Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dafid Apiyanto

Kelas : 1A Bimbingan Konseling

NPM : 20110043

Komunikasi Efektif

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
komunikator atau pemberi pesan kepada komunikan atau penerima pesan atau dari satu pihak
kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Komunikasi menurut David K. Berlo Model Komunikasi David K. Berlo yang terkenal
yakni SMCR terdapat unsur-unsur Source, Medium, Channel dan Receiver. Murid Wilbur E.
Schramm ini memasukkan berbagai elemen komunikasi sebagaimana yang sudah
diungkapkan gurunya seperti source, encoding, message, decoding dan receiver. Berlo
memberi penekanan lebih pada komunikasi sebagai sebuah proses. Mengelaborasikan antara
pesan dan saluran serta memperluas konsep fidelity atau ketepatan.

Berlo memandang segala sesuatu bisa menjadi pembawa pesan, misalnya saja melalui
algoritme yang disalurkan melalui perlengkapan komputer. beberapa energi juga bisa
membawa pesan misalnya listrik,udara dan cahaya. Untuk mencapai komunikasi yang efektif
komunikan sebaiknya memperhatikan cara dalam menyajikan sebuah pesan, baik secara
verbal ataupun nonverbal. Suara yang bagaimana yang paling efektif digunakan dalam
berbagai situasi.

Tipe-gambar atau diagram, animasi, video seperti apakah yang sebaiknya digunakan untuk
mencapai efektivitas komunikasi dalam beragam situasi. Untuk mencapai efektiftas dalam
komunikasi dibutuhkan beragam kombinasi dari cara itu.
Konsep Fidelity (ketepatan) yang disampaikan Berlo, menilai suatu proses komunikasi bisa
diukur efektivitasnya dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan dari si pengirim pesan.
Ketepatan ini bisa diterapkan dalam keseluruhan komunikasi ataupun komponen komunikasi.
Ada 4 faktor yang bisa membangun ketepatan dalam komunikasi yakni :

1. Keterampilan Komunikasi

2. Perilaku

3. Level Pengetahuan

4. Posisi Sosial Budaya

Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan


perubahan sikap komunikasi (attitude change) pada orang lain yang bisa terlibat dalam proses
komunikasi sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima
pesan. Pengukuran efektivitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya
tujuan si pengirim pesan.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksut oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima
pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Komunikasi efektif memungkinkan seseorang
dapat saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau
kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila
memenuhi tiga hal berikut :

1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirimnya.

2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditundaklanjuti

3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
menindaklanjuti pesan yang dikirim.

Unsur Komunikasi, Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-
unsur komunikasi, antara lain:
1. Komunikator, Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan
menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena
merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.

2. Pesan, Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator
kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh   
terhadap kesinambungan komunikasi

3. Media, Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana
berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan,
tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya

4. Komunikan, Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian


memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.

5. Tanggapan, Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan


pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai
dengan pesan yang diterima.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Komunikasi

1. Latar belakang budaya, interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang
melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator
dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.

2. Ikatan kelompok atau group, nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat
mempengaruhi cara mengamati pesan.

3. Harapan, harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan


sesuai dengan yang diharapkan.

4. Pendidikan, semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam
menyikapi isi pesan yang disampaikan.

5. Situasi, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.

Bentuk dan Jenis Komunikasi


1. Komunikasi Interpersonal, komunikasi yang terjadi antarkomunikator dengan
komunikan secara langsung dengan cara berhadapan muka atau tidak. Komunikasi seperti
ini lebih efektif karena kedua belah pihak saling melancarkan komunikasinya dan dengan
feedback keduanya melaksanakan fungsi masing-masing.

2. Komunikasi Kelompok, Yakni komunikasi yang terjadi antara seseorang dan kelompok
tertentu. Komunikasi kelompok dapat dipetakan menjadi 3 kelompok komunikasi, yaitu :

a. Small groups (kelompok yang berjumlah sedikit), yaitu komunikasi yang melibatkan
sejumlah orang dalam interaksi satu dengan yang lain dalam suatu pertemuan yang
bersifat berhadapan. Ciri-ciri kelompok seperti ini adalah kelompok komunikan dalam
situasi berlangsungnya komunikasi mempunyai kesempatan untuk memberikan
tanggapan, dalam hal ini komunikator dapat berinteraksi atau melakukan komunikasi
antarpribadi.

b. Medium groups (agak banyak), komunikasi dalam kelompok sedang lebih mudah sebab
bisa diorganisir dengan baik dan terarah, misalnya komunikasi antara satu bidang
dengan bidang yang lain dalam organisasi atau perusahaan.

c. Large groups (jumlah banyak), merupakan komunikasi yang melibatkan interaksi


antara kelompok dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok. Komunikasinya lebih sulit dibandingkan dengan dua kelompok di atas
karena tanggapan yang diberikan komunikan lebih bersifat emosional.

3. Komunikasi Massa, Komunikasi yang menggunakan media sebagai alat atau sarana
bantu, biasanya menggunakan media elektronik seperti : televisi, radio, surat kabar,
majalah dan lain-lain. Karakteristik media massa antara lain :

a. Pesan-pesan yang disampaikan terbuka untuk umum.

b. Komunikasi bersifat heterogen, baik latar belakang pendidikan, asal

c. Daerah, agama yang berbeda, kepentingan yang berbeda.

d. Media massa menimbulkan keserempakan kontak dengan sejumlah

e. Besar anggota masyarakat dalam jarak yang jauh dari komunikator.


f. Hubungan komunkator-komunikan bersifat interpersonal dan nonpribadi.

4. Komunikasi lisan dan tertulis, dasar dari penggolongan komunikasi lisan dan tertulis ini
adalah bentuk pesan yang disampaikan, pada komunikasi antar pribadi komunikasi jenis
ini yang paling banyak dilakukan.

5. Komunikasi verbal dan nonverbal, Jenis komunikasi ini berlaku apabila dua orang
berinteraksi, maka informasi mengenai perasaan dan gagasan-gagasan yang timbul akan
dikomunikasikan. Informasi mengenai perasaan seseorang dikemukakan secara lisan
melalui apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya, arti dan kata atau kalimat
diperjelas melalui intonasi bicara, komunikasi dapat dilihat dari perasaan seseorang ketika
berinteraksi dengan menggunakan bahasa isyarat nonverbal atau melalui bahasa tubuh
yaitu: ekspresi, gerakan, isyarat, dan posisi badan.

6. Komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping, Penggolongan komunikasi linear ini


didasarkan pada arah aliran pesan-pesan informasi dalam suatu organisasi. Dalam
komunikasi ini pada umumnya bersifat formal, menggunakan tata cara dan aturan,
sebagaimana dilakukan antara karyawan dan pimpinan organisasi. Pemimpin dalam
komunikasinya menggunakan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, penjelas-penjelas
kepada bawahan dan karyawannya. Sebaliknya karyawan dan juga bawahan dalam
berkomunikasi dengan pimpinannya ketika memberi laporan-laporan, pengaduan-
pengaduan dan lain-lain tidak menghilangkan derajatnya sebagai bawahan. Sedangkan ke
samping, antara karyawan dengan karyawan komunikasi bisa berlangsung secara formal
dan nonformal.

7. Komunikasi Formal dan Informal, Komunikasi dalam organisasi juga dapat


digolongkan menjadi formal dan informal, dasar penggolongan ini adalah gaya, tata krama
dan pola aliran informasi di dalam oraganisasi. Proses komunikasi formal terjadi ketika
informasi dikirim kemudian ditransfer melalui pola hirarki kewenangan organisasi yang
sudah diterapkan dalam struktur organisasi. Sedangkan informal, antara para karyawan
terjadi komunikasi yang tidak terbatas dan bebas.

8. Komunikasi satu arah dan dua arah, Jenis komunikasi ini berbeda dalam hal ada
tidaknya kesempatan bagi komunikan untuk memberi reaksi maupun respon dan
tanggapan terhadap pesan-pesan dan informasi yang dikirim komunikator. Selain jenis dan
bentuk komunikasi yang telah disebutkan di atas kita juga akan mendapatkan model
komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Dalam proses memahami komunikasi dapat
dibagi menjadi dua bagian model,yaitu:

a. Intrapersonal Communication Skill (kemampuan komunikasi dengan diri sendiri)

b. Interpersonal Communication Skill (kemampuan komunikasi dengan pihak lain)

Komunikasi intrapersonal dan interpersonal saling berkaitan dan berhubungan sangat kuat
sehingga mempengaruhi kualitas kita dalam berkomunikasi. Dimulai dari kemampuan
proses komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal), akan mempengaruhi kualitas
kemampuan komunikasi Anda dengan orang lain.

Contohnya, jika Anda berbicara dan berpikir negatif dengan diri sendiri tentang seseorang
(misalnya, pimpinan, pasangan hidup, rekan, dll) dalam bentuk prasangka buruk maka
kemungkinan besar Anda akan kehilangan rasa nyaman saat berkomunikasi dengan orang
tersebut.

Dari contoh tersebut di atas, sudah dapat dipastikan komunikasi secara interpersonal
menjadi tidak efektif dikarenakan gagal mengendalikan komunikasi dengan diri sendiri
(intrapersonal). Jika dikembangkan lebih jauh dalam setiap proses komunikasi antara
intrapersonal dan interpersonal, akan semakin jelas hubungan saling keterkaitan antara
proses komunikasi dan pikiran manusia.

Prinsip Dasar Komunikasi Efektif

1. Respect (Respek) adalah perasaan positif atau penghormatan diri kepada lawan bicara.
Anda sebagai lawan biacara sama halnya dengan menghargai diri sendiri. Prinsip
menghormati ini harus selalu nda pegang dalam berkomunikasi.

2. Empathy (Empati) adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi tau kondisi
yang tengah dihadapi orang lain. Anda mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain, sehingga komunikasi akan terjalin dengan baik sesuai dengan kondisi psikologis
lawan bicara anda.
3. Audible (Dapat Didengar) mengandung makna pesan ini harus dapat didengarkan dan
dimengerti. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus anda perhatikan yaitu :

a. Pesan harus mudah dipahami, menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hindari
bahasa yang tidak dipahami oleh lawan bicara.

b. Sampaikan yang penting, sederhanakan pesan anda dan langsung saja pada inti
persoalan.

c. Gunakan bahasa tubuh anda. Mimik wajah, kontak mata, gerakan tangan dan posisi
badan bisa dengan mudah terbaca oleh lawan bicara anda.

d. Gunakan ilustrasi atau contoh. Karena analogi sangat membantu dalam penyampaian
pesan

4. Clarity (Jelas) adalah kejelasan dari pesan yan kita sampaikan. Salah satu penyebab
munculnya salah paham antara satu orang dengan yang lain adalah informasi yang tidak
jelas yang mereka terim.

5. Humble (Rendah Hati) sikap redah hati bukan berarti anda rendah diri, rendh hati
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara terlebih dahulu, dan anda
menjadi pendengar yang baik.

Tujuan Komunikasi Efektif

1. Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam
memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi
sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta
dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan.
2. Agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang sehingga tidak
terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal
secara baik.

Fungsi Komunikasi Efektif, dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin hubungan, saling
pengertian dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat
penting, di antaranya adalah :
1. Fungsi informasi, untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan
maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi ekspresi, sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang
dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi kontrol, menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi
pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi social, untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator
dan komunikan.
5. Fungsi ekonomi, untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial,
barang dan jasa.

Etika Berkomunikasi, tindakan yang perlu dipertimbangkan :

1. Tidak mengucapkan kata-kata kasar atau mencaci.

2. Tidak menggunakan kata-kata yang menyesatkan.

3. Tidak memasuki daerah privasi oranglain.

4. Membocorkan informasi yang dipercayakan.

5. Tidak menggunakan isyarat non verbal yang tidak sesuai lingkungan setempat, sehingga
menyulut perselisihan.

Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif, Hambatan adalah faktor-faktor yang dapat


mengganggu penerimaan suatu pesan. Karena terganggu maka penerima pesan juga bisa
salah dalam memaknai balik pesan yang diterima. Didalam komunikasi  selalu ada hambatan
yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi . Sehingga informasi dan
gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima
pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang
menyebabkan komunikasi tidak efektif  yaitu adalah:

1. Status effect, adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap
manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan
patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau
takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems, faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator
sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi
kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan
sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat
menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation)
yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya
kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan
demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.

3. Perceptual distorsion, perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara


pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti
yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi
dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

4. Cultural Differences, hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan


kebudayaan , agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa
suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti
berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak
boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.

5. Physical Distractions, hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap
proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan,
suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

6. Poor choice of communication channels, adalah gangguan yang disebabkan pada media
yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul,
gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga
informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

7. No Feed back, hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada
receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah
komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu
gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para
karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan
gagasan seorang manajer.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi efektif :

1. Berkomunikasi pada suasana yang menguntungkan.

2. Mengguakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.

3. Pesan yang dsampaikan dapat menggugah perhatian atau minat dipihak komunikan.

4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.

5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.

Anda mungkin juga menyukai