Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fauzi Ramadhani

NIM : 04221025
Prodi : Sistem Informasi
Kelas : A
Matkul : Manajemen Proyek Sistem Informasi

1. Beberapa metode yang umum dipakai perusahaan adalah sebagai


berikut :

1) Metode Net Present Value (NPV)


2) Metoe Payback Period (PP)
3) Metode Profotability Index (PI)
4) Metode Average Rate of Return (ARR)
5) Metode Internal Rate of Return (IRR)

1) Metode Net Present Value (NPV)


Metode penilaian investasi net present value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang
dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan uang kas bersih dimasa
mendatang. Dalam perhitungan net present value diperlukan data-data investasi dan
prakiraan keuntungan dari investasi yang sedang direncanakan. Keputusan dengan
mengguanakan analisa NPV ini ada dua kemungkinan.
• Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih besar yang berarti nilai
NPV positif. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan.
• Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih kecil yang berarti nilai
NPV negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Kelebihan Analisa Metode Net Present Value.
1) Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan
2) Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan
3) Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan
Kekurangan Analisa Metode Net Present Value
1) Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka waktu yang juga
berbeda. Maka nilai NPV yang lebih tinggi belum tentu menunjukkan investasi
tersebut lebih baik
2) Manajer keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal selama masa
investasi
3) Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus kas. Faktor
usia lamanya investasi juga bisa mempengaruhi.

2) Metode Payback Period (PP)


Analisa metode penilaian investasi payback period adalah sebuah metode untuk
mengetahui kapan waktu kembalinya dana investasi yang telah dikeluarkan. Payback
period mengukur lamanya dana investasi yang dikeluarkan perusahaan akan kembali
seluruhnya seperti awal mula. Dengan analisa metode payback period akan diketahui
berapa lama sebuah investasi bisa dikembalikan ketika terjadi kondisi BEP (break even
point) atau titik impas. Perhitungan metode ini diakukan dengan menghitung periode
waktu yang dibutuhkan ketika jumlah arus kas yang masuk sama dengan jumlah arus
kas yang keluar. Secara umum, apabila hasil payback periode menunjukkan periode
pengembalian yang lebih cepat. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan. Begitu
juga sebaliknya, apabila payback period menunjukkan periode pengembalian yang lebih
lama. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Kelebihan Payback Period
1) Payback period memberi informasi tentang kapan lamanya dana investasi akan
kembali.
2) Payback period memberi informasi tentang jangka waktu break even poin
3) Payback period bisa menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin pendek
payback period, semakin kecil resiko kerugian. Begitu juga sebaliknya.
4) Payback period bisa membandingkan dua jenis investasi yang mempunyai return
dan resiko yang sama dengan hanya melihat lamanya tempo pengembalian atas
investasi. Payback period yang lebih pendek itulah yang disarankan untuk dipilih.
5) Dampak investasi yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan bisa
diminialisir.
Kekurangan Payback Period
1) Payback period mengabaikan proceeds atau penerimaan investasi yang
diperoleh setelah masa payback period tercapai.
2) Payback period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of money)
3) Payback period tidak memiliki informasi tentang tambahan value yang bisa
diterima perusahaan
4) Payback period hanya mengukur rentang waktu kembalinya dana investasi.
Tidak menganalisa keuntungan investasi/proyek pembangunan yang sudah
direncanakan.

3) Metode Profitability Index (PI)


Analisa metode penilaian investasi profitability index (PI) membandingkan antara nilai
arus kas dimasa mendatang dengan nilai pengeluaran investasi yang sekarang.
Profitability index dikenal juga dengan nama profit investment ratio (rasio laba investasi)
dan value investment ratio (rasio investasi nilai). Apabila profitability Index hasilnya lebih
besar dari 1, Investasi tersebut layak untuk diambil. Semakin besar angkanya, maka
investasi tersebut semakin layak.
Kelebihan Profitability Index
1) Profitability index memberikan informasi persentase arus kas dimasa mendatang
dengan aliran kas awal (cash initial)
2) Profitability index memperhitungkan biaya modal (cost of capital)
3) Profitability index memperhitungkan semua arus kas
4) Profitability index memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money)
Kekurangan Profitability Index
1) Profitability index tidak menginformasikan tentang return suatu proyek investasi.
2) Profitability index tidak memiliki infomasi tentang resiko investasi.
3) Untuk menghitung profitability index dibutuhkan biaya modal.
4) Metode Average Rate of Return (ARR)
Metode penilaian investasi average rate of return ini menilai seberapa besar keuntungan
dari sebuah investasi. Keuntungan yang dimaksud adalah laba bersih setelah pajak
yang dibandingkan dengan nilai rata-rata dari investasi. Jadi ARR diukur dari laba
perusahaan. Bukan arus kas investasi perusahaan. Apabila hasil perhitungan angka
ARR lebih besar daripada tingkat return yang diisyaratkan. Maka investasi ini layak
untuk lakukan. Namun apabila yang terjadi sebaliknya, maka investasi tersebut tidak
layak untuk dijalankan.
Kelebihan Average Rate of Return
1) Metode ARR menggunakan data-data akuntansi yang telah tersedia. Tidak
diperlukan tambahan perhitungan
2) Sebagai alat ukur bahwa investasi baru tidak berpengaruh negatif terhadap laba
perusahaan.
3) Mudah dimengerti. Sangat sederhana. Cukup dengan melihat laporan laba rugi
perusahaan.
Kekurangan Average Rate of Return
1) Metode ARR mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money)
2) Pendekatan yang digunakan jangka pendek. Angka-angka yang digunakan saat
ini bisa menyesatkan diwaktu yang akan datang
3) Terlalu memfokuskan pada nominal laba akuntansi. Mengabaikan aliran arus kas
dari investasi yang dijalankan.
4) Jangka waktu investasi tidak diperhitungkan.

5) Metode Internal Rate of Return (IRR)


Analisa metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah metode analisa investasi
dengan menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan present value (nilai
sekarang) investasi saat ini dengan present value dari penerimaan arus kas dimasa
yang akan datang. Metode IRR ini mungkin metode yang paling sering dilakukan.
Mungkin karena mudah digunakan dan banyak yang beranggapan dan percaya bahwa
perhitungan IRR adalah hitungan yang menunjukkan tingkat return yang sebenarnya.
Kelebihan Internal Rate of Return
1) Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang
2) Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas.
3) Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi
4) Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan investasi
bisa membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui.
5) Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas
belakangan
Kekurangan Internal Rate of Return
1) Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari nilai
yang kemungkinan bisa dicapai
2) Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and error
apabila tidak menggunakan software.
3) Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki perbedaan
dalam ukuran dan keadaan investasi.
4) Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak
menghasilkan nilai IRR sama sekali.

2. Berikut ini adalah proses-proses dalam manajemen waktu proyek:

1) Definisi Aktivitas: mengidentifikasi kegiatan yang spesifik yang harus dilakukan


oleh tim proyek dan stakeholder untuk membuat project deliverables.
2) Pengurutan aktivitas: mengidentifikasi dan mendokumenkan hubungan antara
aktivitas – aktivitas dalam proyek.
3) Perkiraan Sumber Daya Aktivitas: memperkirakan seberapa banyak sumberdaya
yang harus digunakan oleh tim proyek untuk melakukan aktivitas – aktivitas
dalam proyek.
4) Perkiraan Durasi Aktivitas: memperkirakan jumlah waktu kerja yang diperlukan
untuk menyelesaikan kegiatan individual dalam proyek.
5) Pembuatan Jadwal: menganalisa urutan aktivitas, perkiraan sumberdaya,
perkiraan durasi kerja untuk membuat project schedule.
6) Pengendalian Jadwal: mengontrol dan memanajemeni perubahan pada project
schedule.

1) Pendefinisian Aktivitas
Sebuah activity atau task adalah elemen dalam pekerjaan yang biasanya ditemukan
dalam WBS yang telah diperkirakan durasinya, biayanya dan sumberdaya yang
dibutuhkan. Project schedule dibuat berdasar dokumen – dokumen dasar pada
permulaan proyek diantaranya project charter untuk mendapatkan waktu mulai dan
waktu akhir dan informasi berkaitan dengan pendanaan, scope statement dan WBS
yang membantu mendefinisikan apa yang harus dilakukan. Activity definition meliputi
pembuatan WBS yang lebih detail dan penjelasan pendukung untuk memahami semua
pekerjaan yang harus dilakukan sehingga kita dapat membuat cost yang lebih realistis,
dan estimasi durasi yang lebih akurat.
2) Pengurutan Aktivitas
Meliputi review aktivitas dan menentukan dependencies. Sebuah dependency atau
relationship berhubungan dengan urutan aktivitas proyek atau tugas – tugas. Untuk
menggunakan critical path analysis harus ditentukan terlebih dahulu dependency-nya.
Ada empat tipe project dependency yaitu:
• Mandatory dependencies: sudah ada dalam pekerjaan yang akan dikerjakan
dalam proyek dan sering kali disebut sebagai hard logic.
• Discretionary dependencies: ditentukan oleh tim proyek, kadang disebut sebagai
soft logic dan harus digunakan dengan hati hati karena akan berkemungkinan
membatasi pilihan penjadwalan selanjutnya.
• External dependencies: meliputi hubungan antara kegiatan proyek dan kegiatan
bukan dalam proyek.
• Internal dependencies: didefinisikan antara dua kegiatan proyek. Tim Proyek,
biasanya, memiliki kontrol penuh atas kegiatan proyek.
Ketergantungan aktivitas harus ditentukan untuk keperluan analisis jalur kritis (critical
path analysis)
3) Perkiraan Sumber Daya
Aktivitas Sebelum memperkirakan durasi kegiatan, kita harus memiliki perkiraan yang
baik mengenai kuantitas dan jenis sumberdaya yang akan digunakan untuk setiap
kegiatan. Mempertimbangkan isu penting dalam memperkirakan sumberdaya yaitu:
seberapa sulit untuk diselesaikan setiap aktivitas tertentu dalam proyek, bagaimana
sejarah organisasi dalam melakukan kegiatan yang sama, apakah sumberdaya yang
dibutuhkan tersedia dll.
4) Estimasi Durasi(Lamanya Waktu) Aktivitas
Durasi mencakup jumlah waktu digunakan untuk suatu aktivitas plus waktu yang sudah
dilewati. Effort (usaha) adalah jumlah hari kerja atau jam kerja diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Effort tidak sama dengan Durasi. Orang yang
mengerjakan proyek harus membantu melakukan estimasi, sementara Ahlinya bertugas
untuk mereview estimasi tersebut.
5) Pembuatan Jadwal
Tujuan utama adalah untuk membuat jadwal proyek yang realistis yang akan menjadi
dasar pengawasan berjalannya proyek Alat dan teknik penting mencakup : Gantt charts,
PERT analysis, critical path analysis, and critical chain scheduling
6) Pengendalian Jadwal
Dalam schedule control yang dilakukan adalah: pengecekan kesesuaian antara jadwal
proyek dengan kenyatanya, memperbolehkan adanya kemungkinan- kemungkinan,
tidak merencanakan seseorang untuk bekerja dengan kapasitas penuh atau 100 persen
pada setiap waktu, dan selalu melakukan pertemuan dengan stakeholder untuk
mengkomunikasikan isu penjadwalan dengan jelas dan terus terang.

3. Berikut ini adalah tipe-tipe task dependencies:


1) Finish to Start (FS): Ini adalah ketergantungan tugas yang paling umum. Tugas
B tidak dapat dimulai sampai Tugas A selesai. Fungsionalitas ini umum dalam
metodologi manajemen proyek Waterfall.

2) Start to Start (SS): Tugas B tidak dapat dimulai sebelum Tugas A dimulai. Ini
adalah untuk tugas-tugas yang diperlukan untuk berjalan secara paralel satu
sama lain. Contoh bagusnya adalah peluncuran e-niaga berjangka waktu.
Seorang pemasar media sosial mungkin ingin memposting pengumuman untuk
penjualan yang akan ditayangkan, tepat saat pengembang web mendorong
halaman web yang benar untuk ditayangkan. Pemasar media sosial tidak
memulai hingga pengembang web mulai memastikan bahwa pengumuman
keluar pada saat yang bersamaan.

3) Finish to Finish (FF): Tugas B tidak dapat selesai sampai Tugas A juga selesai.
Ini biasa terjadi pada tugas yang memiliki subtugas di dalamnya; jika subtugas
tidak selesai, Anda tidak dapat menyelesaikan tugas induk.

4) Start to Finish (SF): Tugas B harus dimulai agar Tugas A diselesaikan. Ini penting
untuk situasi yang membutuhkan tumpang tindih. Contohnya adalah cakupan
pada garis dukungan. Perwakilan tidak dapat pergi sampai perwakilan lain datang
untuk membebaskan mereka dari tugasnya sehingga selalu ada seseorang yang
tersedia untuk memberikan dukungan pelanggan.

4. Berikut ini adalah output proses perencanaan kualitas:


Perencanaan kualitas adalah identifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek,
dan menentukan cara memenuhi standar kualitas tsb. Perencanaan Kualitas juga bisa
disebut sebagai Kemampuan untuk mengantisipasi situasi dan menyiapkan tindakan
yang menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Perlu merancang kualitas dan
mengkomunikasikan faktor-faktor yang berkontribusi langsung untuk memenuhi
permintaan pelanggan
Ouput Proses Perencanaan Kualitas:
1) Quality Management Plan
Dapat didokumentasikan secara formal maupun informal,namun harus dapat
menjadi tuntunan agar proses maupun produk proyek menjadi berkualitas
(apapun standar yang digunakan)
2) Quality Metrics
Digunakan saat proses penjaminan kualitas (QA) dan pengendalian kualitas (QC)
Contoh : reliability,failure rate, availibility,dsb
3) Quality Checklist
Daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka memenuhi kualitas proyek
4) Process Improvement Plan, Quality Baseline, Project Management Plan (update)
5. Dari gambar di bawah ini, tentukan:
a. Berapa banyak jalur pada diagram jaringan ini?
Terdapat 2 jalur yaitu 1-2-3-5-6 (A-B-D-F), 1-2-4-5-6 (A-C-E-F).

b. Berapa panjang waktu masing-masing tiap jalur?


- Jalur 1 -> 1-2-3-5-6 (A-B-D-F) -> 2+5+6+3 = 16 hari
- Jalur 2 -> 1-2-4-5-6 (A-C-E-F) -> 2+3+4+3 = 12 hari

c. Jaringan yang mana yang termasuk jalur kritis?

- EF(1, 2) = 2 - 0 - 2 = 0
- EF(2, 3) = 7 - 2 - 5 = 0
- EF(2, 4) = 11 - 2 - 3 = 6
- EF(3, 5) = 13 - 7 - 6 = 0
- EF(4, 5) = 13 - 5 - 4 = 4
- EF(5, 6) = 16 - 13 - 3 = 0
Jadi, jaringan yang termasuk ke dalam jalur kritis adalah 1-2-3-5-6 (P-D-F).

d. Berapa lama jumlah waktu yang terpendek dalam menyelesaikan jaringan


proyek ini?
- Jalur 1 -> 1-2-3-5-6 (A-B-D) -> 2+5+6+3 = 16 hari
- Jalur 2 -> 1-2-4-5-6 (A-C-E-F) -> 2+3+4+3 = 12 hari
Jadi, waktu terpendek dalam menyelesaikan jaringan proyek adalah selama 12
hari pada jalur 1-2-4-5-6 (A-C-E-F).
6. Proyek A membutuhkan investasi sebesar Rp. 150.000.000. arus kas masuk
netto diperkirakan : Tahun 1 Rp. 40.000.000 Tahun 4 Rp. 50.000.000 Tahun
2 Rp. 37.000.000 Tahun 5 Rp. 20.000.000 Tahun 3 Rp. 45.000.000 Tahun 6
Rp. 30.000.000

a. Hitunglah Payback Period nya!


- Tahun 1: Rp. 40.000.000
- Tahun 2: Rp. 37.000.000
- Tahun 3: Rp. 45.000.000
- Tahun 4: Rp. 50.000.000
- Tahun 5: Rp. 20.000.000
- Tahun 6: Rp. 30.000.000
(150.000.000 - 40.000.000 - 37.000.000 - 45.000.000 - 50.000.000) =
150.000.000 -
172.000.000 = (-22.000.000)
PP = 3 tahun + ( ( (40.000.000 + 37.000.000 + 45.000.000 + 50.000.000) -
150.000.000) / 50.000.000 ) x 1 tahun = 3 tahun + 0.44 tahun = 3.44 tahun = 3
tahun 5 bulan.

b. Dengan tingkat diskonto 15%, tentukan Net Present Value nya?

NPV = (40,000,000 / (1+0.15)^1) + (37,000,000 / (1+0.15)^2) + (45,000,000 /


(1+0.15)^3) + (50,000,000 / (1+0.15)^4) + (20,000,000 / (1+0.15)^5) +
(30,000,000 / (1+0.15)^6) - 150,000,000 = Rp. 44,973,639

c. Dengan tingkat bunga terendah 10% dan tingkat bunga tertinggi 20%,
hitunglah Internal Rate of Return nya!

PV of Proceeds 10% = (40,000,000 / (1+0.1)^1) + (37,000,000 / (1+0.1)^2) +


(45,000,000 / (1+0.1)^3) + (50,000,000 / (1+0.1)^4) + (20,000,000 / (1+0.1)^5)
+ (30,000,000 / (1+0.1)^6) = 218,936,554.

PV of Proceeds 20% = (40,000,000 / (1+0.2)^1) + (37,000,000 / (1+0.2)^2) +


(45,000,000 / (1+0.2)^3) + (50,000,000 / (1+0.2)^4) + (20,000,000 /
(1+0.2)^5) + (30,000,000 / (1+0.2)^6) = 182,854,000.
NPV 10% = (40,000,000 / (1+0.1)^1) + (37,000,000 / (1+0.1)^2) +
(45,000,000 / (1+0.1)^3) + (50,000,000 / (1+0.1)^4) + (20,000,000 /
(1+0.1)^5) + (30,000,000 / (1+0.1)^6) - 150,000,000 = Rp. 68,936,554.
NPV 20% = (40,000,000 / (1+0.2)^1) + (37,000,000 / (1+0.2)^2) +
(45,000,000 / (1+0.2)^3) + (50,000,000 / (1+0.2)^4) + (20,000,000 /
(1+0.2)^5) + (30,000,000 / (1+0.2)^6) - 150,000,000 = Rp. 32,854,000.
Selisih = Rp. 36,082,554
IRR = 10% + (36,082,554) x 10 % = 10% + 9.1% = 19.1%.

Anda mungkin juga menyukai