Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS BEBAN KERJA ASSEMBLING RAWAT

INAP TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA


DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG

TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma III
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun Oleh:
FIVI FITRIATIKA HERYANDI ASTORI
NPM 19.303.098

POLITEKNIK PIKSI GANESHA


BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : ANALISIS BEBAN KERJA ASSEMBLING


RAWAT INAP TERHADAP EFEKTIVITAS
KERJA DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG

Penulis / NPM : FIVI FITRIATIKA HERYANDI ASTORI / 19.303.098


Program : Diploma III
Program Studi : Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan
Lulus Ujian Sidang :

Ketua Program Studi Pembimbing

Irda Sari, S.ST.,M.M Erix Gunawan, A.MD. PERKES., S.ST., M.MRS


NIDN : 04-0701191-04

Mengetahui dan Disahkan Oleh


Direktur
Politeknik Piksi Ganesha

Dr. H. K. Prihartono AH.,Drs.S.sos.,S.Kom.,M.M., MOS., CMA., MPM


NIDN. 04-100568-01
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS BEBAN KERJA ASSEMBLING


RAWAT INAP TERHADAP EFEKTIVITAS
KERJA DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG

Penulis / NPM : FIVI FITRIATIKA HERYANDI ASTORI / 19.303.098


Program : Diploma III
Program Studi : Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan

Diterima dan Disetujui


Dipertahankan Dalam Ujian Sidang

Pembimbing Pembimbing Lapangan

Erix Gunawan, A.MD. PERKES., S.ST., M.MRS Marice J. Tampubolon, S.Tr


NPP. 10000983
LEMBAR TIM PENGUJI

Judul : ANALISIS BEBAN KERJA ASSEMBLING


RAWAT INAP TERHADAP EFEKTIVITAS
KERJA DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG

Penulis / NPM : FIVI FITRIATIKA HERYANDI ASTORI / 19.303.098


Program : Diploma III
Program Studi : Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan

Telah Dinyatakan Lulus Ujian Dalam Ujian Sidang


Pada Tanggal
di Bandung

Ketua Merangkap Anggota.

Dr. H. K. Prihartono AH., Drs.S.sos., S.Kom., M.M., MOS., CMA., MPM


NIDN : 04-100568-01

Sekretaris Merangkap Anggota,

(………………………………….)
NIDN :

Anggota,

(………………………………….)
NIDN :
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

Judul Tugas Akhir


ANALISIS BEBAN KERJA ASSEMBLING RAWAT INAP TERHADAP
EFEKTIVITAS KERJA DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Tugas Akhir saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
memperoleh Gelar Profesional Ahli Madya Kesehatan (A.MD.,RMIK) baik
di Politeknik Piksi Ganesha maupun Perguruan Tinggi lainnya.

2. Tugas Akhir saya ini adalah Karya Ilmiah yang murni dan bukan hasil
jiplakan atau plagiat serta asli dari ide pemikiran saya sendiri tanpa bantuan
dari pihak lain kecuali bantuan arahan dari pembimbing.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila


dikemudian hari terdapat penyimpanan yang tidak etis, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar dan sanksi lainnya.

Bandung, 15 September 2022


Yang Membuat Pernyataan

Fivi Fitriatika Heryandi Astori


NPM. 19.303.098
LEMBAR MOTO

”JANGAN PERNAH MENYERAH KETIKA KAMU MASIH MAMPU BERUSAHA, TIDAK ADA

KATA BERAKHIR SAMPAI KAMU BERHENTI MENCOBA”

Fivi Fitriatika Heryandi Astori


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim…
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya.
Shalawat serta salam tercurah limpah kepada teladan seluruh umat manusia,
Rasulullah SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan kepada para
pengikut ajarannya sampai hari kiamat. Dengan segala usaha, doa seta ridho-Nya
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
yang berjudul “ANALISIS BEBAN KERJA ASSEMBLING RAWAT INAP
TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI RUMAH SAKIT ADVENT
BANDUNG”.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat Kelulusan Ujuan Akhir
Program Diploma III Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di
Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara lisan
maupun tulisan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Maka dari itu, pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Dr. H. K. Prihartono A.H.,Drs.S.Sos.,S.Kom.,M.M., MSOS., CMA., MPM
Selaku Direktur Politeknik Piksi Ganesha Bandung
2. Irda Sari, S.ST.,M.M Selaku Ketua Program Studi Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan
3. Erix Gunawan, A.Md., Perkes., S.ST., M.MRS Dosen Pembimbing dari
Politeknik Piksi Ganesha Bandung yang telah membimbing penulis,
Mengarahkan dengan Sabar, Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan tepat waktu.
4. Segenap Dosen dan Staf Politeknik Piksi Ganesha Bandung yang telah
mendidik dan memberikan dorongan semangat selama penulis mengikuti
pendidikan.

i
5. Marice J. Tampubolon, S.Tr. Selaku Kepala Instalasi Rekam Medis di Rumah
Sakit Advent Bandung yang telah senantiasa memberikan arahan mengenai
kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) dan juga membantu memberikan
informasi bagi penulis selama di lapangan.
6. Terima kasih banyak untuk seluruh petugas Rekam Medis yang ada di Rumah
Sakit Advent Bandung yang telah memberikan beberapa ilmu yang mengenai
kegiatan sebagai petugas Rekam Medis selama praktek kerja lapangan (PKL).
7. Terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah membiayai saya dalam
kegiatan ini tidak lupa dukungan mereka sungguh memberikan motivasi saya
untuk semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini.
8. Terima kasih kepada teman main dan bertukar pikiran yang selalu ada
memberikan dukungan juga semangat selama mengerjakan Tugas Akhir ini.
9. Terimakasih untuk perjuangan Bersama selama tiga tahun ini kepada teman-
teman RMIK R-32/19.
10. Terimakasih kepada diri sendiri sudah mau bertahan sejauh ini dan sudah
melewati berbagai gelombang kehidupan.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis penyadari masih ada kekurangan
yang harus diperbaiki. Akhir kata semoga Allah SWT memberi balasan bantuan
yang sudah diberikan dan berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya bagi Mahasiswa Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Wassalamualikum wr.wb.

Bandung, 15 September 2022

Penulis

ii
ABSTRAK

FIVI FITRIATIKA HERYANDI ASTORI


NPM.19.303.098
Rekam Medis dan Infromasi Kesehatan
ANALISIS BEBAN KERJA ASSEMBLING RAWAT INAP TERHADAP
EFEKTIVITAS KERJA DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG
Tugas Akhir : 78 Halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis beban kerja assembling
rawat inap terhadap efektivitas kerja di Rumah Sakit Advent Bandung.
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif yang dijelaskan
dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara staf rekam medis serta studi pustaka yang berkaitan dengan
permasalahan.
Dari hasil penelitian penulis di unit assembling Rekam Medis Rumah Sakit
Advent Bandung dibutuhkan penambahan petugas sebanyak 2 orang. Dan terdapat
beberapa masalah yang ditemukan yaitu ; (1) ketidak lengkapan berkas rekam
medis rawat inap. (2) keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap
(3) kurangnya staf mengakibatkan lambatnya proses pengerjaan berkas assembling
rawat inap.
Adapun beberapa hal yang disarankan yaitu : (1) Sebaiknya petugas
assembling melakukan pengecekan pengembalian ketidak lengkapan berkas setiap
hari. (2) Sebaiknya petugas assembling melakukan monitoring ke setiap poliklinik.
(3) Sebaiknya Pihak Rumah Sakit Advent Bandung memperkerjakan tenaga harian
lepas (THL) untuk mengerjakan assembling rawat inap.

Kata Kunci : Beban Kerja, ABK-Kes, Assembling

iii
ABSTRACT

FIVI FITRIATIKA HERYANDI ASTORI


NPM.19.303.098
Medical Records and Health Information
ANALYSIS OF OUTSTANDING ASSEMBLING WORKLOAD ON WORK
EFFECTIVENESS IN ADVENT HOSPITAL BANDUNG
Final Project : 78 Pages
This study aims to determine the analysis of the workload of inpatient
assembling on work effectiveness at Bandung Adventist Hospital.
The research method used is a qualitative method which is explained by a
descriptive approach and data collection techniques are carried out by observation,
interviews with medical record staff and literature studies related to the problem.
From the results of research in the Medical Record unit of the Bandung
Adventist Hospital found several problems in the analysis of the workload of
inpatient assembling on work effectiveness, namely; (1). Return of incomplete files
to the polyclinic to be filled in by the DPJP/PPA (2). Delay in sending files from
the nurse to the medical record unit. (3). The lack of staff resulted in the slow
process of processing inpatient assembling files.
There are several things that are recommended, namely: (1) Carry out the
implementation of returning incomplete files to the DPJP/PPA every day so that
there is no accumulation of inpatient medical record files. (2) the officer conducts
socialization to the polyclinic concerned and reminds to fill in incomplete files as
soon as possible so that the return process does not exceed the specified time limit.
(3) the Bandung Adventist Hospital added employees to help do inpatient
assembling so that the process of stacking files did not occur, because not all
officers in the medical record unit could help every day because they had their
respective duties.
Keywords: Workload, ABK-Kes, Assembling

Bandung, September 15th, 2022


Abstract Adviser,

Erix Gunawan,A.MD.PERKES.,S.ST.,M.MRS

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR TIM PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

LEMBAR MOTO

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

ABSTRAK......................................................................................................... iii

ABSTRACT ...................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. xi

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Pokok Permasalahan ........................................................................ 4

1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 5

A. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

B. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II KERANGKA BERFIKIR DAN METODELOGI PENELITIAN ...... 7

2.1 Kajian Ilmiah .................................................................................... 7

A. Konsep Rumah Sakit ....................................................................... 7

B. Konsep Rekam Medis .................................................................... 10

v
C. Konsep Assembling ....................................................................... 17

D. Konsep Beban Kerja ...................................................................... 18

E. Konsep Efektivitas ........................................................................ 26

2.2 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................ 28

A. Metodologi Penelitian ................................................................... 28

B. Definisi Operasionl Variabel ......................................................... 28

C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 30

D. Populasi dan Sampel...................................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 32

BAB III ANALISIS BEBAN KERJA ASSEMBLING RAWAT INAP


TERH ADAP EFEK TIVITAS K ERJA DI RUMAH S AK IT
ADVENT BANDUNG ................................................................... 34

3.1 Sejarah Rumah Sakit Advent Bandung ......................................... 34

3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Advent Bandung .................... 37

A. Struktur Organisasi Rumah Sakit Advent Bandung ....................... 37

B. Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Advent Bandung . 38

3.3 Visi Misi Motto dan Budaya Rumah Sakit Advent Bandung ....... 38

A. Visi ............................................................................................... 38

B. Misi ............................................................................................... 39

C. Motto ............................................................................................ 39

D. Budaya .......................................................................................... 39

3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Advent Bandung ............. 40

3.5 Unit-Unit Kerja Dan Tugas Pokok Serta Fungsi Unit Rekam
Medis Rumah Sakit Advent Bandung ........................................ 40

A. Kepala Unit Rekam Medis ............................................................. 40

B. Asisten- Asisten Unit Rekam Medis .............................................. 41

vi
C. Koordinator Pengelolaan Rekam Medis ......................................... 43

D. Koordinator Pengolahan dan Pelayanan Rekam Medis .................. 43

E. Kodefikasi Penyakit dan Tindakan ................................................ 44

F. Assembling ................................................................................... 46

G. Scanner Rekam Medis ................................................................... 47

H. Penyimpanan Rekam Medis .......................................................... 49

I. Retensi Rekam Medis .................................................................... 51

J. Keterangan Medis ( Medico Legal)................................................ 53

K. Pelaporan dan Statistik .................................................................. 55

3.6 Hasil Observasi Penelitian Dirumah Sakit Advent Bandung ....... 57

A. Flow Chat Alur Prosedur Assembling Rawat Inap di Rumah Sakit


Advent Bandung ............................................................................ 58

B. Beban Kerja Assembling Rawat Inap Di Rumah Sakit Advent


Bandung ........................................................................................ 59

C. Efektivitas Kerja Assembling Rawat Inap di Rumah Sakit Advent


Bandung ........................................................................................ 69

D. Permasalahan Yang Dihadapi Rumah Sakit Tentang Beban Kerja


Petugas Assembling Rawat InapTerhadap Efektivitas Kerja .......... 74

E. Upaya Yang Dilakukan Rumah Sakit Advent Bandung Dalam


Mengatasi Permasalahan Mengenai Beban Kerja Assembling Rawat
Inap Terhadap Efektivitas Kerja di Rumah Sakit Advent Bandung 75

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 77

4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 77

4.2 Saran ............................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 82

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 92

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................. 29


Tabel 2.2 Kerangka Berfikir ............................................................................... 30
Tabel 2.3 Ukuran Sampel Tiap Populasi Di Rumah Sakit Advent Bandung Bulan
Maret-April 2022 ................................................................................. 31
Tabel 3.1 Daftar Pimpinan Rumah sakit Advent Bandung Sejak 1950-2022 ....... 36
Tabel 3.2 Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)......................................... 59
Tabel 3.3 Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu .................... 61
Tabel 3.4 Menghitung Standar Beban Kerja ....................................................... 62
Tabel 3.5 Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas
Penunjang (FTP) .................................................................................. 63
Tabel 3.6 Menghitung Kebutuhan SDM ............................................................. 64
Tabel 3.7 Rekapitulasi Kebutuhan Tenaga ......................................................... 66
Tabel 3.8 Ketepatan Waktu Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap..... 74

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Advent Bandung ......................... 37

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Advent Bandung ... 38

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan PKL ............................................................. 82


Lampiran 2 : Lembar Surat Balasan PKL ........................................................... 84
Lampiran 3: Lembar Persetujuan Penelitian ..................................................... 85
Lampiran 4 : Lembar Penilaian dan Daftar kehadiran PKL.................................. 86
Lampiran 5 : Lembar Pengajuan PKL ................................................................ 87
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Bimbingan ...................................................... 88
Lampiran 7 : Lembar Persetujuan PKL ............................................................. 89
Lampiran 8 : SOP Assembling Rawat Inap ....................................................... 90

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit merupakan salah satu sarana

kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kuratif

maupun rehabilitative memiliki peran yang sangat strategis dalam

mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,

rumah sakit dituntut memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan

standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan adalah dengan

mengadakan pelayan rekam medis.

Sesuai dengan penjelasan 46 ayat (1) UU No. 29 Tahun 2004 Tentang

Praktik Kedokteran disebutkan bahwa, yang dimaksud “ Rekam Medis adalah

berkas yang berisikan catatan atau dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan

kepada pasien “.

Di setiap rumah sakit selalu mengupayakan kualitas pelayanan

terhadap pasien yang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang telah diberikan

agar dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap penyediaan pelayanan

yang ada di rumah sakit. Karena sumber daya manusia pada pelayanan

1
2

kesehatan pasien terutama khusunya di bagian rekam medis harus mampu

mengelola sistem rekam medis dan informasi kesehatan yang bermutu dan

menitik beratkan pada kepuasan pengguna pelayanan kesehatan. Oleh karena

itu, memerlukan kemampuan sumber daya manusia yang dapat diandalkan,

yang memiliki wawasan, kreatifitas, pengetahuan, dan visi yang sama dengan

suatu organisasi atau perusahaan.

Unit layanan rekam medis, meliputi TPPRJ (Tempat Pendaftaran

Pasien Rawat Jalan), TPPRI (Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap), TPPGD

(Tempat Penerimaan Pasien Gawat Darurat), assembling, koding dan indexing,

filing serta analisis dan reporting. Salah satu bagian yang menunjang

kelancaran pelayanan di bidang rekam medis adalah bagian assembling.

Assembling adalah kegiatan merakit berkas rekam medis pasien di fasilitas

pelayanan kesehatan serta mengecek kelengkapan pengisian berkas rekam

medis dan form yang harus ada dalam berkas rekam medis pasien. Melihat dari

pentingnya pengelolaan assembling maka perencanaan sumber daya

manusianya harus sesuai dengan beban kerja di unit tersebut.

Analisa terhadap beban kerja petugas assembling sangat penting

dilakukan, karena analisa ini menitik beratkan pada peningkatan efektivitas

dalam bidang sumber daya yang berkaitan dengan aktivitas kerja dan waktu

yang dibutuhkan petugas untuk menyelesaikan tugas yang diberikan

kepadanya. Kebutuhan tenaga rekam medis juga sangat diperhitungkan dalam

proses perekrutan tenaga kerja karena perannya sangat penting untuk

meningkatkan proses pelayanan rekam medis di suatu rumah sakit, jumlah


3

petugas rekam medis berpengaruh dalam beban kerja yang akan mempengaruhi

mutu dan kualitas rumah sakit. Jika jumlah tenaga kerja sedikit sedangkan

beban kerja semakin meningkat, mengakibatkan produktivitas kerja rendah dan

akan mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit terhadap pasien, demikian

juga sebaliknya apabila jumlah petugas lebih banyak dari pada beban kerja.

Maka banyak pula waktu yang tersisa sehingga pekerjaan menjadi kurang

efektif, untuk itu diperlukan jumlah petugas rekam medis sesuai dengan

perhitungan beban kerja di unit tersebut.

Di Rumah Sakit Advent Bandung senantiasa memprioritaskan

kepuasan kepada pasien sehingga senantiasa selalu berkomitmen untuk terus

meningkatkan mutu pelayanan dan mewujudkan sistem pelayanan yang

terpercaya bagi pasien. Maka Rumah Sakit Advent Bandung merelasasikan

dalam penyelenggaraan pelayanan semua unit di rumah sakit harus berjalan

dengan optimal terlebih lagi dibagian rekam medis. Karena saat ini masih

ditemukan permasalahan yang terjadi di unit rekam medis Rumah Sakit Advent

Bandung, khususnya penumpukan berkas dibagian assembling,kurang

lengkapnya TTD dokter sehingga berkas harus dikembalikan ke PPA agar

berkas yang belum lengkap dapat segera diisi oleh dokter yg

bersangkutan,terlambatnya pengembalian berkas rekam medis ke tempat

penerimaan berkas rekam medis, dan karena ketidakseimbangan antara jumlah

sumber daya manusia dengan tugas pokok yang diberikan menjadi salah satu

penyebab fungsi unit rekam medis belum berjalan secara efektif.


4

Mengingat pentingnya penyelenggaraan unit pelayanan rekam medis

di insitusi kesehatan, berbagai fungsi yang ada di unit rekam medis seharusnya

bisa berjalan dengan optimal demi tercapainya tujuan rekam medis itu sendiri

dan terwujudnya penyelenggaraan pelayanan yang optimal untuk kepuasan

pasien dan keefektivas kerja di rumah sakit.

Berdasarkan latar belakang uraian diatas maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang “ ANALISIS BEBAN KERJA RAWAT INAP

TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI RUMAH SAKIT ADVENT

BANDUNG”

1.2 Pokok Permasalahan


Berdasarkan uraian latar belakang diatas , maka rumusan masalah

penelitian yang ingin diketahui oleh peneliti adalah Analisis Beban Kerja

Assembling Rawat Inap Terhadap Efektivitas Kerja Di Rumah Sakit Advent

Bandung

1.3 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka mucul beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

A. Bagaimana alur assembling rawat inap di Rumah Sakit Advent Bandung?

B. Bagaimana beban kerja petugas assembling rawat inap di Rumah Sakit

Advent Bandung ?

C. Bagaimana Efektivitas Kerja Petugas Assembling Rawat Inap di Rumah

Sakit Advent Bandung ?


5

D. Permasalahan apa saja yang dihadapi Rumah Sakit tentang Beban Kerja

Assembling Rawat Inap terhadap efektivitas kerja?

E. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang

mempengaruhi efektivitas kerja bagian assembling di Rumah Sakit Advent

Bandung?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis beban kerja assembling rawat inap

terhadap efektifitas kerja di Rumah Sakit Advent Bandung.

2. Tujuan Khusus
A. Untuk mengetahui alur assembling rawat inap di Rumah Sakit

Advent Bandung

B. Untuk mengetahui beban kerja petugas assembling rawat inap

di Rumah Sakit Advent Bandung

C. Untuk mengetahui beban kerja petugas assembling terhadap

efektivitas kerja di Rumah Sakit Advent Bandung

D. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang timbul mengenai

penumpukan berkas rawat inap Rumah Sakit Advent Bandung

E. Untuk mengidentifikasi upaya yang dilakukan untuk mengatasi

permasalahan apa saja yang mempengaruhi efektifitas kerja di

bagian assembling rawat inap Rumah Sakit Advent Bandung.


6

B. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Manfaat dari dilaksanakannya Penelitian ini adalah untuk

menambah wawasan serta pengalaman penulis terhadap

fenomena yang terjadi dilapangan tentang beban kerja

assembling rawat inap terhadap efektifitas kerja di Rumah

Sakit Advent Bandung.

2. Bagi Akademik
Menambah kepustakaan dalam memperkaya teori teori

dan sebagai sumber referensi menambah wawasan khususnya

tentang analisis beban kerja assembling rawat inap terhadap

efektifitas kerja di Rumah Sakit Advent Bandung.

3. Bagi Rumah Sakit

Bagi Rumah Sakit Advent Bandung hasil penelitian ini juga

dapat dijadikan masukan bagi manajemen Rumah Sakit Advent

Bandung tentang Analisis Beban Kerja Assembling Rawat Inap.


BAB II
KERANGKA BERFIKIR DAN METODELOGI PENELITIAN

2.1 Kajian Ilmiah


A. Konsep Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut pasal 1 ayat (1) dan (3) UU 44/2009 mengatur bahwa:

rumah sakit adalah insitusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan,dan gawat

darurat,pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan

yang meliputi promotif,preventif,kuratif, rehabilitative. Sedangkan

menurut PERMENKES NOMOR 4 Tahun 2018 Tentang

Kewajiban pasien pada pasal 1 ayat 1 “ Rumah sakit adalah

insitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat garurat”.

Menurut WHO ( World Health Organization) rumah sakit

adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan

dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

penyembuhan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit

juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat

penelitian medik.

7
8

2. Fungsi Rumah Sakit


Menurut Undang Undang No. 44 Tahun 2009 tentang fungsi

rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuia kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya

manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam

pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta

penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika

ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3. Tugas Rumah Sakit


Menurut undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang

rumah sakit. Rumah sakit mempunyai tugas memberikan

pelayanan kesehatan yang perorangan secara paripurna. Yang

dimaksud pelayanan kesehatan yang paripurna adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi promotive, preventif, dan rehabilitatif.


9

4. Klasifikasi Rumah Sakit


Menurut Permenkes 3 Tahun 2020 tentang klasifikasi dan

perizinan Rumah Sakit menyebutkan bahwa Rumah Sakit adalah

insitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan yang paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat. Pada pasal 16

dan 17 dijelaskan bahwa fasilitas dan kemampuan pelayanan,

rumah sakit umum di klasifikasikan menjadi :

a. Klasifikasi Rumah Sakit umum terdiri atas :

1. Rumah Sakit umum kelas A

2. Rumah Sakit umum kelas B

3. Rumah Sakit umum kelas C

4. Rumah Sakit umum kelas D

b. Rumah Sakit umum kelas D sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf d terdiri atas:

1. Rumah Sakit umum kelas D

2. Rumah Sakit umum kelas D pratama

3. Rumah Sakit kelas D pratama sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b diselenggarakan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.
10

c. Rumah Sakit umum kelas A sebagaimana dimaksud dalam

pasal 16 ayat (1) huruf a merupakan Rumah Sakit umum

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 250

buah.

d. Rumah Sakit umum kelas B sebagaimana dimaksud dalam

pasal 16 ayat (1) huruf b merupakan Rumah Sakit umum

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 200

buah.

e. Rumah Sakit umum kelas C sebagaimana dimaksud dalam

pasal 16 ayat (1) huruf c merupakan Rumah Sakit umum

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 100

buah.

f. Rumah Sakit umum kelas D sebagaimana dimaksud dalam

pasal 16 ayat (1) huruf d merupakan Rumah Sakit umum

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 50 buah.

B. Konsep Rekam Medis


1. Pengertian Rekam Medis
Menurut PMK Republik Indonesia Pasal 1 tentang Rekam

Medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang

diberikan kepada pasien sedangkan Rekam Medis Elektronik


11

adalah Rekam Medis yang dibuat dengan menggunakan sistem

elektronik yang diperuntukan bagi penyelenggaraan Rekam Medis.

Menurut Drijen Yanmed (2006:11) rekam medis dapat

diartikan sebagai “keterangan baik yang tertulis maupun yang

terekam tentang identitas, anamneses, pemeriksaan fisik,

laboratorium, diagnosa, serta segala pelayanan dan tindakan medis

yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat

inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat

darurat

2. Tujuan Rekam Medis


Menurut Drijen Yanmed (2006:13) Tujuan rekam medis

adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka

upaya peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit. Tanpa

didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan

benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah sakit

sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi

merupakan salah satu faktor yang menentukan didalam upaya

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai

sebagai bahan pertanggung jawaban dan lapangan rumah

sakit.pendokumentasian data medis seorang pasien dapat

dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta

prosedur yang telah ditetapkan.


12

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut, rekam

medis mempunyai kegunaan yang sangat luas karena tidak hanya

menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan kesehatan

saja. Kegiatan rekam medis secara umum:

a. Sebagai alat komunikasi anatara dokter dengan tenaga ahli

lainnya yang ikut ambil bagian didalam proses pemberian

pelayanan, pengobatan, dan perawatan kepada pasien.

b. Sebagai dasar hokum untuk merencanakan

pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang

pasien.

c. Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan

pelayanan, pengobatan dan perkembangan penyakit selama

pasien berkunjung/dirawat dirumah sakit.

d. Sebagai bahan yang bergunan untuk analisa, penelitian, dan

evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan

kepada pasien.

e. Melindungi kepentingan hokum bagi pasien, rumah sakit

maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

f. Menyediakan data-data khusus yang sangat penting untuk

keperluan penelitian dan pendidikan.

g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran

pelayanan medis yang diterima oleh pasien.


13

h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta

sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.

3. Kegunaan Rekam Medis


Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) kegunaan rekam medis

dilihat dari beberapa

a. Aspek Administrasi

Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai

administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan

wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan

paraedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis,

karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk

merencanakan pengobatanperawatan yang diberikan kepada

pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan

mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen

risiko klinis serta keamanankeselamatan pasien dan kendali

biaya.

c. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum,

karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian

hukum atas dasar keadilan, dalam rangka menegakan hukum


14

serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti untuk menegakan

keadilan.

d. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang,

karena isinya mengandung data/informasi yang dapat

dipergunakan sebagai aspek keuangan

e. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian

karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat

dipergunakan seagai aspek pendukung penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

f. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan,

karena isinya menyangkut data/informasi tentang

perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang

diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat

dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang

profesi pendidikan kesehatan.

g. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan

yang didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan

pertangung jawaban dan laporan rumah sakit.


15

4. Dasar Hukum Rekam Medis


a. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.

b. Peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1966 mengenai Wajib

Simpan Rahasia Kedokteran.

c. UU No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

d. Permenkes No 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam

Medis.

e. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang

praktek kedokteran.

f. Permenkes RI Nomor 46 Tahun 2013 tentang registrasi Tenaga

Kesehatan.

5. Pertanggung Jawaban Terhadap Rekam Medis


Menurut Drijen Yanmed ( 2006:101) Berdasarkan UU Praktik

Kedokteran No.29 Pasal 46 Ayat (1) menyatakan bahwa setiap dokter

atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib

membuat rekam medis. Tanggung jawab utama atas kelengkapan

pengidian rekam medis terletak pada dokter atau dokter gigi yang

merawat. Dokter atau dokter gigi yang merawat bertanggung jawab

akan kelengkapan dan kebenaran isi rekam medis.

Dalam mencatat beberapa keterangan medic seperti riwayat

penyakit, pemeriksaan fisik dan ringkasan keluar (resume)

kemungkinan bisa didelegasikan pada coasisten, asisten ahli dan

dokter lainnya. Keakuratan dan kelengkapan data rekam medis pasien


16

harus dipelajari, dikoreksi dan ditanda tangani oleh dokter yang

merawat. Saat ini banyak rumah sakit menyediakan staf dokter untuk

melengkapi rekam medis tetap berada pada dokter yang merawat.

6. Ketentuan Pengisian Rekam Medis


Ketentuan pengisian rekam medis menurut Departemen

Kesehatan RI Dirjen YanMed ( 2006:45) menyatakan bahwa :

a. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien,

selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 x 24 jam harus

ditulis dalam lembaran rekam medis.

b. Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter atau tenaga

kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis

nama serta diberi tanggal.

c. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan

mahasiswa lainnya ditanda tangani dan menjadi tanggung jawab

dokter yang merawat atau oleh dokter pembimbingnya.

d. Catatan yang dibuat oleh dokter residen harus diketahui oleh

dokter pembimbingnya.

e. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan

dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.

f. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.


17

C. Konsep Assembling
1. Pengertian Assembling
Menurut (Sabran, Atma Deharja 2021:65) assembling

merupakan proses pengorganisasian atau perakitan doumen rekam

medis dengan rapi dan sesuai dengan standar prosedur yang ada.

Proses assembling dilakukan setelah pasien keluar dari rumah sakit.

Dalam proses ini petugas assembling akan berkeliling keruangan

setiap dua hari untuk mengambil berkas yang akan dirakit.

2. Kegunaan Assembling
Menurut (Sabran, Atma Deharja 2021:66) perakitan dokumen

rekam medis atau assembling memiliki fungsi khusus dalam

mengelola dokumen rekam medis dengan baik dan benar. Contoh dari

fungsi-fungsi terkait dengan assembling dalam pelayanan rekam

medis adalah sebagai berikut :

a. Sebagai perakit fomulir. Fomulir rekam medis perlu dirakit atau

diorganisasikan agar rapih dan memudahkan proses

pengelolaan yang selanjutnya seperti filing,coding, dan

indexing.

b. Untuk meneliti isi data rekam medis. Biasanya rekam medis

pasien yang digunakan saat pasien melakukan pemeriksaan dan

telah diisi oleh dokter masih perlu diperiksa dan diteliti

kelengkapannya. Jika rekam medis ditemukan masih ada yang

belum lengkap maka dokumen tersebut harus dilengkapi

terlebih dahulu.
18

c. Sebagai pengendali fomulir rekam medis.

d. Sebagai pengendali nomor rekam medis pasien.

e. Sebagai pengendali dokumen rekam medis pasien.

3. Tugas Pokok Assembling


Menurut (Sabran, Atma Deharja 2021:67) adapun tugas pokok

dari assembling itu sendiri diantaranya adalah :

a. Merakit dan mengendalikan seluruh berkas dokumen rekam

medis (rawat jalan,rawat inap,gawat darurat).

b. Meneliti kembali kelengkapan isi dokumen rekam medis.

c. Menerima dokumen rekam medis dan sensus harin dari setiap

unit-unit pelayanan kemudian diserahkan hasil sensus harian

kebagian analiss dan pelaporan.

d. Mencatat setiap penggunan fomulir rekam medis dalam buku

catatan kendali.

e. Mengendalikan dokumen rekam medis kemudian mencatat

jika ada isi dokumen rekam medis yang belum lengkap dan

melaporkan kepada kepala unit rekam medis secara periodik

mengenai ketidak lengkapan isi dokumen rekam medis.

D. Konsep Beban Kerja


1. Pengertian Beban Kerja
Menurut Eni Mahawati ( 2021:4) beban kerja adalah volume

pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja baik berupa fisik

maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya. Setiap pekerjaan


19

merupakan beban bagi pelakunya dan masing-masing tenaga kerja

mempunyai kemampuan sendiri untuk menangani beban kerja sebagai

beban kerja yang dapat berupa beban kerja fisik, mental atau sosial.

2. Faktor Beban Kerja


Menurut Suci R. Mar’ih Koesomowidjojo (2017:24) faktor-

faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain:

a. Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi beban kerja adalah

faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi

beban kerja eksternal seperti jenis kelamin, usia, postur

tubuh, status kesehatan ( Faktor Stomatis) dan motivasi,

kepuasan, keinginan, atau persepsi ( Faktor Psikis).

b. Faktor Eksternal

Menurut Suci R. Mar’ih Koesomowidjojo (2017:24)

faktor eksternal dalam dunia kerja akan mempengaruhi beban

kerja karyawan. Faktor eksternal yang dimaksud adalah

faktor yang berasal dari luar tubuh seperti :

1. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang nyaman tentunya akan

berpengaruh terhadap kenyamanan karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaanya. Akan tetapi, apabila

lingkungan kerja dalam hal ini penerangan cahaya yang


20

kurang optimal, suhu ruang yang panas, debu,asap,

rendahnya kesadaran untuk melakukan manajemen

ruanan sehingga akan membuat ketidaknyamanan bagi

karyawan untuk melakukan pekerjaan tidak sesuai

standard target yang telah ditetapkan sebelumnya akibat

dari konisi lingkungan yang kurang mendukung.

2. Tugas-tugas fisik

Tugas-tugas fisik yang dimaksud adalah hal-hal

yang berhubungan dengan alat dan sarana bantuan

dalam menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab

pekerjaan, bahkan hingga tingkat kesulitan yang

dihadapi ketika menyelesaikan pekerjaan.

3. Organisasi kerja

Seorang karyawan tentunya membutuhkan jadwal

kerja yang teratur dalam menyelesaikan pekerjaanya

sehingga lama waktu bekerja, shift kerja, istirahat,

perencanaan karir hingga pengkajian/pengupahan akan

turut berkontribusi terhadap beban kerja yang

dirasakan oleh masing-masing karyawan.

3. Indikator Beban Kerja


Menurut Suci R. Mar’ih Koesomowidjojo (2017:33) untuk

mengidentifikasi hal-hal tadi dalam dunia kerja dikenal beberapa


21

faktor untuk mengetahui seberapa besar beban kerja yang harus

diemban oleh karyawan, indikator tersebut antara lain :

a. Kondisi pekerjaan

Kondisi pekerjaan yang dimaksud adalah bagaimana

seorang karyawan memahami pekerjaan tersebut dengan baik.

b. Penggunaan waktu kerja

Waktu kerja yang sesuai dengan SOP tentunya akan

meminimalisir beban kerja karyawan. Namun ada kalanya suatu

organisasi tidak memiliki SOP atau tidak konsisten dalam

melaksanakan SOP sehingga penggunaan waktu kerja yang

diberlakukan kepada karyawan cenderung berlebihan atau

sangat sempit.

c. Target yang harus dicapai

Target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan tentunya

secara tidak langsung akan mempengaruhi beban kerja yang

diterima oleh karyawan. Semakin sempit waktu yang disediakan

untuk melaksanakan pekerjaan tertentu atau tidak seimbangnya

antara waktu penyelesaian target pelaksanaan dan volume kerja

yang diterima dan dirasakan oleh karyawan. Untuk itu,

dibutuhkan penetapan waktu baku/dasar dalam menyelesaikan

volume pekerjaan tertentu pada masing-masing organisasi yang

jumlahnya tentu berbeda satu sama lain.


22

4. Aspek Beban Kerja


Menurut Suci R. Mar’ih Koesomowidjojo (2017:36)

Kemampuan kerja yang berbeda-beda antara satu karyawan dengan

karyawan lain membuat organsasi melakukan perhitungan beban kerja

yang dapat dipandang dari 3 aspek, yaitu aspek fisik, aspek mental,

dan aspek penggunaan waktu.

1. Perencanaan Beban Kerja Menggunakan Metode ABK-KES

Menurut (Chrismawati, 2020) metode ABK-Kes adalah

Metode perhitungan kebutuhan SDMK berdasarkan beban

kerja yang dilaksanakan oleh setiap jenis SDMK disetiap

fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan tugas dan

pokoknya.

Pada dasarnya metode ABK-Kes ini dapat digunakan

dirumah sakit, puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya.

Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan

ABK-Kes ini meliputi:

a. Menetapkan waktu kerja tersedia (WKT)

Waktu kerja tersedia (WKT) adalah waktu yang

dipergunakan oleh SDMK untuk melaksanakan tugas dan

kegiatannya selama kurun waktu 1 (satu) tahun. Data yang

dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah

sebagai berikut :
23

1. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau

peraturan daerah setempat (A).

2. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki

hak cuti 12 hari kerja setiap tahun (B).

3. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang

berlaku di RS untuk mempertahankan dan

meningkatkan kompetensi/profesonalisme,setiap

kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti

pelatihan/kursus/seminar/lokakarya dalam 6 hari

kerja (C).

4. Hari libur nasional, berdasarkan keputusan bersama

mentri terkait tentang hari libur nasional dan cuti

bersama.

5. ketidak hadiran kerja , sesuai dan rata-rata ketidak

hadiran kerja (selama kurun waktu 1 tahun) karena

alasan sakit, tidak masuk atau tanpa

pemberitahuan/ijin) (E).

6. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS

atau peraturan daerah,pada umumnya waktu kerja

dalam 1 hari adalah 8 jam ( 5 hari kerja/minggu) (F)

berdasarkan data tersebut selanjutnya

dilakukan perhitungan untuk menetapkan waktu

tersedia dengan rumus sebagai berikut :


24

Waktu Kerja Tersedia : { A-(B+C+D+E)} x F Keterangan

A = Hari Kerja

B = Cuti Tahunan

C = Pendidikan dan Pelatihan Nasional

D = Hari Libur

E = Ketidak Hadiran Kerja

F = Waktu Kerja

b. Menetapkan komponen beban kerja dan norma waktu

Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian

yang secara nyata dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah

ditetapkan. Norma waktu adalah rata-rata waktu yang

dibutuhkan oleh seorang SDMK yang terdidik, terampil,

terlatih dan berdedikasi untuk melakanakan suatu

kegiatan secara normal sesuai dengan standar pelayanan

yang berlaku difaskes bersangkutan.

Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan

sangat bervariasi dan dipengaruhui standar pelayanan,

standar operasional prosedur (SOP) saran dan prasarana

medik yang tersedia serta kompetensi SDMK itu sendiri.

c. Menghitung standar beban kerja


25

Standar beban kerja (SBK) adalah volume/kuantitas

beban kerja selama 1 tahun untuk tiap jenis SDMK. SBK

untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan (

rata-rata waktu atau norma waktu) dan waktu kerja

tersedia (WKT) yang sudah ditetapkan.

Rumus SBK :

Standar Beban Kerja (SBK) = Waktu Kerja Tersedia ( WKT)

Norma Waktu Perkegiatan Pokok

d. Menghitung kegiatan penunjang

Tugas penunjang adalah tugas untuk menyelesaikan

kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tugas pokok

dan fungsinya yang dilakukan oleh seluruh jenis SDMK,

standar tugas penunjang (STP) adalah proporsi waktu yang

digunakan untuk menyelesaikan setiap kegiatan persatuan

(perhari atau perminggu atau perbulan atau persemester).

e. Menghitung kebutuhan SDMK

Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya

yaitu:

1. Waktu kerja tersedia (WKT)

2. Standar beban kerja (SBK)

3. Standar tugas penunjang (STP)


26

4. Data capaian (cakupan) tugas pokok tiap faskes

selama kurun waktu setahun.

Rumus Kebutuhan SDMK sebagai berikut :

Kebutuhan SDMK= Capaian (1 th) x STP

Standar Beban Kerja

E. Konsep Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Menurut Mahmudi (Guntur,2013:40) Bahwa efektivitas

merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Maka semakin

besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan,

maka semakin efektif organisasi program atau suatu kegiatan.

2. Indikator Efektivitas
Menurut Admoseoprapto (2016:55) menyebutkan tolak ukur

yang dapat dijadikan sebagai indikator efektivitas kerja adalah sebagai

berikut :

a. Pencapaian tujuan

Kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan

oraganisasi berupa peningkatan profit,kualitas dan kuantitas

pelayanan. Setiap individu harus dapat menyelesaikan

pekerjaanya sesuai dengan target yang diberikan sehingga

tercapai efektivitas kerja yang optimal.

b. Kualitas Kerja
27

Kualitas kerja berhubungan dengan kualitas hasil

pekerjaan yang diberikan karyawan terhadap

perusahaan/atas. Dimana kualitas kerja juga merupakan

sikap yang ditunjukan oleh karyawan berupa hasil kerja

dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil

dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan dalam

mengerjakan pekerjaan.

c. Tepat Waktu

Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta mencapai

sasaran yang telah dicapai. Hal ini dilakukan untuk

mengurangi biaya yang timbul. Setiap karyawan harus dapat

menggunakan waktu seefesien mungkin dengan cara datang

tepat waktu dan berusaha menyelesaikan tugas sebaaiknya

yang telah ditetapkan melalui kebijakan perusahaan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja


Menurut Steers (2015:20) faktor yang mempengaruhi

efektivitas kerja terbagi menjadi 4 faktor yaitu :

a. Karakteristik Organisasi

Karakteristik terdiri dari struktur organisasi dan

teknologi dalam organisasi maksudnya hubungan relative

tetap sifatnya seperti dijumpai dalam organisasi sehubungan

dengan sumber daya manusia.


28

b. Karakteristik Lingkungan

Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap

efektivitas di samping lingkungan luar dan dalam telah

dinyatakan berpengaruh terhadap efektivitas.

c. Karakteristik Pekerja

Pada kenyataanya para karyawan perusahaan merupakan

faktor pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena

perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan

mempelancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi.

2.2 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


A. Metodologi Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:2) metode Penelitian pada fungsi

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Metode Penelitian yang digunakan oleh

penulis adalah Metodologi Deskriptif dengan Pendekatan Kualitatif.

B. Definisi Operasionl Variabel


Menurut Sugiyono (2013:38) Operasional Variabel Penelitian

adalah segala sesuatu uang berbentuk apa aja yang dapat

mempengaruhi variable lain, yang ditetapkan oleh penelitian untuk

dipelajari sehingga diperoleh infromasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya.


29

Melihat dari judul penelitian yaitu analisis beban kerja

assembling rawat inap terhadap efektivitas kerja di Rumah Sakit

Advent Bandung. Maka peneliti mengelompokan variable bebas

yaitu Analisis Beban Kerja Assembling Rawat Inap (x) dan

variable terikat yaitu efektivitas kerja di Rumah Sakit Advent

Bandung.

Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator

X : Beban Menurut (Sabran, Atma Deharja 2021:65) 1. Kondisi

Kerja assembling merupakan proses pengorganisasian Pekerjaan

atau perakitan doumen rekam medis dengan rapi 2. Pengunaan

dan sesuai dengan standar prosedur yang ada. Waktu Kerja

Proses assembling dilakukan setelah pasien 3. Target Yang

keluar dari rumah sakit Harus

Dicapai
30

Y : Menurut Siagian (2016 :24) efektivitas adalah 1. Pecapaian

Efektivitas pemanfaatan sumber daya,sarana,prasarana Tujuan

Kerja dalam jumlah tertentu yang secara sadar 2. Kualitas

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan Kerja

sejumlah barang atau jasa kegiatan yang 3. Tepat Waktu

dijalankannya.

Sumber: penulis (2022)

C. Kerangka Berfikir

Tabel 2.2
Kerangka Berfikir

Beban Kerja Efektivitas Kerja

4. Kondisi Pekerjaan 4. Pecapaian Tujuan

5. Pengunaan Waktu Kerja 5. Kualitas Kerja

6. Target Yang Harus Dicapai 6. Tepat Waktu

Sumber: penulis (2022)


31

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2018:130) mengemukakan bahwa

populasi sebagai wilayah secara umum yang terdiri atas

obyek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti lalu dibuatkan

kesimpulannya .

Tabel 2.3
Ukuran Sampel Tiap Populasi Di Rumah Sakit Advent Bandung
Bulan Maret-April 2022

No. Bulan Jumlah Berkas Rawat Inap yang Masuk


1 Maret 331

2 April 715

Jumlah 1.046

Sumber: Unit Rekam Medis Bagian Pelaporan RSAB

Dari tabel 2.3 bahwa jumlah rekam medis yang

masuk pada bulan Maret sebanyak 331 berkas. Bulan April

sebanyak 715 berkas. Jadi jumlah populasi dari berkas

rekam medis yang masuk dari bulan Maret sampai dengan

April 2022 sebanyak 1.046 berkas.

1. Sampel

Menurut Sugiyono, (2017:81) sampel ialah bagian

dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian,


32

dimana populasi merupakan bagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

penyusunan tugas akhir ini adalah :

1. Observasi

Penulis melakukan penelitian dengan cara praktek

kerja lapangan dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap objek penelitian.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah penelitian

berlangsung dengan cara langsung bertanya kepada petugas

rekam medis mengenai beban kerja petugas dibagian

assembling terhadap efektivitas kerja di Rumah Sakit Advent

Bandung.

3. Studi Pustaka

Penulis mengumpulkan data dengan mengambil

teori-teori dari buku ilmiah dengan kajian-kajian pustaka

yang berhubungan dengan judul penelitian.

4. Analisis Data
33

Menurut sugiyono (2017:207) kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan

variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap

variable yang diteliti melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.


BAB III
ANALISIS BEBAN KERJA ASSEMBLING RAWAT INAP
TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI
RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG

3.1 Sejarah Rumah Sakit Advent Bandung


Rumah Sakit Advent Bandung didirikan seorang misionari dari Amerika

Serikat yang bernama Dr. Donald N. Holm yang mula-mula membuka klinik

di kiaracondong, Bandung Timur tanggal 24 April 1950. Izin sementara

diberikan oleh pemerintah untuk membuka rumah sakit kecil. Dr. Donald N.

Holim mulai memikirkan rencana pengembangan rumah sakit kesuatu tempat

yang lebih cocok, proposalpun disusun untuk memohon bantuan kantor divisi

di Singapura. Kantor divisi mengabulkan dana sebesar 150.000 gulden, sebuah

rumah dibeli di Jl. Tamansari 40, Bandung. Rumah itu di renovasi untuk

menjadi satu rumah sakit kecil dilengkapi 20 tempat tidur.

Dengan resmi, rumah sakit milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh itu

dibuka ( pada bulan Oktober 1950), dan diberi nama Rumah Sakit Advent

Bandung. Dua tahun kemudian yakni tahun 1952 Rumah Sakit Advent sangat

membutuhkan tenaga perawat, pada tahun itu sekolah perawat dibuka dan 7

orang siswa telah mendaftarkan diri. Dibukanya program baru ini mendesak

Rumah Sakit Advent Bandun memperluas sayapnya, tahun 1953 pihak rumah

sakit telah mampu membeli rumah disamping rumah sakit itu dan dapat

menampung 70 tempat tidur. Rumah sakit Advent Bandung diatas kembali dan

kemudian dapat menampung 110 tempat tidur.

34
35

Kebutuhan masyarakat yang semakin mendesak akan pelayanan Rumah

Sakit Advent Bandung, mendorong pihak Rumah Sakit Advent Bandung untuk

mendapatkan bangunan yang lebih representative. Gedung Tamansari semakin

terasa kecil dan tidak lagi memadai mengingat semakin banyak pasien yang

rindu mendapatkan perawatan dan kesehatan dari Rumah sakit Advet Bandung,

sebidang tanah di jalan Cihampelas Bandung telah dibeli ditahun 1960 untuk

lokasi Rumah Sakit Advent Bandung yang baru dan perletakan batu pertama

diadakan pada tanggal 1 Maret 1960. Pembangunan dilakukan dibawah

pengawasan A.L Sherman dari Amerika Serikat dan dilanjutkan oleh Tang

Peng Hong tatkala Sherman kembali ke Amerika.

Upacara pemakaian feung Rumah Sakit Advent dijalan Cihampelas

Bandung diadakan tanggal 24 Januari 1963 oleh Ibu Hartini ( istri presiden

pertama Republik Indonesia), Rumah Sakit Advent Bandung yang berkapasitas

150 tempat tidur siap digunakan sebagai Direktur Medis Rumah Sakit Advent

Bandung ialah Dr. Jess C Holm. Dalam 20 tahun kebelakangan ini dengan

didasari oleh pengelolaan atau manajemen yang professional dan rapih, Rumah

Sakit Advent Bandung memperoleh surplus financial yang memungkinkan

pengembangan pesat dalam penyediaan pelayanan dan fasilitas yang semakin

sempurna lengkap dan mutahir.

Rumah Sakit Advent Bandung sekarang ini mampu untuk membeli

lahan-lahan yang sangat diperlukan untuk perluasan fisik, membangun gedung

dan ruangan, serta menyediakan berbagai fasilitas medis dan penunjangnya

dengan lengkap. Dari jumlah tempat tidur tersedia sebanyak 50 buah pada awal
36

berdirinya namun kini telah ada sebanyak 224 buah dimana 25% disediakan

bagi yang kurang mampu. Rumah Sakit Advent Bandung telah sanggup

mengirimkan tenaga-tenaga untuk melanjytkan pendidikan dan kembali

sebagai tenaga ahli untuk memperkuat bidang-bidangnya. Rumah Sakit Advent

Bandung masih dikelola dengan penuh kekuatan dan penyerahan kepada Tuhan

yang menjamin bahwa Rumah Sakit Advent Bandung memberikan

sumbangsih besar bagi kemanusiaan dan bagi Tuhan, alih teknologi

memungkinkan dengan adanya kepemimpinan yang berkesinambungan dari

para dokter missionary ketangan pribumi (native) terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.1
Daftar Pimpinan Rumah sakit Advent Bandung Sejak 1950-2022

Medical Director :
1950 – 1960 Dr. Donald N. Holm
1960 – 1961 Dr. Neil Trasher
1961 – 1966 Dr. Jess C. Holm
1966 – 1968 Dr. Neil Trasher
1968 – 1970 Dr. Henry A. Novak
1970 – 1971 Dr. E.B.K. Supit
1971 – 1976 Dr. A.H. Mamora

Hospital Administrator :
1976 – 1982 Pdt. P.L. Tambunan

Hospital President :
1982 – 1944 Dr. Simon Tomarere, MHA
1994 – 2008 Dr. Jay m. Tombokan, MBA
Pengurus Yayasan :
2008 - 2017 Thomas Trisno, SH., MBA
2018 - sekarang DR. Dr. Roy D. Sarumpaet, Sp. THT-KL., MMRS
37

3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Advent Bandung


A. Struktur Organisasi Rumah Sakit Advent Bandung
Gambar 3.1

Struktur Organisasi Rumah Sakit Advent Bandung

Sumber : Rumah Sakit Advent Bandung


38

B. Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Advent


Bandung

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Advent Bandung

Sumber : Rumah Sakit Advent Bandung

3.3 Visi Misi Motto dan Budaya Rumah Sakit Advent Bandung
Rumah Sakit Advent Bandung memiliki Visi Dan Misi,Budaya, dan

motto Rumah Sakit diantaranya sebagai berikut :

A. Visi

Menjadi Saluran Kasih Ilahi Dalam Melayani Manusia Menuju

Sehat Seutuhnya.
39

B. Misi

Berdasarkan Kasih Illahi Rumah Sakit Advent Bandung :

1. Mengembangkan SDM yang Rohani, Berkarakter dan

Profesional.

2. Memberikan Pelayanan Kesahatan Berbasis

Ilmiah,Berkualitas dan Aman.

3. Menggunakan Sistem Informasi dan Teknologi Kesehatan

Tepat Guna.

4. Melaksanakan dan Mempromosikan Pola “ HIDUP SEHAT”

C. Motto

“ KAMI PEDULI, TUHAN MENYEMBUHKAN”

D. Budaya

KASIH

K : Kasih

A : Aktif dan Pro Aktif

S : Santun

I : Integritas

H : Hidup Sehat
40

3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Advent Bandung


Rumah Sakit Advent Bandung merupakan rumah Sakit dengan

kapasitas tempat tidur 254 tempat tidur, merupakan milik Yayasan Rumah

Sakit Advent Bandung. Rumah Sakit Advent Bandung mempunyai fungsi

memberikan pelayanan kesehatan paripurna dengan motto “ Kami Peduli

Tuhan Menyembuhkan”. Dalam Mengemban fungsi tersebut diatas Rumah

Sakit Advent Bandung mempunyai tugas pokok berupa :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.

2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusa RS. Advent

Bandung agar selalu memberikan pelayanan secara professional, etis

dan bermatabat.

3. Menyediakan sarana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut

serta menyumbang upaya mencerdaskan bangsa.

3.5 Unit-Unit Kerja Dan Tugas Pokok Serta Fungsi Unit Rekam Medis
Rumah Sakit Advent Bandung
A. Kepala Unit Rekam Medis
1. Wewenang :

a. Membuat kebijakan dan prosedur di unit rekam medis.

b. Menilai kinerja wakil kepala dan staff karyawan di unit

rekam medis.

c. Merekomendasikan pengangkatan asisten kepala unit.

d. Memberikan surat teguran lisan atau tertulis kepada

asisten, dan staf karyawan di unit rekam medis yang

melanggar aturan.
41

e. Mengusulkan pengadaan alat atau perbaikan alat dan

fasilitas ke Tim Pengadaan dan bagian PNM.

2. Uraian Tugas :

a. Membuat goals dan objective unit rekam medis.

b. Membuat struktur organisasi unit rekam medis.

c. Mendorong dan mengevaluasi budaya KASIH seluruh

karyawan di unit rekam medis.

d. Memenuhi kebutuhan jumlah staf di unit rekam medis.

e. Mendorong dan mengevaluasi kebersihan dan kerapihan

unit rekam medis.

f. Mendorong dan mengevaluasi pecapaian semua

indikator di unit rekam medis

g. Memimpin rapat unit rekam medis.

h. Mengawasi jalannya pelayanan di unit rekam medis.

i. Menangani semua masalah yang timbul dipelayanan

rekam medis.

j. Melaorkan masalah yang perlu penyelesaian atasan atau

bagian terkait.

B. Asisten- Asisten Unit Rekam Medis


1. Tugas Pokok :

a. Membantu dalam mengatur pelayanan, mengkontrol dan

mengawasi jalannya semua pelayanan dibawah Unit

Rekam Medis.
42

b. Membantu pimpinan dalam merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan, pedoman,

panduan, prosedur, program dan indikator yang ada di

Unit Rekam Medis.

c. Membantu koordinasi dengan unit atau bagian terkait.

2. Wewenang :

a. Mengawasi jalannya kegiatan dan penyelenggaraan Unit

Rekam Medis.

b. Membantu/memberikan masukan dalam penilaian

kinerja staff rekam medis.

c. Mewakili dalam penandatanganan surat atau dokumen

yang berkaitan dengan Unit Rekam Medis atas ijin

Kepala Unit Rekam Medis.

d. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.

3. Uraian Tugas :

a. Membantu dalam menyusun/merevisi dan mengevaluasi

sistem, kebijakan, pedoman, panduan dan SPO di Unit

Rekam Medis, meliputi : penerimaan pasien, pencatatan

rekam medis, pengelolaan dan pelayanan data rekam

medis, serta pengembalian rekam medis.

b. Memberikan masukan kepada pemimpin dalam

membuat struktur organisasi internal Unit Rekam Medis

dan staffing yang tepat demi berjalannya dengan baik


43

pelayanan dan pengelolaan rekam medis di Unit Rekam

Medis.

c. Memberikan masukan kepada pimpinan dalam

merencanakan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan,

mengevaluasi kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan.

d. Membantu dalam pimpinan dan menyusun strategi

pembangunan pelayanan dan pengelolaan rekam medis

dan rencana kerja di unit rekam medis.

e. Membantu pimpinan dalam meningkatkan pengetahuan

SDM di Unit Rekam Medis.

f. Mengkoordinir petugas pelaporan dalam penyediaan dan

pengolahan.

C. Koordinator Pengelolaan Rekam Medis


1. Tugas Pokok :

a. Membantu dalam mengatur, mengkontrol dan

mengawasi pelaksanaan pengelolaan rekam medis.

b. Membantu pimpinan dalam merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan, pedoman,

panduan, prosedur, terkait pelayanan pendaftaran

pasien.

D. Koordinator Pengolahan dan Pelayanan Rekam Medis


1. Tugas Pokok :
44

a. Membantu pimpinan dalam merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan, pedoman,

panduan, prosedur, terkait pelayanan dan pengolahan

rekam medis.

b. Berkoordinasi dengan pimpinan dalam merencanakan

dan meningkatkan pelayanan pengolahan rekam medis.

E. Kodefikasi Penyakit dan Tindakan


1. Tugas Pokok :

a. Membuat kodefikasi penyakit dan tindakan pasien pada

rekam medis rawat jalan maupun rawat inap.

b. Membuat kodefikasi tindakan operasi pasien pada rekam

medis rawat jalan maupun rawat inap.

c. Menyimpan data indeks penyakit dan indeks tindakan

dengan menginput kode penyakit dalam sistem.

2. Wewenang :

a. Melakukan kodefikasi penyakit atau tindakan di dalam

rekam medis.

b. Menghubungi DPJP yang merawat/memeriksa untuk

menanyakan diagnose atau tindakan/operasi yang tidak

terbaca atau tidak jelas.

c. Memberi usulan dan saran kepada atasan.

3. Uraian Tugas :
45

a. Menerima berkas rekam medis rawat inap dan rawat

jalan dari urusan penerimaan dan Assembling RM.

b. Mengkode diagnose dan tindakan setiap berkas rekam

medis pasien yang berobat jalan atau pun pasien rawat

inap.

c. Konfirmasi kepada dokter yang merawat untuk

diagnose atau tindakan yang tidak terbaca atau tidak

sesuai dengan singkatan/istilah medis atau symbol

catatan rekam medis yang sudah ditetapkan.

d. Menginput kode penyakit/tindakan untuk indeks

penyakit dan tindakan.

e. Mengecek laporan morbiditas dan mortalitas pada

setiap awal bulan ( antara tanggal 20-13) bulan

berikutnya.

f. Membuat laporan bulanan morbiditas dan laporan

mortalitas untuk diserahkan ke urusan pelaporan.

g. Membuat laporan penggunaan singkatan/istilah dan

symbol yang tidak sesuai dengan buku pedoman daftar

singkatan yang berlaku di RS. Advent Bandung.

h. Membuat laporan kelengkapan Rekam Medis ( Review

Rekam Medis) setiap bulan.

i. Melaksanakan tugas lain yang di tugaskan pimpinan.


46

F. Assembling
1. Tugas Pokok :

a. Melakukan oenerimaan dan pengecekan rekam medis

yang diterima.

b. Melakukan assembling formulir rekam medis dan

pengisian rekam medis.

c. Membuat laporan kelengkapan pengisian rekam medis

tiap bulan.

2. Wewenang :

a. Melaksanakan Assembling (perakitan) rekam medis.

b. Menghubungi dokter yang belum melengkapi rekam

medis.

c. Menghubungi perawat yang terlambat mengembalikan

rekam medis.

d. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.

e. Mengusulkan perbaikan perangkat kerja dan fasilitas

kerja.

3. Uraian Tugas :

a. Menerima berkas rekam meds rawat inap dan rawat

jalan dari petugas poliklinik, UGD dan Perawatan.

b. Memeriksa kelengkapan isi rekam medis.

c. Meng-assembling rekam medis sesuai denga uruta

kepentingannya yang telah ditentukan.


47

d. Melengkapi identitas pasien dan nomor rekam medis

yang belum lengkappada setiap lembar berkas rekam

medis.

e. Menyerahkan berkas RM rawat inap yang sudah

lengkap ke urusan coding.

f. Memisahkan berkas rekam medis yang belum lengkap

yang kemudian menghubungi Dokter Penangung

Jawab Pasien (DPJP) atau Profesi Pemberi Asuhan

(PPA) yanglain untuk melengkapiberkas rekam medis

tersebut.

g. Membuat laporan ketidaklengkapan RM dan

keterlambatan pengembalian Rekam Medis ke Instalasi

Rekam Medis.

h. Membuat laporan bagi dokter-dokter yang belum

melengkapi rekam medis sesuai waktunya.

i. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan pimpinan.

G. Scanner Rekam Medis


1. Tugas Pokok :

a. Melakukan penerimaan berkas rekam medis.

b. Mengecek ulang kelengkapan rekam medis rawat

jalan dan rawat inap yang diterima dari perawatan.

c. Scanning berkas rekam medis.

2. Wewenang :
48

a. Menerima berkas rekam medis rawat jalan dan rawat

inap dengan ekspedisi pengiriman.

b. Mengembalikan berkas rekam medis ke unit tekait

bila tanggal dan identitas pasien tidak jelas atau salah

( berkas rekam medis tidak lengkap).

c. Memberi usulan dan pertimbangan kepada atasan.

3. Uraian Tugas :

a. Melaksanakan scanning berkas rekam medis rawat

jalan dan rawat inap.

b. Memeriksa kelengkapan berkas rawat inap dan rawat

jalan.

c. Menyusun berkas rawat jalan sesuai tanggal

kunjungan.

d. Menyusun berkas rawat inap yang akan di scan sesuai

dengan data yang dibutuhkan.

e. Melakukan scanning pada hasil-hasil pemeriksaan

penunjang yang dilakukan di luar RS Advent

Bandung.

f. Melakukan scanning dokumen yang diperlukan

dalam rekam medis pasien.

g. Memastikan bahwa data yang discan sesuai dengan

identitas pasien.
49

h. Mengedit/memperbaiki data rekam medis rawat jalan

dan rawat inap yang salah scan.

i. Membantu mecari berkas rawat jalan atau rawat inap

yang diperlukan.

j. Membuat laporan penerimaan berkas rawat inap

didalam sistem yang telah disediakan.

k. Melakukan tugas lain yang ditugakan pimpinan.

H. Penyimpanan Rekam Medis


1. Tugas Pokok :

a. Menyediakan rekam medis dan mendistribusikan

langsung berkas rekam medis untuk pasien yang akan

berobat sesuai dengan permintaan, atau dengan

menggunakan sistem digital rekam medis.

b. Menyediakan berkas rekam medis yang diperlukan

oleh bagian rawat inap.

c. Menyimpan dan merawat berkas rekam medis yang

kembali ke ruang rekam medis, dan mengganti map

yang sudah rusak.

d. Membuat ruang penyimpanan berkas rekam medis

berih dan rapih.

2. Wewenang :
50

a. Menyimpan berkas rekam medis dan menyediakan

rekam medis pasien yang akan berobat atau rekam

medis pasien yang sedang dirawat.

b. Mencari berkas rekam medis ke unit lain yang terkait

dengan pelayanan rekam medis.

c. Meminta arahan dari atasan untuk menyelesaikan

masalah.

3. Uraian tugas :

a. Menerima permintaan berkas rekam medis dari

pendaftaran.

b. Menyiapkan tracer untuk berkas rekam medis yang

keluar.

c. Menyediakan rekam medis untuk pasien yang akan

berobat berdasarkan permintaan yang tampil didalam

sistem peminjaman.

d. Mencatat rekam medis yang dipinjam poliklinik atau

ruang perawatan dengan menggunakan buku

ekspedisi.

e. Mengambil berkas rekam medis rawat jalan yang

sudah digunakan oleh pasien dari poliklinik dan

diserahkan kepetugas scanner.

f. Menerima rekam medis dari petugas Indeks Kode

Penyakit untuk disortir menurut penjajaran terminal


51

dan penyimpanan (file) rekam medis kedalam rak

penyimpanan sesuai nomor rekam medis.

g. Melayani permintaan peminjaman berkas rekam

medis dengan menggunakan form peminjaman,

mencari dan menyiapkan berkas rekam medis yang

akan dipinjam.

h. Mengkontrol pengembalian rekam medis yang

dipinjam dengan mencocokan rekam medis yang

kembali dengan slip peminjaman.

i. Menganti map rekam medis yang rusak dan membuat

folder baru bagi rekam medis yang sudah tebal

menjadi 2 map atau lebih.

j. Membuat laporan berkas rekam medis rawat inap

yang belum kembali dalam waktu 2x24 jam.

k. Memasukan dan menempelkan hasil penunjang

medis pada lembaran hasil yang dikirim dari unit lain.

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan untuk

menyelesaikan/menangani bila terjadi

penyimpangan/kasus yang terjadi dikegiatan

penjajaran dan pendistribusian rekam medis pasien

rawat jalan/inap.

I. Retensi Rekam Medis


1. Tugas Pokok :
52

a. Melakukan retensi pernyortiran rekam medis.

b. Memisahkan berkas rekam medis yang telah di

retensi.

c. Memelihara berkas rekam medis yang akan diretensi.

2. Wewenang :

a. Mencek ulang tanggal terakhir kunjungan pasien.

b. Memisahkan setiap rekam medis yang aktif dan non

aktif.

c. Merekapdata retensi didalam sistem.

d. Melakukan pemusnahan berkas rekam medis

bersama tim pemusnahan.

e. Memberi usulan dan pertimbangan kepada atasan.

3. Uraian Tugas :

a. Melakukan penyusutan atau pengurangan berkas

rekam medis dari tempat rak penyimpanan.

b. Memisahkan arsip rekam medis yang aktif dengan

rekam medis inaktif ketempat yang disediakan.

c. Mengatur tempat untuk jangka waktu penyimpanan

rekam medis rawat inap yang sekurang-kurangnya

lebih dari 5 tahun.

d. Memilah berkas rekam medis pasien dengan melihat

tanggal kunjungan terakhir pasien dilayani.


53

e. Memusnahkan berkas rekam medis rawat inap yang

telah lebih disimpan dari5tahun setelah retensi (

sesuai dengan ketentuan yang berlaku).

f. Melaksanakan scanner formulir remuse medis,

persetujuantindakan dan rekammedis yang dianggap

bernilai penting sebelum dimusnahkan.

g. Memperbaiki/mengganti folder rekam medis yang

telah rusak.

h. Menginput data terakhir kunjungan pasien, diagnose

dan nama dokter.

i. Membuat laporan secara tertulis berkas rekam medis

yang telah di pilah dan dimusnahkan.

j. Merapihkan semua berkasyang telah diretensi atau

yang akan siap dimusnahkan.

J. Keterangan Medis ( Medico Legal)


1. Tugas Pokok :

Melayani permintaan keterangan medis untuk

kepentingan :

a. Pasien

b. Rumah Sakit ( bagian penagihan dan unit terikat)

c. Pihak ketiga (Asuransi, Kepolisian, dan pengadilan,

dll)

d. Dokter
54

2. Wewenang :

a. Menolak permintaan keterangan medis yang tidak

memenuhi syarat.

b. Menghubungi DPJP untuk mengisi formulir

keterangan medis.

c. Menghubungi asuransi/ perusahaan / pasien dan yang

terikat dengan pelepasan informasi medis.

d. Membuat surat keterangan medis sesuai dengan

aturan yang berlaku untuk kebutuhan pasien.

e. Memberi usulan dan pertimbangan kepada pasien

3. Uraian Tugas :

a. Melaksanakan pelayanan medicolegal

b. Menerima permintaan keterangan medis dari :

1). Pasien

2). Intern Rumah Sakit

3). Pihak Ketiga : Asuransi/ perusahaan, polisi,

pengadilan, dll

c. Menyalin visum et Repertum yang telah dibuat oleh

DPJP didalam formulir yang telah disesuaikan.

d. Mencari berkas rekam medis rawat jalan atau rawat

inap untuk kelengkapan klaim biaya pasien, dan

keperluan lainnya.
55

e. Mengisi data identitas pasien dan tanggal

berobat/perawatan pada formulir informasi

kesehatan.

f. Membuat surat keterangan medis untuk keperluan

pasien atau dokter terkait dengan pelayanan.

g. Menghubungi dokter yang bersangkutan, bila ada

pengisian asuransi atau keterangan medis lainnya.

h. Menyerahkan informasi kesehatan kepada pemohon

yang berhak.

i. Membuat laporan kegiatan pelayanan surat

keterangan medis.

j. Melakukan tugas lain yang ditugaskan pimpinan.

K. Pelaporan dan Statistik


1. Tugas Pokok :

a. Mengontrol kebenaran dan ketepatan sensus harian di

Instalasi Rawat Inap.

b. Membuat laporan kunjungan pasien rawat jalan, inap

dan penunjang medis.

c. Membuat laporan morbiditas dan mortalitas.

d. Membuat laporan internal yang terdiri dari laporan

bulanan kegiatan rumah sakit dan kinerja mutu

instalasi rekam medis.

e. Membuat laporan kegiatan rumah sakit.


56

f. Membuat laporan eksternal yang ditujukan ke

Departemen Kesehatan dan jajarannya.

2. Wewenang :

a. Mengatur rencana kegiatan statistik dan pelaporan.

b. Meminta laporan kegiatan kesetiap unit terkait.

c. Meminta arahan dari atasan terkait masalah pelaporan

dan statistic.

d. Memberi usulan kepada atasan.

3. Uraian Tugas :

a. Melaksanakan kegiatan statistic dan pelaporan

b. Mengkontrol kebenaran sensus harian sesuai jumlah

pasien yang sebenernya baik pasien rawat jalan

maupun pasien rawat inapmelalui komputer.

c. Meminta data kunjungan dari unit lain terkait dengan

laporan kegiatan rumah sakit.

d. Melakukan rekapilutasi bulanan

e. Membuat laporan kunjungan pasien rawat jalan,

rawat inap dan penunjang.

f. Membuat laporan morbiditas, mortalitas dan trend

penyakit.

g. Membuat laporan ekstren ke Departemen Kesehatan

dan jajarannya.
57

h. Membuat laporan kegiatan pelaporan dan

statistikuntuk kepentingan laporan Unit Rekam

Medis secara keseluruhan.

i. Membuat pelaporan sesuai kebutuhan rumah sakit

atau unit terkait untuk pengambilan keputusan.

j. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan pimpinan.

3.6 Hasil Observasi Penelitian Dirumah Sakit Advent Bandung


Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan penulis di Rumah Sakit

Advent Bandung dengan pengamatan selama beberapa bulan melakukan

wawancara terhadap petugas assembling.

Berdasarkan hasil observasi di Rumah Sakit Advent Bandung diketahui

bahwa Rumah Sakit Advent Bandung telah melaksanakan penerimaan berkas

Assembling rawat inap dibulan Maret-April 2022 sebanyak 1.046 rekam medis

rawat inap. Berikut adalah hasil praktek kerja lapangan yang dilakukan oleh

penulis di Rumah Sakit Advent Bandung.


58

A. Flow Chat Alur Prosedur Assembling Rawat Inap di Rumah Sakit


Advent Bandung

Penerima Berkas Rekam


Medis Rawat Inap Dari
Poliklinik

Berkas Rekam Medis


Di Assembling

Analisis Kelengkapan
Berkas Rekam Medis

Membuat Laporan
Ketidaklengkapan RM

Membuat Laporan
Keterlambatan
Pengembalian RM

Assembling rawat inap di Rumah Sakit Advent Bandung

mempunyai prosedur sebagai berikut:

1. Berkas rekam medis pasien rawat inap yang baru diterima dari

bagian keperawatan diperiksa kekeurangannya.

2. Form rekam medis yang kosong ( tidak terpakai ) dikeluarkan.

3. Memeriksa formulir-formulir yang harus ada untuk setiap kasus :

a. Rekam Medis untuk kasus penyakit dalam

b. Rekam Medis untuk kasus bedah


59

c. Rekam Medis untuk kasus kebidanan dan kandungan

d. Rekam Medis untuk kasus bayi baru lahir

e. Rekam Medis untuk kasus pasien meninggal dunia

f. Form rekam medis disusun sesuai dengan uturan formulir

rekam medis yang telah ditetapkan dan juga untuk jenis

formulir yang digunakan lebih dari 1 disusun berdasarkan

urutan tanggal

g. Berkas rekam medis yang sudah diassembling dianalisa

kelengkapannya

h. Berkas rekam medis yang belum ada mapnya diberi map

B. Beban Kerja Assembling Rawat Inap Di Rumah Sakit Advent


Bandung
Berdasarkan pengamatan penelitian yang dilakukan penulis

di Rumah Sakit Advent Bandung beban kerja assembling rawat

inap dengan SDM yang ada tidak seimbang sehingga proses

terlaksanakannya assembling rawat inap sangat terbatas dan harus

bisa mengefesiensikan waktu dengan beban kerja yang ada.

Tabel 3.2
Menetapkan waktu Kerja tersedia (WKT)
Kode Faktor Kategori SDM Keterangan

Perawat/TKL

A Hari Kerja 312 Hari/Tahun

B Cuti Tahunan 18 Hari/Tahun


60

C Pendidikan dan 3 Hari/Tahun

Pelatihan

D Hari Libur 13 Hari/Tahun

Nasional

E Ketidak Hadiran 3 Hari/Tahun

Kerja

F Waktu Kerja 7 Hari/Tahun

Hari Libur 37 Hari/ Tahun

Hari Kerja Tersedia 1925 Jam/Tahun

Waktu Kerja Tersedia 115500 Menit/ Tahun

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis (2022)

Waktu Kerja Tersedia = { A-(B+C+D+E)} x F

= {312-(18+3+13+3)} x 7

= {312-(37)} x 7

= 275 x 7 = 1.925
61

Tabel 3.3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
No Jenis Komponen Beban Kerja Norma

Tugas (Kegiatan) Waktu

1. Assembling Rawat Inap 0,16 Menit

2. Memisahkan RM Yang Tidak 0,33 Menit

Lengkap

3. Mencatat RM RI Yang Tidak 0,33 Menit


1. Tugas
Lengkap
Pokok
4. Menghubungi DPJP Untuk 1 Menit

Mengisi RM yang Tidak

Lengkap

5. Mengecek RM yang Sudah Di 0,125 Menit

Lengkapi Oleh Dokter

6. Rekap Data Kelengkapan 0,125 Menit

Rekam Medis (rivew rekam

Medis)

7. Membuat Laporan 1 Menit

Tugas 1. Rapat 4 Jam/Bulan

2. Penunjang
2. Bimbingan PKL Mahasiswa 3 Jam/Tahun

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis (2022)


62

Tabel 3.4
Menghitung Standar Beban Kerja

No Jenis Kegiatan Norma WKT SBK (5) (4)

Tugas Waktu (Menit)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

TUGAS 1. Assembling Rawat 0,16 115500 115500 : 0,16

POKOK Inap Menit = 72.875

2. Memisahkan RM 0,33 115500 115500 : 0,33

yang tidak lengkap Menit = 350.000

3. Mencatat RM RI 0,33 115500 115500 :0,33 =

yang tidak Lengkap Menit 350.000

4. Menghubungi DPJP 1 Menit 115500 115500 : 1 =

untuk mengisi RM 115.500

yang tidak Lengkap

5. Mengecek RM yang 0,125 115500 115500:0,125

Sudah dilengkapi Menit = 924.000

oleh dokter

6. Rekap data 0,125 115500 115500

kelengkapan rekam Menit :0,125=

medis (rivew rekam 924.000

medis)
63

7. Membuat Laporan 1 Menit 115500 115500 : 1=

115.500

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis (2022)

Tabel 3.5
Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas Penunjang
(FTP)

N Jenis Kegiatan Rata Satuan Waktu WKT FTP(%)

o Tugas - Kegiat

rata an

wak (mnth/

tu th)

(1 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=(6)/(7)x10

) 0

Tugas 1. Rapat 4 Jam/bul 4 x 12 109.4 2.880/109.440

Penunj an bln 40 x100

ang = 48 =2,63

jam =

2.880

menit

2. Bimbin 3 Jam/tah 3 x 60 109.4 180/109.440x

gan un Menit 40 100


64

PKL =180 =0,16

Mahasi menit

swa

FAKTOR TUGAS PENUNJANG (FTP ) dalam % 2,79

STANDAR TUGAS PENUNJANG (STP) = (1/(1-FTP/100) 1,03

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis (2022)

Tabel 3.6
Menghitung Kebutuhan SDM
Jenis Tugas Kegiatan Capaian SBK Kebutuhan

( 1 th) SDMK

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)

1. Assembling 115.500 72.87 115.500/72.875=

Rawat Inap 5 1,6

2. Memisahkan 115500 350.0 115.500/350.000

RM yang 00 = 0,33

tidak lengkap
65

3. Mencatat RM 115500 350.0 115.500/350.000

RI yang tidak 00 = 0,33

Lengkap

4. Menghubung 115500 115.5 115.500/115.500

i DPJP untuk 00 =1

TUGAS mengisi RM

POKOK yang tidak

Lengkap

5. Mengecek 115500 924.0 115.500/924.000

RM yang 00 = 0,125

Sudah

dilengkapi

oleh dokter

6. Rekap data 115500 924.0 115.500/924.000

kelengkapan 00 = 0,125

rekam medis

(rivew rekam

medis)

7. Membuat 115500 115.5 115.500/115.500

Laporan 00 =1

JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA (JKT) TUGAS 4,18

POKOK
66

TUGAS Standar tugas penunjang (STP)- 1,03

PENUNJAN hasil langkah ke-5

TOTAL KEBUTUHAN TENAGA= JKT X STP = 4 4,12

x 1,03

PEMBULATAN 4

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis (2022)

Tabael 3.7
Rekapitulasi Kebutuhan Tenaga
Jumlah Jumlah Jumlah Kesenjangan Keadaan Keterangan

Tenaga tenaga tenaga tenaga

yang yang

dibutuhkan ada

saat ini

Petugas 4 2 4-2 = 2 Kurang Membutuhkan

TPP di tambahan tenaga

Rumah = 2 orang

Sakit

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis (2022)

1. Kondisi Pekerjaan

Di Rumah Sakit Advent Bandung selama peneliti

melakukan penelitian kondisi pekerjaan di instalasi unit rekam


67

medis, kondisi pekerjaannya sangat nyaman dan mendukung

petugas untuk menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi

segala sesuatu yang ada dilingkungan petugas yang dapat

mempengaruhi kinerja serta keselamatan dan keamanan kerja,

temperature, kelembapan, ventilasi, penerangan, dan

kebersihan sudah dilakukan dengan baik. Akan tetapi di unit

rekam medis khususnya di bagian assembling masih

memerlukan beberapa tempat untuk menyimpan berkas yang

sudah dianalisis kelengkapannya maupun berkas yang akan

dikembalikan ke dokter/PPA yang bersangkutan.

Dikarenakan masih kurangnya tempat untuk

menyimpan berkas assembling yang sudah dianalisis atau

berkas yang harus diisi kelengkapannya, maka diperlukan

penambahan tempat untuk mempermudah para petugas yang

lainnya bekerja dan tidak merasa terganggu dengan berkas

yang tertumpuk di mana saja.

2. Penggunaan Waktu

Hasil pengamatan peneliti menunjukan bahwa

petugas assembling rawat inap bisa menggunakan waktu

kerja tersedia 7 jam dalam sehari dengan baik, dikarenakan

petugas yang cukup minim maka 2 petugas yang ada di

bagian assembling harus membagi pekerjaan dan

memanfaatkan waktu dengan bijak dikarenakan beban kerja


68

assembling dengan SDM yang ada tidak seimbang dan

diharuskan petugas assembling bisa mengelola waktu

dengan efektif.

Manajemen waktu perlu dilakukan untuk

mempermudah penyelesaian pekerjaan dikarenakan

pekerjaan petugas assembling disetiap harinya sangat

menumpuk, maka petugas harus membagi waktu untuk

melakukan assembling berkas rekam medis, menganalisis

kelengkapan berkas rekam medis, mengembalikan berkas

yang tidak lengkap untuk dikirimkan ke dokter

bersangkutan/PPA di waktu yang bersamaan untuk

mengurangi proses penumpukan berkas dan proses

kelancaran efektivitas kerja. Oleh karena itu penggunaan

waktu sangat mempermudah penyelesaian suatu pekerjaan

dengan baik dan efektif tentunya, sehingga waktu yang

dimiliki dapat termanfaatkan dengan baik dan mengurangi

resiko berbagai masalah yang mungkin akan terjadi.

3. Target Yang Harus di Capai

Melakukan suatu pekerjaan harus ada target yang

dicapai karena dengan adanya target tersebut petugas akan

bisa lebih fokus dan bisa membagi waktu untuk menjalankan

bagian mana yang harus dilakukan terlebih dahulu agar


69

pekerjaan yang dilakukan bisa menciptakan target yang

ingin dicapai.

Begitupun di instalasi unit rekam medis Rumah Sakit

Advent Bandung khususnya dibagian assembling rawat inap

mereka memiliki beberapa target yang harus dicapai yaitu

petugas assembling rawat inap harus melakukan proses

assembling dan analisis kelengkapan kualitatif dan

kuantitatif di setiap harinya dengan target jumlah 30 berkas,

mengurangi penumpukan berkas yang ada untuk

meminimalisir jika pasien kembali berobat maka berkas

rekam medis pasien sudah dalam keadaan lengkap dan tidak

usah mencari kebagian poliklinik lagi. Petugas assembling

juga harus membuat sampling disetiap bulannya sebanyak

144 sampling audit kelengkapan rekam medis yang harus

diselesaikan sebelum tanggal 3 disetiap bulannya.

C. Efektivitas Kerja Assembling Rawat Inap di Rumah Sakit Advent


Bandung
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di Rumah Sakit

Advent Bandung yang menyediakan layanan rekam medis, peneliti

menemukan beberapa bagian tugas khususnya di bagian assembling

rawat inap masih kurang efektif dikarenakan kurangnya jumlah SDM

yang ada dengan beban kerja petugas assembling yang tidak seimbang

sehingga terjadi proses penumpukan berkas dan keterlambatan


70

pengembalian berkas yang tidak lengkap oleh poliklinik ke unit rekam

medis.

1. Pencapaian Tujuan

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di Rumah

Sakit Advent Bandung petugas bagian assembling rawat inap

dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang sudah

ditentukan, walau terkendala dengan kurangnya bantuan tenaga

akan tetapi petugas yang sudah tersedia di bagian assembling

rawat inap sudah melakukan tugasnya dengan semaksimal

mungkin, dengan membagi waktu untuk mengerjakan

assembling,analisis kelengkapan berkas dan mengembalikan

berkas yang tidak lengkap ke dokter/PPA dengan harus

mengeliling mengantarkan berkas keruangan-ruangan dokter

yang bersangkutan.

Walau tingkat pencapaian tujuan tidak selalu terlaksana

disetiap waktunya dikarenakan pelaksanaan pengembalian

berkas rekam medis yang tidak lengkap tidak sesuai dengan

ketentuan yang sudah diberikan oleh pihak Rumah Sakit.

Petugas akan melakukan pelaporan audit kelengkapan disetiap

bulannya untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan agar

mempelancar proses efektivitas pekerjaan khususnya di

assembling rawat inap.


71

2. Kualitas Kerja

Dalam proses menganalisis kelengkapan berkas rekam

medis rawat inap yang sudah diassembling petugas harus

menganalisis berkas pasien satu persatu lembar, dikarenakan

setiap form yang ada didalam berkas rekam medis rawat inap

harus sesuai dengan ketentuan analisis berkas assembling rawat

inap yang sudah ditentukan oleh pihak Rumah Sakit.

Seperti jika terdapat form rekam medis paasien yang

kosong/tidak terpakai maka lembaran form yang kosong harus

dikeluarkan, petugas juga harus memeriksa formulir-formulir

yang harus ada untuk setiap kasus contohnya : rekam medis

untuk kasus penyakit dalam,rekam medis untuk kasus

bedah,rekam medis untuk kasus kebidanan dan

kandungan,rekam medis untuk kasus bayi baru lahir,rekam

medis untukksus pasien meninggal dunia. Petugas menyusun

form rekam medis sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan

jika petugas menemukan formulir yang digunakan lebih dari 1

maka disusun sesuai dengan urutan tanggalnya.

Berkas rekam medis yang sudah diassembling harus

dianalisa kelengkapan pengisiannya jika ada ketidak lengkapan

berkas rekam medis petugas bisa langsung memisahkan berkas

yang tidak lengkap untuk dimasukan ke map sesuai dengan

nama dokter yang tidak mengisi kelengkapan berkas rekam


72

medis, kemudian dicatat di buku ekspedisi jika berkas

diperlukan maka petugas tinggal mencari di buku catatan

ekspedisi agar mempermudah proses pencarian berkas rekam

medis.

3. Tepat Waktu

Hasil pengamatan peneliti dilapangan menunjukan bahwa

masih banyak pengembalian berkas rekam medis dai poliklinik

ke unit rekam medis tidak sesuai dengan waktu yang disudah

ditentukan dengan batas waktu pengembalian berkas 2x 24 jam,

dalam kesepakatan terakhir di Rumah sakit Advent Bandung

jika berkas itu turun dalam kondisi tidak lengkap atau inchars di

ruang perawatan petugas harus mencantumkan siapa saja

dokter/PPA yang belum mengisi, dengan adanya catatan itu

ketika diterima oleh bagian penerimaan assembling maka sudah

diketahui bagian mana saja berkas yang bermasalah dan tidak

harus membongkar kembali isi berkas rekam medis tersebut.

Karena dengan adanya catatan tersebut akan

mempermudah petugas dalam mempersempit waktu tapi pada

kenyataanya tidak semua perawat membuat list catatan tersebut,

jadi petugas assembling harus membuthkan waktu untuk

menerima, mengassembling dan menganalisis mana saja berkas

rekam medis pasien yang belum lengkap dan mencatat ketidak

lengkapan pengisian berkas rekam medis tersebut. Karena


73

berkas rekam medis pasien akan dikirimkan sesuai dengan

jadwal dokter yang bersangkutan , petugas yang mengantarkan

berkas rekam medis tersebut akan melihat apakah dokter yang

bersangkutan akan langsung mengisi ketidak lengkapan berkas

tersebut atau tidak.

Berkas yang dikirimkan kembali oleh petugas untuk diisi

kelengkapannya belum tentu kembali ke bagian unit rekam

medis pada hari itu juga dikarenakan petugas juga

menyesesuaikan dengan jadwal dokter yang bersangkutan.

Seharusnya berkas rekam medis pasien yang turun itu 2 x 24

jam tapi kenyataanya presentasenya sangat besar untuk bisa

berkas yang kembali ke unit rekam medis 2 x 24 jam sesuai

dengan yang sudah ditentukan, bahkan pada kenyataanya ada

saja berkas yang kembali bisa sampai 2- 3 minggu untuk

diturunkan ke instalasi rekam medis.

Jika 2-3 minggu berkas yang sudah diturunkan ke instalasi

rekam medis dengan keadaan lengkap mungkin masih bisa

mengurangi beban kerja petugas, namun jika 2-3 minggu berkas

yang sudah diturunkan ke instalasi rekam medis dengan posisi

tidak lengkap maka akan menambahkan beban kerja petugas.

Sehingga kemungkinan akan terjadi peenumpukan berkas

disetiap harinya dikarenakan pengembalian berkas tidak tepat

waktu dan petugas akan keteteran dalam melakukan pekerjaan


74

pengiriman ,jadi petugas harus bisa mengatur waktu agar

menyeimbangkan beban kerja dengan SDM yang ada untuk

tercapainya efektivitas kerja di bagian assembling.

Tabel 3.8
Ketepatan Waktu Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap

No No Rekam Medis Tanggal Kirim Tanggal Terima Status

1. 00535041 04-03-2022 06-03-2022 Tepat

2. 03397504 09-03-2022 10-03-2022 Tepat

3. 03686604 22-03-2022 01-04-2022 Tidak Tepat

4. 03307504 22-03-2022 06-05-2022 Tidak Tepat

5. 03017504 08-03-2022 08-03-2022 Tepat

6. 03028004 09-03-2022 01-04-2022 Tidak Tepat

7. 03978004 09-03-2022 09-03-2022 Tepat

8. 03107704 09-03-2022 06-05-2022 Tidak Tepat

9. 00097509 11-03-2022 11-03-2022 Tepat

10. 00092300 04-04-2022 04-04-2022 Tepat

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis (2022)

D. Permasalahan Yang Dihadapi Rumah Sakit Tentang Beban Kerja


Petugas Assembling Rawat InapTerhadap Efektivitas Kerja
Dari hasil wawancara penulis kepada petugas assembling

rawat inap bahwa kegiatan menganalisis berkas rekam medis rawat

inap di Rumah Sakit Advent Bandung belum efektif dikarenakan

beban kerja petugas dengan SDM yang dibutuhkan tidak seimbang


75

dan adanya kendala dalam kegiatan menganalisis ketidaklengkapan

berkas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Advent Bandung yaitu

1. Pegembalian berkas yang tidak lengkap ke poliklinik agar diisi

kelengkapannya oleh DPJP/PPA

2. Keterlambatan pengiriman berkas dari perawat kebagian unit

rekam medis

3. Kurangnya staf mengakibatkan lambatnya proses pengerjaan

berkas assembling rawat inap

E. Upaya Yang Dilakukan Rumah Sakit Advent Bandung Dalam


Mengatasi Permasalahan Mengenai Beban Kerja Assembling Rawat
Inap Terhadap Efektivitas Kerja di Rumah Sakit Advent Bandung
Adapun upaya yang dilakukan oleh Pihak Rumah Sakit

Advent Bandung terkait permasalahan diatas sebagai berikut :

1. Jika ada petugas RM ada waktu kosong, maka petuga akan

menyediakan waktu 1 jam untuk berkeliling keruangan perawatan

untuk memantau berkas-berkas yang belum dilengkapi pada saat

pasien masih dirawat di Rumah Sakit.

2. Petugas bersosialisasi ke unit terkait untuk segera menurunkan

berkas maksimal 2x24 jam.

3. Pihak Rumah Sakit Advent belum menambahkan pegawai

sehingga untuk saat ini petugas hanya saling membantu, apabila

ada bagian tertentu yang mempunyai waktu luang untuk


76

membantu assembling,analisis dan mengantarkan berkas RM

keruangan dokter yang bersangkutan.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penjelasan

di bab-bab sebelumnya. Maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Alur assembling rawat inap di Rumah Sakit Advent Bandung dilakukan

berdasarkan SOP ( Standar Operasional Pelayanan) yang ada di Rumah

Sakit Advent Bandung.

2. Beban kerja assembling rawat inap di Rumah Sakit Advent bandung

dengan SDM yang ada tidak seimbang sehingga petugas harus bisa

membagi waktu untuk bisa mewujudkan tercapainya target yang sudah

ditentukan.

3. Evektivitas kerja assembling rawat inap di Rumah Sakit Advent Bandung

belum dilakukan secara optimal dikarenakan peneliti menemukan

pengembalian berkas rekam medis yang belum lengkap tidak sesuai

dengan waktu yang sudah ditentukan dengan pecapaian target yang ada.

4. Dari hasil penelitian permasalahan di Rumah Sakit Advent Bandung

adalah ketidaklengkapan pengisian formulir rekam medis dikarenakan

DPJP lupa mengisi resume dan TTD Keterlambatan pengembalian berkas

rekam medis dikarenakan penundaan dalam pengisian kelengkapan berkas

rekam medis, kurangnya petugas assembling mengakibatkan lamanya

proses analisis kelengkapan berkas.

77
78

5. Adapun upaya yang di lakukan Rumah Sakit Advent Bandung sebagai

pemecah masalah diatas antara lain: sejauh ini yang dilakukan oleh pihak

unit rekam medis Rumah Sakit Advent Bandung adalah saling membantu

satu sama lain apabila salah satu bagian petugas memiliki waktu kosong

dalam bekerja, mereka akan membantu petugas assembling dalam

melakukan kegiatan assembling,analisis berkas,dan mengantarkan berkas

keruangan-ruangan dokter yang bersangkutan untuk mengurangi beban

kerja petugas assembling.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan sevagai hasil kerja praktek lapangan di Rumah

Sakit Advent Bandung, penulis memberikan saran atau masukan tentang beban

kerja assembling rawat inap terhadap efektivitas kerja di Rumah Sakit Advent

bandung.

1. Melakukan pelaksanaan pengembalian berkas yang tidak lengkap ke

DPJP/PPA setiap hari agar tidak terjadi penumpukan berkas rekam medis

rawat inap.

2. Sebaiknya petugas melakukan sosialisasi ke poliklinik yang bersangkutan

dan mengingatkan untuk mengisi berkas ketidak lengkapan secepatnya

agar proses pengembalian tidak melebihi batas waktu yang sudah

ditentukan.

3. Sebaiknya pihak Rumah Sakit Advent Bandung menambah pegawai untuk

membantu mengerjakan assembling rawat inap agar tidak terjadinya

proses penumpukan berkas, karena tidak semua petugas di unit rekam


79

medis bisa membantu disetiap harinya dikarenakan mempunyai tugas

masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

A. Dokumen

1. Undang- Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

2. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

3. PERMENKES NOMOR 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Pasien

4. Menurut Permenkes 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi dan

Perizinan Rumah Sakit

5. PMK Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Rekam

Medis.

B. Buku Ilmiah

1. DepKes RI Drijen Yanmed. Pedoman Penyelenggaraan Rekam

Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Depkes (2006): Jakarta.

2. Eni Mahawati .(2021). Analisis Beban Kerja dan Produktivitas

Kerja. Penerbit Kita Menulis : Sumatra Utara.

3. Suci R. Mar’ih Koesomowidjojo .(2017). Analisis beban Kerja.

Penerbit Raih Asa Sukses : Jakarta.

4. Asswar Annas .(2017). Interaksi Pengambilan Keputusan dan

Evaluasi Kebijakan. Penerbit Celebes Media Perkasa : Sulawesi

Selatan.

5. Sugiyono .(2013). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, Dan

R&D. Penerbit Alfabeta : Bandung.

6. Sabran,Atma Deharja .(2021). Buku Ajar Paktik Klinis Rekam Medis

(Pengantar Awal Turun lapang). Penerbit Pelita Medika : Kediri.

80
81

C. Artikel

1. Imelva Andreya, Zalfa Hasna Nurfadillah, dan Meira Hidayati.

Analisis Beban Kerja Rekam Medis Menggunakan Metode ABK-

Kes di Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi. Cerdika: Jurnal Ilmiah

Indonesia 1 (8), 988-996. (2021).

2. Uraian Teoritis Efektivitas Kerja. Jurnal Perpustakaan Pancabudi.

3. Perencanaan Kebutuhan SDM Berdasarkan Metode Analisis

Beban Kerja (ABK-Kes). Jurnal Pusat Perencanaan dan

Penydayagunaan SDM Kes Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015.


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Permohonan PKL

82
83

Lampiran Daftar Nama Mahasiswa PKL di Rumah Sakit Advent


Bandung
84

Lampiran 2: Lembar Surat Balasan PKL


85

Lampiran 3: Lembar Persetujuan Penelitian


86

Lampiran 4 : Lembar Penilaian dan Daftar kehadiran PKL


87

Lampiran 5 : Lembar Pengajuan PKL


88

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Bimbingan


89

Lampiran 7: Lembar Persetujuan PKL


90

Lampiran 8 : SOP Assembling Rawat Inap


91
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pandeglang


Tanggal 18 Oktober 2000 yang bernama
Fivi Fitriatika Heryandi Astori anak ke 1
dari 3 bersaudara dengan buah kasih dari
pasangan Ros Heryandi dan Lia Suliawati
Bertempat tinggal di Perumahan Griya
Labuan Asri Blok A3 Rt 13/06 Ds. Sukamaju
Kec. Labuan Kab. Pandeglang Prov. Banten.
Pendidikan yang ditempuh penulis
awal mula di MI Annizhomiyyah (2007-2013). Kemudian
melanjutkan ke SMPS Global School (2013-2016), dan
selanjutnya bersekolah di SMA Negeri 4 Pandeglang (2016-
2019). Setelah itu penulis berkuliah di Politeknik Piksi Ganesha
Bandung Program Studi Diploma III Rekam medis dan informasi
kesehatan dari tahun 2019 hingga tahun 2022. Penulis memiliki
bekal pengalaman dengan mengikuti Praktek Kerja Lapangan
sejak tanggal 01 April sampai 01 juni 2022 di Rumah Sakit
Advent Bandung.

92

Anda mungkin juga menyukai