Anda di halaman 1dari 28

CONTOH JUDUL PROPOSAL

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 tanhun 2009 tentang rumah sakit,

rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua

bidang dan jenis penyakit (Anonim, 2009). Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan

yang bermutu dan terjangkau kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara

berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan

pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar dan Amalia, 2004).

Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

kesehatan.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan

kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan (Siregar dan Amalia, 2004).

Di Indonesia, rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk pusat kesehatan

masyarakat (Puskesmas), terutama upaya penyembuhan dan pemulihan, sebab rumah sakit

mempunyai fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan

dan pemulihan bagi penderita, yang berarti bahwa pelayanan rumah sakit untuk penderita

rawat jalan.

dan rawat inap hanya bersifat spesialistik atau subspesialistik, sedang pelayanan yang bersifat

non spesialistik atau pelayanan dasar harus dilakukan di Puskesmas. Hal tersebut diperjelas

2
dalam keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 983/Menkes/SK/XI/1992,

tentang pedoman organisasi Rumah Sakit Umum yang menyebutkan bahwa tugas rumah

sakit mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan

(Siregar dan Amalia, 2004) .(1)

Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medis adalah berkas yang

berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan adalah tulisan yang dibuat

oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam

rangka pemberian pelayanan kesehatan dan Dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi,

dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang catatan observasi

dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan

dan rekaman elektro diagnostik. (2)

Proses penyelenggaraan rekam medis, setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan

praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.Rekam medis sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.Pembuatan

rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui pencatatan dan

pendokumentasian hasil pemeriksaan pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien.Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama,

waktu, dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan

pelayanan kesehatan secara langsung. Jika terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan

pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan.Pembetuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang

dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang

bersangkutan.(2)

3
Pengembalian berasal dari kata kembali, kembali adalah balik ke tempat atau ke keadaan

semula, sedangkan pengembalian adalah proses, cara, perbuatan mengembalikan pemulangan

atau pemulihan (Menurut Kamus Besar Indonesia). (15)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (2005) keterlambatan memiliki arti

halterlambat, keterlambatan adalah sesuatu hal yang telah lewat dari waktu yang

telahditentukan. Pengertian keterlambatan atau penundaan (delay) menurut Ervianto (2004)

adalahsebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana

kegiatansehingga menyebabkan satu atau beberapa kegiatan mengikuti menjadi tertunda atau

tidakdiselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan.(3)

Adanya keterlambatan pengembalian berkas rekam medis akan menghambat kegiatan

selanjutnya, yaitu kegiatan coding, indexing, serta kemungkinan menyebabkan hilang atau

rusaknya berkas rekam medis. Apabila hal tersebut terjadi secara berkelanjutan maka akan

menghambat penyampaian informasi kepada pimpinan rumah sakit untuk pengambilan

keputusan. Selain itu juga dapat menghambat kegiatan pelayanan berikutnya jika sewaktu-

waktu dibutuhkan untuk keperluan hukum .(4) Hal tersebut membuat peneliti tertarik

mengambil judul “ EVALUASI KETIDAKTEPATAN ATAU PENGEMBALIAN

BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI

MEDAN ”

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “

Bagaimana Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Di RSU SUNDARI MEDAN? ”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetaui proses pelaksanaan pengembalian berkas

rekam medis rawat inap di RSU SUNDARI MEDAN.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui prosedur pelaksanaan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSU

SUNDARI MEDAN.

b. Mengidentifikasi masalah yang menyebabkan ketidaktepatan atau keterlambatan

pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSU SUNDARI MEDAN.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat, baik secara praktis maupun teoritis sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh wawasan, pengetahuan dan pengalaman nyata yang

terdapat dilapanagan secara langsung dan mengetahui permasalahan yang diteliti serta

menerapkan teori yang di dapat di perguruan tinggi tentang sensus harian rawat inap.

b. Bagi Rumah Sakit

5
Dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi bagi pihak rumah sakit dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan di unit rekam medis dan pelayanan kesehatan di rumah

sakit.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang “ Evaluasi Ketidaktepatan Atau Keterlambatan Pengembalian Berkas

Rekam Medis Di RSU SUNDARI MEDAN “ belum pernah ada yang meneliti dan berikut

penelitian yang serupa yang pernah dilakukan antara lain :

1 Sayyidah Mirfat, Nurwulan Andadari, Yetty Nusaria Nawa Indah Jurnal Medicoeticolegal

dan Manajemen Rumah Sakit (2017) Tentang Faktor Penyebab Keterlambatan Pengembalian

Dokumen Rekam Medis DI RS X KABUPATEN KEDIRI.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utamaketerlambatan pengembalian DRM rawat

inap yaitu factor SDM (sumber daya manusia) seperti ketidakdisiplinanDPJP dalam pengisian

rekam medis terutama resumemedis, petugas khusus untuk mengantarkan DRM ke

bagianrekam medis tidak ada, beberapa DPJP tidak visite setiaphari sehingga advis pulang

per telepon, perawat lupamengingatkan dokter untuk mengisi resume medis dantandatangan

serta banyak dokter yang bukan merupakanhome doctor. Faktor lain tentunya juga

banyakmempengaruhi keterlambatan seperti faktor method,money, material dan machine.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan oleh Rachmani di Rumah Sakit POLRI

dan TNI Semarang bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyerahan

dokumen rekam medis (DRM) rawat inap dari bangsal ke bagian assembling. Faktor yang

mempengaruhi keterlambatan ini antara lain belum adanya protap pengembalian dokumen

rekam medis dari ruang rawat inap ke bagian assembling, tidak adanya petugas rekam medis

di ruangan yang meneliti kelengkapan dokumen rekam medis, jarak ruang rawat inap ke

ruang rekam medis yang jauh, belum lengkapnya atau tidak lengkapnya dokumen rekam

6
medis terutama tanda tangan dokter sehingga DRM rawat inap tidak dapat diserahkan dalam

waktu 2x24 jam.

2. Dra. Dwi maryani., M.SI., A.K., Andi Rosmita Ayu SEKOLAH TINGGI ILMU

EKONOMI “YKP” Jurnal ekonomi dan bisnis (2016) Tentang Analisis Dampak

Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Di RS KIA PKU MUHAMADIYAH

KOTAGEDE YOGYAKARTA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kendala yang sering terjadi dalam keterlambatan

pengembalian berkas rekam medis di RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede

YogyakartaKurangnya tenaga ahli rekam medis, sehingga sering terjadi keterlambatandalam

memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien, selain kurangnyatenaga ahli rekam medis

kendala lain yang dihadapi adalah sarana pendukungyang kurang.

3. Diah wulan suci Karya Tulis Ilmiah D3 Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA (2017) Tentang

Evaluasi Pengemballian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Di RSUD KOTA

YOGYAKARTA.

Tujuan penelitian untuk mengetahui ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis

rawat inap pada bulan januari sampai maret 2017 di RSUD kota Yogyakarta.Hasil penelitian

Pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta mengalami

keterlambatan waktu yang lebih dari 2x24 jam.Pada bulan januari - maret bangsal yang

mengalami tingkat keterlambatan tertinggi yaitu pada bangsal bougenvil. Keterlambatan

pengembalian berkas rekam medis rawat inap pada bulan Januari - Maret 2017 sebanyak

36,93% dan yang tepat waktu 63,07%. Faktor penyebab ketidaktepatan waktu pengembalian

Berkas Rekam Medis Rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta kurangnya sumber daya

manusia, ketidak tepatan dalam pengisian rekam medis.

7
4 .Sari Dwi Hastuti, Sri Sugiarsi, Tri Lestari Jurnal Kesehatan (2009) Tentang Analisis

Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Bagian

Assembling Di RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TRIWULAN 1 TAHUN

2009

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengembalian dokumen rekam medis pasien

rawat inap terdapat pihak-pihak yang terkait didalamnya yaitu dari URI, apotik, kasir,

assemblinghal tersebut belum sesuai dengan prosedur tetap.Penyebab keterlambatan

penyerahan dokumen rekam medis rawat inap dengan persentase tertinggi terdapat pada

tingkat kedisiplinan dokter dalam tanggung jawab dalam pengisian data pada dokumen rekam

medis (diagnose dan tanda tangan) yaitu sebanyak 80%. Perlu adanya peningkatan kesadaran

dan kedisiplinan petugas yang bertanggung jawab dengan sosialisasi kelengkapan data rekam

medis pada semua unit pelayanan di rumah sakit antara lain pada dokter, perawat dan petugas

assembling.

5 . Fanny Makmur Jurnal Visikes (2010) Tentang Analisa Keterlambatan Penyerahan

Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit POLRI Dan TNI SEMARANG.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden yangmenganggap

pelayanan di Unit rawat inaplebih penting daripada mengembalikan dokumen rekam medis

ke assembling ,juga tidak ada prosedur tetap yang mengatur tentang pengembalian dokumen

rekam medis dari bangsal ke assembling dan belum lengkapnya pengisian dokumen rekam

medis pada item tanda tanggan dokter,nama dokter dan kurang lengkapnya identitas pasien.

Serta jarak antara bangsal dan assembling jauh dan tidak adanya alat bantu untuk membawa

dokumen rekam medis.Hal ini yang menyebabkan terlambatnya pengembalian dokumen

rekam medis ke Assembling.

BAB II

8
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Rumah Sakit

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah

sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang

dan jenis penyakit (Anonim, 2009). Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya

guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

melaksanakan rujukan (Siregar dan Amalia, 2004).

Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

kesehatan.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan

kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan (Siregar dan Amalia, 2004). (1)

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

9
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,

tugas rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Sedangkan fungsi rumah sakit adalah sebagai berikut:

1.Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar

pelayanan rumah sakit.

2.Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang

paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3.Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. (1)

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Pemerintah diklasifikasikan menjadi:

1. RSU kelas A, yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik

luas dan subspesialistik luas.

2. RSU kelas B, yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-

kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas.

3. RSU kelas C, yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik

dasar.

4. RSU kelas D, yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar (Siregar

dan Amalia, 2004).

Rumah Sakit Umun Swasta diklasifikasikan menjadi:

10
1. RSU swasta pratama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum.

2. RSU swasta madya, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik

dalam empat cabang.

3. RSU swasta utama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik, dan

subspesialistik (Anonim, 1987). (6)

Jenis – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit

meliputi :

1. Pelayanan gawat darurat

2. Pelayanan rawat jalan

3. Pelayanan rawat inap

4. Pelayanan bedah

5. Pelayanan persalinan dan perinatologi

6. Pelayanan intensif

7. Pelayanan radiologi

8. Pelayanan laboratorium patologi klinik

9. Pelayanan rehabilitasi medik

10. Pelayanan farmasi

11. Pelayanan gizi

12. Pelayanan transfusi darah

13. Pelayanan keluarga miskin

14. Pelayanan rekam medis

15. Pengelolaan limbah

16. Pelayanan administrasi manajemen

17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah

18. Pelayanan pemulasaraan jenazah

11
19. Pelayanan laundry

20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit

21. Pencegah Pengendalian Infeksi. (7)

2.1.4Rawat Inap

Menurut American Hospital Association di tahun 1978 Rawat inap adalah suatu institusi yang

fungsi utamanya memberikan pelayanan kepada pasien untuk diagnostik dan terapi serta

berbagai penyakit dan masalah kesehatan baik yang bersifat bedah maupun non bedah. (13)

Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yangterdapat di rumah

sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsipelayanan.Kategori pasien yang masuk

rawat inap adalah pasien yang perluperawatan intensif atau observasi ketat karena

penyakitnya. Menurut Revans(2004) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap

mengalami tingkatproses transformasi, yaitu :

a. Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan kenyakinan dirawat tinggal

dirumah sakit.

b. Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakkan diagnosisnya.

c. Tahap treatment, yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukkan dalam program

perawatan dan terapi

d. Tahap Inspection, yaitu secara terus menerus diobservasi dan dibandingkan pengaruh serta

respon pasien atas pengobatan.

e. Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan. Pengobatan diubah

atau diteruskan, namun dapat juga kembali ke prosesuntuk didiagnosa ulang.

Di Ruang rawat Inap kegiatan layanan kesehatan terutama dilakukan oleh perawat.Tujuan

utamanya adalah untuk kesembuhan pasien.Dalam menjalankan tugas ini, seorang perawat

12
berkolaborasi dengan dokter untuk menjalankan intruksi dokter, baik dalam memberikan

obat, menunjang fisiotherapi pasien, merawat luka dan tindakan invasif lainnya.(14)

2.1.5 Rekam Medis

Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medis adalah berkas yang

berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.(2)

Definisi Rekam Medis Menurut Edna K Huffman Rekam Medis adalab berkas yang

menyatakan siapa,apa,mengapa,dimana,kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleb

seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan. Definisi Rekam Medis Menurut

Gemala Hatta Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan

riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang

ditulis oleb para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan

kepada pasien. Permenkes No. 749a/Menkes!Per/XII/1989 Menurut Waters dan Murphy

Rekam Medis adalah Kompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan pasien

selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan”. (5)

2.1.6Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya

peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit (8).

Menurut Hatta 2009 Tujuan rekam medis dibagi dalam dua kelompok besar yaitu tujuan

primer dan tujuan sekunder.

13
1 . Tujuan Primer

Tujuan Primer Tujuan primer ditunjukan kedapa hal yang paling berhubungan langsung

dengan pelayana pasien. Tujuan primer terbagi dalam beberapa kepentingan ,yaitu:

a. Untuk kepentingan pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang mampu

membenarkan adanya pasein dengan identitas yang jelas dan telah mendapatkan berbagai

pemeriksaan dan pengobatan di sarana pelayanan kesehatan dengan segala hasil serta

konsekuensi biayanya.

b. Untuk kepentingan pelayanan pasien, rekam medis mendokumentasi pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang bekerja dalam

berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Untuk kepentingan manejemen pelayanan, rekam medis yang lengkap memuat segala

aktivitas yang terjadi dalam manejemen pelayanan sehingga digunakan dalam

menganalisa berbagai penyakit, meyusun pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi

mutu pelayanan yang diberikan.

d. Untuk kepentingan menunjang pelayanan,rekam medis yang rinci akan mampu

menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber- sumber. (9)

e. Untuk kepentingan pembiayaan, rekam Kesehatan yang akurat mencatat segala

pemberian pelayanan kesehatan yang diterima pasien, Informasi ini menentukan

besarnya pembayaran yang harus dibayar, baik secara tunai atau melalui asuransi. (10)

2. Tujuan Sekunder

Tujuan sekunder rekam medis ditujukan kepada hal yang berkaitan dengan lingkungan

seputar pelayanan pasien namun tidak berhubugan langsung secara spesifik, yaitu untuk

kepentingan edukasi, riset, peraturan dan pembuatan kebijakan Tata kerja rekam medis

14
bertujuan untuk terlaksanakannya peraturan kegiatan rekam medis dengan cepat dan

benar.(9)

2.1.7Kegunaan Rekam Medis

Dibawah ini beberapa kegunaan rekam medis menurut Depkes RI, 1997 :

1. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan ahlinya yag ikut ambil bagian di dalam

memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada pasien.

2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan

kepada seorang pasien.

3. Sebagai bukti tertulis atas semua tindakan pelayanan, pertimbangan penyakit dan

pengobatan selama pasien berkunjung dirawat di rumah sakit.

4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas

pelayanan yang diberikan kepada pasien.

5. Melindungi kepentingan hukum pada pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga

kesehatan lainnya.

6. Sumber informasi dari pasien yang berobat ke rumah sakit untuk keperluan pengobatan

dan pemiliharaan kesehatan pasien.

7. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian dan pendidikan.

8. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien dan

Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung

jawaban dan laporan. (11).

15
Menurut Depkes RI, 1997 Kengunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara

lain :

1. Aspek Administrasi, isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung

jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2. Aspek Medis, catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka

mempertahankan serat meningkat mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis,

manejemen risiko klinis serta keamanan pasien dan kendali biaya.

3. Aspek Hukum, isinaya menyangkut masalah adanya jaminan hukum atas dasar keadilan,

dalam rangka usaha menegakkan keadilan, rekam medis adalah milik dokter dan rumah

sakit sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien, pemeriksaa, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang

dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku

UU praktik kedokteran RI No. 29 tahun 2004.

4. Aspek Keuangan, isinya mengandung data atau informasi yang dipergunakan sebagai

aspek keuangan.

5. Aspek Penelitian, isinya menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai

aspek penalitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

6. Aspek Pendidikan, isinya menyagkut data atau informasi tentang perkembangan kronolgi

dan kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat

dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran di bidang profesi pendidikan

kesehatan

7. Aspek Dokumentasi, isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan

dan dipakai sebagai bahan untuk pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. (11)

16
2.1.8Manfaat Rekam Medis

Permenkes no. 749 a tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam Medis memiliki 5 manfaat

yaitu:

1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.

2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum

3. Bahan untuk kepentingan penelitian

4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan

5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.(12)

2.1.9 Mutu Rekam Medis

Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008, syarat rekam medis yang

bermutuadalah :

1) kelengkapan isian rekam medis

2) akurat : adalah ketepatan catatan rekam medis

3) tepat waktu : pencatatan berkas rekam medis harus teliti dan setelah pasien pulang

harusdikembalikan ke seksi rekam medik tepat waktu sesuai dengan peraturan yang ada

4) memenuhipersyaratan aspek hukum.(16)

2.1.10 Sistem Pengolahan Rekam Medis

Sistem pengolahan yang ada di rekam medis terdiri dari :

a. Assembling

Bagian Assemblingyaitu salah satu bagian di unit rekam medis yang berfungsi sebagai

peneliti kelengkapan isi dan perakitan dokumen rekam medis sebelum disimpan.

17
b. Koding

Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka atau

kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data.

c. Indeks

Indexing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke dalam indeks-

indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi).

d. Filing

Filing merupakan suatu ruangan di unit rekam medis yang bertanggung jawab terhadap

penyimpanan retensi dan pemusnahan dokumen rekam medis.Selain itu filing juga

menyediakan dokumen rekam medis yang telah lengkap isinya sehingga dapat memudahkan

penggunaan mencari informasi sewaktu-waktu.

e. Analising dan Reporting

Analising dan Reporting merupakan Unit Rekam Medis yang berfungsi sebagai penganalisis

dan pelapor dalam sistem pelayanan rekam medis, sebagai penganalisis semua data rekam

medis yang masuk ke Unit Rekam Medis untuk diolah menjadi informasi yang disajikan

dalam laporan guna pengambilan keputusan manajemen dirumah sakit.(17)

2.1.11 Pengembalian Berkas Rekam Medis

Pengembalian berasal dari kata kembali, kembali adalah balik ke tempat atau ke keadaan

semula, sedangkan pengembalian adalah proses, cara, perbuatan mengembalikan pemulangan

atau pemulihan (Menurut Kamus Besar Indonesia). (15)

Menurut dirgen yanmed (1997;108) seorang yang menerima dan meminjam rekam medis

berkewajiban untuk mengembalikan dalam keadaan baik dan tepat waktu 2×24 jam setelah

pasien keluar dari rumah sakit. (18)

18
2.1.12 Pengertian ketidaktepatan atau Keterlambatan

Ketidaktepatanadalah ungkapan yang diperkenalkan pada tahun 1906 oleh politisi Inggris

Winston Churchill.Ini digunakan sebagai eufemisme yang berartikebohongan , tidak benar

atau secara substansial benar tetapi secara teknis tidak akurat.(25)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (2005) keterlambatan memiliki arti

halterlambat, keterlambatan adalah sesuatu hal yang telah lewat dari waktu yang

telahditentukan. Pengertian keterlambatan atau penundaan (delay) menurut Ervianto (2004)

adalahsebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana

kegiatansehingga menyebabkan satu atau beberapa kegiatan mengikuti menjadi tertunda atau

tidakdiselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan.(3)

2.1.13 Prosedur

Menurut Muhammad Ali (2000 : 325) “Prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan

suatu pekerjaan”,Menurut Amin Widjaja (1995 : 83) “Prosedur adalah sekumpulan bagian

yang saling berkaitan misalnya : orang, jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara

yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan

menurut proses tertentu”.

Sedangkan menurut Kamaruddin (1992 : 836 – 837) “Prosedur pada dasarnya adalah suatu

susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-

prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu

organisasi”.

Sedangkan pengertian prosedur menurut Ismail masya (1994 : 74) mengatakan bahwa

“Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan

urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang

dilaksanakan berulang-ulang”.

19
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan

prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan

urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.(19)

Prosedur pengembalian berkas rekam medis meliputi :

1. Petugas rekam medis menerima berkas rekam medisdari petugas rawat inap.

2. Memeriksa kelangkapan isi berkas rekam medis, apabilatidak lengkap berkas tersebut

dikembalikan keruangrawat inap untuk dilengkapi.

3. Menulis dibuku ekspedisi penerimaan berkas rekammedis rawat inap antara lain: tanggal

masuk, dan tanggalpulang, nomor rekam medis, nama pasien, nama ruangan rawat inap,

diagnosa, nama dokter.

4. Petugas rekam medis tandatangan dibuku ekspedisipengembalian berkas rekam medis.

5. Petugas rekam medis merapikan berkas rekam medis.(20)

2.1.14 Dampak atau Resiko Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis

Adanya keterlambatan pengembalian berkas rekam medis akan menghambat kegiatan

selanjutnya, yaitu kegiatan coding, indexing, serta kemungkinan menyebabkan hilang atau

rusaknya berkas rekam medis. Apabila hal tersebut terjadi secara berkelanjutan maka akan

menghambat penyampaian informasi kepada pimpinan rumah sakit untuk pengambilan

keputusan. Selain itu juga dapat menghambat kegiatan pelayanan berikutnya jika sewaktu-

waktu dibutuhkan untuk keperluan hukum.(4) Dan karena itu saya ingin meneliti tentang

keterlambatan pengembalian atau pemulangan berkas rekam medis di RSU Sundari Medan.

20
2.1.13 Kerangka Konsep

PRAMU BANGSAL

BRM

BRM Tidak

Tepat Waktu

Analisis dan assembling

BRM Tepat Waktu

Coding

Index

Pelaporan

Filing

Gambar 1.1 kerangka konsep

Keterangan :

= Yang diteliti

21
2.2 Pertanyaan Penelitian/ Hipotesis

1. Bagaimana proses pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSU SUNDARI

MEDAN?

2. Apakah pelaksanaan pengembalian berkas rekam medis sesua dengan prosedur yang

berlaku di RSU SUNDARI MEDAN?

3. Apakah ada berkas rekam medis yang tidak tepat waktu atau terlambat dalam

pengembalian di RSU SUNDARI MEDAN?

22
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang / jasa.Penelitian

kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari suatu fenomena social atau suatu lingkungan

social yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu.

Denzin dan Lincoln (Moleong, 2007:5), menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena

yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode. Sedangkan Menurut

Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah

data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara , catatan lapangan, gambar, foto

rekaman video dan lain-lain.

Dalam penelita kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang

dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi

kehidupan nyata.( Patton dalam Poerwandari, 1998).(21)

23
2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Cross

Sectional.Jenis penelitian ini berusaha mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara

faktor-faktor risiko dengan dampak atau efeknya. Faktor risiko dan dampak atau efeknya

diobservasi pada saat yang sama, artinya setiap subyek penelitian diobservasi hanya satu kali

saja dan faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau status pada saat

observasi.(22)

3.2 Populasi, Sampel, Dan Subyek Penelitian

1. Populasi penelitian

Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:80).(24). Dan

yang menjadi populasi penelitian ini adalah perawat ruang rawat inap yang melakukan

pelaksanaan pengisian berkas rekam medis pasien.

2. Sampel penelitian

Sampelmerupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan

tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat

atau ciri yang dimiliki populasi.(24).

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, missal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan

mengambil sampel dari populasi itu. apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan

24
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representative (Sugiyono,2011).(24)

3.3 Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian evaluasi ketidaktepatan atau keterlambatan

pengembalian berkas rekam medis rawat inap yaitu dengan menggunakan buku

catatan,pulpen,dan recorder sebagai alat dan juga buku ekspedisi,sop dan sumber daya

manusia sebagai pedoman dan bahan penelitian.

3.4 Metode Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

penelitian kualitatif, sumber data primer yaitu mewawancarai petugas rekam medis dan

perawat ruangan rawat inap dan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah catatan

dari buku ekspedisi pengembalian berkas rekam medis. Teknik pengumpulan data juga lebih

menggunakan daftar wawancara dan observasi.

3.5 Metode Pengolahan dan analisa data

Analisis data adalah sebuah proses untuk memeriksa, membersihkan, mengubah, dan

membuat pemodelan data dengan maksud untuk menemukan informasi yang bermanfaat

sehingga dapat memberikan petunjuk bagi peneliti untuk mengambil keputusan terhadap

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pada penelitian dengan pendekatan kualitatif, fokus

masalah penelitian menuntut peneliti melakukan pengkajian secara sistematik, mendalam,

dan bermakna sebagaimana ditegaskan oleh Burgess berikut ini. “Dalam penelitian kualitatif,

semua investigator atau peneliti memfokuskan diri pada permasalahan yang dikaji, dengan

dipandu oleh kerangka konseptual atau teoritis” (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 262).

25
Data penelitian yang dikumpulkan bersifat deskriptif.Peneliti mengumpulkan data dan

mencatat fenomena yang terkait langsung atau tidak langsung dengan fokus penelitian.

Karakteristik ini berimplikasi pada data yang terkumpul, yaitu cenderung berupa kata-kata

atau uraian deskriptif, tanpa mengabaikan data berbentuk angka-angka.(23)

3.6 Alur Penelitian

1. Pada tahap persiapan, dilakukan studi pendahuluan untuk mengajukan Proposal penelitian

kepada Dosen pembimbing.

2. Lalu mengidentifikasi, memilih dan merumuskan permasalahan yang ada.

3. Membuatan kerangka konsep, merumuskan hipotesis dan mengembangkan teori serta

metode penelitian yang akan dilakukan, selanjutnya akan maju untuk melakukan seminar

proposal, lalu mencari data yang dibutuhkan penelitian.

4. Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan melakukan pembahasan dan menarik hasil

keimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.scribd.com/user/21011763/Krisvinia-A-Prev-671. Defenisi Rumah Sakit

2. Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008. Tentang Rekam Medis

3. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/pwk/article/viewFile/7634/6288. Tentang

Keterlambatan

4. http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/72012. Tentang Dampak keterlambatan

pengembalian berkas rekam medis

5. https://blog.ugm.ac.id/2010/09/24/definisi-rekam-medis/

6. http://www.apoteksejati24.online/2011/06/rumah-sakit-hospital.html. Tentang klasifikasi

rumah sakit.

7. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor:129/Menkes/SK/II/2008. Tentang Standar

Pelayanan Minimal RS.

8. Menurut Depkes RI 2006 Tentang Tujuan Rekam Medis

9. https://text-id.123dok.com/document/6zkv78emq-kerangka-teori-1-pengertian-rekam-

medis.html tentang tujuan rekam medis

10. http://www.enrymazni.com/2011/04/tujuan-rekam-kesehatan.html tentang tujuan rekam medis

11. Menurut Depkes RI, 1997 : Tentang kegunaan rekam medis

12. http://tarunapratamafitra.blogspot.com/2012/10/manfaat-rekam-medis.html

13. Menurut American Hospital Association 1978 tentang Rawat Inap

14. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:5qr8T50qoLoJ:lib.ui.ac.id/file%3

Ffile%3Ddigital/20308126-T%252031679-Analisis%2520lama-

full%2520text.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

15. Menurut Kamus Besar Indonesia Tentang Pengembalian Rekam Medis

16. Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Mutu Rekam Medis

27
17. http://lilikanggar.blogspot.com/2013/07/alur-dan-prosedur-rekam-medis.html
,Tentang sistem pengolahan rekam medis

18. Menurut dirgen yanmed (1997;108) Tentang ketentuan pengembalian rekam medis
rawat inap

19. https://necel.wordpress.com/2009/06/28/pengertian-prosedur/

20. https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-179-
LAMPIRAN%204%20_SPO%20PENGEMBALIAN_.pdf

21. https://readwansyah.wordpress.com/2010/10/09/penelitian-kuantitatif-dan-
kualitatif/

22. http://erlynafkmundip.blogspot.com/ Tentang rancangan atau Desain penelitian

23. https://www.statistikian.com/2012/10/rancangan-analisa-data.html Tentang analisis


data

24. https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dan-sampel-
dalam-penelitian/ Tentang populasi dan sampel

25. https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Terminologic
al_inexactitude&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp

28

Anda mungkin juga menyukai