anggo
tanya. Sehingga dalam proses komunikasi yang berlangsung, apabila ada a
nggota yang ingin berkomunikasi dengan anggota lain harus melalui pemi
mpin atau pusat kelompok.
2) Struktur rantai yakni pola komunikasi kelompok dimana setiap anggotanya
dapat berkomunikasi dengan dua anggota lain. Namun dalam struktur ini,
untuk anggota yang ada di ujung rantai hanya dapat melakukan komunikas
i dengan satu anggota saja. Orang yang berada di tengah struktur akan men
jadi pusat dari pola komunikasi ini dan cenderung memiliki peran sebagai
pemimpin.
3) Struktur lingkaran yakni tidak terdapat pemimpin dalam suatu kelompok.
Sehingga setiap anggota mempunyai posisi yang sama antara satu dengan
yang lain dalam melakukan proses memberi dan menerima pesan. Setiap a
nggota memiliki hak dan kekuatan yang sama untuk melakukan fungsi per
suasi pada anggota lainnya.
4) Struktur Y yakni pola komunikasi yang berbentuk Y. Dalam struktur ini te
rdapat pemimpin yang jelas. Namun ada anggota lain yang menjadi pemim
pin kedua dalam kelompok yang dapat menerima dan mengirim pesan kep
ada dua anggota kelompok lainnya, sedangkan tiga anggota sisanya hanya
memiliki komunikasi terbatas dengan satu anggota lain.
5) Struktur semua saluran, dimana struktur ini memiliki kesamaan dengan str
uktur lingkaran. Semua anggota memiliki wewenang serta kekuatan yang s
ama untuk mempengaruhi anggota lain karena tidak terdapatnya pemimpin
kelompok. Perbedaan struktur ini dengan struktur lingkaran yakni interaksi
yang terjalin diantara anggota tidak dibatasi sehingga setiap anggota bebas
untuk berkomunikasi dengan anggota lainnya (Derry : 2005).

Tujuan komunikasi kelompok terdapat 2 kategori tujuan komunikasi, yaitu untuk t


ujuan personal dan tujuan yang berhubungan dengan tugas (Bungin, 2008 dan Mu
hammad, 2015). Tujuan personal terdiri dari :

1) Hubungan Sosial. Kita sering terlibat dalam sebuah kelompok kecil supaya
dapat bergaul dengan orang lain. Contohnya, berkumpul  berbincang-binca
ng saat minum kopi di kafe, atau mengobrol di pesta pernikahan. Tujuan m
engikuti kegiatan tersebut adalah untuk memperkuat hubungan interperson
al dan menaikkan kesejahteraan. Kelompok-kelompok demikian mengikut
i kegiatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan interpersonal seperti untuk
kasih sayang merasa diikut sertakan.
2) Penyaluran. Komunikasi kelompok kecil memberikan kemungkinan untuk
menyalurkan perasaan kita, termasuk perasaan kecewa, sedih, khawatir ata
u cemas, keluhan, maupun harapan dari keinginan kita. Jika ada orang lain
yang sudah mengetahui perihal perasaan kita, kita sering merasa lega atau
terbebas dari ketegangan. Kelompok kecil yang bertujuan sebagai penyalur
an ini cenderung mengarahkan komunikasi pada masalah personal dibandi
ngkan interpersonal.
3) Terapi. ini biasanya dipakai oleh sekelompok profesional atau terlatih yan
g membantu atau membimbing orang-orang, menghilangkan sikap-sikap at
au perilakunya yang dianggap negatif. Misalnya, kelompok yang dapat me
nerapi orang-orang yang kecanduan alkohol, narkoba, perokok berat, atau
masalah lainnya.
4) Pendidikan. Sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja unt
uk mencapai  mempertukarkan pengetahuan di antara anggotanya. Alasan
umum seseorang mengikuti kelompok kecil ialah untuk belajar dari orang l
ain, karena ide dari dua kepala, biasanya lebih baik dari satu kepala. Ada ti
ga faktor penentu bagi kelompok dalam mencapai tujuan ini, yaitu: jumlah
informasi terbaru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok,
serta frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok.
Sedangkan untuk tujuan yang berhubungan dengan tugas dan pekerjaan (Bungin,
2008 dan Muhammad, 2015), yaitu :

1) Pembuatan keputusan. Orang-orang berkumpul dalam sebuah kelompok


dimanfaatkan untuk mengambil keputusan tertentu. Misalnya,
memutuskan ke mana akan berlibur, di mana mengadakan pesta, atau jenis
laptop yang baik digunakan mahasiswa. Mendiskusikan alternatif dengan
orang lain mendorong seseorang memilih alternatif terbaik. Bila orang
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, mereka lebih suka menerima
hasil kerjanya  membantu dalam melakukannya.
2) Pemecahan masalah. Kelompok kecil adalah cara yang terbaik dalam
memecahkan suatu permasalahan. Orang membentuk kelompok
pemecahan masalah dalam berbagai macam konteks, misalnya di tempat
kerja, di tempat pemerintah, di sekolah, di rumah

BAB IV

KESIMPULAN

Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara


seorang komanikatas dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua
orang yang memiliki tujuan yang sama dan herinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tuju tersebut. Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau
group tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang
dalam kelompok Maka komunikasi kelompok nampak lebih terbuka bila
dibanding dengan komunikasi perseorangan

Komunikasi itu dikatakan efektif bila anggota mampu memberikan


informasi Kepada Kelompok menenai suatu program secara selektif, atau dapat
dilihat dan aspek produktifitas. Evektivitas kelompok dapat dilihat dari aspek
produktifitas, moral, dan kepuasan fara anggotanya. Produktifitas kelompo dapat
dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral dapat diamati dari
semangat dan sikap para anggotanya. Kepuasan anggota kelompok komunikasi
dapat dilihat dari keberunalan anggotanya dalam mencapai tujuan pribadinya

Anda mungkin juga menyukai