OLEH :
ROSMAWATI GINTING
NIM :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa. karena atas rahmat dan
petunjuknya, kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah MIK I “Sejarah dan Perkembangan
Rekam Medis”
Makalah ini membahas tentang sejarah rekam medis baik di tingkat internasional
maupun nasional.
Namun demikian, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu segala kerendahan hati, kritik dan saran dari berbagai pihak kami
harapkan demi untuk penyempurnaan makalah berikutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan ……………………………………………………………………..…. 1
Kesimpulan............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Mengetahui lebih jauh tentang apakah itu rekam medis dan keprofesian rekam medis
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.4 PARADIGMA REKAM MEDIS
a. Rekam Medis (Tradisional)
Mengelola Rekam medis
Mengelola Data
Menyiapkan Formulir
Masih memakai Regulasi/Peraturan Lama, PERMENKES No.
749a/Menkes/PER/XII/89 tentang Rekam Medis yang berisi Pasal Ayat 1 berbunyi
: Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas bila terjadi
kesalahan…….
b. MIK (Paradigma baru)
Manajemen Informasi Kesehatan
Regulasi baru PERMENKES RI no. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
medis yang berisi pasal 2 ayat 1 Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap
dan jelas atau secara elektronik. Ayat 2 penyelenggaraan RM dengan menggunakan
teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
Dokumen yang harus tertulis (Bab III Pasal 5 UU ITE)
Kemudian diikuti dengan pembukaan pendidikan Medical Record Technician pada tahun
1953 di Amerika oleh America Assosiation of Record Librarians dengan
memperoleh grant dari WK Kellog Foundation.
Dari fakta di atas, menunjukkan bahwa sejarah perkembangan rekam medik selalu
mengiringi perkembangan ilmu kedokteran. Hal ini menunjukkan pula bahwa kepentingan rekam
medik pada mulanya untuk membantu mengingat para dokter dalam pelayanannya kepada
pasien. Dengan demikian, kegiatan utamanya adalah catat-mencatat dan
3
mendokumentasikannya. Kemudian sejak zaman Hipocrates pencatatan pelayanan medik ke
dalam rekam medik mulai diwajibkan untuk keperluan studi para muridnya dalam mempelajari
ilmu kedokteran. Cara seperti ini dipertahankan sampai saat ini sehingga rekam medik menjadi
salah satu pilar berkembangnya ilmu kedokteran. Pada zaman Hipocrates itulah, rekam medik
sudah mulai digunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan mungkin sudah digunakan untuk
penelitian. Namun bila kedudukan rekam medik bila disandingkan dengan ilmu kedokteran,
rekam medik ditempatkan pada posisi penunjang dalam pelayanan kepada pasien yaitu urusan
catat-mencatat, simpan menyimpan dan pengambilan kembali guna keperluan dokter dalam
palayanan kepada pasien.
Perkembangan rekam medis di Indonesia dimulai sejak masa prakemerdekaan walaupun
pelaksanaannya, penataannya masih belum mengikuti kaidah sistem informasi yang benar karena
masih tergantung pada selera pimpinan masingmasing rumah sakit. Sejak dikeluarkan peraturan
pemerintah No. 10 tahun 1960, yang isinya mewajibkan kepada semua petugas kesehatan untuk
menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas rekam medis, kemudian SK Menkes RI No.
034/Birhup/1972, maka ada kejelasan bagi rumah sakit untuk menyelenggarakan rekam medis
dengan baik dan benar.
Di Indonesia sejarah dan perkembangan rekam medis dijumpai dengan adanya resep-
resep jamu warisan nenek moyang yang diturunkan dari generasi ke generasi melalui catatan
pada daun lontar dan sarana lain yang dapat digunakan sesuai dengan zamannya.
Walapun pelayanan RM di Indonesia telah ada sejak zaman penjajahan, namun perhatian
untuk pembenahan yang lebih baik dapat dikatakan mulai sejak diterbitkannya.
1. Keputusan Men.Kes.RI No. 031/Birhup/1972 yang menyatakan bahwa semua rumah
sakit diharuskan mengerjakan medical recording dan reporting, dan hospital statistic.
Keputusan tersebut kemudian dilanjutkan dengan adanya
2. Keputusan Men.Kes.RI No. 034/Birhup/1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan
Rumah Sakit. “ Guna menunjang Rencana Induk (Master Plan) yang baik, maka setiap
RS diwajibkan : mempunyai dan merawat statistik yang up to date, membina medical
record berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan “.
3. Keputusan Men.Kes.RI No. 134/MenKes/SK/IV/78, tgl 28 April 1978, tentang SOTK
RSU. “ Sub Bagian (Urusan) Pencatatan Medik mempunyai tugas mengatur
Pelaksanaan Kegiatan Pencatatan Medik “.
4. UU No. 23 tahun 1992 twntang kesehatan.
5. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
6. Adanya UU Praktik Kedokteran No. 29 tahun 2004.
7. PerMenKes RI No. 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medik (Medical Record).
4
2.6 KOMPONEN REKAM MEDIS
1. Identifikasi
Sistem Identifikasi adalah cara melakukan identifikasi pasien dan identifikasi berkas
/dokumen rekam medis. Identifikasi berkas rekam medis ini mutlak diperlukan untuk
mempermudah dan mempercepat pencarian berkas rekam medis melalui pengindekan. Penulisan
identifikasi pasien rawat jalan dan rawat inap harus sama. Identifikasi bayi baru lahir lebih
lengkap jika dibanding dengan identifikasi pasien dewasa atau umum. Identifikasi bayi baru
lahir harus diisikan pada formulir khusus.
butir – butir identifikasi pasien yang harus ditulis di formulir rekam medis adalah sebagai
berikut :
a. Nama lengkap
b. Nama orang tua
c. Tempat tanggal lahir
d. Pekerjaan
e. Agama
f. Status perkawinan
2. Sosial
a. Ras/Suku
b. Status dalam keluarga
c. Hobi
d. Sikap
3. Medikal
a. Data Langsung : riwayat penyakit, catatan perawat, vital signs, progress note,dsb
b. Data Dokter: laporan laboratorium, laporan operasi/anestesi/pasca anestesi, diagnosa,
perintah dokter.
5
4. Financial / keuangan
a. Nama perusahaan
b. Cara pembayaran
c. Orang yang bertanggungjawab
d. Nomor asuransi
e. dsb
6
k. Nama dan tanda tangan dokter
7
l. Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana massal
m. Identitas yang menemukan pasien
5. Rekam medis pealayanan dr. Spesialis/drg dapat dikembangkan sesuai kebutuhan .
6. Pelayanan yang diberikan dalam ambulans dan pengobatan massal dicatat dalam rekam
medis sesuai ketentuan dan disimpan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang merawat.
8
7. KEMITRAAN PROFESI
Perekam medis mampu berkolaborasi inter dan intra profesi yang terkait dalam pelayanan
kesehatan.
9
IFHRO (International Federation of Health Records Organizations) sekarang bernama
IFHIMA Juga Mendukung PORMIKI
10
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan,
kehadiran perekam medis sangat diperlukan dalam bidang kesehatan. Rekam medis berguna
untuk menunjang tertib administrasi, tanpa di dukung suatu sistem pengelolaan rekam medis
yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi tersebut dapat berhasil.
rekam medis. Baik yang terjadi di tingkat nasional maupun internasional. Perubahan
tersebut di mulai dari perbaikan catatan kesehatan melalui standarisasi rumah sakit dan
organisasi yang telah terjadi sejak zaman dahulu kala.
Seiring berkembangnya zaman, dalam tahun-tahun belakangan ini terjadi beberapa kali
perubahan sebutan untuk orang yang melaksanakan pengelolaan rekam medis sebagaimana
perubahan nama sebutan untuk Unit Rekam Medis. Hal ini terjadi karena adanya perhatian dan
kesadaran tinggi terhadap pentingnya sistem rekam medis serta adanya suatu pemikiran tentang
pengembangan sistem informasi kesehatan yang terkomputerisasi.
Kini, kemajuan perekaman kegiatan dibidang kedokteran/kesehatan ini, tidak saja tertulis
di atas kertas, tapi telah masuk ke era elektronik seperti komputer, mikrofilm, pita suara dan lain-
lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kegiatan pelayanan Rekam Medis yang telah
dilakukan sejak zaman dulu sangat berperan dalam perkembangan dunia pengobatan.sejarah
rekam medis
11
Daftar Pustaka
Menkes RI (2008) Peraturan Menteri Kesehatan No 269 Tahun 2008 tentang rekam medis.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI (2007) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 377 tahun 2007 tentang Kompetensi
Perkam Medis dan Informasi Kesehatan.
Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
12