PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 S
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Luthans (2006:372) menyatakan,”kebanyakan definisi komunikasi yang digunakan dalam
buku perilaku organisasi menekankan penggunaan simbol-simbol untuk mentransfer arti
informasi.
(2008:5) Komunikasi meliputi transfer maupun pemahaman makna.
Himstreet dan Baty dalam Purwanto (2006:3) komunikasi adalah proses pertukaran informasi
antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan.
Komunikasi adalah bentuk apa saja dari interaksi kata-kata, senyuman, anggukan kepala,
gerakan tangan, sikap badan , gerakan mata yang berakibat diterimanya arti, sikap, atau perasaan
yang sama.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun
tidak langsung (melalui media).
2.2Tujuan Komunikasi
Pengertian komunikasi memiliki lingkup yang luas karena juga mencakup tujuan
komunikasi. Secara singkatnya, tujuan dari komunikasi yaitu untuk menciptakan kesepahaman
antara dua belah pihak. Akan tetapi terdapat beberapa tujuan komunikasi yang penting Anda
pahami, antara lain sebagai berikut:
1. Informasi Mudah Dipahami
Tujuan dari komunikasi sesuai pengertian komunikasi yaitu agar hal yang disampaikan oleh
komunikator bisamudah dipahami oleh komunikan. Dimana tugas seorang komunikator adalah
menjelaskan pesan utama secara jelas dan sedetail mungkin. Dengan demikian komunikasi dapat
meminimalisir terjadinya kesalahpahaman.
Sedangkan menurut Effendy, bentuk-bentuk komunikasi dirangkum ke dalam tiga jenis, yaitu
komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
1. Komunikasi pribadi
Bentuk komunikasi yang pertama adalah komunikasi pribadi yang terdiri dari dua jenis.
Komunikasi pribadi yang pertama adalah komunikasi intrapribadi (intrapersonal
communication) yang merupakan komunikasi yang berlangsung lama dalam diri
seseorang. Orang yang bersangkutan berperan sebagai komunikator maupun sebagai
komunikan, yang mana ia berbicara pada dirinya sendiri. Pada umumnya pola
komunikasi degan diri sendiri terjadi karena seseorang menginterpretasikan sebuah objek
yang diamatinya dan memikirkannya kembali hingga terjadilah komunikasi dalam
dirinya sendiri.
Sedangkan yang kedua adalah komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), yakni
merupakan komunikasi yang berlangsung secara dialogis antara dua orang atau lebih.
Karakteristik komunikasi antar pribadi yaitu:
3. Komunikasi Massa
Merupakan sebuah proses penyampaian pesan melalui saluran-saluran media massa seperti surat
kabar, radio, televisi, film yang dipertunjukkan digedung-gedung bioskop. Maka dari itu dalam
bentuk komunikasi yang satu ini pesan yang disampaikan bersifat massal.
1. Ekspresi wajah
Merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.
2. Kontak mata
Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama
berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya. Sentuhan adalah
bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada
komunikasi verbal.
Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang
atau
simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
3.Postur tubuh dan gaya berjalan.
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat
kesehatannya.
4. Sound (Suara)
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan
pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua
bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang
sangat jelas.
5. Gerak isyarat
Adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian
total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama
berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk
menghilangkan stress.
a. Komunikator (sender)
yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan
kepada orang yang tuju. Pesan yang diberikan (disampaikan) itu bisa berupa informasi
dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak.
b. Pesan (message)
itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung
maupun tidak secara langsung. Misal: berbicara langsung melalui telepon, e-mail, surat
atau media lainnya.[butuh rujukan] media (channel).
c. Komunikan (receiver)
menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke
dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
d. Komunikan (receiver)
memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan
kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal,
hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan
a. Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi,
baik komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam
komunikasi meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
b. Hambatan kultural atau budaya
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar
belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam
hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan.
Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa
yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang
tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau
“alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi
dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang
dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.
c. Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan
fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan
fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
d. Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta
komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses
komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami
rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi
dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat
kenyamanan, gangguan, serta waktu.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan