Abstrak
Penomoran rekam medis yang baik dan benar pada pasien merupakan hal penting yang sangat
membantu dan berpengaruh pada pada kinerja petugas rekam medis dalam melakukan kegiatan khususnya
dibagian pendaftaran, sehingga komunikasi kerja petugas rekam medis akan semakin lancar. Tujuan penelitian
ini untuk memberikan wawasan dan gambaran tentang pemberian nomor rekam medis, masalah yang dihadapi
serta dampak yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan rekam medis terutama pada rekam medis ganda
pasien rawat jalan.
Metode yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini yaitu nomor rekam medis pasien rawat jalan selama 3
periode dengan teknik sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukan masih terjadinya nomor rekam medis ganda
pasien rawat jalan, bulan Desember 2017 dari 15.167 pasien terdapat 120 nomor rekam medis ganda dengan
persentasi 0,79%. Januari 2018 dari 15.719 pasien terdapat 116 nomor rekam medis ganda, persentasi 0.74%.
Februari 2018 dari 17.006 pasien terdapat 108 nomor rekam medis ganda, persentasi 0,64 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah rumah sakit sudah menetapkan SPO, namun belum
dilaksanakan secara optimal karena pasien tidak membawa KIB dan petugas kurang teliti, yang menimbulkan
dampak petugas kesulitan dalam pencarian nomor rekam medis pasien.
Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya petugas pendaftaran melaksanakan pelayanan
berdasarkan standar prosedur operasional (SPO) yang telah ditetapkan dalam meminimalisir kesalahan,
khususnya dalam pemberian nomor rekam medis, sebaiknya kepala rekam medis melakukan pengawasan
dan evaluasi secara rutin mengenai pemberian nomor rekam medis khususnya pada rekam medis rawat jalan
yang diadakan setiap bulan.
Abstract
Numbering medical record is good and true on patients and important thing that is very helpful
influence on the performance of medical records clerk. The purpose of this research to provide insight and
overview the provision of medical records, the problem that faced, as well as the inpact in the administration of
medical records, especccially in the medical record number doubles outpatients.
The methods used of this research to use descriptive research methods with quantitative approach.
The population of this research is medical record of outpatients number during the third peroid with a saturated
sample technique. The results of research data is still has double medical record number of outpatients, in
December 2017 of 15,167 patients there are 120 double medical record number with percentage of 0.79%.
January 2018 from 15,719 patients there were 116 double medical record number, percentage of 0.74%.
February 2018 of 17,006 patients there are 108 double medical record number, percentage of 0.64%.
The conclusions of this research that the hospital has set SOP, but has not been implemented
optimally in cousing the patient does not bring KIB and those with less rigorous, which affects the clerk difficulty
finding files on the patient so that the work done officers are rewiewing the medical record number of the last
patient used during treatment and contracting the clerk of storage to unify the dual medical record number on
the storage shelf.
Advice from the research is the registration officers should carry out service based on the standard
procedure (SOP) that have been defined in the minimize mistakes, especially in the giving of medical record
number, preferably a registration officer build bindeks notice to patients to bring KIB each time a patient comes
treatment to hospitals.
Muldiana,Ikka (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Keputusan Direktur RSUD Cibabat Nomor
Mempengaruhi Duplikasi Penomoran Rekam 445/Kep.2321/RSUDCCBT/2016 tentang
Medis Di Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta. Penetapan Buku Pedoman Rekam Medis
Universitas Esa Unggul : Jakarta Barat. RSUD Cibabat.
http://digilib.esaunggul.ac.id/analisis-faktorfaktor-
yang-mempengaruhi-duplikasi-penomoran-
rekam-medis-di-rumah-sakit-atma-jaya-
jakarta-7775.html. Diakses tgl 17 juli 2018
Menteri