Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MIK-1 KONSEP REKAM RMIK YANG MELIPUTI PENGERTIAN, TUJUAN,

KEGUNAAN, PARADIGMA, SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KOMPONEN JENIS-


JENIS PENDOKUMENTASIAN, PENGENALAN KOMPETENSI RMIK ORGANISASI
PROFESI DAN JENIS – JENIS PASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

OLEH :

ROSMAWATI GINTING
NIM :

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN


(APIKES) IMELDA MEDAN
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa. karena atas rahmat dan
petunjuknya, kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah MIK I “Sejarah dan Perkembangan
Rekam Medis”

Makalah ini membahas tentang sejarah rekam medis baik di tingkat internasional
maupun nasional.

Namun demikian, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu segala kerendahan hati, kritik dan saran dari berbagai pihak kami
harapkan demi untuk penyempurnaan makalah berikutnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.

Medan, 09 Agustus 2019

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i

Daftar Isi........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1

C. Tujuan ……………………………………………………………………..…. 1

BAB II.. PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN REKAM MEDIS...................................................................... 2

2.2 TUJUAN REKAM MEDIS…………………………………….……………. 2

2.3 KEGUNAAN REKAM MEDIS……………………………………………… 2

2.4 PARADIGMA REKAM MEDIS……………………………………………. 3

2.5 SEJARAH DAN BERKEMBANG REKAM MEDIS………………………. 3

2.6 KOMPONEN REKAM MEDIS ……………………………………………. 5

2.7 JENIS JENIS PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS………………... 6

2.8 KOMPETENSI REKAM MEDIS…………………………………………… 8

2.9 ORGANISASI PROFESI REKAM MEDIS………………..………………. 9

2.10 BENTUK PELAYANAN REKAM MEDIS………………………………. 10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan
oleh dokter dan dokter gigi. Di dalam rekam medis berisi data klinis pasien selama proses
diagnosis dan pengobatan (treatment). Oleh karena itu setiap kegiatan pelayanan medis harus
mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat untuk setiap pasien dan setiap dokter dan
dokter gigi wajib mengisi rekam medis dengan benar, lengkap dan tepat waktu.
Secara teoritis Rekam medis dapat diartikan sebagai “keterangan baik yang tertulis maupun
yang terekam tentang identitas, anamnase, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, termasuk pengobatannya, baik
yang menjalani rawat jalan, rawat inap, atau rawat gawat darurat”.
Dengan demikian rekam medis seorang pasien harus berisikan segala informasi tentang
status kesehatan pasien, dimana hal ini dapat dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih
lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya pada pasien tersebut di sarana
pelayanan kesehatan

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Mengetahui sejarah perkembangan rekam medis
B. Mengetahui jenis dan komponen rekam medis
C. Mengetahui organisasi rekam medis

1.3 TUJUAN
Mengetahui lebih jauh tentang apakah itu rekam medis dan keprofesian rekam medis

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN RMIK


Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan. (Permenkes No 269/MENKES/PER/III/2008)
Rekam Medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar disimpulkan
bahwa diatas dapat dari paragraf kegiatan pencatatan saja, rekam medis merupakan suatu sistem
penyelenggaraan bukan sekedar kegiatan pencatatan saja. tetapi mempunyai pengertian sebagai
satu sistem Penyelenggaraan Rekam Medis.
Penyelenggaraan Rekam Medis di RSU adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai
pada saat diterimanya pasien, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien serta dilanjutkan
dengan proses penanganan berkas rekam medis yang meliputi pengolahan data, penyimpanan,
pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan / peminjaman dan
pelaporan.
2.2 TUJUAN REKAM MEDIS
Terselenggaranya pelayanan rekam medis untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi. Tanpa adanya suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,
mustahil tertib administrasi rumah sakit berhasil sebagaimana yang diharapkan seperti
Terselenggaranya sistem penerimaan pasien, pencatatan, pengolahan data, penyimpanan,
pengambilan kembali rekam medis dan pelaporan
2.3 ADAPUN KEGUNAAN DARI REKAM MEDIS ITU SENDIRI, YAITU :
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian
dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada seorang
pasien.
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung / dirawat di Rumah Sakit Umum Mitra Anugrah
Lestari
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga
kesehatan lainnya.
6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan
pendidikan.
7. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien.
8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan
pertanggungjawaban dan laporan.

2
2.4 PARADIGMA REKAM MEDIS
a. Rekam Medis (Tradisional)
 Mengelola Rekam medis
 Mengelola Data
 Menyiapkan Formulir
 Masih memakai Regulasi/Peraturan Lama, PERMENKES No.
749a/Menkes/PER/XII/89 tentang Rekam Medis yang berisi Pasal Ayat 1 berbunyi
: Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas bila terjadi
kesalahan…….
b. MIK (Paradigma baru)
 Manajemen Informasi Kesehatan
 Regulasi baru PERMENKES RI no. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
medis yang berisi pasal 2 ayat 1 Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap
dan jelas atau secara elektronik. Ayat 2 penyelenggaraan RM dengan menggunakan
teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
 Dokumen yang harus tertulis (Bab III Pasal 5 UU ITE)

2.5 SEJARAH DAN BERKEMBANGNYA REKAM MEDIS


Rekam medis berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Rekam medis sendiri tumbuh
dari kondisi-kondisi atau kesadaran akan pentingnya dokumentasi bagi kepentingan hukum,
medis, keuangan, pendidikan dan lain-lain. Di bidang medis, pendokumentasian data pasien
sangatlah penting karena segala pelayanan yang diberikan oleh dokter, perawat, bidan dan tenaga
kesehatan lainnya harus dicatat secara akurat dan selanjutnya dikelola dalam suatu sistem rekam
medis. Lahirnya rekam medis di dunia bersamaan dengan lahirnya ilmu kedokteran. Rekam
medis sendiri sudah berkembang sejak zaman batu (Paleolithic) kurang lebih 250.000 SM.
Kemudian perkembangan rekam medis mengikuti tahapantahapan zaman Mesir kuno, zaman
Yunani, zaman Romawi, zaman Byzantium, zaman Yahudi, zaman Mohammedan, abad
pertengahan, zaman Renaissance, abad XVII, abad XVIII, abad XIX dan abad XX.

Kemudian diikuti dengan pembukaan pendidikan Medical Record Technician pada tahun
1953 di Amerika oleh America Assosiation of Record Librarians dengan
memperoleh grant dari WK Kellog Foundation.
Dari fakta di atas, menunjukkan bahwa sejarah perkembangan rekam medik selalu
mengiringi perkembangan ilmu kedokteran. Hal ini menunjukkan pula bahwa kepentingan rekam
medik pada mulanya untuk membantu mengingat para dokter dalam pelayanannya kepada
pasien. Dengan demikian, kegiatan utamanya adalah catat-mencatat dan

3
mendokumentasikannya. Kemudian sejak zaman Hipocrates pencatatan pelayanan medik ke
dalam rekam medik mulai diwajibkan untuk keperluan studi para muridnya dalam mempelajari
ilmu kedokteran. Cara seperti ini dipertahankan sampai saat ini sehingga rekam medik menjadi
salah satu pilar berkembangnya ilmu kedokteran. Pada zaman Hipocrates itulah, rekam medik
sudah mulai digunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan mungkin sudah digunakan untuk
penelitian. Namun bila kedudukan rekam medik bila disandingkan dengan ilmu kedokteran,
rekam medik ditempatkan pada posisi penunjang dalam pelayanan kepada pasien yaitu urusan
catat-mencatat, simpan menyimpan dan pengambilan kembali guna keperluan dokter dalam
palayanan kepada pasien.
Perkembangan rekam medis di Indonesia dimulai sejak masa prakemerdekaan walaupun
pelaksanaannya, penataannya masih belum mengikuti kaidah sistem informasi yang benar karena
masih tergantung pada selera pimpinan masingmasing rumah sakit. Sejak dikeluarkan peraturan
pemerintah No. 10 tahun 1960, yang isinya mewajibkan kepada semua petugas kesehatan untuk
menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas rekam medis, kemudian SK Menkes RI No.
034/Birhup/1972, maka ada kejelasan bagi rumah sakit untuk menyelenggarakan rekam medis
dengan baik dan benar.
Di Indonesia sejarah dan perkembangan rekam medis dijumpai dengan adanya resep-
resep jamu warisan nenek moyang yang diturunkan dari generasi ke generasi melalui catatan
pada daun lontar dan sarana lain yang dapat digunakan sesuai dengan zamannya.
Walapun pelayanan RM di Indonesia telah ada sejak zaman penjajahan, namun perhatian
untuk pembenahan yang lebih baik dapat dikatakan mulai sejak diterbitkannya.
1. Keputusan Men.Kes.RI No. 031/Birhup/1972 yang menyatakan bahwa semua rumah
sakit diharuskan mengerjakan medical recording dan reporting, dan hospital statistic.
Keputusan tersebut kemudian dilanjutkan dengan adanya
2. Keputusan Men.Kes.RI No. 034/Birhup/1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan
Rumah Sakit. “ Guna menunjang Rencana Induk (Master Plan) yang baik, maka setiap
RS diwajibkan : mempunyai dan merawat statistik yang up to date, membina medical
record berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan “.
3. Keputusan Men.Kes.RI No. 134/MenKes/SK/IV/78, tgl 28 April 1978, tentang SOTK
RSU. “ Sub Bagian (Urusan) Pencatatan Medik mempunyai tugas mengatur
Pelaksanaan Kegiatan Pencatatan Medik “.
4. UU No. 23 tahun 1992 twntang kesehatan.
5. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
6. Adanya UU Praktik Kedokteran No. 29 tahun 2004.
7. PerMenKes RI No. 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medik (Medical Record).

4
2.6 KOMPONEN REKAM MEDIS

1. Identifikasi
Sistem Identifikasi adalah cara melakukan identifikasi pasien dan identifikasi berkas
/dokumen rekam medis. Identifikasi berkas rekam medis ini mutlak diperlukan untuk
mempermudah dan mempercepat pencarian berkas rekam medis melalui pengindekan. Penulisan
identifikasi pasien rawat jalan dan rawat inap harus sama. Identifikasi bayi baru lahir lebih
lengkap jika dibanding dengan identifikasi pasien dewasa atau umum. Identifikasi bayi baru
lahir harus diisikan pada formulir khusus.
butir – butir identifikasi pasien yang harus ditulis di formulir rekam medis adalah sebagai
berikut :
a. Nama lengkap
b. Nama orang tua
c. Tempat tanggal lahir
d. Pekerjaan
e. Agama
f. Status perkawinan
2. Sosial
a. Ras/Suku
b. Status dalam keluarga
c. Hobi
d. Sikap
3. Medikal
a. Data Langsung : riwayat penyakit, catatan perawat, vital signs, progress note,dsb
b. Data Dokter: laporan laboratorium, laporan operasi/anestesi/pasca anestesi, diagnosa,
perintah dokter.

5
4. Financial / keuangan
a. Nama perusahaan
b. Cara pembayaran
c. Orang yang bertanggungjawab
d. Nomor asuransi
e. dsb

2.7 JENIS JENIS PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS


1. Rekam Medis rawat jalan
a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Anamnesis
d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis
e. Diagnosis (Dx)
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik
j. Persetujuan tindakan (Informed concent)

2. Rekam Medis rawat inap


a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Anamnesis
d. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Persetujuan tindakan (Informed concent)
i. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan

j. Ringkasan pulang (Resume)

6
k. Nama dan tanda tangan dokter

l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.

3. Rekam Medis gawat darurat


a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis
d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik
j. Persetujuan tindakan (Informed concent)
k. Kondisi pasien saat tiba di yankes
l. Identitas pengantar pasien
m. Rencana tindak lanjut
n. Ringkasan pulang (Resume)
o. Sarana transportasi yang digunakan untuk rujukan
4. Rekam Medis bencana
a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis
d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik
j. Persetujuan tindakan (Informed concent)
k. Jenis bencana dan lokasi penemuan pasien

7
l. Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana massal
m. Identitas yang menemukan pasien
5. Rekam medis pealayanan dr. Spesialis/drg dapat dikembangkan sesuai kebutuhan .
6. Pelayanan yang diberikan dalam ambulans dan pengobatan massal dicatat dalam rekam
medis sesuai ketentuan dan disimpan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang merawat.

2.8 KOMPETENSI REKAM MEDIS

1. KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT, MASALAH-MASALAH YANG


BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN TINDAKAN MEDIS :
Perekam medis mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai
klasifikasi internasional tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan
manajemen kesehatan.
2. ASPEK HUKUM DAN ETIKA PROFESI
Perekam medis mampu melakukan tugas dalam memberikan pelayanan rekam medis dan
informasi kesehatan yang bermutu tinggi dengan memperhatikan perundangan dan etika
profesi yang berlaku.
3. MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
Perekam medis mampu mengelola rekam medis dan informasi kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan medis, administrasi dan kebutuhan informasi kesehatan sebagai bahan
pengambilan keputusan dibidang kesehatan.
4. MENJAGA MUTU REKAM MEDIS
Perekam medis mampu mengelola, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menilai
mutu rekam medis.
5. STATISTIK KESEHATAN
Perekam medis mampu menggunakan statistik kesehatan untuk menghasilkan informasi dan
perkiraan yang bermutu tinggi sebagai dasar perncanaan dan pengambilan keputusan di
bidang pelayanan kesehatan.
6. MANAJEMEN UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
Perekam medis mampu mengelola sumber daya yang tersedia di unit kerja rekam medis
untuk dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang informasi
kesehatan.

8
7. KEMITRAAN PROFESI
Perekam medis mampu berkolaborasi inter dan intra profesi yang terkait dalam pelayanan
kesehatan.

2.9 ORGANISASI PROFESI REKAM MEDIS


Organisasi profesi rekam medis di Jakarta pada tanggal 18 Februari 1989 dengan di
tandatangani oleh 31 orang deklarator. Kemudian pada tanggal 25 Februari 1989 diadakan
sosialisasi organisasi berupa temu pers dan seminar sehari. Pertemuan itu menghasilkan 16 nama
deklarator baru. PORMIKI berdiri dengan dibidani oleh Panitia Kerja Pembinaan dan
Pengembangan Sistem Pencatatan Medis Rumah Sakit (PPSPM), suatu panitia kerja dibawah
Dinas kesehatan DKI Jaya (1981-1989) yang antara lain bertugas untuk membina manajemen
rekam medis rumah sakit di Jakarta. Pendirian organisasi rekam medis ini, mendapat dorongan
penuhn dari Ketua Pengurus Besar Dokter Indonesia (PB IDI) yang ketika itu dijabat oleh dr.
Azrul Azwar, MPH serta Ketua Persatuan Sarjana Administrasi Jakarta Raya (PERSADI Jaya)
dengan ketuanya Ir. Drs. Razak Manan. Ketua umum pertama dari organisasi rekam medis ini
yang dipilih secara aklamasi adalah ketua formatur pembentukan organisasi profesi yaitu Dra.
Gemala Hatta, MRA.
Pada hari pembentukannya di Jakarta pada tanggal 18 Februari 1989, judul organisasi masih
belum ditetapkan secara resmi. Agar nantinya penerjemahan kata “Medical Record” tidak rancu,
beberapa deklarator mendatangi kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Prof. Dr.
Anton Moeljono (1989). Beliau menyarankan penerjemahan dari intilah “Medical
Record” adalah Rekam Medis dan istilah dari “Health Record” adalah Rekam Kesehatan.
Dalam pertemuan selanjutnya, beliau menyarankan kata “Perekam Medis” dan “Informasi
Kesehatan” sebagai kepanjangan dari nama organisasi. Hal ini dikaitkan dengan adanya benda
fisik (Rekam Medis) sebagai sumber data, dan proses akhir yaitu berupa Informasi Kesehatan.
Pengertian kata “Perekam Medis” adalah sebagai sarana yang digunakan untuk melakukan
rekaman medis.
Kepanjangan nama organisasi PORMIKI itu adalah tepat karena menghubungkan 2 unsur,
yakni tentang manajemen rekam medis yang dikelola oleh suatu unit kerja dengan bentuk fisik
rekam medis sebagai sumber data, serta terhadap konsep terkini yang terfokus pada informasi
kesehatan yang memanfaatkan kemudahan sarana teknologi komputer.

9
IFHRO (International Federation of Health Records Organizations) sekarang bernama
IFHIMA Juga Mendukung PORMIKI

2.10 BENTUK PELAYANAN REKAM MEDIS


a. Pelayanan RM berbasis kertas
RM Manual (paper based document)adalah RM yang berisi lembar administrasi dan
medis yang diolah ditata/ assembling dan disimpan secara manual.
b. Pelayanan RM Manual dan registrasi computer
RM berbasis komputerisasi, namun masih terbatas pada system ATD: pendaftaran
(Admission), data pasien masuk (Transfer) dan pasien keluar termasuk meninggal
(Discharge). Pengolahan masih terbatas pada system registrasi secara komputerisasi.
Sedangkan lembar administrasi dan medis yang diolah secara manual.
c. Pelayanan MIK terbatas
Pelayanan RM yang diolah menjadi informasi dan pengelolaannya secara
komputerisasi yang berjalan dalam satu system secara otomatis di unit kerja
manajemen informasi kesehatan.
D. Pelayanan Sistem Informasi terpadu (Computerized Patient Record)
RM dengan networking internal. Pelayanan RM secara komputerisasi yang berjalan
dalam satu system secara otomatis di unit kerja MIK dan telah mempunyai
networking dengan semua bagian di instalasi pelayanan kesehatan tersebut.
E. Pelayanan RME Menuju RKE
Pelayanan RM secara komputerisasi, semua pemberi pelayanan langsung mengentry
kekomputer sehingga tidak lagi menggunakan berkas RM dalam bentuk kertas
kecuali untuk hal yang terkait dengan hokum.

10
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan,
kehadiran perekam medis sangat diperlukan dalam bidang kesehatan. Rekam medis berguna
untuk menunjang tertib administrasi, tanpa di dukung suatu sistem pengelolaan rekam medis
yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi tersebut dapat berhasil.
rekam medis. Baik yang terjadi di tingkat nasional maupun internasional. Perubahan
tersebut di mulai dari perbaikan catatan kesehatan melalui standarisasi rumah sakit dan
organisasi yang telah terjadi sejak zaman dahulu kala.
Seiring berkembangnya zaman, dalam tahun-tahun belakangan ini terjadi beberapa kali
perubahan sebutan untuk orang yang melaksanakan pengelolaan rekam medis sebagaimana
perubahan nama sebutan untuk Unit Rekam Medis. Hal ini terjadi karena adanya perhatian dan
kesadaran tinggi terhadap pentingnya sistem rekam medis serta adanya suatu pemikiran tentang
pengembangan sistem informasi kesehatan yang terkomputerisasi.
Kini, kemajuan perekaman kegiatan dibidang kedokteran/kesehatan ini, tidak saja tertulis
di atas kertas, tapi telah masuk ke era elektronik seperti komputer, mikrofilm, pita suara dan lain-
lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kegiatan pelayanan Rekam Medis yang telah
dilakukan sejak zaman dulu sangat berperan dalam perkembangan dunia pengobatan.sejarah
rekam medis

11
Daftar Pustaka

Menkes RI (2008) Peraturan Menteri Kesehatan No 269 Tahun 2008 tentang rekam medis.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Menkes RI (2007) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 377 tahun 2007 tentang Kompetensi
Perkam Medis dan Informasi Kesehatan.
Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Undang-undang RI (2008) Undang – undang Republik Indonesa No 11 Tahun 2008 tentang


Informasi dan Transaksi Elektronik.
Jakarta : Undang – undang Republik Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai