Anda di halaman 1dari 43

PTM 2

Konsep Dasar Komunikasi


Dosen Pengajar : Jilly Toar, S.Kep.,M.Kes
Deskripsi
Merupakan suatu proses penyampaian informasi mulai dari pengiriman sampai pada
penerimaan informasi untuk menghasilakan umpan balik.

Tujuan Pembelajaran
1. Memahami Pengertian Konsep Komunikasi
2. Memahami fungsi komunikasi
3. Memahami Unsur-unsur Komunikasi
4. Memahami Prinsip-prinsip Komunikasi

Pokok Bahasan
Pendahuluan
Konsep menurut BI adalah sebuah rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa yang
konkret, yaitu satu istilah dapat menandung dua pengertia yang berneda. Adapun komunikasi menurut
kamus besar BI adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
dengan cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Konsep Komunikasi adalah sebuah rancangan dan/atau sebuah ide yang disusun agar sebuah proses
penyampaian pesan kepada orang lain dapat terorganisasi dan bis alangsung memahami pesan tersebut
serta memeberikan feedback yang baik.
Dalam konsep komunikasi, seorang komunikator disini berperan sangat penting, karena komunikator
itu harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik supaya komunikan dapat menangkap pesan
secara cepat dan tepat. Selain itu, seorang komunikator yang handal adalah komunikator yang
mempunyai banyak pengetahuan. Dalam hal ini adalah pengetahuan ttg pesan yang disamapaikan.
Pesan harus dijelaskan secara tepat dan akurat agar tercapai tujuan penerimaan pesan yang
disampaiakan oleh komunikator. Tujuan penerimaan pesan adalah supaya para komunikan mampu
menerima pesan dan memberikan feedback yang baik kepada komunikator. Media yang dipakai
sebagai sarana penyampaian pesan harus disesuaikan. Karena itu, seorang komuniator yang andal
harus dapat memahamu karakteristik media komunikasi.
Konsep komunikasi adalah suatu proses perencanaan atau strategi yang dilakukan dalam proses
komunikasi. Dalam hal ini adalah proses penyampaian pesannya dan jenis jenis penyampaian pesan
dalam proses komunikasi itu sendiri.
1. Koseptual komunikasi
Dedy Mulyana 2005 mengatagorikan definisi-definii ttf komunikasi dalam 3 konseptual
a. Komunikasi sebagai Tindakan satu arah
Suatu pemahaman komunikasi sebagaia penyampaian pesan searah dari seseorang
(atau Lembaga) kepada seseorang )sekelompok orang) laiinnya, baik secara lagsung
(tatap muka) maupun melalui media seperti surat, surat kabar, majalah, radio, atau tv.
Peahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kuran gsesuai bila diterapkan
pada komunikasi tatap muka. Namun tiak terlalu keliru bila diterapkan pada
komunikasi public (pidato) yang tidaj melibatkan tanya jawab.
Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah

b. Komunikasi sebagai interaksi


Panangan ini menyertakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-
reaksi, yang arahnya bergantian. Seseoarang menyampaikan pesan, baik secara verbal
atau nonverbal;, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal dan
nonverbal, kemudian orang pertama beraksi lagi setelah mnerima respon atau umpan
balik dari orang kedua dan begitu seturusnya.
c. Komunikasi sebagai transaksi
Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang secra sinambungan
mengubah pihak-ihak yang berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini, maka orang-
orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif
mengirimkan dan menafsirkan pesan.
Beberap definisi yang sesuai dengan konsep transaksi
Fungsi Komunikasi
4 Fungai komunikasi menurut Wiliam I Gorden
a. Sebagai Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu
sangat penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup,
untuk memperoleh kebagahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur dan mumupuk hubungan orang lain. Melalui komunikasi
kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (Keluarga, kelompok) untuk mencapai tujuan
bersama.
b. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan tersebut
dikomunkasikan melalui pesan nonverbal. Perasaan saying, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih,
takut, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata0kata, namun bias disampaiakn juga secara
lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Mis. Membelai rambut untuk ekpresi kasih saying.
c. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunikasi sering melalukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang
hidup, yang disebut para antrolopog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran,
sunatan, HUT, tunangan pernikahan dll. Dalam acara tersebut orang mengucapkan kata2 dan
perilaku tertentu bersifat simbolik
d. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrument mempunyai beberaa tujuan umum yaitu; menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap, menggerakan tindakan dna juga menghibur. Sebagai instrument
komunikasi bukan saja digunakan untuk menciptkan dan membangun hubungan, namun juga
untuk menghancurkan hubungan tersebut.

Unsur2 komunikasi
Komunikasi dapat berjalan dengan baik dan lancer jika pesan yang disampaiakn sesoarang yang
didasari dengan tujuan tertentu dapat diterimanya dengan baik dan dimengerti. Suksesnya suatu
komunikasi apabila dalam peymaian menyertakan unsur2 berikut:
1. Sumber : pembuat pesan atau pengirim informasi, komunikator
2. Pesan :sesuatu yang disampaiakan dengan ara tatap muka atau melalui media komunikasi
seperti ilmu pengetahuan, hiburan informasi, nasihat atau propaganda. Sering disebut message,
content atau informasi.
3. Media : alay yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.seperti
komunikasi antar pribadi, pancaindra, telpon, surat kabar media.
4. Penerima: pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh usmber.
5. Pengaruh: pengaruh atau efek adalah perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh terhadap
pengetahuan, sikap dan tindakan sebagai akibat penerimaan pesan.
6. Tanggapan balik
7. Lingkungan : factor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi yaitu
lingkungan fisik, social budaya, psikologis dan dimensi waktu.

Prinsip-prinsip Komunikasi
1. Komunikasi adalah simbolik
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
3. Komunkasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaaan
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7. Komunikasi bersifat sistemik
8. Semakin mirip latarbelakang budaya semakin efektif komunikasi
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
10. Komunikasi bersifat prosesual, Dinamis dan Transaksional
11. Komunikasi bersifat irreversible(tak terlupakan)
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

PTM 3
Deskripsi
Cara pendang manusia terhadap informasi yang diterima berdasarkan perspektif output dan
input sehingga dapat melihat sumber hambatan dalam komunikasi.

Tujuan Pembelajaran
1. Mampu memahami perspektif Komunikasi
2. Mampu memahami tipe-tipe komunikasi
3. Mampu memahami sumber hambatan dalam penyampaian informasi

Pokok Bahasan
Perspektif Komunikasi
1. Konsepsi perspektif dan perspektif komunikasi
Konsep prespektif
Per= melalui
Spectare=memandang
Prespektif adalah cara kita memandang dan memaknai setiap fenomena (realita)
berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
2. Prespektif output dan input dalam ilmu komunikasi
Perspektif output adalah perspektif yang merupakan hasil serapan ilmu-ilmu lain yaitu
psikologis (berdasarkan struktur jiwa dan interksi lingkungan), sosiologi (teori2
masyarakat), psikologi social (teori2 mengenai proses komunikasi berdaarkan
pemikiran bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap, keyakinan, nilai dan
perilaku) dan antropologi (teori kebudayaan) Perspektif Hukum, Perspektif Aturan,
Perspektif system dan perspektif simbolik interaksionalisme.
Perspektif input :ilmu komunikasi yang bersifat mempengaruhi ilmu2 lain yaitu
3. Komunikasi sebagai ilmu multi disiplin, hal ini dikarenakan oleh komunikasi telah
dipelajari dari berbagai disiplin ilmu secara bersama-sama maupun sendiri.
4. Konteks-konteks ilmu komunikasi sebagai symbol ilmu multi disiplin.
Tipe-tipe komunikasi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal): komunikasi yang terjadi dalam diri
seseorang yang berupa pengolahan informasi melalui panca indra dan system syaraf
manusia.
Komunikasi Antarperibadi (interpersonal) kegiatan komunikasi yang dilakukan
seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifar probadi dan
sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang
memandang probadi sebagai unik.
Komunikasi kelompok
Komunikasi organisasi
Komunikasi massa

Hambatan Komunikasi
A. Aspek proses Komunikasi
1. Kurangnya penggunaan sumber komunikasi yang tepat
2. Kurangnya perencanaan dalam berkomunikasi
3. Penampilan, Sikap dan kecakapan yang kurang tepat selama berkomunikasi
4. Perbedaan pengetahuan
5. Perbedaan persepsi
6. Perbedaan harapan
7. Kondisi fisik dan mental yang kurang baik
8. Pesan yang tidak jelas
9. Prasangka yang buruk
10. Transmisi atau media yangkurang baik
11. Penilaian yang premature
12. Tidak ada kepercayaan
13. Ada ancaman
14. Perbedaan pengetahuan dan Bahasa
15. Distorsi (kesalahan informasi)
B. Hambatan Fisik : hambatan yang berhubungan dengan alat indra
C. Hambatan Semantik
1. Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara
2. Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang diucapkan sama
3. Adanya pengertian konotatif
D. Hambatan psikologi
1. Perbedaaan kepentingan atau interest
2. Prasangka/persepsi
3. Stereotip ; gambaran/tanggapan mengenai sifat atau watak bersifat
negative
4. Motivasi
Upaya-upaya untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi
1. Mengecek arti atau maksud yang disampaikan
2. Meminta penjelasan lebih lanjut
3. Mengecek umpan balik atau hasil
4. Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan Bahasa isyarat
5. Mengakrabkan antara pengirim dan penerima
6. Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat
7. Mengurangi informasi atau pesan yang meluas.

PTM 4
Deskripsi
Bahasa merupakan alat komunikasi yang tidak hanya untuk mengekspresikan diri namun
membuat manusia memahami satu sama lain.

Tujuan Pembelajaran
1. Mampu memahami Bahasa sebagai alat komunikasi
2. Mampu menggunakan Bahasa sebagai alat komunikasi.

Pokok Bahasan
Bahasa sebagai Alat komunikasi
Bahasa adalah kumpulan symbol-simbol yang disepakati untuk digunakan sebagai alat
berkomunikasi antara individu/kelompok.
Bahasa dalam arti luas : kata/kalimat, baik lisan atau tertulis, gerak-gerik dan mimic muka,
diam, sopan santun (perbuatan)
Bahasa dalam arti sempit : perkataan lisan.
Adanya tatabahasa dan kata-kata yang konstan maknanya dalam Bahasa, maka Bahasa verbal
adalah satu-satunya sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa membantu manusia
tida saja mengekspresikan/mengungkapkan ide dan alat berpikir, tetapi bahasa membuat
manusa dapat memahami satu sama lain.

PTM 5
Deskripsi
Teori persepsi berhubungan untuk memahami ketika individu-individu mengamati perilaku
untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal
Tujuan Pembelajaran
1. Memahami Pengertian Persepsi
2. Memahami perbedaab Persepsi dan Sensasi
3. Memahami Jenis Persepsi
4. Memahami Pengertian Persepsi dalam Komunikasi
5. Memahami Proses Persepsi

Pokok Bahasan
Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun, mengenali,
dan menafsirkan informasi sensoris guna memeberikan gambaran dan pemahaman
tentang lingkungan. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem saraf, yang
merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra. ] Seperti misalnya
penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata, pencium yang
memakai media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang melibatkan gelombang
suara. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh
pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Persepsi bergantung pada fungsi
kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada karena terjadi di luar kesadaran.
Sejak ditemukannya psikologi eksperimen pada abad ke-19, pemahaman psikologi
terhadap persepsi telah berkembang melalui penggabungan berbagai teknik
Dalam bidang psikofisika telah dijelaskan secara kuantitatif hubungan antara sifat- sifat
fisika dari suatu rangsangan dan persepsi. Ilmu saraf sensoris mempelajari tentang
mekanisme otak yang mendasari persepsi. Sistem persepsi juga bisa dipelajari melalui
komputasi, dari informasi yang diproses oleh sistem tersebut. Persepsi dalam filosofi
adalah sejauh mana unsur-unsur sensori seperti suara, aroma, atau warna ada dalam
realitas objektif, bukan dalam pikiran perseptor.

Perbedaan Persepsi dengan Sensasi

Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan
sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan
stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut.
Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap
meja.
Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat
otak mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang
banyak coretan, dan kenangan pada masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu
tulisan menjadi jelek.

Jenis
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera
menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis

Persepsi visual

Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan Persepsi ini adalah persepsi
yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk
memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan
persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan
dalam konteks sehari-hari. Persepsi kaum muslimin harus mengacu pada Al-
Qur'an dan As-Sunnah, ini yang kemudian disebut Islamic Worldview. Persepsi
visual merupakan hasil dari apa yang kita lihat baik sebelum kita melihat atau masih
membayangkan dan sesudah melakukan pada objek yang dituju

Persepsi auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

Persepsi perabaan

Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit

Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

Persepsi selektif

Persepsi selektif adalah menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat


seseorang yang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang.

Pengertian Persepsi Dalam Komunikasi

Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti


komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik
dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak jelas
pada defenisi John R Wenburg dan William W Wilmot: ”Persepsi didefenisikan
sebagai cara organisme memberikan makna”, atau definisi Rudolf F.Verderber:
”Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (Mulyana,2005:167).
Persepsi Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal
dari bahasa latin perception dari percipere yang artinya menerima atau mengambil.
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara
seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian
yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2003:445).
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).
Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.
Walaupun begitu , menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. (Rakhmat 2005:51).
Sementara menurut Brian Fellows persepsi adalah proses yang memungkinkan
suatu organisme menerima dan menganalisa informasi. Persepsi meliputi pengindraan
(sensasi) melalui alat-alat indra kita (yakni indra peraba, indra penglihat, indra
pencium, indra pengecap, atau indra pendengar), atensi, dan interpretasi. Sensasi
merujuk pada pesan yang di kirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran,
sentuhan, penciuman dan pengecapan. Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua yaitu
persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia. Persepsi
terhadap manusia lebih sulit dan kompleks karena manusia bersifat dianmis. Persepsi
sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang
kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian
terhadap mereka mengandung resiko(Mulyana 2005:168).
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi dalam
pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi juga bisa diartikan sebagai proses.
Pemahaman terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang
saling berkomunikasi, berhubungan atau bekerjasama, jadi setiap orang tidak terlepas
dari proses persepsi. Kita biasanya menganggap bahwa kita bisa melihat hal-hal yang
benar-benar faktual atau nyata didunia sekitar kita. Kita mengira bahwa benda-benda
yang kita lihat atau persepsi adlah hal-hal yang nyata, sedangkan hal-hal lain seperti
ide dan etori merupakan sesuatu yang kurang
nyata, bagi setiap orang apa yang dipersepsikan adalah kenyataan (Matsumono,
2004:59)
Persepsi itu bersifat kompleks dengan pesan yang akhirnya memasuki otak kita
dan apa yang terjadi diluar dapat sangat berbeda denga apa yang mencapai otak kita.
Mempelajari bagaimana dan mengapa pesan-pesan ini berbeda sangat penting dalam
memahami komunikasi. Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja
dengan menjelaskan tiga langkah yang terlibat dala proses ini. Tahapan-tahapan ini
tidak saling terpisah, dalam kenyataan ketiganya bersifat kontiniu, bercampur baur, dan
bertumpang tindih satu sama lain (lihat gambar),

Gambar 2 Proses persepsi

Sumber: Sobur,2003:449

1. Terjadinya stimulasi alat indra


Pada tahap pertama, alat-alat indra distimulasi (dirangsang), kita mendengar suara
musik, kita melihat orang yang telah lama tidak kita jumpai, kita mencium parfum
orang yang berdekatan dengan kita. Meskipun memiliki kemampuan pengindraan
untuk merasaka stimulus (rangsangan), kita tidak selalu menggunakannya.sebagai
contoh bila kita melamun di kelas, anda tidak mendengar apa yang dikatakan dosen
sampai dia memanggil nama anda, barulah. anda sadar. Anda tahu bahwa anda
mendengar nama anda disebut-sebut tetapi anda tidak tahu apa penyebabnya.
2. Stimulasi terhadap alat indar diatur
Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagi prinsip.
Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas atau kemiripan.
Orang atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain dipersepsikan bersama-sama
atau sebagai satu kesatuan (unity). Kita mempersepsikan orang yang sering bersama-
sama sebagai satu unity (sebagai satu pasangan). Prinsip lain adalah kelengkapan
(closure), kita memandang atau mempersepsikan suatu gambar atau pesan yang
dalam kenyataan lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap, sebagai contoh
kita mempersepsikan gambar potongan lingkaran sebagai lingkaran penuh meskipun
sebagian dari lingkaran itu tidak ada. Atau kita akan mempersepsikan serangkaian
titik atau garis putus yang ditata dalam pola melingkar sebagai lingkaran.

3. Stimulasi alat indra ditafsirkan-dievaluasi


Langkah ketiga dari proses perseptual adalah penafsiran-evaluasi. Kedua istilah
penafsiran-evaluasi digabungkan untuk menegaskan bahwa keduanya tidak dapat
dipisahkan. Langkah ketiga ini merupakan proses subjektifyang melibatkan evaluasi
di pihak pertama. Penafsiran masa lalu tidak semata-mata didasarkan pada
rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan, tentang yang seharusnya, keadaan
fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita (Sobur,2003:449).

Definisi Persepsi Menurut Para Ahli

Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak
mungkin berkomunikasi dengan efektif. Perepsilah yang menentukan kita memilih
suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi drajat
kesamaan persepsi antar individu, semakin sering dan semakin mudah mereka
berkomunikasi (Mulyana, 2005:167-268).

Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, kita ingin mengenali dunia
dan lingkungan yang mengenalinya. Pengetahuan adalah kekuasaan. Tanpa
pengetahuan kita tidak apat bertindak secara efektif. Persepsi adalah sumber utama
dari pengetahuan itu. Dari defenisi yang dikemukakan oleh Pareek (dalam Sobur,
2003:451) yaitu ” proses menerima, menyeleksi, mengorganisir, mengartikan,
menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra dan data”, tercakup
beberapa segi atau proses yang selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

1. Proses menerima rangsangan

Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari
berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indra. Kita
melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan atau menyentuhnya,
sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.

2. Proses menyeleksi rangsangan

Setelah rangsangan diterima atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk


memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat
perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsanga itu disaring dan diseleksi
untuk proses yang lebih lanjut.

3. Proses pengorganisasian

Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.


Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yakni
pengelompokan (berbagai rangsanga yang diterima dikelompokkan
dalam suatu bentuk), bentuk timbul dan latar (dalam melihat rangsangan
atau gejala, ada kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-
gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan gejala atau rangsangan
yang lain berada di latar belakang), kemantapan persepsi (ada suatu
kecendrunan untuk menstabilkan perepsi, dan perubahan- perubahan
konteks tidak mempengaruhinya).

4. Proses penafsiran

Setelah rangsanga atau data diterima dan diatur, si penerima lalu


menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi
persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan
arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

5. Proses pengecekan

Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil tindakan


untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses pengecekan
ini terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya.

6. Proses reaksi

Tahap terakhir dari proses perseptual adalah bertindak sehubungan dengan


apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakuka jika seseorang bertindak
sehubungan denga persepsinya. Misalnya seseorang bertindak sehubungan
dengan persepsi yang baik atau buruk sesuai dengan yang dibentuknya.
Lingkaran persepsi tersebut sebenarnya belum sempurna sebelum
menimbulkan suatu tindakan . tindakan ini bisa tersembunyi dan bisa pula
terbuka. Tindakan tersembunyi berupa pembentukan pendapat atau sikap,
sedangkan tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata sehubungan dengan
persepsi tersebut. Satu gejala yang telah menarik perhatian sehubungan
dengan tindakan tersembunyi ialah ”pembentukan kesan”(Sobur, 2003:463).
Persepsi sering dimaknakan dengan pendapat, sikap, penilaian, perasaan dan lain-
lain. Yang pasti tindakan persepsi, penilaian, perasaan, bahkan sikap selalu
berhadapan dengan suatu objek atau peristiwa tertentu. Berhubung persepsi
melibatkan aktivitas manusia terhadap objek tertentu, maka persepsi selalu
menggambarkan pengalaman manusia tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
tentang objek terebut.

Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan
fisik) dan persepsi terhadap manusia (lingkungan sosial). Lebih sulit dan kompleks,
karena manusia bersifat dinamis.

Persepsi terhadap lingkungan fisik sangat berbeda dengan persepsi terhadap


lingkungan sosial, perbedaan tersebut mencakup hal-hal berikut:

1. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi


terhadap orang melalui lambang-lambang verbal maupun non verbal. Orang
lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan.
2. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi
terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif,
harapan, dan sebagainya).
3. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain objek
bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu persepsi
terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada
persepsi terhadap objek.

Persepsi juga ditentukan oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor
fungsional atau faktor yang bersifat personal antara lain kebutuhan individu,
pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang
bersifat subjektif. Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain
lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat.
Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi perepsi terdiri dari faktor personal dan
struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan,
motif dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Faktor- faktor struktural meliputi
lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai- nilai dalam masyarakat
(Rakhmat, 2005:58).

Proses Persepsi

Salah satu pandangan yang dianut secara luas menyatakan bahwa


psikologi sebagai telaah ilmiah berhubungan dengan unsur dan proses yang
merupakan perantara rangsangan di luar organisme dengan tanggapan fisik organisme
yang dapat diamati terhadap rangsangan. Menurut rumus ini, yang dikenal dengan
teori rangsangan-tanggapan (stimulus-responden/S-R), persepsi merupakan bagian
dari keseluruhan proses yang mengahasilkan tanggapan setelah rangsangan
diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya adalah pengenalan,
penalaran, perasaan, tanggapan.
Seperti dinyatakan dalam bagan berikut, persepsi dan kognisi diperlukan
dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan diperlukan bagi orang yang paling sedikit
terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara
menahan dampak dari rangsangan.

Variabel psikologis di antaran rangsangan dan tangapan


Sumber: Sobur,2003:447

Rasa dan nalar merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsanga- tanggapan,
sekalipun kebanyakan tanggapan indivdu yang sadar dan bebas terhadap satu
rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dianggap
dipengaruhi oleh akal atau emosi, atau kedua-duanya.

Secara singkat persepsi dapat didefenisikan sebagai cara manusia menangkap


rangsangan. Kognisi adalah cara manusia memberi arti terhadap rangsangan.
Penalaranadalah proses sewaktu rangsangan dihubungkan dengan rangsangan lainnya
pada tingkat pembentukan psikologi. Perasaan adalah konotasi emosional yang
dihasilkan oleh rangsangan baik sendiri atau bersama-sama dengan rangsangan lain
pada tingkat kognitif atau konseptual.

Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi ari cara
di amemandang. Oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai
dengan mengubah persepsinya. Dalam persepsi terdapat tiga komponen utama berikut
(Sobur, 2003:446):

1. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisikan informasi sehingga mempunyai arti
bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian, dan
kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk
mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses
mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku
sebagai reaksi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat


dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
 Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi
yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk
memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk
mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi
terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
 Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan
untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas
mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda
sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini
akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
 Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk
mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang
untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan
sebagai minat.
 Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya
seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat
memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. ·
 Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada
ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-
kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian
luas. ·
 Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood
ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu
yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima,
bereaksi dan mengingat.
2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari
linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut
dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan
mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya.
Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah : ·
 Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini
menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka
semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi
persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek
individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk
persepsi.
 Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih
banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan
dengan yang sedikit.
 Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya
dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar
sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
 Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi
makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang
hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu
obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
 Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian
terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan
dibandingkan obyek yang diam.
Metode :
3. Diskusi dan Latihan
mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan sumbangan pikiran
dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak alternatif jawaban.
4. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan pengajar
mengajukan pertanyaan dan mahasiswa memberikan jawaban.
Daftar Pustaka

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi umum. Pustaka Setia, Bandung. Sunarwinadi, Ilya. 1993.
Komunikasi Antar Budaya.UI Pers,Jakarta

Rakhmat, Jalaluddin.2005.Psikologi Komunikasi. PT.Remaja Rosdakarya,


Bandung

Schacter, Daniel (2011). Psychology. Worth Publishers.


Gregory, Richard. "Perception" in Gregory, Zangwill (1987) pp. 598–601. Fechner,
Gustav Theodor. 1860. Elemente der Psychophysik. Leipzig.
Kelley, H. "Attribution in Social Interaction," Attribution, Morristown, NJ: General
Learning Press, 1972, hal. 7-10
Murphy, K. R. "Is Halo a Property of a Rater, the Ratees, or the Specific Behaviors
Observed?" Journal of Applied Psychology, Juni 1992, hal. 494-500.
Asch, S. E. "Forming Impressions of Personality," Journal of Abnormal and Social
Psychology, Juli 1946, hal. 258-290.
Bjorklund, D.V (2000) Children's Thinking: Developmental Function and
individual Differences. 3rd Ed. Belmont, CA : Wadsworth, hal. 2-13

PTM 6
PENYUSUNAN PESAN
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH

Deskripsi

Materi yang ditujukan kepada mahasiwa agar mahasiswa dapat mengerti bagaiman cara
dalam menyusun pesan . pesan yang disampaikan ada 2 yaitu pesan Informaf dan
Persuasif .
Tujuan mempelajari :

1. Untuk mempelajari bagaimana cara meyusun pesan


yang bersifat informatif.
2. Untuk mempelajari bagaimana cara meyusun pesan
yang bersifat persuasif agar dapat mempengaruhi
individu atau kelompok.

Pokok bahasan
:

1. Pesan Informatif
Informatif merupakan segala hal yang bersifat memberikan atau menerkan hal
yang berupa fakta yang bertujuan untuk menambah wawasan pembaca pesan
tersebut. Pesan informatif biasa dapat kita temui pada buku panduan barang-
barang elekronik seperti : Mesin cuci, Kulkas dan lain lain.

A. Prinsip-prinsip Komunikasi informatif


1. Jumlah Informasi.

Batasi jumlah informasi yang akan dikomunikasikan dan kembangkan


presentasinya. Akan lebih baik menyajikan 2 informasi baru dan menjelaskan
dengan contoh dan ilustrasi.

2. Manfaat

Pendengar akan mengingat informasi dengan baik bila mreka merasa informasi
itu bermanfaat utk kebutuhan atau tujuan mereka. Jika kita ingin audience
mendengarkan pembicaraan kita kaitkan informasi dengan kebutuhan, keinginan
dan tujuan mereka.
3. Kaitkan informasi baru dengan yang lama

Para pendengar akan lebih mudah mencerna informasi dan mengingatnya lebih lama bila
kita mengkaitkan dengan apa yang telah mereka ketahui.

4. Sajikan informasi melalui beberapa alat indera

Pendengar akan mengingat dengan baik informasi yg mereka terima melalui bbrapa alat
indera yaitu pendengar, penglihatan,penciuman, pengecap dan peraba.

B. Teknik pengelolaan penyusunan pesan yang bersifat informatif


Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan pada perluasan
wawasan dan kesadaran khalayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi, sederhana, jelas dan
tidak banyak menggunakan jargon yang kurang populer di kalangan masyarakat.
Ada 4 macam penyusunan pesan bersifat informatif:
1) Space Order
Penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti: Internasional, Nasional dan
Daerah.
2) Time Order
Penyusunan pesan berdasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis.
3) Deductive Order
Penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus, misalnya:
Penyusunan GBHN
4) Inductive Order
Kebalikan dari Deductive Order, Penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal khusus kepada yang
bersifat umum.
Model penyusunan pesan informatif biasanya banyak dilakukan dalam layanan iklan
masyarakat ketika ada program pemerintah baru yang ingin masyrakat sekedar tahu saja dulu,
sebelum kemudian pesan tersebut akan berlanjut dalam proses tuntutan untuk seperti dalam pesan
tersebut. Contoh misalnya, program kartu jakarta sehat kemarin di Jakart, sebelum jakarta sehat
diberlakukan, pemerintah giat dalam memperkenalkan Kartu Jakarta Sehat.
2. Pesan Pesuasif
Persuasif merupakan segala hal yang bersifat mengajak atau mempengaruhi orang lain
akan suatu hal yang bertujuan agar orang lain mau mengikuti isi dari pesan yang
disampaikan . Pesan persuasif biasa ada pada iklan.
A. Ruang Lingkup komunikasi persuasi
1. Sumber
2. pesan
3. saluran
4. penerima
5. efek
6. umpan balik
7. kontek sosial

B. Teknik pengelolaan penyusunan pesan yang bersifat persuasif


Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah
persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Oleh karena itu penyusunan pesan yang bersifat persuasif
mrmiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa yang dikehendaki sumber terhadap penerima
sebagai hasil pesan yang disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat diinginkan adanya
perubahan.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik
persuasi, antara lain:
a. Fear Appeal
Metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan pada khalayak
b. Emotional Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah emosional khalayak.
Bentuk lain dari emotional appeal ialah propoganda.
c. Reward Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji pada khalayak.
Mengenai metode reward appeal, Heilman dan Garner (1975) dalam risetnya menemukan bahwa
khalayak cenderung menerima pesan atau ide yang penuh janji-janji daripada pesan yang disertai
ancaman.
d. Motivational Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi disusun
untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan
itu.
e. Humorious Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang disertai dengan gaya humor, sehingga dalam
penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang disertai humor mudah diterima, enak
dan menyegarkan tetapi diusahakan jangan sampai terjadi humor yang lebih dominan daripada
materi yang ingin disampaikan.
Penyusunan bersifat persuasif ini sangat efektif untuk membujuk masyrakat dalam
penyampaian pesan kesehatan. Sebagai komunikator atau sumber pesan akan sangat terbantu
dalam bentuk penyusunan seperti ini, karena masyrakat akan lebih cepat meresap pesan dan
menerapkannya dalam kehiudpan sehari-hari.
Metode :

1. Diskusi
mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan sumbangan pikiran dalam satu
masalah bersama yang terkandung banyak alternatif jawaban.
2. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan pengajar mengajukan
pertanyaan dan mahasiswa memberikan jawaban.
Contoh : Ada Sebuah iklan . dari pesan yang disampaikan iklan pengajar dapat
memberikan pertanyaan kalimat mana yang merupakan kalimat pesusiat dan kalimanat
yang merupakan kalimay yang besisikan pesan informatif.
Strategi :

1. Dalam menyampaikan materi bisa menggunakan Power Ponit.


2. Melibatkan mahasiswa agar dapat menarik perhatian.
3. Memberikan kuis di akhir sesi agar dapat mengetahui atau mengukur sejauh mana
pemahaman mahasiwa.
Referensi :

Effendy, M.A. Prof. Drs. Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi.


Bandung; PT. Remaja Rosdakary
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta; Raja Grafindo Persada

Devito A Josep, (1997). Komunikasi antar manusia : Kuliah Dasar, hunter College of the City
University of New York
Devito A Josep, (1998). Essentials of Human Comunication, hunter College of the City University
of New York
Jufri. M.Si, Drs. Muhammad. 2012. Komunikasi Kesehatan. Palu (Modul Pembelajaran Jurusan
Ilmu Komunikasi)

PTM 7
Teori Johari Window
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH

A. Deskripsi Topik
Dalam kehidupan sosial, setiap orang (individu) dengan orang lain (individu lain) selalu
berinteraksi karena semua orang atau manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu
membutuhkan orang lain. Proses interaksi sosial terjadi melalui kontak sosial dan komunikasi.
Tanpa keduanya,proses interaksi sosial takkan pernah terjadi karena keduanya merupakan syarat
mutlak untuk melakukan interaksi. Kontak sosial dapat terjadi walaupun tanpa komunikasi.
Dalam berkomunikasi seharusnya seorang komunikator mengetahui siapa dirinya dan
siapa lawan yang di ajaknya untuk berkomunikasi. Maka oleh sebab itu, diperlukan untuk
mempelajari teori johari window. Dimana seseorang dapat melihat siapa dirinya dari segala
kekurangan dan kelebihan. Dari sifat uang tertutup sampai sifat yang terbuka diketahui oleh orang
lain. Hal ini sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi. Agar komunikasi dapat berjalan secara
efektif. Joseph Luft dan Harrington Ingham (Higgins, 1982), mengembangkan konsep Johari
Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang
digambarkan sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing
sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan

B. Tujuan mempelajari topik


Konsep diri adalah sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang
mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri ini setelah ter- install akan masuk di
pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh sebesar 88% terhadap level kesadaran
seseorang dalam suatu saat. Semakin baik
konsep diri maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil, demikian pula sebaliknya.
Adapaun tujuan untuk mempelajari teori ini agar kita dapat melihat konsep diri seseorang
dari sikap mereka. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak
berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses,
merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses,
pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal
baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan
tujuan hidup, bersikap dan berpikir positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang
handal.Komunikasi sebagai kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan individu berhubungan erat
dengan perilaku individu itu sendiri. Perbedaan perilaku individu dalam melakukan komunikasi
dan atau berhubungan dengan orang lain merupakan situasi yang berkaitan dengan psikologis
individu. Komunikasi juga berkaitan dengan asumsi manusia. Contohnya seorang anak kecil akan
merasa takut dan terancam bila ia tidak memahami hal yang terjadi disekitarnya.

C. Pokok Bahasan
Teori Johari Window (Jedela Johari) merupakan perangkat sederhana dan berguna dalam
mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta pengertian bersama individu-individu
yang ada dalam suatu kelompok tertentu. Model ini juga berfungsi dalam meningkatkan hubungan
antar kelompok yang sekaligus mengilustrasikan kembali proses memberi maupun menerima
feedback.
Jendela Johari sendiri dikembangkan atau dipelopori oleh Psikolog Amerika, Joseph Luft
dan Harry Ingham pada tahun 1950-an ketika meneliti untuk program proses dari kelompok
mereka. Uniknya, nama "Johari" sendiri sebenarnya diambil dari potongan masing-masing nama
mereka. "Jo" untuk Luft, dan "Harry" untuk Ingham. Dalam selang waktu yang tak lama, Jendela
Johari banyak dimanfaatkan sebagai pengertian dan latihan kesadaran diri, peningkatan
personal & komunikasi. Hubungan inter-personal, kelompok-kelompok dinamis, dan peningkatan
tim dan hubungan inter-grup.
Terdapat 4 perspektif Jendela Johari yang biasa disebut dengan 'daerah' atau 'kuadran'.
Masing-masing daerah mengandung informasi perasaan, motivasi, dan lain- lain yang dikenali
oleh individu, dengan catatan apakah informasi tersebut dikenali ataupun tidak terdeteksi oleh si
individu, dan apakah informasi tersebut juga bisa dikenali oleh kelompok lain, atau malah tidak
tahu sama sekali. Keempat kuadran tersebut Antara lain:

- Open
Adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti nama, jabatan,
pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan
menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri
kita akan terus bertambah secara vertical sehingga mengurangi hidden area.
Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.
Menggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri dan orang lain. Hal-hal tersebut
meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan motivasi-motivasinya.
Orang yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu membuka diri dengan
menjabat tangan atau secara formal memperkenalkan diri bila berjumpa dengan seseorang. Diri
yang terbuka, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri demikian juga orang lain diluar
dirinya dapat
mengenalinya. (Open) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri
kita sendiri dan orang lain.
- Blind
Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat, perasaan-perasaan
dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap
seolah-olah seorang yang sok akrab, padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat
tertutup, tampak formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan.
Orang ini sering disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak dapat melihat
dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun orang lain dapat melihat ketidak
tulusannya. yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Misalnya
bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan
mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang. Makin kita memahami
kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus dalam bekerja tim.
(Blind) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi
tidak diketahui oleh diri kita sendiri.
- Hidden
Adalah berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain.
Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan,
dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam
berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miskomunikasi tentang kita, yang kalau dalam
hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang. Ada hal-hal atau bagian yang saya
sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan
mengenai keadaan hubungannya dengan seseorang. “Saya ingat betul bagaimana rasanya
dikhianati pada waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka hati masa lalunya tidak
diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak pernah melupakannya. (Hidden) merujuk kepada
perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh
orang lain.
- Unknown
Adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat
pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita
bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain
anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan
mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari
pengalaman. (Hidden) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri
kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain.

Jendela Ideal
Adapun jendela ideal itu ialah sebuah jendela diri yang bisa dilihat dari tingginya tingkat
kepercayaan dalam kelompok ataupun hubungan dengan individu lain, jika berada pada jendela ini
ukuran arena atau diri terbuka akan meningkat, dikarenakan tingginya tingkat kepercayaan dalam
kelompok sosial. Norma-norma pun dikembangkan oleh kelompok untuk saling memberi
feedback dan difasilitasi tentunya untuk pertukaran ini.
Daerah diri terbuka menyarankan kita untuk membuka diri kepada anggota kelompok
lainnya, karena dengan adanya keterbukaan, anggota kelompok lain tidak akan bersikap intropert
(tertutup) atau malah akan lebih memberikan pengertiannya. Mereka akan mengerti bagaimana
sikap dan sifat kita, dan mengatahui kita bisa dikritik yang pada akhirnya akan memberikan
feedback yang positif pula.
Faktor-faktor yang menghambat individu dalam memperbaiki jendela dirinya, adalah dari
faktor lingkungan dan hubungan dari individu itu sendiri.
a. Faktor penghambat dari lingkungan
Adalah sistem yang dianut oleh lingkungan sekitar kita, misalnya; ada pihak yang lebih
dominan sehingga menghambat pengembangan diri.
b. Faktor Intern
Merupakan faktor yang menyebabkan kita enggan untuk menelaah diri, terkadang kita tidak
bisa menerima kenyataan, misalnya saja faktor tujuan hidup dan usia.
1. Faktor tujuan hidup yang belum tergambarkan dengan jelas, faktor motivasi dan
keenganan untuk menelaah diri, kadang-kadang manusia takut untuk menerima kenyataan
bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
2. Faktor Usia. Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa
kearifan dan kebijaksanaan dapat dicapainya, mereka cenderung usia muda lebih hebat
karena produktif.

D. Metode Pembelajaran
Adapun metode pembelajaran yang di gunakan ialah bermain peran. Untuk memahami
maksud dari teori johari window ini, bias dilihat pada film Harry Potter. Harry Potter adalah seri
tujuh novel fantasi dan di filmkan yang dikarang oleh penulis InggrisJ. K. Rowling. Novel ini
mengisahkan tentang petualangan seorang penyihir remaja bernama Harry Potter dan sahabatnya,
Ronald Weasley dan Hermione Granger, yang merupakan pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts. Inti
cerita dalam novel-novel ini berpusat pada upaya Harry untuk mengalahkan penyihir hitam jahat
bernama Lord Voldemort, yang berambisi untuk menjadi makhluk abadi, menaklukkan dunia
sihir, menguasai orang-orang nonpenyihir, dan membinasakan siapapun yang menghalangi
jalannya, terutama Harry Potter.
Film “Harry Potter and The Philoshoper’s Stone” ini adalah film Harry Potter pertama
yang menceritakan awal mula kehidupan Harry menjadi seorang penyihir. Sejak dia lahir Harry
tinggal bersama paman dan bibinya di London, Inggris, karena hanya mereka satu-satunya
keluarga Harry yang tersisa. saat Harry berumur 11 tahun, untuk pertama kalinya Harry pergi ke
dunia penyihir bersama Hagrid. Setelah itu Harry bertemu teman-temannya di Hogwarts Express
ketika menuju sekolah Hogwarts. Dalam bagian ini mulai terlihat bagian-bagian mana yang
termasuk dalam jendela Johari. Harry, Hermione, dan Ron Weasly masuk dalam satu asrama yang
sama, yaitu Griffindor yang di kepalai oleh Profesor McGonagal.
Saat Harry mengikuti kelas penerbangan pertamanya dia tidak menyadari baha dia
merupakan seorang seeker (pemain Quiditch) handal, hal ini baru ia
sadari saat Profesor McGonagal melihat Harry terbang dan menangkap remembrall yang dilempar
oleh Draco Malvoy, lalu Profesor McGonagal memasukkan Haary kedalam tim Quiditch
Griffindor. Kemampuan Harry ini dia dapat dari ayahnya “James Potter” yang juga seorang
seeker.Disaat bersamaan saat kelas penerbangan berlangsung, terjadi suatu hal yang misterius.
Tiba-tiba sapu terbang milik Neville Longbottom terbang tak terkendali yang membuat semua
siswa dan Madam Hooch terheran-heran karena tidak seorang pun yang mengetahui penyebabnya.
Dalam film ini ada seorang guru yang merupakan pengikut Lord Voldemort “Proffesor
Quirrel”, dia menyamar sebagai guru untuk mendapatkan batu philoshoper. Tetapi Harry tidak
memberitahukan kepadanya, bahwa batu tersebut ada ditangannya. Lalu Harry melenyapkan
Profesor Quirrel dengan menempelkan tangannya ke wajah dan badan Professor Quirrel, dan
walla. Profesor tersebut hancur menjadi pasir. Akhirnya batu philoshoper aman ditangan Albus
Dumbledore.
Berikut ini merupakan beberapa pemeran yang termasuk dalam analisis film Harry Potter
and The Philosopher’s Stone dalam relationship theory, diantaranya:
a. Daniel Jacob Radcliffe, berperan sebagai Harry Potter yang merapakan penyihir terkenal
di dunia sihir semenjak dia dilahirkan.
b. Grint adalah anak laki-laki yang berasal dari Watton-at-Stone, Hertfordshire. Dia dala
film ini berpran sebagai Ronald Weasly, anak ke- tiga dari keluarga Weasly.
c. Emma Chalotte Duerre watson yang beran sebagai gadis pintar, disiplin, setia kawan
bernama Hermione Granger dan merupakan keturunan darah lumpur.
d. Matthew David Lewis adalah seorang anak laki-laki dari Leeds, Yorkshire Barat,
Inggris. Dalam film Harry Potter dia berperan sebagai siswa yang pintar dalam pelajaran
herbiologi bernama Neville Longbottom.
e. Minerva McGonagal merupakan kepala asrama Gryffindor yang juga sebagai wakil
kepala sekolah. Di sekolah Hogwarts ia menjabat sebagai guru transfigurasi, karakteristik
yang melekat padanya adalah baju hijau jamrud, rambut rapi, dan tampang galaknya, tapi
didalam erdapat hati yang hangat.
f. Profesor Quirrel yang menjabat sebagai gur pertahanan terhadap ilmu hitam di sekolah
sihir Hogwarts. Sebenarnya dia adalah pengikut Lord Voldemort, dia menyamar sebagai
guru untuk mendapat batu philosopher.
g. Madam Rolanda Hooch adalh seorang instruktur penerbangan yang juga sebagai wasit
dalam pertandingan Quiditch di sekolah sihir Hogwarts.
Sesuai dengan teori Jendela Johari yang membagi areanya menjadi 4 bagian, yaiut: open
area, blind area, hidden area, dan unknown area. Dalam film Harry Potter and The Philoshoper’s
Stone ni juga terdapat beberapa adegan yang termasuk dalam kategori area sesuai dengan teori
Jendela Johari.
Pesan yang disampaikan juga meliputi beberpa faktor yang menjadikan analisis ini
termasuk dalam teori hubungan interpersonal, komunikasi antar pribadi. Salah satunya adalah
adegan dimana Harry Potter ketika dalam perjalan menuju sekolah sihir Hogwarts dia bertemu
dengan Hermine dan Ron weasly yang di point erkenalan diri itulah terjadi komunikais
interpersonal, yaitu komunikasi yang terjadi diantara dua atau tiga orang secara langsung dan
menimbulkan feedback.

E. Model dan Strategi yang digunakan


UMPAN BALIK (FEEDBACK)
Pada saat siswa sudah mampu melaksanakan tugas gerak dan memiliki pemahaman
tentang apa yang sudah dilakukannya, maka pada saat itu guru tidak harus memberikan tantangan
sebab siswa telah belajar sesuatu yang sesuai dengan tujuan dan harapan guru. Sebagai
penggantinya, pada saat itu guru dapat memberikan umpan balik (feedback) yaitu sebagai salah
satu upaya mengobservasi siswa berkaitan dengan bagaimana ia melakukan aktivitas serta apa
yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu.
Guru yang baik harus berterus terang memberikan hasil observasinya terhadap
kemampuan siswa dengan menceritakan hal yang sesungguhnya dengan cara yang tidak membuat
siswa semakin terpuruk, semakin minder akibat kehilangan kepercayaan pada dirinya. Misalnya
guru harus menghindarkan kata- kata “kamu tidak bisa”, “kamu tidak mengerti apa-apa”, tetapi
diutarakan dengan kata “belum bisa” ketika siswa belum mampu melaksanakan tugas gerak sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan harapan guru. Hal terpenting lagi adalah guru tetap memiliki
pendirian yang konsisten terhadap ucapan dan perilakunya. Guru penjas yang baik adalah guru
yang selalu berupaya mendengarkan dan memperhatikan segala hal yang diutarakan siswa untuk
memperbaiki kinerja pembelajaran penjas. Guru penjas yang baik pun adalah orang yang mampu
mengerti dan menerima perasaan orang lain (berempati), termasuk perasaan siswa. Indikator-
indikator yang termuat dalam komunikasi yang efektif seperti uraian di atas sesungguhnya
merupakan proses pemberian feedback atau umpan balik yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran. Hal itu dilakukan sebaiknya tidak saja dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
atau di lapangan melainkan ketika aktivitas belajar telah selesai dilaksanakan.
Misalnya di sela-sela waktu istirahat, guru biasanya melakukan percakapan dengan siswa
sambil mengingatkan siswa untuk terus berlatih atau aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai
dengan cabang olahraga yang dipilih siswa. Secara tidak langsung, peristiwa komunikasi tersebut
dapat menjadi umpan balik (feedback) bagi siswa untuk selalu diingatkan akan keharusannya
berlatih.
Umpan balik dikatakan oleh Johnson (1993) ditujukan untuk membuktikan informasi yang
konstruktif dalam rangka membantu seseorang untuk menjadi sadar bagaimana perilaku seseorang
mempengarui orang lain. Umpan balik bermakna dalam kegiatan pembelajaran penjas akan
mampu terwujud apabila guru penjas telah benar-benar memahami pengertian (konsep) umpan
balik, fungsi umpan balik, jenis-jenis umpan balik, dan siapa yang harus dengan cepat dan tepat
diberikan umpan balik selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan memahami konsep-
konsep ini maka pemberian umpan balik akan tepat sasaran. Pemberian umpan balik tidak malah
menghambat kegiatan belajar siswa
melainkan semakin meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran penjas yang
sedang dilaksanakan.

1. Pengertian Umpan Balik (Feedback)


Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar
secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih menguasai materi yang
disampaikan oleh guru. Umpan balik yang dilakukan guru antara lain memberikan penjelasan
terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban atas
respon siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu proses dengan hasil
atau akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya.
Menurut Apruebo (2005), “Feedback is information that athletes would receive from
coach/trainer or environment regarding the level of their motor skill or performance. It serves as a
groundwork for the athletes learning development”. Feedback menurut Apruebo lebih
menekankan kepada aktivitas latihan berkenaan dengan informasi dari pelatih terkait dengan
tingkat motor skill atau penampilan atletnya sebagai dasar dalam mengembangkan penampilan
atlet. Rink (1985:34) mengemukakan “Feedback is sensory information that a person receives as
a result of a response”. Feedback yang dikemukakan Rink lebih bersifat umum sebagai sensori
informasi yang diterima seseorang sebagai hasil meresponnya. Menurut Rusli Lutan (1988),
“Umpan balik adalah pengetahuan yang diperoleh berkenaan dengan sesuatu tugas, perbuatan atau
respons yang telah diberikan”. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani, Adang
Suherman (1998:124) mengemukakan, “Umpan balik (feedback) yaitu guru mengobservasi siswa
secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa
yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa umpan balik (feedback) adalah
infromasi yang berkenaan dengan kemampuan siswa dan guru guna lebih meningkatkan
kemampuan yang dimiliki oleh keduanya, baik dalam
konteks pembelajaran maupun dalam pelatihan olahraga. Infromasi yang dimasud adalah
berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang harus dilakukan
untuk memperbaikinya.

2. Manfaat dan Fungsi Umpan Balik (Feedback)


Manfaat umpan balik bagi guru, dapat dipergunakan dalam mengambil keputusan, apakah
mata pelajaran yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau dilanjutkan (Cooper,1982) dan bagi
siswa akan meningkatkan prestasi belajar secara konsisten (Blocks, J.H., 1971)
Beberapa keuntungan penggunaan umpan balik menurut Adang Suherman (1998) antara lain
sebagai berikut :
a. Mendorong siswa untuk terus berlatih. Proses pemberian umpan balik kepada siswa
secara tidak langsung akan memberi tahu siswa bahwa latihannya selalu dilihat dan
diperhatikan oleh gurunya.
b. Mencerminkan perilaku guru yang efektif. Dalam prosesnya, umpan balik hanya akan
diperoleh apabila guru aktif selama kegiatan pembelajaran. Guru harus selalu
memperhatikan siswa, bergerak untuk memantau dan mengamati aktivitas belajar yang
dilakukan oleh setiap siswa di sekitar tempat belajar (berlatih).
c. Membantu siswa untuk menilai penampilan (kemampuan) yang tidak bisa dilihat dan
dirasakannya sendiri.
d. Mendorong guru untuk menilai seberapa relevansi antara aspek-aspek pembelajaran
dengan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai tugas gerak (bahan ajar) seperti yang
diinginkan oleh gurunya.
3. Jenis-Jenis Umpan Balik (Feedback)
Secara umum umpan balik atau feedback terbagi ke dalam dua jenis yaitu intrinsic
feedback dan extrinsic feedback (Apruebo, 2005). Intrinsik feedback atau umpan balik intrinsik
berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas dan atau perilaku
yang telah dilakukannya, derta tentang kemampuan yang telah ditunjukkannya. Misalnya dalam
melaksanakan tugas gerak, apakah aktivitas yang dilakukan sudah sesuai dengan yang
diinstruksikan
guru, apakah sudah mampu menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah merasa nyaman
dengan alat bantu yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian gerakan senam telah sesuai
dengan urutan yang harus dilakukan. Sedangkan extrinsik feedback adalah umpan balik yang
berasal dari luar dirinya. Misalnya koreksi dari guru penjas atas gerakan yang sudah dilakukan,
cemoohan rekan karena salah memberikan umpan ketika bermain bola, atau dari lingkungan
sekitar seperti cuaca yang terlalu panas sehingga mengharuskannya sering beristirahat di tempat
yang teduh.
Umpan balik dapat diberikan dalam beberapa jenis, misalnya seperti knowledge of result,
objective measures, self monitoring, snap judgement, video playback (Butler, 1996 dalam
Apruebo, 2005).
Adang Suherman (1998:124-16) mengemukakan beberapa jenis umpan balik berdasarkan
kajian dari beberapa literatur. Jenis-jenis umpan balik tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. General dan specific feedback
General feedback atau umpan balik umum misalnya berkaitan dengan gerakan umum,
tingkah laku siswa, atau pakaian yang digunakan. General feedback digunakan guru untuk
mendorong siswa terus belajar dan mencobanya. Biasanya feedback jenis ini diungkapkan dengan
kata-kata seperti: bagus, hebat, mengagumkan. Ungkapan dengan kata-kata itu masih bersifat
umum sehingga tidak mencerminkan informasi yang spesifik untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan siswa.
Spesifik feedback atau umpan balik khusus adalah berisikan informasi yang menyebabkan
siswa mengetahui apa yang harus dilakukan dan mengetahui bagaimana seharusnya siswa
melakukan tugas gerak dengan benar dan bagaimana harus berlatih. Feedback ini diberikan
manakala siswa menyadari bahwa ia melakukan kesalahan akan tetapi belum atau tidak tahu
bagaimana cara memperbaikinya. Contoh ungkapan specific feedback misalnya: “ Bagus! Mata
kamu tidak terpejam pada saat menyundul bola itu!”, atau “Dapatkah lututmu lebih ditekuk lagi
!”.
b. Congruent dan Incongruent feedback
Congruent feedback adalah umpan balik yang terfokus pada aktivitas belajar yang sedang
dipelajari siswa. Misalnya pada saat siswa sedang mempelajari footwork dalam stroke bulu
tangkis. Umpan balik yang berhubungan dengan footworks tersebut dapat dikatakan congruent
feedback. Sedangkan yang berhubungan dengan stroke sebagai incongruent feedback. Misalnya
yang berkaitan dengan stroke dalam bulu tangkis adalah cara memegang raket, follow through,
dan aspek lainnya selain footworks.
c. Simple Feedback
Simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu komponen
keterampilan dalam satu saat. Simple feedback biasanya berisi satu atau dua buah kata kunci (key
words) yang menggambarkan aktivitas penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan balik
selama pembelajaran berlangsung.
Keuntungan dari penggunaan simple feedback diantaranya adalah:
- Guru lebih mudah dan lebih akurat dalam memberikan umpan balik karena hanya
terfokus pada satu komponen saja.
- Memudahkan siswa menerima dan melatih penyempurnaan gerakan yang menjadi fokus
pembelajarannya.
- Siswa akan mengingat terus apa yang dipelajarinya pada kegiatan belajar tersebut.
d. Positive, Netral, dan Negatif Feedback
Jenis umpan balik yang lain dikemukakan oleh Adang Suherman (1998) yaitu umpan balik
positif, umpan balik netral, dan umpan balik negatif. Ketiga jenis umpan balik ini paling sering
dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar penjas yang bersifat praktik di lapangan dan lebih
mudah dilakukan oleh guru.
a. Umpan balik positif adalah umpan balik yang diungkapkan dengan kata-kata bagus,
menyenangkan, pintar, menarik, dan hebat.
b. Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus kepada
siswa yang melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, tetapi secara netral
mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang
melakukan tugas gerak. Misalnya ketika berlatih menyundul bola, guru berkata “lihat
bola !”
c. Umpan balik negatif adalah lawan dari umpan balik positif, meskipun jarang
dianjurkan mengingat khawatir akan merusak kepercayaan diri siswa tetapi pemberian
negatif feedback dilakukan cara-cara:
1. Implisit (tidak langsung), misalnya “Pakai awalan sebelum melempar, jangan asal
lempar saja !”.
2. Diberikan pada siswa yang tidak mengerti setelah beberapa kali diberikan umpan balik.
3. Diberikan pada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan gurunya (biasanya siswa
yang menjadi atlet atau yang sudah terampil).
F. Refrensi/buku yang digunakan
Johnson, D.W. 1993 Reaching Out : Interpersonal Effeciveness and Self- actualization. Boston :
Allyn and Bacon
Devito A Josep, (1998). Essentials of Human Comunication, hunter College of the City University of New
York.

Graeff A. Judith , (1996) Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan perilaku, Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta

Koentjoro. 1989. Konsep Pengenalan Diri dalam AMT. Makalah. Dalam Modul Pelatihan AMT.
Jurusan Psikologi Sosial UGM, dalam rangka Lustrum V Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta
Helmi, A. F. Dan Ramdhani, N. 1992. Konsep Diri dan Kemampuan Bergaul. Laporan Penelitian.
Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM
Higgins, J.M. 1982. Human Relations. Concepts and Skills. New York : Random House, Inc.

MID
PTm 9
MENDENGAR AKTIF DAN EFEKTIF
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH

Deskripsi :
Materi yang ditujukan kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana cara menjadi
pendengar yang baik. Cara menjadi pendengar yang baik yaitu menjadi pendengar yang aktif.
Tujuan mempelajari:
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mendengar aktif .
 Untuk mempelajari bagaimana cara menjadi
pendengan yang baik.

Pokok Bahasan
1. Pengertian Mendengar aktif dan efektif

Suatu proses psikologis dalam usaha memahami/memandang ide dan sikap yang diekspresikan
seseorang dari sudut pandang orang tersebut. Mempersepsikan suatu keadaan atau situasi dari
sudut persepsi orang lain. Dengan ketrampilan mendengar, kita akan membuat orang yang diajak
berkomunikasi merasa nyaman dan memberikan informasi yang kita inginkan. Mendengar
menunjukkan bahwa kita memperhatikan orang lain. Perhatian merupakan salah satu ketrampilan
dasar dalam komunikasi. Mendengar adalah sengaja, ada unsur keinginan atau niat untuk
mengetahui isi atau apa yang dibicarakan orang lain. Mendengar adalah ketrampilan yang
dibutuhkan dalam berkomunikasi. Seorang pendengar yang aktif harus peka terhadap bahasa
verbal dan nonverbal dari orang yang diajak berkomunikasi. Mendengar orang lain dapat
ditunjukkan melalui ekspresi yang tepat (non verbal) ,seperti : Tatapan mata, Sikap duduk, Posisi
duduk, Ekspresi wajah, Pertanyaan lanjutan.
Dengan ketrampilan mendengar akan tercipta suasana yang menyenangkan dalam berkomunikasi.
Seringkali hanya dengan ketrampilan mendengar, seorang
konselor mendapatkan kepercayaan yang sangat besar dari orang lain (klien). Sikap yang
diperlukan dalam mendengar aktif, yaitu : bersedia mendengar, bersedia membantu, menerima
perasaan konseli, mempercayai, dan tidak melibatkan diri ke dalam masalah konseli.
Manfaat mendengar aktif, yaitu: mengurangi rasa takut kepada perasaan-perasaan negative,
menimbulkan hubungan yang hangat, menfasilitasi pemecahan masalah, membuat orang menjadi
lebih bersedia mendengarkan orang lain, dan meletakkan ‘kendali’ ke tangan orang lain itu.
Cara atau tips untuk menjadi pendengar aktif, yaitu:
1. Bertanya jika tidak jelas.
2. Hindari gangguan/fokus pada penutur.
3. Kontak mata (jangan buat hal lain).
4. Jangan potong pembicaraan/interupsi .
5. Perhatikan bahasa verbal dan nonverbal.
6. Bersikap empati.
7. Uraikan pendapat kita untuk hindari misinterpretasi .
8. Evaluasi pesan setelah informasi selesai disampaikan.
9. Fokus/konsentrasi pada pemberi pesan.
10. Beri feedback untuk pastikan akurasi informasi.
11. Mendengarkan dengan totalitas tubuh.
12. Jangan terlalu banyak berbicara.

Metode :
Diskusi
Mendengarkan dan memberikan pendapat tentang topik yang di diskusikan.
1. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa. Contoh: Dosen memberikan materi
pembelajaran dan mahasiwa mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosen,
apabila mahasiswa kurang mengerti terhadap materi yang disampaikan oleh dosen
mahasiswa dapat bertanya ke dosen, dan dosen akan menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh
mahasiswa. Begitu juga sebaliknya, apabila dosen memberikan pertanyaan ke
mahasiswa, mahasiswa dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
dosen.

Referensi :
Thomas, Nikodemus. 2014. Keterampilan Mendengarkan Secara Aktif Dalam
Komunikasi Interpersonal. Character Building Development Center, BINUS
University : Jakarta

Devito A Josep. 1997. Komunikasi antar manusia : Kuliah Dasar. hunter College of the
City University of New York

Devito A Josep. 1998. Essentials of Human Comunication. hunter College of the City
University of New York

Graeff A. Judith . 1996. Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan perilaku.


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai